Pada alat ukur berupa skala untuk mengetahui gambaran stres kerja yang dialami oleh karyawan secara kuantitatif dengan menggunakan 3 pembagian simtom
stres kerja yang terdapat pada teori Rice 1987 dan Schuller 1980, yakni : 1. Simtom psikologis
2. Simtom prilaku 3. Simtom fisik
Alasan digunakannya alat ukur skala didasarkan atas asumsi :
1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
2. Interpretasi subjek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti adalah
sama dengan pemahaman dan interpretasi peneliti.
3. Pernyataan atau tanggapan yang diberikan subjek adalah benar, jujur serta dapat
dipercaya Hadi, 2000.
Skala ini dikembangkan oleh peneliti berdasarkan 3 pembagian dari simtom stres kerja. Skala ini memiliki sebagian pernyataan mendukung favorable dan
sebagian tidak mendukung unfavorable. Jumlah keseluruhan item dalam skala adalah 50 item.
Alat ukut ini menggunakan skala interval, dengan aitem-aitem yang disusun dengan penskalaan model Likert, yang mana setiap aitem memiliki tiga kemungkinan
jawaban subjek yang bergerak dari nilai nol sampai dengan dua, yaitu setuju S, netral N dan tidak setuju TS.
Universitas Sumatera Utara
Aitem favorable memiliki jawaban “Setuju” akan diberi skor 2 demikian
seterusnya sampai jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 0. Untuk jawaban unfavorable, jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 2 dan seterusnya sampai jawaban “Setuju” diberi
skor 0. Penilaian skala gambaran stres kerja pada karyawan PT. X yang mengalami decline stage dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Cara Penilaian Gambaran Stres Kerja pada Karyawan PT. X yang Mengalami Decline Stage
Bentuk Pertanyaan Skor
1 2
Favorable TS
N S
Unfavorable S
N TS
Skor total yang akan menunjukkan tinggi rendahnya gambaran stres kerja pada karyawan PT. X yang mengalami decline stage. Semakin tinggi skor yang
dicapai maka semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan PT. X yang mengalami decline stage. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dicapai maka
semakin rendah pula stres kerja yang dialami karyawan PT. X yang mengalami decline stage. Pengklasifikasian tinggi rendahnya gambaran kerja yang dialami
Universitas Sumatera Utara
karyawan pada PT. X yang mengalami decline stage dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi dengan metode SPSS 17.0 for Windows dan kemudian membuat
rentang sebanyak 3 klasifikasi yaitu rendah, sedang dan tinggi berdasarkan rumus kategori :
Rendah : x µ - 1.
σ
Sedang : µ -1.
σ ≤ x ≤ µ + 1. σ
Tinggi : µ + 1.
σ ≤ x
Distribusi aitem-aitem skala yang akan digunakan dalam uji coba alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Blue Print Distribusi Aitem Skala Gambaran Stres Kerja pada Karyawan PT. X yang Mengalami Decline Stage
No. Komponen Item
Jumlah Bobot Favorable
Unfavorable
1. Simtom prilaku
1, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12,
14, 17, 19, 22, 23, 24,
25, 31, 34, 36, 38, 40,
43, 44. 18, 28, 30
25 50
2. Simtom psikologis 2, 7, 13, 16,
21, 27, 29, 33, 35, 39,
42, 46, 47, 49
50 15
30
Universitas Sumatera Utara
3. Simtom Fisik 5, 9, 15, 20,
26, 32, 41, 48
37, 45 10
20
Jumlah 44
6 50
100
Skala dalam penelitian ini diproses dengan uji bahasa terlebih dahulu pada 30 ex-karyawan PT. X sebelum melaksanakan try out terpakai untuk mengetahui kualitas
bahasa dari aitem-aitem sebelum digunakan pada penelitian yang sesungguhnya try out terpakai. Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukan oleh koefisiensi korelasi
yang tinggi, yaitu korelasi antara masing-masing item dengan item total.
Selain aitem-aitem tersebut, di dalam alat ukur juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas diri meliputi nama, jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, divisi kerja, masa kerja, dan golongan gaji. Identitas ini nantinya akan dikaitkan dengan skor total stres kerja sebagai faktor demografis dari stres kerja
sebagaimana tertera di pertanyaan penelitian. Selama data kuantitatif berupa skala diberikan, peneliti terus melakukan
pengumpulan data kualitatif yakni melalui wawancara dengan pihak perusahaan mengenai keadaan perusahaan, mengingat kondisi perusahaan yang sangat tidak
stabil dan dibutuhkan perhatian serta pengawasan yang ketat untuk dapat terus menerus mendapatkan data terbaru. Setelah skala terkumpul, peneliti melakukan
analisa data kuantitatif berupa data statistik dan terus melakukan wawancara sebagai
Universitas Sumatera Utara
data kualitatif. Hal ini dilakukan untuk dapat membantu analisa hasil penelitian dengan menjelaskan fenomena yang terjadi.
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA