Analisis Yuridis kasus Wanprestasi perusahaan Sarijaya Permana Sekuritas.

C. Analisis Yuridis kasus Wanprestasi perusahaan Sarijaya Permana Sekuritas.

Pada awal tahun 2009, dunia bursa Indonesia dicengangkan oleh kasus penggelapan dan penyalahgunaan dana nasabah oleh direksi PT. Sarijaya Permana Sekuritas. Terdakwa Herman Ramli yang merupakan komisaris dan dua Direksi PT Sarijaya Permana Sekuritas dianggap penuntut umum telah melakukan tindak pidana penggelapanpenipuan, dan pencucian uang. Akibat ulah ketiga terdakwa, 13.074 nasabah menderita kerugian sebesar Rp. 235,6 milyar. Berikut kronologis kasus tersebut: 109 1 Berawal dari perbuatan Herman yang secara bertahap memerintahkan stafnya, Setya Ananda, untuk mencari nasabah nominee pada tahun 2002. Sampai tahun 2008, sudah terhimpun 17 nasabah nominee yang sebagian besar adalah pegawai grup perusahaan Sarijaya. Kemudian, dibukakanlah rekening untuk ketujuhbelas nasabah nominee ini. 2 Rekening itu digunakan Herman untuk melakukan transaksi jualbeli saham di bursa efek. Namun, karena dana dalam rekening 17 nasabah nominee ini tidak mencukupi untuk melakukan transaksi, maka Herman meminta Lanny Setiono salah satu staf PT Sarijaya Permana Sekuritas untuk menaikkan batas transaksi atau Trading Available TA. Lalu, Lanny menindak-lanjutinya dengan memerintahkan bagian informasi dan 109 Damianus Herman Renjaan SH, Tinjauan Yuridis Kasus PT Sarijaya, MH.,http: damianus-renjaan.blogspot.com201003tinjauan-yuridis-kasus-pt-sarijaya.html, terakhir diakses tanggal 15 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara teknologi IT untuk memproses kenaikan TA 17 nasabah nominee tersebut. 3 Namun, untuk menaikkan TA, sebelumnya harus mendapat persetujuan dari para direksi Sarijaya, yaitu Teguh, Zulfian, dan Yusuf Ramli selaku Direktur Utama Sarijaya. Walau mengetahui dana yang terdapat pada rekening ketujubelas nasabah nominee tidak mencukupi, para direksi tetap memberikan persetujuan untuk menaikkan TA. Sehingga, Herman dapat melakukan transaksi jualbeli saham di bursa efek. Padahal, transaksi yang dilakukan Herman, tanpa sepengetahuan atau order dari para nasabah. 4 Selama kurang lebih enam tahun, Herman melakukan transaksi jualbeli saham dengan menggunakan rekening ketujuhbelas nasabah nominee. Dan untuk membayar transaksi itu, Herman medebet dana 13074 nasabah yang tersimpan di main account Sarijaya. 5 Pada tanggal 12 Desember 2008, krisis global berdampak pada bursa Indonesia, banyak saham yang kolaps. Direksi Sarijaya menyampaikan surat kepada BEI mengalami kesulitan likuiditas 17 rekening senilai Rp 235 milyar. 6 Pada tanggal 19 Desember 2008, Herman Rami dianggap tidak memiliki itikad baik dan Bapepam-LK melakukan upaya pencegahan agar komisaris utama Sarijaya itu dapat diamankan. Hasil pemetaan permasalahan oleh Bapepam-LK mendapatkan fakta bahwa Herman Ramli diduga melakukan tindak pidana dan melakukan penyimpangan. Sebagai pemegang saham dan komisaris, Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan Universitas Sumatera Utara itu. Tetapi, Herman Ramli ternyata memiliki akses agar dana nasabah bisa dipindahkan. 7 Apabila diakumulasikan, pemilik 60 persen saham perusahaan sekuritas Sarijaya ini telah mempergunakan dana sekitar Rp214,4 miliar, termasuk di dalamnya modal perusahaan sebesar Rp5,77 miliar. Oleh karena itu, Herman dianggap telah melakukan tindak pidana penggelapanpenipuan, dan pencucian uang yang merugikan 13074 nasabah Sarijaya sekitar Rp235,6 miliar. 8 Pada tanggal 24 Desember 2008, Herman Ramli diamankan Bareskrim Mabes Polri. 9 Pada tanggal 28 Desember 2008 PT. Sarijaya melaporkan kepada otoritas bursa dan meminta bantuan karena nasabah mulai menarik dana. Kasus Sarijaya sudah didengar nasabah. Manajemen mengaku memerlukan dana segar. Dalam pernyataan tersebut, Herman Ramli juga bersedia menjamin saham- saham yang dimilikinya. 10 Pada tanggal 5 Januari 2008, Ketua Bapepam-LK mengundang anggota bursa AB untuk membahas masalah Sarijaya, terutama guna mencari jalan keluar. Dalam rapat dibahas beberapa opsi antara lain, apakah anggota bursa bersedia membantu kebutuhan dana Sarijaya, atau apakah ada dana talangan. 11 Pada tanggal 6 Januari 2009 BEI menghentikan sementara suspend aktivitas perdagangan Sarijaya. Universitas Sumatera Utara 12 Pada tanggal 9 Januari 2009 Bapepam-LK menggelar konferensi pers untuk menjelaskan masalah yang menimpa Sarijaya. 