menjadi lebih singkat namun sebaliknya suatu kejadian atau tindakan yang dilakukan secara singkat biasanya dijelaskan sedetail dan seteliti mungkin.
c. Latar sosial
Schmitt dan Viala 1982: 169 menyatakan bahwa “il y a du social dans
le texte, et en meme temps, le texte est lui-même partie intégrante de la vie sociale et culturelle.” Kutipan tersebut menerangkan terdapat faktor sosial di dalam teks,
dan dalam waktu yang sama, teks merupakan bagian dari komponen kehidupan sosial dan budaya”. Hal ini membuktikan bahwa dalam cerita karya fiksi
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat seperti masalah yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, tradisi dalam masyarakat, dan sebagainya. Di samping itu, latar sosial juga mencakup tentang status sosial tokoh dalam masyarakat misalnya atas,
menengah, atau bawah.
4. Tema
Schmitt dan Viala 1982: 29 mengungkapkan tentang sebuah tema dibentuk dari beberapa motif yang kompleks. Serangkaian motif inilah yang
berupa peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. Dengan kata lain, bahwa tema direpresentasikan sebagai bagian dari sebuah makna teks atau arti sebuah
cerita. Pernyataan ini serupa dengan yang dikemukakan Stanton dan Kenny via Nurgiyantoro, 2012: 67 bahwa tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah
cerita. Pada hakikatnya tema ialah wujud-wujud kesatuan dari keseluruhan
cerita dan penentuannya dapat dilakukan dengan memilih, menilai,
mempertimbangkan, serta memahami beraneka kode motif yang koheren dalam teks cerita. Nurgiyantoro 2012: 82-83 menyebutkan bahwa tema terdiri dari dua
macam yaitu, tema mayor dan tema minor. Tema mayor ialah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu sedangkan tema minor
ialah makna-makna tambahan yang menjadi dasarnya. Makna tambahan atau makna bagian merupakan makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu
cerita saja.
C. Keterkaitan Antarunsur Karya Sastra
Setiap karya sastra tentunya memiliki kepaduan antarunsur di dalamnya. Roman sebagai salah satu genre karya sastra tentu saja memiliki unsur
pembangun di dalamnya intrinsik yang sifatnya terstruktur. Barthes 1981: 10- 11 menjelaskan bahwa struktur suatu cerita itu bukanlah sekumpulan kalimat-
kalimat sederhana melainkan sebagai pembeda yang besar antara elemen-elemen yang masuk dalam komposisi cerita. Artinya dengan adanya perbedaan antara
elemen-elemen tersebut maka dapat membentuk suatu struktur komposisi cerita yang padu.
Selanjutnya, Nurgiyantoro 2012: 36-37 mengungkapkan bahwa struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan timbal-balik, saling
menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk suatu kesatuan yang utuh. Dengan demikian, unsur-unsur elemen yang terdapat dalam
karya sastra saling tersusun dalam perwujudan cerita yang padu.
Untuk mendapatkan kepaduan cerita atau kesatuan yang utuh dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mendekripsikan, serta mengkaji
antarunsur intrinsik dari suatu karya sastra. Antarunsur intrinsik berupa alur, penokohan, dan latar akan menjadi padu dan bermakna jika mereka diikat oleh
tema. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tema merupakan makna dari suatu cerita yang artinya kemunculannya disampaikan pengarang secara
implisit. Suatu makna yang diciptakan menjadi tema sebenarnya sangat berhubungan dan mendapat pengaruh dari unsur-unsur sebelumnya.
Untuk menentukan tema biasanya diketahui dari peristiwa atau segala sesuatu yang dialami oleh para tokoh, khususnya tokoh utama. Artinya
kemunculan tokoh pada suatu cerita mempengaruhi pembentukan makna tema. Begitu juga dengan alur karena alur merupakan serangkaian peristiwa cerita. Oleh
sebab itu, hadirnya alur juga memiliki peran dan pengaruh besar terhadap pencipataan tema cerita. Jadi, antara alur dan penokohan merupakan dua unsur
penting yang saling berkaitan dengan tema. Akan tetapi, rasanya masih kurang lengkap untuk menghidupkan cerita
agar nampak seperti kejadian nyata jika hanya ada tokoh saja. Oleh sebab itu, tokoh memerlukan ruang lingkup waktu, tempat, sosial sebagaimana yang disebut
dengan latar. Adanya keterkaitan unsur-unsur intrinsik inilah berguna untuk memahami makna tanda-tanda yang terjalin dalam sistem strukturnya.