Wanprestasi dalam Jual-Beli Efek

(1)

WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh

090200142 YESSICA TAN

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh 090200142 YESSICA TAN

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

Disetujui oleh:

Ketua Departemen Hukum Ekonomi

Nip. 197002012002122001 Windha, SH. M.Hum

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof.Dr. Bismar Nasution, SH, MH

NIP. 195603291986011001 NIP. 197002012002122001

Dr. T.Keizeirina Devi Azwar, SH,CN, M.Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kenikmatan yang tak terhingga sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada kedua orang tua, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Wanprestasi dalam Jual-Beli Efek” setelah sekian lama akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan Pendidikan Program S-1 pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari, sebagai manusia biasa tidak akan pernah luput dari kesalahan, kekurangan dan kekhilafan, baik dalam pikiran maupun perbuatan. Berkat bimbingan Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mengasuh serta membimbing Penulis sejak masuk bangku kuliah hingga akhir penulisan skripsi ini, maka Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan ini ijinkan Penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih Penulis kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H(CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Syafruddin, S.H. M.H. D.F.M. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Muhammad Husni, S.H. M.Hum. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Windha, S.H. M.Hum. selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Ramli Siregar, S.H., M.Hum. selaku Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H. M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah begitu banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk segala nasehat dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, penulis sangat berterima kasih.

9. Ibu Dr. T. Keizeirina Devi Azwar, S.H., C.N., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II penulis yang juga telah banyak membantu penulis dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk segala nasehat dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, penulis sangat berterima kasih.

10.Bapak Edy Murya, S.H. selaku Dosen Wali Penulis semasa perkuliahan. 11.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang

telah banyak memberikan didikan dan ilmu yang bermanfaat kepada Penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera


(5)

Utara serta kepada pegawai-pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

12.Seluruh keluarga inti, Ibu yang terkasih, Ayah dan Adik yang selalu mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13.Sahabat saya, Wynne-chan, yang telah bersama-sama melalui suka dan duka sejak mulai penulisan skripsi hingga skripsi selesai.

14.Seluruh rekan-rekan stambuk 2009 yang merupakan teman akrab penulis yang telah banyak membantu selama ini. Agnes Adriani Halim, Cindy, Sophie Dhinda Aulia Brahmana, Budi Praptio dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga persahabatan kita awet sampai kakek-nenek.

15.Kepada sapi family tercinta yang selalu ada dan menemani di kala stress skripsi mulai melanda otak dan memberikan ide-ide unik cara menghilangkan stress.

16.Kepada FRND yang selalu mendorong percepatan penyelesaian skripsi dan pemberi motivasi kepada penulis.

17.Senior-senior hukum yang telah banyak memberikan masukan yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

18.Semua pihak yang membantu penulis dalam berbagai hal yang tidak dapat disebut satu-persatu.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang telah kita lakukan mendapat rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.


(6)

Penulis memohon maaf kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing, dan dosen penguji atas sikap dan kata yang tidak berkenan selama penulisan skripsi ini.

Akhirnya sembari mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmad dan karunia-Nya. Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Medan, 28 Maret 2013 Penulis,


(7)

ABSTRAKSI

WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH∗ Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN, M.Hum∗∗

Yessica Tan∗∗∗

Perusahaan Efek selaku Perantara Pedagang Efek merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam menentukan berkembang tidaknya transaksi efek di pasar modal. Profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan Efek merupakan sesuatu yang harus terus dijaga dan ditingkatkan, sejalan dengan tugas melakukan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau nasabahnya yang hingga saat ini tidak saja terdiri dari investor lokal tetapi juga investor asing yang memiliki peran besar dalam perkembangan pasar.

Namun pada era tahun 2000, kejahatan di pasar modal mulai mendapat tantangan baru selain kejahatan yang terdahulu yaitu dengan maraknya kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset Nasabah”. Kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset nasabah” inilah yang merupakan tindakan wanprestasi perusahaan efek atas kesepakatannya dengan nasabah, dimana aset nasabah yang seharusnya disalurkan dalam membeli efek yang diinginkan nasabah, malah digunakan untuk kepentingan perusahaan efek itu sendiri.

Perbuatan perusahaan efek tersebut telah melanggar pasal 38 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyebutkan Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Perantara Pedagang Efek dilarang melakukan transaksi atas Efek untuk Pihak terafiliasi atau kepentingan sendiri apabila nasabah yang tidak terafiliasi dari Perusahaan Efek tersebut telah memberikan instruksi untuk membeli dan atau menjual Efek yang bersangkutan dan Perusahaan Efek tersebut belum melaksanakan instruksi tersebut.

Pengaturan mengenai kejahatan dan pelanggaran dalam pasar modal ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan dilengkapi oleh PP No. 4 Tahun 2008 tentang Jaringan Pengaman Sistem Keuangan, PP No. 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, dan PP No. 46 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal, dan Peraturan Pemerintah lainnya.

Dosen Pembimbing I ∗∗

Dosen Pembimbing II ∗∗∗


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...….. i

ABSTRAKSI... v

DAFTAR ISI... vi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1

B. Perumusan Masalah……… 7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………. 8

D. Keaslian Penulisan………. 9

E. Tinjauan Kepustakaan……… 9

F. Metode Penelitian……….. 15

G. Sistematika Penulisan………. 17

BAB II : MEKANISME JUAL-BELI EFEK DI PASAR MODAL A. Pengaturan Umum Pasar Modal……… 19

1. Pengertian Pasar Modal……….. 19

2. Pengertian dan Jenis-jenis Efek……….. 21

3. Instrumen Utama di Pasar Modal……… 24

4. Lembaga Penyelenggara Pasar Modal………. 25

5. Lembaga penunjang Pasar Modal……… 28

6. Profesi Penunjang Pasar Modal……… 31

7. Pelaku yang terkait di Pasar Modal………. 37

B. Fungsi dan Peranan Perusahaan Efek ... 42


(9)

BAB III : BENTUK-BENTUK WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK A. Wanprestasi dalam KUHPerdata……….. 56 B. Wanprestasi dalam Jual-Beli Efek……….... 61 1. Pengertian Wanprestasi dalam Jual-Beli Efek…………. 61 2. Kejahatan dan Pelanggaran dalam Pasar Modal……….. 63 3. Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal………. 73

BAB IV : PENEGAKAN HUKUM APABILA TERJADI WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK

A. Penegakan Hukum atas Kejahatan dan Pelanggaran dalam Pasar Modal……….. 79 B. Otoritas Jasa Keuangan………...………. 85 C. Analisis Yuridis kasus Wanprestasi perusahaan Sarijaya Permana

Sekuritas……….. 91

BAB V : PENUTUP

A.Kesimpulan………...…. 101 B.Saran ………. 103


(10)

ABSTRAKSI

WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH∗ Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN, M.Hum∗∗

Yessica Tan∗∗∗

Perusahaan Efek selaku Perantara Pedagang Efek merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam menentukan berkembang tidaknya transaksi efek di pasar modal. Profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan Efek merupakan sesuatu yang harus terus dijaga dan ditingkatkan, sejalan dengan tugas melakukan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau nasabahnya yang hingga saat ini tidak saja terdiri dari investor lokal tetapi juga investor asing yang memiliki peran besar dalam perkembangan pasar.

Namun pada era tahun 2000, kejahatan di pasar modal mulai mendapat tantangan baru selain kejahatan yang terdahulu yaitu dengan maraknya kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset Nasabah”. Kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset nasabah” inilah yang merupakan tindakan wanprestasi perusahaan efek atas kesepakatannya dengan nasabah, dimana aset nasabah yang seharusnya disalurkan dalam membeli efek yang diinginkan nasabah, malah digunakan untuk kepentingan perusahaan efek itu sendiri.

Perbuatan perusahaan efek tersebut telah melanggar pasal 38 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyebutkan Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Perantara Pedagang Efek dilarang melakukan transaksi atas Efek untuk Pihak terafiliasi atau kepentingan sendiri apabila nasabah yang tidak terafiliasi dari Perusahaan Efek tersebut telah memberikan instruksi untuk membeli dan atau menjual Efek yang bersangkutan dan Perusahaan Efek tersebut belum melaksanakan instruksi tersebut.

Pengaturan mengenai kejahatan dan pelanggaran dalam pasar modal ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan dilengkapi oleh PP No. 4 Tahun 2008 tentang Jaringan Pengaman Sistem Keuangan, PP No. 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, dan PP No. 46 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal, dan Peraturan Pemerintah lainnya.

Dosen Pembimbing I ∗∗

Dosen Pembimbing II ∗∗∗


(11)

ABSTRAKSI

WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH∗ Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN, M.Hum∗∗

Yessica Tan∗∗∗

Perusahaan Efek selaku Perantara Pedagang Efek merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam menentukan berkembang tidaknya transaksi efek di pasar modal. Profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan Efek merupakan sesuatu yang harus terus dijaga dan ditingkatkan, sejalan dengan tugas melakukan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau nasabahnya yang hingga saat ini tidak saja terdiri dari investor lokal tetapi juga investor asing yang memiliki peran besar dalam perkembangan pasar.

Namun pada era tahun 2000, kejahatan di pasar modal mulai mendapat tantangan baru selain kejahatan yang terdahulu yaitu dengan maraknya kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset Nasabah”. Kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset nasabah” inilah yang merupakan tindakan wanprestasi perusahaan efek atas kesepakatannya dengan nasabah, dimana aset nasabah yang seharusnya disalurkan dalam membeli efek yang diinginkan nasabah, malah digunakan untuk kepentingan perusahaan efek itu sendiri.