13 Tanggal 12 Januari 2009 hingga 16 Januari 2009 merupakan rentang waktu nasabah Sarijaya melakukan klaim. 14 Pada tanggal 13 Januari 2009 diadakan Rapat Bapepam-LK dan SRO Self Regulatory Organization membahas verifikasi rekening nasabah. Pada saat bersamaan, dua direksi diamankan Bareskrim Mabes Polri. 15 Pada pukul 10.30 WIB tanggal 14 Januari 2009, manajemen Sarijaya mendatangi Bapepam-LK meminta arahan mengingat direksi Sarijaya sudah diamankan. Dari Kasus Posisi diatas maka adapun fakta hukum yang bisa disimpulkan yakni : 1 Adanya 17 Rekenening Fiktif yang terdapat di PT. Sarijaya Permana Sekuritas 2 17 Rekening Fiktif itu dibuka oleh Herman Ramli sebagai Komisaris PT Sarijaya Permana Sekuritas dan sebagai pemegang saham terbesar 3 Dana yang dimasukan dalam 17 rekening fiktif itu berasal dari dana nasabah PT Sarijaya Permana Sekuritas dengan cara mendebet 13074 rekening nasabah 4 Adanya perintah dari Herman Ramli kepada stafnya untuk menaikkan batas transaksi agar bisa melakukan transaksi 5 Adanya persetujuan dari direksi untuk menaikkan batas tarnsaksi tersebut Universitas Sumatera Utara Permasalahan yang muncul dalam kasus PT Sarjaya Permana Sekuritas ini yakni bahwa oleh BAPEPAM-LK dianggap sebagai kejahatan Pidana Umum dan bukan kejahatan pasar modal sehingga kasus ini diserahkan kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan. Dari kenyataan diatas maka alangkah baiknya jika permasalahan PT Sarijaya Permana Sekuritas ini ditinjau dari sudut pandang Undang-Undang Pasar Modal khususnya yang menyangkut Kejahatan Pasar Modal. Seperti diutarakan sebelumnya bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 telah menggariskan jenis-jenis tindak pidana dibidang pasar modal, seperti penipuan, manipulasi pasar, dan perdagangan orang dalam. Selain menetapkan jenis-jenis tindak pidana dibidang pasar modal, Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 juga menetapkan sanksi pidana denda dan penjarakurungan bagi para pelaku dengan jumlah atau waktu yang bervariasi. Dari beberapa jenis kejahatan pasar modal sebagaimana diutarakan diatas maka jika dihubungkan dengan kasus yang dialami oleh PT Sarijaya Permana Sekuritas maka akan lebih mengarah ke kejahatan pasar modal yang berupa penipuan sebagaimana diatur dalam pasal 90 Undang-Undang nomor 8 Tahun 1995 yang isinya atara lain : Dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung: 1 menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apa pun; 2 turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; dan Universitas Sumatera Utara 3 membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek. Namun seperti kita ketahui dalam sistem pembuktian pidana maka suatu kejahatan atau tindak pidana dapat terbukti jika memenuhi unsur-unsur pidana , selain itu mengingat apabila dikaji, pasal ini merupakan delik materiil maka perlu untuk dijelaskan unsur-unsur pidana yang terkandung dalam pasal 90 UUPM tersebut. Ada beberapa unsur dalam pasal 90 diatas yakni : 1 Unsur Kegiatan Perdagangan Efek Dalam penjelasan pasal 90 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “kegiatan perdagangan Efek” dalam Pasal ini adalah kegiatan yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan Efek yang terjadi dalam rangka Penawaran Umum, atau terjadi di Bursa Efek, maupun kegiatan penawaran, pembelian dan atau penjualan Efek di luar Bursa Efek atas Efek Emiten atau Perusahaan Publik 2 Unsur Setiap Pihak Yang dimaksud dengan pihak dalam undang-undang pasar modal khususnya pasal 1 angka 23 yakni orang perseorangan, perusahaan usaha bersama, asosiasi atau keompok terorganisasi. Universitas Sumatera Utara 3 Unsur menipu atau mengelabui pihak lain Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Pasal 378 tentang penipuan, disebutkan bahwa penipuan adalah tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara: a Melawan hukum; b Memakai nama palsu atau martabat palsu; c Tipu muslihat; d Rangkaian kebohongan; e Membujuk orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang. Selain pengertian penipuan dalam pasal 378 KUHP, adapun oleh beberapa ahli yang memberikan pendapatnya bahwa yang dimaksud dengan penipuan di bidang pasar modal yakni sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c yakni membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. 