Indikator Kualitas hidup Kajian Kualitas Hidup 1. Pengertian Kualitas Hidup

23 memfungsikan kemampuan mereka sendiri dan membandingkannya dengan standar kemampuan internal yang mereka miliki agar dapat mewujudkan sesuatu menjadi lebih ideal dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Menurut Cohen Lazarus 1995 dalam Tika Larasati 2008: 4, kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dapat dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual dan kondisi materi. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu.

2. Indikator Kualitas hidup

Kualitas hidup sering diidentikkan dengan kesejahteraan. Salah satu sebabnya adalah munculnya kesadaran, bahwa pembangunan tidak cukup diukur kesuksesannya dengan membangun input yang banyak, tetapi justru yang lebih penting adalah output. Kualitas hidup merupakan salah satu tolak ukurnya. Untuk mengetahui kualitas hidup, harus diketahui terlebih dahulu indikatornya. Menurut Organization of Economic and Culture Development OECD, indikator kualitas hidup adalah pendapatan, perumahan, lingkungan, stabilitas sosial, kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja. Faturochman, 1990:1. 24 Sedangkan menurut Noeng Muhadjir dalam Yoyon Suryono 2008: 17, menyebutkan menempatkan kualitas manusia sebagai objek pengembangan sumber daya manusia dengan dua indikator, yaitu indikator instrumental dan indikator substansial. Indikator instrumental meliputi kreativitas, kebebasan, tanggung jawab dan kemampuan produktif. Indikator substansial meliputi aspek sosial, politik, agama, ekonomi, budaya, ilmu dan fisik. Keduanya dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan kualitas manusia. Secara substansial, keberhasilan pengembangan kualitas manusia ditunjukkan dalam bentuk pendapatan, pendidikan, kesehatan, keimanan, ketangguhan fisik, ketangguhan mental, dan seni. Selain itu, kualitas dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kualitas fisik dan non fisik. Kualitas fisik seperti usia harapan hidup pada waktu lahir, angka kesakitan, angka kematian, ukuran tinggi dan berat badan, dan kemajuan ekonomi. Kualitas non fisik meliputi kualitas kepribadian, bermasyarakat, berbangsa, spritual, wawasan lingkungan dan kualitas kekaryaan. Uraian tersebut dijabarkan sebagai berikut: a. Kualitas kepribadian, seperti kecerdasan, kemandirian, kreativitas, ketahan mental, keseimbangan antara emosi dan rasio. b. Kualitas bermasyarakat. Kualitas non fisik diperlukan dalam keselarasan hubungan dengan sesama manusia, seperti solidaritas, keterbukaan. c. Kualitas berbangsa, seperti kesadaran berbangsa dan bernegara yang semartabat dengan bangsa lain. d. Kualitas spritual. Kualitas non fisik berhungan dengan Tuhan. e. Wawasan lingkungan. Kualitas yang diperlukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi seluruh generasi bangsa. f. Kualitas kerkaryaan. Kualitas yang diperlukan untuk mewujudkan aspirasi dan potensi diri dalam bentuk kerja nyata guna menghasilkan sesuatu dengan mutu sebaik-baiknya. Sofian Effendi, dkk, 1992: 9 25 Dari beberapa indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator untuk mengetahui kualitas hidup yaitu pendapatan, kesehatan, kesempatan kerja, kreativitas atau keterampilan, hubungan sosial dan pendidikan.

3. Pendidikan sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Hidup