Perbuatan perusahaan efek tersebut telah melanggar pasal 38 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyebutkan Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Perantara Pedagang Efek dilarang melakukan transaksi atas Efek untuk Pihak terafiliasi atau kepentingan sendiri apabila nasabah yang tidak terafiliasi dari Perusahaan Efek tersebut telah memberikan instruksi untuk membeli dan atau menjual Efek yang bersangkutan dan Perusahaan Efek tersebut belum melaksanakan instruksi tersebut.

Pengaturan mengenai kejahatan dan pelanggaran dalam pasar modal ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan dilengkapi oleh PP No. 4 Tahun 2008 tentang Jaringan Pengaman Sistem Keuangan, PP No. 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, dan PP No. 46 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal, dan Peraturan Pemerintah lainnya.

Dosen Pembimbing I ∗∗

Dosen Pembimbing II ∗∗∗


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara memerlukan pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional diperoleh dari pajak dan penerimaan lainnya. Adapun masyarakat dapat memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga pembiayaan, dan pasar modal.

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga investor. Para investor melakukan berbagai teknik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi, maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut1

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan rumusan pengertian tersebut, Undang-Undang Pasar Modal tidak memberikan suatu

.

1


(13)

definisi tentang pasar modal secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal.

Pasar Modal dijumpai pada banyak negara menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang membutuhkan dana (borrower).

Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya, lenders berharap akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut, sedangkan borrower akan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan usaha perusahaan. Di pihak lain, negara sangat berkepentingan karena mekanisme pasar seperti itu akan mendorong peningkatan produksi dan kemakmuran masyarakat, sehingga pasar modal merupakan instrumen ekonomi yang sangat penting2

Pasar Modal merupakan alternatif pendanaan baik bagi pemerintah maupun swasta. Pemerintah yang membutuhkan dana dapat menerbitkan obligasi atau surat utang dan menjualnya ke masyarakat lewat pasar modal. Demikian juga swasta yang dalam hal ini adalah perusahaan yang membutuhkan dana dapat menerbitkan efek, baik dalam bentuk saham ataupun obligasi dan menjualnya ke masyarakat melalui pasar modal

.

3

Transaksi efek cukup rentan terhadap tindakan pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab serta

.

2

M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Mitra Wacana Media,2008), hlm 4 3

Tavinayati, dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm 1


(14)

hanya berorientasi pada keuntungan semata tanpa memperhatikan prinsip fairness dalam berbisnis. Untuk mengantisipasi adanya pelanggaran dan kejahatan tersebut, maka diperlukan pembaruan peraturan perundang-undangan dan ketegasan dalam penegakan hukum serta peningkatan fungsi pengawasan, karena keberadaan pasar modal yang didasarkan atas undang-undang yang baik diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, sehingga adanya kepastian hukum tidak lain adalah untuk melindungi kepentingan investor di pasar modal agar terhindar dari praktek curang dan kejahatan pasar modal pada umumnya. Selain itu pelaku pasar dalam bertransaksi juga wajib menjalankan prinsip-prinsip keterbukaan informasi dalam segala aspek ekonomis yang berlangsung dipasar, dimana hal tersebut sangat dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

Perusahaan Efek selaku Perantara Pedagang Efek merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam menentukan berkembang tidaknya transaksi efek di pasar modal. Terkait dengan perannya, Perusahaan Efek dituntut untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan Efek merupakan sesuatu yang harus terus dijaga dan ditingkatkan, sejalan dengan tugas melakukan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau nasabahnya yang hingga saat ini tidak saja terdiri dari investor lokal tetapi juga investor asing yang memiliki peran besar dalam perkembangan pasar. Dengan demikian maka tidak saja aturan berperilaku yang harus dimiliki dan


(15)

dijalankan, tetapi juga Perusahaan Efek harus memiliki orang-orang yang berkomitmen tinggi dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

Sebelum tahun 2000-an mayoritas modus pelanggaran yang terjadi di pasar modal, berupa informasi yang menyesatkan (misleading information), manipulasi pasar (market manipulation) dan informasi orang dalam (insider

trading). Pelanggaran-pelanggaran tersebut banyak melibatkan

Emiten/Perusahaan Publik dan para nasabahnya afiliasinya. Modus Operandi yang dilakukan biasanya dengan cara menaikkan harga saham tanpa diikuti dengan fundamental perusahaan dan perusahaan efek yang digunakan sebagai kendaran untuk melakukan manipulasi tersebut.

Namun pada era tahun 2000, kejahatan di pasar modal mulai mendapat tantangan baru selain kejahatan yang terdahulu yaitu dengan maraknya kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset Nasabah”4

Perbuatan perusahaan efek tersebut telah melanggar pasal 38 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyebutkan Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Perantara Pedagang Efek dilarang

. Kejahatan berupa “Penyalahgunaan aset nasabah” inilah yang merupakan tindakan wanprestasi perusahaan efek atas kesepakatannya dengan nasabah, dimana aset nasabah yang seharusnya disalurkan dalam membeli efek yang diinginkan nasabah, malah digunakan untuk kepentingan perusahaan efek itu sendiri.

4

BAPEPAM, Perilaku Perusahaan Efek sebagai PPE,


(16)

melakukan transaksi atas Efek untuk Pihak terafiliasi atau kepentingan sendiri apabila nasabah yang tidak terafiliasi dari Perusahaan Efek tersebut telah memberikan instruksi untuk membeli dan atau menjual Efek yang bersangkutan dan Perusahaan Efek tersebut belum melaksanakan instruksi tersebut.

Terkait dengan kejahatan “Penyalahgunaan aset nasabah” di bidang pasar modal, pada awal tahun 2009 muncul dua berita ekonomi terhangat di Indonesia yang memuat informasi adanya bank terkenal dan broker saham di Indonesia yang melakukan penggelapan dana nasabahnya, yaitu kasus Bank Century dan Sarijaya Sekuritas. Kasus Bank Century bermula dari kalah kliringnya bank tersebut di Bank Indonesia. Karena Bank Century mengalami kesulitan likuiditas, pemerintah akhirnya mengambil alih Bank Century melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), walaupun masalah likuiditas merupakan hal yang wajar, terutama dalam krisis finansial, tetapi ada beberapa hal yang ditanyakan investor, termasuk kaitan dengan reksadana Antaboga dan lain-lain. Sedangkan kasus Sarijaya Sekuritas bermula dari tindakan penggelapan dana nasabah dengan cara pembuatan rekening gelap yang dilakukan untuk bertransaksi saham. Komisaris utama sekaligus pemiliknya adalah yang dituduh oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sebagai dalang dibalik penggelapan ini.

Kasus penggelapan yang dilakukan oleh Bank Century dan Sarijaya Sekuritas telah merugikan konsumen serta menciderai kepercayaan nasabah bank dan investor di Indonesia, apalagi dalam keadaan sistem perbankan dan


(17)

pasar saham global yang sedang terpuruk. Yang teramat sayang untuk dikatakan adalah bahwa Sarijaya Sekuritas merupakan salah satu broker besar yang dipercaya nasabah/investor selama ini. Bahkan dalam beberapa milis yang ada, Sarijaya Sekuritas merupakan broker yang cukup banyak direkomendasikan oleh para investor yang sudah terlebih dahulu berinvestasi di pasar saham5

Adapun langkah untuk mencegah terjadinya kejahatan dan pelanggaran oleh Perusahaan Efek adalah dengan penerapan prinsip-prinsip Good

Coorporate Governance. Penerapan prinsip-prinsip Good Coorporate

Governance, terutama prinsip Keterbukaan sangat diperlukan untuk

meningkatkan nilai perusahaan (value of firm) , dan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan tertentu karena adanya benturan kepentingan ekonomis antara perusahaan dengan kepentingan pihak pengelola perusahaan, yang akhirnya mengakibatkan penyalahgunaan wewenang dari pihak pengelola perusahaan (ultra vires).

.

Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal memiliki tiga fungsi6 1. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

, yaitu:

2. Untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. 3. Untuk mencegah penipuan (fraud).

5

Damianus Herman Renjaan SH, MH.,Tinjauan Yuridis Kasus PT Sarijaya,

http://damianus-renjaan.blogspot.com/2010/03/tinjauan-yuridis-kasus-pt-sarijaya.html, terakhir diakses tanggal 15 Desember 2012

6

Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, (Jakarta: Program Pasca SarjanaFakultas Hukum Universitas Indonesia,2001), hlm 7


(18)

Perusahaan yang menerapkan Good Coorporate Governance, akan memisahkan fungsi pengelolaan perusahaan dari kepemilikan perusahaan, dimana fungsi pengelolaan akan diserahkan kepada pihak diluar pemilik perusahaan yang independen yang akan bekerja secara independen dan profesional dalam memberi informasi yang diperlukan dalam kegiatan perusahaan dalam pasar modal dengan sebenar-benarnya (transparan). Karena bersifat independen, maka akan lebih kecil kemungkinan munculnya niat/ maksud untuk melindungi perusahaan, atau akan sulit melakukan kecurangan demi kepentingan pribadi sebagai pengelola perusahaan, karena ia harus bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan. Oleh karena itu dalam pengungkapan segala informasi yang diperlukan , tidak akan ada informasi yang tidak benar tentang perusahaan tersebut (omission), yang berguna demi memperlancar langkah perusahaan tersebut dan menjaga kredibilitasnya dalam kegiatan pasar modal.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme jual beli efek di Pasar Modal. 2. Bagaimana bentuk wanprestasi dalam jual beli efek?


(19)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan utama penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi kewajiban dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus lagi, tujuan penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang sudah dirumuskan. Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui mekanisme dan proses transaksi jual beli efek di Pasar Modal, juga fungsi Perusahaan Efek dalam transaksi jual beli efek.

b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran berupa wanprestasi dalam jual beli efek.

c. Untuk mengetahui penegakan hukum apabila terjadi wanprestasi dalam proses jual-beli Efek, dengan contoh kasus Sarijaya Permana Sekuritas.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Secara teoritis, pembahasan ini bisa menjadi tambahan ilmu dalam hukum ekonomi. Dan dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan dan pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran dan kejahatan dalam bidang Pasar Modal, terutama yang dilakukan oleh Perusahaan Efek.


(20)

b. Secara praktis, peymbahasan skripsi ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya untuk mengetahui informasi mengenai kinerja Perusahaan Efek dan proses pelaporan apabila terjadi pelanggaran dan kejahatan di bidang Pasar Modal, terutama dalam kejahatan penyalahgunaan dana nasabah oleh Perusahaan Efek.

D. Keaslian Penulisan

Wanprestasi dalam Jual-Beli Efek diangkat menjadi judul skripsi ini merupakan hasil karya yang dibuat melalui pemikiran, referensi buku, internet, majalah, bantuan dari para sumber dan pihak-pihak lain. Skripsi ini bukan merupakan jiplakan atau judul skripsi yang sudah pernah diangkat sebelumnya.

E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Pasar Modal

Secara formal, menurut Suad Husnan, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah , public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian, pasar modal merupakan salah satu bentuk kegiatan dari lembaga keuangan nonbank sebagai sarana untuk memperluas sumber-sumber pembiayaan


(21)

perusahaan, Aktivitas ini terutama ditujukan bagi perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan penggunaannya diperlukan untuk jangka panjang. Dana dalam jumlah besar dan penggunaan dalam jangka panjang sering kali tidak dapat dipenuhi oleh lembaga perbankan sehingga sumber dana alternatif dapat dicari melalui pasar modal7

Pasar modal mempertemukan dua pihak, yaitu pihak yang membutuhkan modal jangka panjang dengan pihak yang bersedia menawarkan modal tersebut, karena di satu pihak, banyak perusahaan yang mebutuhkan dana jangka panjang dalam jumlah yang besar, dan di pihak lain, banyak anggota masyarakat yang mempunyai dana menganggur, meskipun tidak dalam jumlah yang besar.Untuk dapat memanfaatkan dana tersebut, perusahaan menawarkan surat-surat berharga dalam bentuk saham dan obligasi melalui pasar modal.

.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian yang lebih spesifik atas pasar modal dalam Pasal 1 butir 13, yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang akan diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Jadi dapat disimpulkan Pasar Modal merupakan salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana masayarakat dan sarana

7

Andrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal , (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm 2


(22)

investasi bagi pemilik modal, serta sekaligus merupakan tempat kegiatan perusahaan dalam rangka mencari dana untuk pembiayaan usahanya.

2. Pengertian Jual-Beli

Bab ke-lima Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatur tentang jual-beli.

Jual-beli adalah duatu persetujuan timbal-balik sifatnya yang harus memenuhi ketentuan yang terdapat di dalam pasal 1320 di bagian umum, meskipun ketentuan khusus ada yang mengatur lembaga tersebut.

Ketentuan di dalam pasal 1457 menggariskan, bahwa pihak-pihak yang membentuk persetujuan jual-beli masing-masing mengikatkan dirinya secara timbal-balik (wederkerig). Penjual mengikatkan dirinya kepada pembeli untuk menyerahkan obyek jual-beli. Pembeli mengikatkan dirinya kepada penjual untuk membayar obyek jual-beli.8

Berpedoman kepada tindakan “mengikatkan diri” yang mengakibatkan lahir beban kewajiban kepada kedua belah pihak, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua persetujuan di dalam lembaga jual-beli:9

a. Pertama:

Peretujuan tentang kewajiban menyerahkan benda yang menjadi obyek jual-beli kepada yang berhak, yaitu pembeli.

b. Kedua:

8

Ny. Basrah, Buku ke-III K.U.H. Perdata tentang Perikatan Jual beli dan Pembahasan Kasus, (Medan: Fakultas Hukum USU,1981), hlm 1

9


(23)

Persetujuan tentang kewajiban membayar harga benda yang menjadi obyek jual-beli kepada yang berhak, yaitu penjual.

3. Pengertian Efek

Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian Efek sebagai surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Kata efek sesungguhnya berasal dari bahasa Belanda, yaitu

effecten, yang berarti “saham, kertas berharga yang diperjualbelikan,

efek”. Efek dalam istilah bahasa Inggris disebut security. Perusahaan atapun lembaga yang menerbitkan efek disebut penerbit. Efek tesebut dapat terdiri dari:

a. surat pengakuan hutang,

b. surat berharga komersial, saham, c. obligasi,

d. unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti misalnya reksadana, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek).

Efek dapat diklasifikasikan atas 2 jenis yaitu: 1. Efek bersifat hutang


(24)

Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi atau surat berharga komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya ataupun ciri-ciri lain. Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak atas pembayaran pokok hutang beserta bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan penerbitan surat hutang seperti misalnya hak untuk memperoleh informasi tertentu.

Efek bersifat hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang tetap dan hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini dapat disertai jaminan ataupun tanpa disertai jaminan, dan apabila tanpa disertai jaminan maka dapat diperjanjikan dalam penerbitan efek bahwa pemegang efek adalah memiliki peringkat yang tertinggi dibandingkan peringkat pemberi hutang tanpa jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan.

2. Efek bersifat ekuitas

Efek bersifat ekuitas ini adalah saham dari suatu perusahaan (yang biasanya merupakan saham biasa namun termasuk juga saham preferen). Pemegang efek bersifat ekuitas ini merupakan pemegang saham. Tidak seperti pada surat hutang yang mensyaratkan adanya pembayaran bunga secara teratur kepada si pemegang efek, pada efek bersifat ekuitas ini si pemegang efek tidak berhak atas pembayaran apapun. Apabila terjadi kepailitan maka nilai sahamnya hanya berupa sisa harta perseroan setelah


(25)

dikurangi pembayaran hutang (apabila ada) terhadap seluruh kreditur perseroan.

Pemegang saham juga berhak atas keuntungan perusahaan dan kenaikan harga saham dimana pemegang efek bersifat hutang hanya berhak atas bunga dan pembayaran kembali pokok hutang, namun semua ini kembali tergantung pada kemapuan manajemen perusahaan dalam mengelola perseroan. Pemegang efek bersifat hutang hanya memiliki hak suara hanya dalam hal kepailitan perseroan sedangkan pemegang efek bersifat ekuitas ini memiliki suatu hak secara pro rata atas kendali perseroan dimana pemegang saham mayoritas biasanya dapat memimpin dan mengendalikan perseroan.

4. Pengertian Wanprestasi.

Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya “prestasi yang buruk”.10 Wanprestasi adalah suatu istilah yang menunjuk kepada ketiadalaksanaan prestasi oleh debitur.11

10

Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta : PT.Pembimbing Masa, 1970), hlm 50

Atau dengan kata lain apabila si berhutang atau debitur tidak memenuhi kewajibannya, menurut bahasa hukum ia melakukan “wanprestasi”, yang menyebabkan ia dapat digugat di muka hakim. Wanprestasi yang dilakukan oleh debitur dapat terjadi baik karena kesengajaan debitur untuk tidak mau melaksanakannya ataupun karena kelalaian debitur untuk tidak mau melaksanakannya.

11

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Pada Umumnya, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 69-70


(26)

Ridwan Syahrani mengatakan bahwa prestasi merupakan isi daripada perikata, debitur yang tidak memenuhi prestasi yang ditentukan dalam perjanjian maka disebut “wanprestasi”.12

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah merupakan penelitian yang menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu metode pendekatan dengan meninjau masalah yang diteliti dari segi ilmu hukum dan melakukan analisis terhadap norma-norma hukum dan peraturan yang berlaku dalam peraturan perundang-undangan berdasarkan bahan primer, sekunder dan tersier untuk mendapatkan kesimpulan dari data-data yang diperoleh selama penelitian.

2. Sumber Data

Data pokok dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi : a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum atau dokumen

peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang khusus yang berkaitan dengan Pasar Modal yang ada dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang dijadikan sasaran peraturan pelaksananya.

12

Ridwan Syahrani, Seluk-beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, (Bandung : PT.Alumni,2004), hlm 218


(27)

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil seminar dan pendapat dari kalangan pakar hukum. (buku-buku rujukan tentang wanprestasi dan pasar modal).

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus bahasa maupun kamus hukum dan internet.

Pada saat ini Bapepam-LK sebagai badan pengawas pasar modal telah digantikan tugasnya oleh OJK(Otoritas Jasa Keuangan) dengan UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, namun karena sebagian besar buku masih menggunakan Bapepam-LK, maka dalam skripsi ini juga digunakan Bapepam-LK.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi mengenai “Wanprestasi dalam Jual-Beli Efek” ini adalah merupakan teknik pengumpulan data melalui Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian dengan mengumpulkan data dan meneliti melalui sumber bacaan yang berhubungan dengan judul skripsi ini, yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipegunakan sebagai dasar dalam penelitian dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi. Teknik ini dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Penelitian yang dilakukan dengan membaca serta menganalisa peraturan perundang-undangan maupun karya


(28)

ilmiah para sarjana, majalah, surat kabar, internet maupun sumber teoritis lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi yang penulis ajukan.

G. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : MEKANISME JUAL-BELI EFEK DI PASAR MODAL

Dalam bab ini penulis menguraikan pengaturan umum dalam Pasar Modal, pengertian Efek dan jenis-jenis Efek, pihak-pihak dalam pasar modal, fungsi dan peranan Perusahaan Efek menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, mekanisme perdagangan Efek di pasar modal.

BAB III : BENTUK WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK

Bab ini membahas tentang pengertian wanprestasi dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, wanprestasi dalam jual-beli biasa dan wanprestasi dalam jual-beli efek.


(29)

BAB IV : PENEGAKAN HUKUM APABILA TERJADI WANPRESTASI DALAM JUAL-BELI EFEK

Bab ini memberikan uraian teoritis tentang penegakan hukum atas wabprestasi dalam jual-beli efek, fungsi dan peranan Otoritas Jasa Keuangan, analisis yuridis terhadap kasus wanprestasi, penggelapan dan penyalahgunaan dana nasabah oleh perusahaan Sarijaya Permana Sekuritas.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa dalam penelitian ini selanjutnya ditarik kesimpulan, serta memberikan saran-saran kepada investor, perusahaan sekuritas dan Otoritas Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.


(30)

BAB II

MEKANISME JUAL-BELI EFEK DI PASAR MODAL A. Pengaturan Umum Pasar Modal.

1. Pengertian Pasar modal

Pasar Modal sebagaimana pasar konvensional pada umumnya, merupakan sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli untuk suatu komoditas atau jasa, dan komoditas yang diperjualbelikan dalam pasar modal disebut dengan efek. Pasar Modal menjadi wadah tempat bertemunya penjual dan pembeli efek, baik dalam tahap pasar perdana (primary market) maupun tahap pasar sekunder (secondary market).

Pembeli efek (investor) adalah perorangan maupun kelembagaan/badan usaha yang menginvestasikan dananya untuk usaha yang bersifat produktif. Sedangkan penjual efek adalah perusahaan yang memerlukan dana atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai Pasar Modal, yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.13

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian Pasar Modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang atau pusat keuangan, bank dan firma yang

13


(31)

meminjamkan uang secara besar-besaran atau pasar atau bursa modal yang memperjualbelikan surat berharga yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.14

U Tun Wai dan Hugh T. Patrick dalam sebuah makalah IMF

berjudul “Stock and Bonds Issue and Capital Market in the Less

Developed Countries” menyebutkan tiga pengertian Pasar Modal sebagai

berikut:

1. Definisi yang luas.

Pasar Modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat berharga jangka pendek dan jangka panjang, primer dan tidak langsung.

2. Definisi dalam arti menengah.

Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek dan tabungan, serta deposito berjangka. 3. Definisi dalam arti sempit.

Pasar Modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter.15

14

Kamus Besar Bahasa Indonesai edisi ke tiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm 833 15

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hlm 7


(32)

2. Pengertian dan Jenis-Jenis Efek

Efek merupakan surat-surat berharga yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual-beli di pasar modal. Berdasarkan Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal menyatakan bahwa yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.16

Efek terdiri atas dua macam bentuk, yaitu : a. Efek bersifat ekuitas (Equity Securities)

Efek bersifat sekuritas adalah efek yang memberikan hak dalam bentuk

equity, atau penyertaan modal kepada pemegangnya. Efek dalam

bentuk ekuitas merupakan sesuatu bentuk penyertaan dari investor yang biasanya terwujud dalam bentuk penyertaan modal berupa saham pada suatu perseroan terbatas. Ada dua jenis saham bersifat ekuitas, antara lain:17

1) Saham

Saham merupakan bagian penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas atau PT. Investor atau pemegang saham adalah pemilik / pemegang efek bersifat ekuitas yang dikeluarkan emiten. Dalam penanaman modal berbentuk saham, jangka waktu

16

Pasal 1 angka 5, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 17

Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis : Efek sebagai Benda, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), hlm 49


(33)

penanaman modalnya adalah tidak terbatas dan selama perseroan terbatas tersebut masih beroperasi.

2) Unit Penyertaan.

Unit penyerahan menurut ketentuan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah sebagai berikut :

“Unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak.”

Yang dimaksud dengan kepentingan di atas adalah hak atau bagian “kepemilikan bersama” seorang pemegang unit penyertaan terhadap seluruh harta kekayaan secara keseluruhan.

b. Saham bersifat utang (Debt Securities)

Pada dasarnya efek bersifat utang ini merupakan efek yang menerbitkan kewajiban pembayaran sejumlah uang tertentu kepada kreditur/pemegang efek tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa penyertaan dalam bentuk utang menjadikan pihak yang melakukan penyertaan tersebut sebagai kreditur dari perusahaan yang menerbitkan surat utang tersebut.

Dalam konteks tersebut, pemegang efek bersifat utang berhak atas suatu jumlah bunga yang diperjanjikan sebelumnya, dengan atau tanpa pembayaran sebagian maupun seluruh nilai penyertaan tersebut (pokok piutang), dan seberapa jauh juga meliputi denda atau penalty ketika


(34)

suatu jumlah pembauran kembali yang telah diperjanjikan tersebut tidak dapat dibayar atau dipenuhi oleh perusahaan sebagaimana mestinya. Hal tersebut menyebabkan penyertaan dalam bentuk utang seringkali disebut juga dengan efek berpenghasilan tetap (fix income securities).

Obligasi merupakan bentuk efek bersifat utang berupa bukti pengakuan surat utang atau pinjaman uang dari masyarakat (public), artinya setiap pemegang obligasi dapat dinamakan sebagai kreditur. Meskipun demikian, kreditur pemegang obligasi ini tidaklah berdiri sendiri oleh karena masing-masing hanya mewakili sepersekian dari utang pokok perusahaan dalam bentuk Global Note.

Masing-masing investor tidak dapat mewujudkan tuntutan sendiri-sendiri, melainkan harus dilakukan bersama-sama, yang diwakili oleh Wali Amanat (Indenture Trustee). Obligasi ini dapat diperdagangkan di bursa efek, dengan memiliki bunga sebagai penghasilan yang besarnya cenderung tetap.

Suatu obligasi dapat diterbitkan dengan tiga macam batasan waktu berlakunya, yakni :18

1) Obligasi dengan jangka pendek; 2) Obligasi dengan jangka menengah; 3) Obligasi dengan jangka panjang.

18

Indra Surya dan M. Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Prenada Media, 2004), hlm 182


(35)

3. Instumen Utama di Pasar Modal

Yang dimaksud dengan instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (sekuritas) yang diperdagangkan di bursa efek. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang.

Dewasa ini instrumen utama yang diperdagangkan di pasar modal merupakan saham dan obligasi. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas. Dari berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, jenis saham yang diperdagangkan yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock)19

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memiliki keuntungan. Pemilik saham mempunyai suara pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) sesuai dengan jumlah saham yang dimiliknya (one sare one vote). Pada likuidasi perseroan, pemilik saham memilki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi.20

Saham Preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan dividen dan/atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, di samping itu mempunyai peferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris. Saham preferen

19

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Op.Cit.,hlm 54 20


(36)

mempunyai ciri-ciri yang merupakan gabungan dari utang dan modal sendiri (debt and equity).21

Obligasi adalah surat tanda peminjaman uang yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari satu tahun. Pada hakikatnya obligasi adalah suatu tagihan uang atau beban/tanggungan pihak yang menerbitkan/mengeluarkan obligasi tersebut. Pemegang/pembeli obligasi memperoleh keuntungan berupa tingkat bunga tertentu yang dibayarkan oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.22

4. Lembaga Penyelenggara Pasar Modal

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menetapkan struktur pasar modal yang berada di bawah otoritas Menteri Keuangan, yaitu di samping adanya OJK, terdapat pula tiga pilar utama dalam penyelenggaraan sistem perdagangan efek di pasar sekunder, yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang diatur agar masing-masing dapat menjalankan fungsinya, sehingga perdagangan efek dapat dilakukan secara teratur, wajar dan efisien.

Tata cara pendirian dan/atau perizinan serta operasionalisasi ketiga lembaga tersebut telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

21

Ibid., hlm 55 22


(37)

a. Bursa Efek

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Berhubung perdagangan efek tersebut harus dilakukan secara teratur, wajar, dan efisien, oleh karena itu penyelenggaraan kegiatan Bursa Efek hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin usaha dari OJK.23

Perdagangan Efek secara teratur, wajar, dan efisien adalah suatu perdagangan yang diselenggarakan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten, harga yang terjadi juga mencerminkan mekanisme pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Perdagangan Efek yang efisien tercermin dalam penyelesaian transaksi efek yang cepat dengan biaya yang relatif murah.

Bursa Efek merupakan lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan efek, oleh karena itu ketentuan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek mempunyai kekuatan mengikat yang wajib ditaati oleh Anggota Bursa Efek, emiten yang efeknya tercatat di Bursa Efek tersebut, Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, kustodian atau pihak lain yang mempunyai hubungan kerja secara kontraktual dengan Bursa Efek.

23


(38)

b. Lembaga Kliring dan Penjaminan

Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi Bursa. Lembaga ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan Bursa Efek, namun mengingat kegiatan tersebut juga menyangkut dana masyarakat, LKP harus memenuhi persyaratan teknis tertentu agar penyelesaian transaksi dapat dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien.24

Kegiatan kliring merupakan suatu proses yang digunakan untuk menetapkan hak dan kewajiban para Anggota Bursa Efek atas transaksi yang mereka lakukan, sehingga mereka mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.