4 Unsur dengan menggunakan cara atau sarana apapun Cara yang dimaksudkan jalan untuk melakukan sesuatu sedangkan sarana yang dimaksudkan yakni segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat dl mencapai maksud atau tujuan Universitas Sumatera Utara Dari unsur-unsur pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 90 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 maka akan kita analisa lebih lanjut dihubungkan dengan fakta hukum yang terdapat dalam kasus PT Sarijaya Permana Sekuritas yakni : 110 1 Unsur Kegiatan Perdagangan Efek Unsur kegiatan perdagangan efek yang terjadi dalam kasus PT Sarijaya Permana Sekuritas yakni Tindakan Herman Remli sebagai komisaris PT Sarijaya Permana Sekuritas yang melakukan transaksi efek baik penjualan maupun pembelian efek dengan menggunakan dana nasabah yang didebet dalam 17 rekening fiktif. Dengan demikian unsur kegiatan perdagangan efek telah terbukti. 2 Unsur setiap pihak Unsur setiap pihak yang dimaksudkan dalam kasus ini yakni Herman Ramli sebagai orang perorangan, dengan demikian unsur setiap pihak telah terbukti 3 Unsur menipu atau mengelabui pihak lain Unsur menipu atau mengelabui pihak lain yakni membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material yang berupa 17 rekening fiktif dan melakukan transaksi saham untuk dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Pihak-pihak lain yang ditipu yakni BAPEPAM-LK sebagai pengawas maupun Para SRO dan pihak nasabah sendiri yang dananya 110 Damianus Herman Renjaan SH, MH.,http: damianus- renjaan.blogspot.com201003tinjauan-yuridis-kasus-pt-sarijaya.html, terakhir diakses tanggal 15 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara telah didebet pada 17 Rekening Fiktif tersebut. Dengan demikian nsur menipu atau mengelabui pihak lain telah terbukti. 4 Unsur menggunakan cara atau sarana apapun Adapun cara yang digunakan Herman Ramli untuk melakukan tindak pidana pasar modal ini yakni dengan membuka 17 rekening fiktif dan mendebet dana 13074 rekening nasabah PT sarijaya permana sekuritas dan menaikkan batas transaksi untuk dapat melakukan transaksi sebagaimana mestinya. Selain itu Herman Ramli juga menggunakan sarana yakni memanfaatkan jabatannya sebagai komisaris dan pemegang saham terbesar pada PT. Sarijaya Permana Sekuritas untuk memerintahkan stafnya menaikkan batas transaksi dan meminta direksi untuk menyetujui penaikan batas transaksi tersebut. Dengan demikian unsur menggunakan cara atau sarana apapun telah terbukti. Perbuatan penggelapan dan penyalahgunaan dana nasabah ini juga telah memenuhi unsur wanprestasi yakni “tidak melakukan apa yang diperjanjikan”. PT Sarijaya Permana Sekuritas yang seharusnya mengikuti kode etik perusahaan efek dan menggunakan dana nasabah sesuai dengan keinginan nasabah, malah melanggar kode etiknya dan menggunakan dana nasabah untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu Herman Ramli dan para direksi juga digugat secara perdata oleh para nasabahnya. Universitas Sumatera Utara Penyelesaian Kasus PT. Sarijaya Permana Sekuritas: 1 Keputusan pengadilan atas kasus pidana umum, Herman Ramli divonis hukuman penjara 26 bulan dari maksimal hukuman 4 tahun.Mengacu pada UUPM pasal 104 tentang Ketentuan Pidana, disebutkan bahwa “Setiap pihak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat 1 , dan Pasal 98 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp 15.000.000.000,00 lima belas milyar rupiah. 2 Sampai dengan 25 Maret 2009, proses pengalihan rekening nasabah Sarijaya Oleh SRO Self Regulatory Organization ke perusahaan sekuritas lain belum selesai. Pada 18 April 2009,nsabah sepakat untuk menurunkan klaim 20 agar mempercepat proses akuisisi oleh investor baru. 3 Pada tanggal 27 januari 2011, Pengadilan Negeri PN Jakarta Selatan akhirnya menjatuhkan vonis atas gugatan perdata nasabah kepada PT Sarijaya Permana Sekuritas. Majelis Hakim memutuskan mengabulkan gugatan 134 nasabah agar Sarijaya Sekuritas mengganti dana investasi nasabah senilai Rp 14,82 miliar. Dalam pertimbangannya, majelis hakim yang diketuai Sudarwin menyatakan, jajaran komisaris dan direksi Sarijaya telah melakukan perbuatan melawan hukum karena melakukan transaksi saham dengan menggunakan rekening atas nama orang lain tanpa sepengetahuan pemilik rekening yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN