17
2.3. Linkage
Linkage merupakan penghubung satu kawasan dengan kawasan lain. Linkage terbagi dalam linkage visual dan struktural. Linkage visual merupakan
dua atau lebih unsur kota dihubungkan menjadi satu kesatuan secara visual. Elemen linkage visual terdiri dari garis, koridor, sisi, sumbu, dan irama.
Linkage struktural
merupakan hubungan
dua daerah
dengan mengutamakan satu daerah. Elemen dari linkage ini berupa tambahan,
sambungan, dan tembusan.
2.4. Ruang Terbuka 2.4.1. Pengertian Ruang Terbuka
Ruang umum yang merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai pola. Ruang umum adalah tempat yang timbul karena kebutuhan akan tempat-
tempat pertemuan bersama. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak maka kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di
ruang terbuka publik atau dapat dikatakan pula bahwa ruang terbuka pada dasarnya merupakan suatu wadah yang menampung aktivitas tertentu dari warga
lingkungan tersebut baik secara individu atau secara kelompok. Bentuk ruang terbuka tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Menurut sifatnya ruang umum terbagi dua: 1.
Ruang umum tertutup; yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu bangunan.
2. Ruang umum terbuka; yaitu ruang umum di luar bangunan.
Universitas Sumatera Utara
18
Pengertian dan batasan ruang terbuka publik adalah: Bentuk dasar ruang terbuka di luar bangunan.
Yang dapat digunakan oleh publik Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan.
2.4.2. Jenis-jenis Ruang Terbuka
Menurut Ian C. Laurit, ruang terbuka dalam lingkungan hidup yaitu lingkungan alam dan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi; yaitu berupa hutan, pertanian,
produksi mineral, peternakan, perikanan, dan lain lain. 2.
Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan manusia; misalnya cagar alam berupa hutan, kehidupan lautair, daerah budaya dan
bersejarah. 3.
Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan, yaitu antara lain:
a. Untuk melindungi kualitas air tanah
b. Pengaturan, pembuangan air, sampah, dan lain-lain
c. Memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara
d. Rekreasi, taman lingkungan, taman kota, dan lain-lain
Ditinjau dari kegiatannya, ruang terbuka terbagi dua, yaitu: 1.
Ruang terbuka aktif; yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan di dalamnya, antara lain bermain, olah raga, upacara, berkomunikasi,
Universitas Sumatera Utara
19
dan jalan-jalan. Ruang ini dapat berupa lapangan olah raga, tempat bermain, penghijauan di tepi sungai sebagai tempat rekreasi, dan lain-lain.
2. Ruang terbuka pasif; yaitu ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung
kegiatan manusia, antara lain berupa penghijauantaman sebagai sumber pengudaraan lingkungan, penghijauan sebagai jarak terhadap rel kereta api, dan
lain-lain. Menurut Rob Rmer ditinjau dari bentuknya ruang terbuka terbagi dua:
1. Berbentuk memanjang; pada ruang terbuka berbentuk memanjang umumnya
hanya mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, seperti jalanan, sungai, dan lain-lain.
2. Berbentuk mencuat; ruang terbuka ini mempunyai batas-batas di sekelilingnya,
misalnya lapangan, bundaran, dan lain-lain.
2.4.3. Fungsi Ruang Terbuka
Tempat bermain, berolah raga. Tempat bersantai.
Tempat komunikasi sosial. Tempat peralihantempat menunggu.
Menghasilkan udara segar. Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.
Sebagai pembatasjarak di antara massa bangunan.
2.5. Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
20
Berdasarkan kajian pustaka variabel atau kriteria aksesibilitas terhadap ruang terbuka terdapat pada tabel 2.4. Ruang terbuka yang dimaksud termasuk
dalam ruang terbuka lingkungan dan ruang terbuka aktif.
Tabel 2.4 Kriteria aksesibilitas pedestrian terhadap ruang terbuka Kriteria
Aksesibilitas Perlengkapan
Mode Efek Pedestrian
Sepeda Keamanan
Pencahayaan √
√ Lebar jalan
√ √
Kondisi trotoar √
Sampah di jalan √
√ Jalur kesinambungan
sepeda √
Lebar jalur sepeda √
√ Kesinambungan
trotoar √
√
Kemudahan Hubungan ke tempat
lain √
√
Kenyamanan Area teduh pada pedestrian
√
Estetika Pemandangan lanskap
√ √
Signage √
√
Universitas Sumatera Utara
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan metodenya penelitian dibedakan menjadi 5 jenis Sinulingga, 2011, yaitu penelitian historis historical research, penelitian deskriptif
descriptive research, penelitian eksperimen experimental research, penelitian tindakan action research, dan grounded research. Berdasarkan jenis-jenis
penelitian tersebut, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Dengan melakukan
penelitian ini akan didapat kualitas aksesibilitas pedestrian ruang terbuka publik di perumahan secara objektif teori dan subjektif berdasarkan persepsi masyarakat.
Berdasarkan metodologinya penelitian terbagi dua, yaitu metodologi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metodologi penelitian kuantitatif
merupakan metode penelitian yang berdasarkan positivisme, yaitu fenomena yang tetap, konkrit, dan terukur. Penelitian ini digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu dengan memakai alat pengumpulan data. Metodologi penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yaitu menghasilkan data
deskriptif dari orang dan perilaku yang terjadi pada akses menuju ruang terbuka. Data-data yang diperlukan diperoleh dengan melakukan interview, membagikan
Universitas Sumatera Utara