Agar kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa dapat terlaksana secara teratur, wajar dan efisien, perlu aturan yang jelas yang dapat melindungi kepentingan pemakai jasa. Untuk itu, LKP diberi kewenangan untuk menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat dan wajib ditaati oleh para pemakai jasa. Namun demikian peraturan tersebut wajib mendapat persetujuan OJK terlebih dahulu sebelum dinyatakan berlaku.

c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi bank Kustodian, Perusahaan Efek dan pihak lain. Agar para pihak yang terkait dengan kegiatan

24


(39)

LPP terlindungi, maka seperti halnya LKP, undang-undang mewajibkan kepada LPP untuk menerbitkan peraturan mengenai hak dan kewajiban pemakai jasa LPP dan peraturan tersebut wajib mendapat persetujuan OJK.25

Sebagai suatu lembaga yang tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan, besarnya biaya atas pemakaian jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus disesuaikan dengan kebutuhan dana penyelenggaraan dan pengembangan lembaga tersebut setelah mempertimbangkan kepentingaan pemakai jasa.

5. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang pasar modal terdiri atas: a. Kustodian ( Tempat Penitipan Harta)

Menurut ketentuan dalam Pasal 43 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam. Kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.26

25

Ibid., hlm 36 26


(40)

Kustodian diselenggarakan oleh:27 1) lembaga penyimpanan dan penyelesaian; 2) perusahaan efek

3) bank umum yang telah mendapat persetujuan dari pemerintah.

Secara lebih rinci kegiatan Kustodian adalah memberikan jasa berupa:28

1) Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat berharga (efek);

2) Mencatat/membukukan semua titipan pihak lain secara cermat;

3) Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk kepentingan pihak yang diwakilinya;

4) Mengamankan pemindahtanganan efek;

5) Menagih deviden saham, bunga obligasi dan hak-hak lain yang berkaitan dengan surat berharga yang dititipkan.

b. Biro Administrasi Efek

Biro Administrasi Efek atau yang disingkat BAE merupakan lembaga yang berwenang untuk mendaftarkan pemilik efek dalam daftar buku pemegang saham emiten dan melakukan pembagian hak yang berkaitan dengan efek. BAE diselenggarakan oleh perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.29

27

Tavinayati, dan Yulia Qamariyanti. Op.Cit. hlm 29 28

M. Paulus Situmorang. Op.Cit. hlm 38 29


(41)

BAE memegang peranan penting di dalam menyelenggarakan administrasi perdagangan efek, baik pada pasar perdana maupun pasar sekunder. BAE menyediakan jasa atau pelayanan kepada emiten dalam bentuk pencatatan atau pemindahan kepemilikan efek-efek emiten tertentu. Kegiatan BAE yang bersifat rutin adalah menyerahkan efek kepada yang berhak dan menerima efek untuk disimpan.30

Selain itu BAE menyampaikan laporan tahunan kepada emiten mengenai posisi efek-efek yang ditanganinya. Dalam persiapan untuk kegiatan penawaran umum di pasar perdana, BAE membantu emiten dalam pencatatan efek. Dengan kata lain, pada intinya BAE membantu emiten untuk mengadministrasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek-efek yng ditawarkan kepada masyarakat dengan biaya lebih ekonomis dibandingkan dengan apabila kegiatan administrasi tersebut dilaksanakan sendiri oleh emiten.

c. Wali Amanat

Wali Amanat adalah lembaga yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas kredit yang peranannya sangat diperlukan dalam emisi obligasi dan sebagai pemimpin dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO).

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pasar Modal, kegiatan usaha sebagai Wali Amanat dapat dilakukan oleh Bank umum dan pihak lain yang

30


(42)

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah dan wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam.

Kegiatan Wali Amanat antara lain meliputi :31 1) Menganalisis kemampuan dan kredibilitasi emisi;

2) Melakukan penilaian terhadap harta kekayan emiten yang dijadikan jaminan;

3) Memberikan nasihat kepada emiten;

4) Melakukan pengawasan terhadap pembayaran pokok pinjaman tepat pada waktunya;

5) Melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran;

6) Mengikuti secara terus-menerus perkembangan pengelolaan perusahaan emiten;

7) Mempersiapkan dokumen yang diperlukan bersama pihak emiten dan penjamin emisi;

8) Memimpin Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).

6. Profesi Penunjang Pasar Modal

Pendapat dan/atau penilaian profesi penunjang pasar modal sangat penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasinya, oleh karena itu kegiatan profesi penunjang pasar modal perlu diawasi dengan mewajibkannya mendaftar di Bapepam. Jadi untuk dapat melakukan kegiatan di pasar modal mereka wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam.

31


(43)

Dalam melaksanakan tugasnya, profesi penunjang wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen maksudnya dilakukan secara profesional dan bebas dari pengaruh pihak yang memberikan tugas dan menggunakan jasa profesi penunjang tersebut atau afiliasinya, sehingga pendapat atau penilaian yang diberikan objektif dan wajar.

Profesi penunjang pasar modal terdiri atas berikut ini:32 a. Akuntan

Akuntan memperoleh izin dari Menteri Keuangan dan terdaftar di Bapepam. Tugas akuntan adalah memeriksa dan melaporkan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah keuangan dari emiten. Agar laporan keuangan disajikan secara wajar dan dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan, laporan keuangan harus diperiksa (audit) oleh akuntan publik.33

Atas hasil pemeriksaan ini akuntan akan memberikan pendapatnya. Ada empat macam pendapat akuntan publik, yaitu sebagai berikut :34

1) Unqualified Opinion (wajar tanpa syarat).

Pendapat ini diberikan apabila laporan keuangan telah disusun berdasarkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tanpa suatu catatan atau kekurangan.

2) Qualified Opinion (pendapat kualifikasi)

Atas laporan keuangan yang diperiksanya, akuntan publik memberikan pendapat yang wajar, dengan kualifikasi atas penyajian laporan keuangan tersebut karena tidak sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia.

32

Tavinayati, dan Yulia Qamariyanti. Op.Cit. hlm 32 33

Ibid., Hlm 33 34


(44)

3) Adverse Opinion (pendapat tidak setuju)

Dalam hal ini akuntan publik tidak setuju atas penyusunan laporan keuangan tersebut.

4) Disclimer of Opinion.

Dalam hal ini akuntan publik menolak memberi pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksanya. Hal ini terjadi karena akuntan tidak mempunyai cukup bukti yang dapat dipergunakan untuk memberi pendapatnya secara profesional seperti yang dipersyaratkan oleh Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA).35

Dalam melakukan audit atas laporan keuangan, akuntan harus patuh pada kode etik serta berpegang pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yakni yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.36

b. Konsultan Hukum

Pasal 64 ayat (1) huruf b Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian Konsultan Hukum sebagai ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada Pihak lain dan terdaftar di Bapepam.37

35

Marzuki Usman,et. al , ABC Pasar Modal Indonesia, (Jakarta:Institut Bankir Indonesia, 1994), hlm 18

36

Tavinayati, dan Yulia Qamariyanti. Op.Cit. hlm 32 37


(45)

Konsultan Hukum adalah pihak independen yang dipercaya karena keahlian dan integritasnya. Berikut adalah hal-hal yang perlu mendapat penelitian dan pernyataan dari konsultan hukum :38

1) Akta pendirian/anggaran dasar perusahaan beserta perubahan-perubahan. Penelitian lebih ditekankan pada keabsahan akta tersebut baik material maupun formal.

2) Penyetoran modal oleh pemegang saham sebelum go public.

Konsultan hukum akan meneliti kebenaran telah disetornya modal perusahaan seperti yang tertulis dalam anggaran dasar perusahaan.

3) Pemilikan izin usaha.

Konsultan hukum akan meneliti apakah perusahaan telah memiliki izin usaha yang sah dan perusahaan beroperasi sesuai dengan izin usaha yang dimilikinya.

4) Status kepemilikan atas aktiva perusahaan terutama harta tetap, perlu diketahui status kepemilikannya.

Perlu diketahui apakah aktiva perusahaan, terutama harta tetap merupakan milik perusahaan, disewa, atau atas nama pihak lain.

5) Perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga.

Perjanjian-perjanjian tersebut perlu dipastikan apakah pembuatannya sah dan mengikat secara hukum.

6) Gugatan atau tuntutan.

38


(46)

Apakah perusahaan dan/atau direksi perusahaan sedang dalam suatu perkara atau tidak. Apabila ada, dijelaskan pula perkara yang dihadapinya itu. Hal-hal yang demikian merupakan informasi bagi calon pemodal dan menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan untuk menjadi pemodal bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 80 UUPM, konsultan hukum sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal ikut bertanggung jawab secara perdata, atas keterangan dan pendapat yang diberikan dalam laporan pemeriksaan dan laporan pendapat hukum serta dokumen-dokumen lain yang dibuatnya dalam rangka pernyataan pendaftara. Sebaliknya, konsultan hukum tidak dapat dimintai pertanggungjawaban apabila ia telah melaksanakan tugasnya secara profesional (lihat penjelasan pasal 80 UUPM).39

Selain pertanggungjawaban secar perdata, konsultan hukum juga dapat dimintai pertanggungjawaban secara pidana, baik itu pidana umum yang diatur dalam KUHP maupun tindak pidana di bidang pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM, seperti insider trading, yang mungkin dilakukan/melibatkan konsultan hukum.40

c. Penilai (Appraiser)

Penilai memberikan jasa profesional dalam menentukan nilai wajar suatu aktiva (harta milik perusahaan) seperti nilai kekayaan tetap (fixed assets) perusahaan berupa tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan lain-lain.

39

Tavinayati, dan Yulia Qamariyanti. Op.Cit. hlm 36 40


(47)

Berapa nilai pertambahannya atau nilai penyusutannya. Hasil penilaian diperlukan sebagai bahan informasi bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.41

d. Notaris

Kewenangan notaris adalah membuat dan mengaktakan dokumen-dokumen tertentu untuk kepentingan Pasar Modal, misalnya : Akta perubahan Anggaran Dasar emiten untuk disesuaikan dengan standar Anggaran Dasar untuk perusahan-perusahan go public.42

e. Profesi-Profesi lainnya.

Profesi-profesi lainnya yang terdaftar dalam Bapepam, mengingat adanya kemungkinan diperlukannya jasa profesi lain untuk memberikan pendapat/penilaian sesuai dengan perkembangan pasar modal di masa mendatang.

Lembaga dan profesi penunjang pasar modal merupakan faktor penting dalam mendorong pengembangan pasar modal, terutama mengingat adanya aturan main dan beberapa aktivitas yang membutuhkan peranannya, yaitu :43 1) Perusahaan yang menawarkan efek membatasi waktu penjualan efeknya,

tetapi mengharapkan dana yang diinginkannya dapat diperoleh pada waktu yang ditentukan.

41

Ibid. 42

Ibid., hlm 37 43


(48)

2) Perdagangan efek mengambil tempat yang telah ditentukan, pada hari-hari dan jam-jam tertentu.

3) Barang yang diperdagangkan hanya berupa surat-surat yang dinamakan surat berharga dan berkaitan langsung dengan perusahaan (emiten) yang menerbitkannya.

4) Perdagangan surat-surat berharga itu dapat dilaksanakan apabila ada calon pemodal yang percaya pada emiten yang menerbitkan surat-surat berharga tersebut.

5) Kepercayan terhadap emiten bisa timbul karena faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya reputasi komisaris, reputasi direksi, kemampuan bekerja secara efisien, kemampuan memperoleh laba, dsb.

Lembaga dan profesi penunjang pasar modal melaksanakan tugas dan fungsinya dengan menyediakan jasa yang diperlukan oleh emiten dan investor dalam menunjang terselenggaranya berbagai aktivitas di atas.

7. Pelaku yang terkait di Pasar Modal

Para pelaku yang melakukan kegiatan di pasar modal antara lain: a. Emiten


(49)

Adalah perusahaan yang ingin memperoleh dana melalui pasar modal dengan menerbitkan saham dan obligasi dan menjual ke masyarakat, tujuannya sebagai berikut : 44

1) Melakukan perluasan usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha;

2) Memperbaiki struktur keuangan: pasar modal menyediakan sumber pendanaan yang bersifat permanen (equity) atau yang bersifat jangka panjang (obligasi). Pendanaan melalui equity akan mengurangi beban perusahaan untuk membayar kembali bunga dan pokok pinjaman. Adapun pendanaan melalui obligasi pemakaiannya lebih leluasa dibandingkan pendanaan bank yang bersifat jangka pendek khususnya pendanaan proyek yang menghasilkan return dalam jangka panjang;

3) Pengalihan kepemilikan (divestasi): dengan adanya go public pemilikan saham perusahaan akan lebih tersebar dan tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu. Dengan demikian terdapat penyebaran pendapatan dan risiko usaha.

b. Investor atau Pemodal

Masyarakat baik perseorangan atau lembaga yang membeli saham atau obligasi yang diterbitkan emiten disebut investor atau pemodal.

Para investor dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok berikut:45

44

Imam Sjahputra Tunggal, Tanya Jawab Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta:Havarindo, 2000), hlm 14-15

45


(50)

1) Pemodal yang bertujuan memperoleh deviden: orang atau lembaga yang mengharapkan penghasilan tetap seperti pensiunan, pengelola dana pensiunan, pengelola dana pensiun dan asuransi. Kelompok ini biasanya memilih perusahaan yang sudah sangat stabil, karena akan menjamin kepastian adanya keuntungan yang relatif stabil.

2) Pemodal yang bertujuan berdagang: mengharapkan keuntungan dari selisih positif harga beli dan harga jual (capital gain). Mereka membeli saham pada saat harga saham menurun dan akan menjualnya kembali pada saat harganya meningkat kembali. Pendapatan mereka bersumber dari keuntungan jual beli saham. Kelompok ini aktif dalam kegiatan berdagang di bursa.

3) Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan: bagi kelompok ini yang penting adalah ikut sertanya mereka sebagai pemilik perusahaan. Mereka biasanya memilih saham-saham perusahaan yang sudah punya nama baik. Kelompok ini berasal dari dari orang-orang yang telah mempunyai kehidupan mapan dan berniat melakukan investasi dalam suatu perusahaan.

4) Kelompok spekulator adalah mereka yang menyukai saham-saham perusahaan yang baru berkembang yang diyakini akan berkembang baik di masa yang akan datang.


(51)

Penjaminan emisi adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum untuk kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban sisa efek yang dijual. Perusahaan-perusahaan yang menjual saham atau obligasi menginginkan dana dari hasil penjualan itu dalam waktu yang telah ditentukan dan sesuai jumlah tertentu pula. Penjamin emisi inilah yang akan mengambil risiko untuk menjual saham atau obligasi emiten dengan mendapatkan imbalan.46

d. Penanggung (Guarantor)

Untuk memperkuat kepercayaan kepada emiten bahwa pinjaman pokok maupun bunga akan dibayar tepat waktu maka dalam penerbitan obligasi diperlukan jasa penanggung. Jika emiten karena suatu hal menderita kerugian atau dibubarkan sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada investor maka yang bertanggungjawab melakukan pembayaran bunga maupun pinjaman pokok obligasi beralih kepada penanggung.47

e. Perantara Perdagangan Efek (Pialang/Broker)

Membeli/menjual efek atas amanat investor. Pemodal yang ingin membeli/menjual saham harus menyampaikan amanat jual atau beli kepada pialang yang ia percayai, untuk jasanya tersebut pialang mendapat fee. Pialang

46

Tavinayati, dan Yulia Qamariyanti. Op.Cit. hlm 27 47


(52)

melaksanakan amanat yang diterimanya pada harga yang ditetapkan ataupun pada harga yang lain asal menguntungkan investor.48

Di samping melaksanakan amanat untuk membeli dan/atau menjual efek, pialang juga memberi saran tentang kecenderungan harga-harga saham tertentu. Meskipun demikian, keputusan tetap berada di tangan investor. Oleh karena itu, risiko kenaikan ataupun penurunan harga tetap dipikul oleh pemberi amanat (investor), Pialang tidak menanggung risiko atas perubahan nilai surat-surat berharga yang diperdagangkan.49

f. Pedagang Efek (Dealer)

Membeli efek atas namanya sendiri. Dengan demikian, dealer juga merupakan investor di pasar modal.

Pedagang efek bisa juga berfungsi sebagai pialang. Dalam hal menjalankan fungsi tersebut, ia harus mengutamakan pemenuhan pemodal lain. Artinya, bila ada investor yang memberi amanat untuk membeli saham tertentu dengan harga tertentu pula, sementara dealer yang menerima amanat tersebut juga ingin membeli saham atas risiko dirinya, maka dealer itu berkewajiban untuk memenuhi amanat beli yang diterimanya sebelum membeli untuk dirinya sendiri.50

g. Perusahaan Efek (Securities Company)

48

Ibid. 49

Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi.Seri Pasar Modal I, (Bandung: Alumni, 2005), hlm 164

50


(53)

Perusahaan Efek memiliki tiga aktivitas, yaitu:51 1) sebagai penjamin emisi,

2) perantara perdagangan efek, dan

3) manajer investasi (investment company)

Tiga kegiatan ini dapat dirangkum dalam suatu perusahaan efek dan setiap kegiatan memerlukan izin masing-masing. Apabila perusahaan efek menginginkan satu atau dua kegiatan diperbolehkan oleh peraturan di pasar modal. Sebagai pengecualian, perusahaan efek yang mendapat izin sebagai penjamin emisi otomatis melakukan kegiatan sebagai perantara perdagangan efek.

B. Fungsi dan Peranan Perusahaan Efek

Perusahaan efek dalam pasal 1 angka 21 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah:52

“Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi”

Untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, atau manajer investasi atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam-LK, perusahaan efek harus mendapat izin usaha dari Bapepam-LK terlebih dahulu.

Tjiptono Darmadji dan Handy M.Fakhruddin menyatakan bahwa peran dari Perusahaan Efek adalah sebagai berikut :53

51

Tavinayati, dan Yulia Qamariyanti. Op.Cit. hlm 29 52


(54)

1) Mendukung eksistensi pasar modal, dalam hal memperlancar perputaran dana dan informasi.

2) Mendukung sistem dan aktivitas Bursa sebagai bagian dari pasar modal dan sebagai unit usaha.

3) Meningkatkan kegiatan investasi pasar modal untuk menunjang perekonomian nasional.

Adapun fungsi dari Perusahaan Efek adalah sebagai berikut :54

1) Sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara pemodal dengan pemodal dan pemodal dengan emiten.

2) Sebagai ujung tombak Pasar modal) dalam meningkatkan pergerakan dan volume investasi.

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Pasal 32 menyebutkan bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh warga negara Republik Indonesia dan atau berbadan hukum atau perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki warga negara Republik Indonesia dan badan hukum Indonesia dan warga negara asing atau badan hukum asing.55

53

Tjiptono Darmadji, Hendy M. Fakhruddin ,Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta,Salemba Empat:2004), hlm 24

54

Ibid.

55

Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal


(55)

Berdasarkan laporan akhir tahun Bapepam-LK pada tanggal 30 Desember perusahaan efek berjumlah sekitar 191 yang mempunyai lisensi sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE) dan Perantara Perdagangan Efek ( PPE).56

PP No.45 Tahun 1995 Pasal 33 huruf a angka 1 di ubah oleh Kep Menkeu Nomor 179 /KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor 20/PM/2003, mensyaratkan Nomor 179 /KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor 20/PM/2003, mensyaratkan:57

1) Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan perdagangan efek sebesar Rp 50.000.000 dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Rp.25.000.000. perusahaan efek yang sudah ada wajib memenuhi ketentuan ini sampai pada tanggal 31 Desember 2003 yang disebut sebagai tahap pertama. Pada tahap pertama perusahaan efek wajib mempunyai modal disetor Rp. 25.000.000 dengan MKBD Rp.10.000.000 tahap kedua, tanggal 31 Desember 2004 modal disetor perusahaan efek harus Rp.50.000.000 dengan MKBD Rp.25.000.000. 2) Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perusahaan

perdagangan efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah harus mempunyai modal disetor sebesar Rp.30.000.000 dengan MKBD Rp.25.000.000. pada tahap pertama per 31 Desember 2003, perusahaan efek modal disetornya 18.000.000 dengan MKBD Rp.10.200.000.000

56

Adiwarman,et.al.,”Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia” ,(Kencana: Jakarta ,2010) , hlm 141.

57


(56)

pada tahap kedua per 31 Desember 2004, perusahaan efek harus mempunyai modal disetor Rp.35.000.000.000.

3) Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek yang tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib mempunyai modal disetor sedikitnya Rp. 500.000.000 dengan MKBD Rp.200.000.000 per 31 Desember 2003.

4) Perusahaan efek yang bertindak sebagai manajer investasi wajib mempunyai modal disetor sebesar Rp. 5.000.000.000 dengan MKBD sebesar Rp.200.000.000. per 31 Desember 2003, perusahaan efek wajib mempunyai modal disetor Rp.3.000.000.000 dengan MKBD sebesar Rp.200.000.000 per 31 Desember 2004, perusahaan efek harus mempunyai modal disetor Rp. 5.000.000.000 dengan MKBD Rp.200.000.000.

5) Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan manajer investasi harus memiliki modal disetor sebesar Rp.55.000.000.000 dengan MKBD Rp. 25.200.000.000. 6) Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang

efek dan manajer investasi wajib memiliki modal disetor sebesar Rp.35.000.000.000.

Penyesuaian permodalan pada perusahaan efek akan mendorong tumbuhnya perusahaan efek yang kuat dan efisien. Kualitas dan bonafiditas perusahaan efek yang demikian diharapkan akan membawa dampak positif bagi pengembangan pasar modal di Indonesia menuju pasar modal yang


(57)

berstandar dunia, teratur, efisien, dan tentunya mampu menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal.58

Jumlah perusahaan sekuritas di Indonesia relatif sedikit bila dibandingkan dengan jumlah investor yang ada di Indonsia. Seiring perkembangan jaman dan teknologi, perdagangan saham telah mulai mengarah ke perdagangan saham secara online (online trading), namun hingga saat ini tidak semua perusahaan sekuritas menyediakan jasa online

trading, hanya beberapa yang menyediakan jasa tersebut, di antaranya :

Mandiri Sekuritas, Batavia, Makindo, Samuel, dan lain sebagainya.

59

Berikut ini 3 macam kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan efek:60

1) Penjamin Emisi Efek (PEE)

Penjamin Emisi Efek (PEE) adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. Izin usaha sebagai PEE berlaku juga sebagai izin usaha Perantara Pedagang Efek.

Dengan demikian perusahaan efek yang telah berizin usaha penjamin efek dapat juga melakukan kegiatan sebagai perntara pedagang efek. Tetapi perusahaan efek yang berizin usaha perantara pedagang efek tidak otomatis dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek.61

58

Ibid., hlm 143 59

http:bisnis.vivanews.com, terakhir diakses tanggal 2 Maret 2013 60

Adiwarman,et.al., Op.Cit., hlm 144 61


(58)

Peran dari penjamin emisi adalah peran perusahaan efek untuk melakukan penjaminan emisi (underwriting) bagi emiten, yaitu perusahaan ingin mendapatkan dana dari calon-calon investor dari masyarakat luas. Penjamin emisi ini membuat kontrak emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

Sedangkan wakil penjamin emisi efek (WPEE) merupakan orang perorangan yang telah mendapat izin dari Bapepam melalui ujian kecakapan dalam pasar modal untuk bertindak mewakili kepentingan perusahaan kepentingan efek untuk kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan emisi efek. 62

Secara garis besar peran dan fungsi penjamin emisi dalam proses go public adalah sebagai berikut:63

a) Memberikan jasa konsultasi kepada emiten dalam rangka go public.

Penjamin emisi merupakan mitra dalam membuat perencanaan pelaksanaan serta pengendalian proses emisi, mulai dari memperisiapkan dokumen emisi sampai menjual efek di pasar perdana.

b) Menjamin efek yang diterbitkan emiten.

c) Dalam hal ini penjamin emisi bertanggungjawab atas keberhasilan penjualan seluruh saham emiten kepada masyarakat luas. Dalam suatu penjamin akan mengandung suatu risiko, untuk itu penjamin lain dalam bentuk sindikasi agar tingkat keberhasilan penjualan saham lebih tinggi.

62

Ibid.

63


(59)

d) Melakukan kegitan pemasaran efek yang diterbitkan oleh emiten agar investor dapat memperoleh informasi secara baik. Sehingga dilakukan pendesainan dan pendistribusian efek secara akurat dan tepat waktu.

2) Perantara Pedagang Efek

Perantara Pedagang Efek (PEE) merupakan pelaku pasar modal yang termasuk dalam kategori pengatur emisi dan transaksi, yaitu merupakan pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri dan/atau untuk kepentingan pihak lain.Kegiatan perantara pedagang efek dapat dilakukan oleh perusahaan efek yang telah mendapat izin dari Bapepam-LK.64

Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE) atau yang disebut juga denngan pialang adalah orang perorangan yang telah mendapatkan izin dari Bapepam-LK untuk bertugas mewakili kepentingan perusahaan efek untuk melaksankan perdagangan efek.

Dalam memiliih perantara (pialang) yang baik investor sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:65

a) Kejujuran pialang dalam bertugas untuk kepentingan pemodal. b) Mempunyai standar profesionalisme yang tinggi.

c) Melaksanakan pekerjaan dengan penuh dedikasi serius dengan berkonsentrasi penuh pada tugas tanpa terpengaruh oleh kepentingan pihak lain.

d) Mendahulukan kepentingan nasabah.

64

Munir Fuadi, Pasar Modal Modern(Tinjauan Hukum), (Bandung:Citra Bakti, 1996), hlm 43

65


(60)

e) Menjaga ketat rahasia nasabah.

f) Berhati-hati atas kebenaran informasi yang diberikan dan tidak menganjurkan nasabah agar membeli saham mereka sendiri yang tidak diketahui dan diyakini bermanfaat bagi pemodal.

g) Menaati hukum yang berlaku dan segala peraturan yang berhubungan dengan usaha sekruitas serta tidak ikut serta bersama orang lain melakukan pelanggaran di bidang pasar modal.

h) Tidak mengambil kesempatan yang dapat merugikan nasabah

i) Tidak akan melakukan tindakan yang mengakibatkan nama buruk bagi anggota lainnya

j) Para anggota saling bekerja sama demi kepentingan bersama

k) Memberikan advice atau penjelasan kepada investor beserta alasan-alasan dan analisis risiko yang dapat terjadi, evaluasi, dan espektasi yang wajar

3) Manajer Investasi

Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio (kumpulan efek yang dimiliki oleh orang perorangan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi ) untuk para investor atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok investor, kecuali perusahaan asuransi dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.66

66


(61)

Manajer Investasi adalah bagian dari kegiatan perusahaan efek yang dapat dilaksanakan secara terpisah maupun bersama-sama dengan kegiatan lainnya yaitu penjamin emisi dan perantara efek. Imbalannya dihitung dari persentasi tertentu dari nilai dana yang dikelolanya.

Wakil Manajer Investasi (WMI) adalah orang perorangan yang bertindak mewakili kepentingan perusahaan efek untuk kegiatan yang bersangkutan dengan pengelolaan portofolio efek, izin untuk wakil manajer investasi dikeluarkan oleh Bapepam dengan standarisasi yang ketat.67

Karena tidak semua orang mempunyai pengetahuan yang memadai dalam melakukan analisis efek dan melakukan prediksi mengenai prosfek perusahaan, atau bisa juga karena kesibukan pekerjaan, tidak sempat melakukan analisis terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di bursa efek, maka untuk menjawab kebutuhan ini, manajer investasi yang akan melakukan semua hal di atas untuk kepentingan calon investor.68

Keuntungan bagi institusi yang dananya dikelola oleh Manajer Investasi adalah bahwa mereka akan memperoleh laporan perkembangan dananya secara periodik tergantung kesepakatan di dalam kontrak dan dapat dimonitor sewaktu-waktu apabila diinginkan untuk mengetahui apakah dananya dikelola sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama.

67

Ibid. 68


(62)

C. Mekanisme Perdagangan Efek di Pasar Modal

Perdagangan efek di Pasar Modal terjadi karena adanya pihak yang menjual dan pihak lain yang bersedia membeli pada harga yang disepakati oleh kedua pihak tersebut. Kepemilikan saham dulunya dibuktikan melalui sertifikat saham/warkat. Namun seiring perkembangan zaman, sekarang ini tidak akan ditemui lagi sertifikat saham ini karena dokumentasi kepemilikan saham telah dilakukan secara elektronik.

Dokumentasi elektronik memungkinkan transaksi jual-beli saham dilakukan dengan cepat. Dulu, apabila ingin menjual saham, pemegang saham harus membawa sertifikat saham ke bursa saham, namun pada saat ini, dengan telepon aja pemegang saham sudah dapat menjual sahamnya.69

Dulunya Indonesia memiliki 2 bursa efek, yakni Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Namun sejak per tanggal 1 Desember 2007 kedua bursa ini telah melakukan merger menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berbentuk perusahaan yang berbadan hukum.

Dalam bursa efek, yang mempertemukan pembeli dan penjual adalah broker/pialang. Broker/pialang akan menyampaikan pesanan dari investor kepada floor trader. Floor trader adalah perwakilan perusahaan sekuritas yang secara fisik melakukan transaksi di bursa. Floor traderlah yang kemudian menginput penawaran/bid tersebut ke sistem komputer bursa efek yang disebut Jakarta Automated Trading System (JATS).

69

H. Dominic T., Berinvestasi di Bursa Saham, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo), hlm 19


(63)

Pada saat yang sama ada kemungkinan floor trader lain juga melakukan pemesanan transaksi jual/offer saham. Apabila kedua pesanan bertemu harga yang cocok maka JATS menyatakan bahwa transaksi matched.

Floor trader kemudian akan menginformasikan hal tersebut kepada broker

yang akan menginformasikan kembalik kepada investor.70

Perdagangan efek/saham di Bursa Efek dilakukan dengan proses sebagai berikut:71

1) Menjadi nasabah di perusahaan sekuritas.

Diperlukan penyerahan fotokopi KTP(Kartu Tanda Penduduk) dan NPWP(Nomor Pokok Wajib Pajak), mengisi dan menandatangani dokumen pembukaan rekening (opening account) di atas materai 6000, yang memuat informasi tentang identitas nasabah secara lengkap, nomor kontak, nomor rekening bank, tujuan investasi, jumlah setoran, ahli waris, dan informasi lainnya.

Kemudian investor harus menyetorkan sejumlah dana ke rekening bank sekuritas tersebut, sebagai bukti dan modal untuk melakukan transaksi jual-beli saham. Perusahaan sekuritas pada umumnya memberikan jumlah minimal tertentu, sebagian besar mematok jumlah minimal 25 juta rupiah, namun ada juga yang mematok jumlah minimal 10 juta rupiah untuk setoran pertama investornya.

70

Ferry Kiandi, Perlindungan Hukum terhadap Investor dalam Transaksi Efek melalui Internet di Pasar Modal Indonesia, Skripsi, Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2010, hlm 38

71


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari uraian bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mekanisme Perdagangan efek/saham di Bursa Efek dilakukan dengan

proses : pertama, menjadi nasabah di perusahaan sekuritas; kedua, melakukan pemesanan Saham; ketiga, transaksi Berhasil(Done); dan terakhir, penyelesaian Transaksi(settlement)

2. Wanprestasi dalam perdagangan efek adalah keadaan dimana suatu pihak, dalam hal ini adalah perusahaan efek/sekuritas yang melakukan ingkar janji atas perikatannya terhadap nasabahnya, di mana perusahaan efek tersebut menyalahgunakan dana nasabahnya, melanggar kode etik dan perjanjian dengan nasabahnya, dan mengunakan dana nasabahnya sebagai dana pribadi atau untuk kepentingannya sendiri, dan bukan dipergunakan untuk membeli efek sesuai dengan keinginan nasabah dari perusahaan efek tersebut. Kasus Penyalahgunaan dana nasabah ini selain membawa perusahaan efek ke ranah hukum perdata, seperti ganti rugi terhadap para nasabah, organ perusahaan efek tersebut juga terancam hukuman pidana dan hukuman administrasi, yakni pencabutan izin usaha dan keanggotaan dalam bursa efek oleh OJK sebagai badan pengganti Bapepam-LK.

3. Perbuatan penggelapan dan penyalahgunaan dana nasabah terjadi apabila memenuhi unsur wanprestasi yakni “tidak melakukan apa yang diperjanjikan”. PT Sarijaya Permana Sekuritas yang seharusnya mengikuti


(2)

kode etik perusahaan efek dan menggunakan dana nasabah sesuai dengan keinginan nasabah, malah melanggar kode etiknya dan menggunakan dana nasabah untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu Herman Ramli dan para direksi juga digugat secara perdata oleh para nasabahnya. Pada tanggal 27 januari 2011, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan akhirnya menjatuhkan vonis atas gugatan perdata nasabah kepada PT Sarijaya Permana Sekuritas. Majelis Hakim memutuskan mengabulkan gugatan 134 nasabah agar Sarijaya Sekuritas mengganti dana investasi nasabah senilai Rp 14,82 miliar. Dalam pertimbangannya, majelis hakim yang diketuai Sudarwin menyatakan, jajaran komisaris dan direksi Sarijaya telah melakukan perbuatan melawan hukum karena melakukan transaksi saham dengan menggunakan rekening atas nama orang lain tanpa sepengetahuan pemilik rekening yang bersangkutan.

B. Saran

1. Bagi investor : Para investor haruslah lebih berhati-hati dalam menentukan perusahaan sekuritas.

2. Bagi perusahaan sekuritas : Perusahaan sekuritas harus dapat mengoptimalkan peran risk management, untuk mencegah terulangnya kasus penyalahgunaan dana nasabah oleh organ perusahaan sekuritas. Perusahaan efek juga harus menerapkan prinsip keterbukaan dengan baik, agar menghindari adanya peluang terjadi penggelapan dana.


(3)

3. Bagi OJK yang berperan sebagai pengawas pasar modal perlu adanya pengawasan lebih ketat mengenai data nasabah. Peningkatan pengawasan yang lebih efektif harus lebih dini dilakukan oleh Bapepam yang dalam hal ini merupakan badan yang ditunjuk UU untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang terjadi di Pasar Modal. Dalam hal ini kegiatan pengumpulan dana dan laporan laporannya harus dilakukan secara detil dan lebih intensif untuk dapat melakukan early detection

terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh pihak pihak tertentu di industri Pasar Modal tersebut. Keterlibatan Komisaris Utama sebuah perusahaan efek terhadap akses yang dimilikinya atas rekening nasabah dan dilanggarnya otoritas untuk dapat memindahkan uang nasabah ke rekening lain dalam hal peruntukan yang bukan perdagangan saham harus segera dipantau secara ketat oleh badan pengawas,agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.Kelalaian dalam hal pengawasan yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan dana/efek nasabah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan efek akan berdampak pada ketidak percayaan investor terhadap Bursa Efek Indonesia dan akan menyebabkan larinya para investor ke luar negeri.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adiwarman,et.al.,”Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia” ,Kencana: Jakarta ,2010

Anoraga , Pandji dan Pakarti ,Piji, Pengantar Pasar Modal,Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001

Anwar , Jusuf, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi.Seri Pasar Modal I, Bandung: Alumni, 2005

Badan Pengawas Pasar Modal, Cetak Biru Pasar Modal Indonesia 2000-2004, Jakarta: Bapepam-LK, 1999

Basrah, Buku ke-III K.U.H. Perdata tentang Perikatan Jual beli dan Pembahasan

Kasus, Medan: Fakultas Hukum USU,1981

Benni, Sinaga, Kitab Suci Pemain Saham, Jakarta: Dua Jari Terangkat, 2009 Coffee, C., John, Jr.1, Market Failure and the Economic Case for A Mandatory

Disclosure System, Virginia Law Review, Vol.79, 1984

Darmadji ,Tjiptono dan Fakhruddin,M., Hendy,Pasar Modal di Indonesia, Jakarta:Salemba Empat,2004

Fuadi , Munir, Pasar Modal Modern(Tinjauan Hukum), Bandung:Citra Bakti, 1996

Kamus Besar Bahasa Indonesai edisi ke tiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005


(5)

Muljadi ,Kartini dan Widjaja ,Gunawan, Perikatan Pada Umumnya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004

Nasution ,Bismar, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia,2001

Situmorang, Paulus, M., Pengantar Pasar Modal, Mitra Wacana Media,2008 Sjahputra ,Tunggal ,Imam, Tanya Jawab Aspek Hukum Pasar Modal di

Indonesia, Jakarta:Havarindo, 2000

Son, Bettle, Muchammad, Sistem Hukum Indonesia, Jakarta: UMB, 2006.

Surya , Indra dan Nasarudin ,Irsan ,M., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Prenada Media, 2004

Suta, Ary, Gede, Putu,I , Menuju Pasar Modal Modern, Jakarta: Yayasan Sad Satria

Sutedi ,Andrian, Segi-Segi Hukum Pasar Modal , Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009

Syahrani , Ridwan, Seluk-beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, Bandung : PT.Alumni,2004

T., Dominic, H.., Berinvestasi di Bursa Saham, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Tavinayati, dan Qamariyanti,Yulia Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta:Sinar Grafika, 2009

Usman , Marzuki,et. al , ABC Pasar Modal Indonesia, Jakarta:Institut Bankir Indonesia, 1994


(6)

Widjaja , Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Efek sebagai Benda, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005

B. Makalah

Kiandi, Ferry, Perlindungan Hukum terhadap Investor dalam Transaksi Efek

melalui Internet di Pasar Modal Indonesia, Skripsi, Ilmu Hukum,

Universitas Sumatera Utara, 2010

Nasution, Bismar , Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan: Kajian Terhadap Independensi dan Pengintegrasian

Pengawasan Lembaga Keuangan, makalah

C. Peraturan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

D. Website

http://damianus-renjaan.blogspot.com/2010/03/tinjauan-yuridis-kasus-pt-sarijaya.html,