digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Jika signifikansinya α 0,05 maka H
ditolak dan H
1
diterima.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji distribusi normal atau uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data yang dimiliki distibusi normal sehingga
dapat dipakai dalam statistik statistik inferensial. Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data
apakah data empirik yang didapatkan di lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik tertentu. Dalam kasus ini distribusi normal,
dengan kata lain apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
26
Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal.
Pada penelitian ini cara yang digunakan untuk melakukan uji normalitas adalah dengan menggunakan teknik Kolmogorov
Smirnov. Konsep
Kolmogorov Smirnov
adalah dengan
membandingkan distibusi data yang akan di uji normalitasnya dengan distibusi baku. Distribusi baku adalah data yang telah
ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Artinya uji kolmogorov smirnov adalah uji beda antara
data yang di uji normalitasnya dengan data normal baku.
26
Muhammad Yusup,
“Uji Normalitas” dalam https:googleweblight.com?lite_url= https:yourmath.wordpress.comtabel-, diakses pada 21 September 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Penerapan pada uji kolmogorov smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan di uji mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku dan data tersebut tidak normal. Namun apabila signifikansi di atas 0,05
maka tidak terdapat perbedaan signifikan antara data yang akan di uji dengan data baku, dan data tersebut normal.
27
Pada uji normalitas penelitian ini tidak hanya menggunakan uji kolmogorov smirnov namun juga menggunakan grafik P-plot,
yakni dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Rgeression Standardized Residual
sebagai dasar pengemabilan keputusan, jika titik menyebar disekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual
tersebut telah normal.
28
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
29
suatu penelitian perlu dilakukan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi
klasik pada model regresi, dimana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas.
27
“Uji Normalitas dengan kolmogrov Smirnov” dalam www.statistikan.com201209uji- normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov-html diakses pada 18 Oktober 2015.
28
Duwi Consultant “Uji Normalitas Regresi”, dalam http:duwiconsultant.Blogspot .co.id201111uji-normalitas-regresi.html diakses pada 19 Oktober 2015.
29
“Pengertian Uji
Heteroskedastisitas ”
dalam www.statistikian.com201301uji-
heteroskedastisitas.htmlm=1 diakses pada 21 September 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode uji koefisien korelasi
Spearman’s rho. Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi
Spearman’s rho yaitu
mengkorelasi variabel
independen dengan
nilai unstandardized
residual. Pengujian
menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat
dikatakan bahwa
tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
30
Selain menggunakan uji koefisien korelasi
Spearman’s rho pada penelitian ini juga menggunakan pengujian dengan melihat pada Grafik Scatter Plot,
yakni untuk mengetahui titik-titik apakah membentuk pola yang jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y atau tidak.
c. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam
suatu model regrsi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.
31
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
30
Duwi Konsultant, “Uji Heteroskedastisitas” dalam http:duwiconsultant.blogspot.co.id2011 uji-heteroskedastisitas.html diakses pada 18 Oktober 2015.
31
“Pengertian Multikolinearitas” dalam https: khansamhamnida. wordpress.com20110415 multikolinieritas-pengertian- multikolinieritas diakses pada 17 Oktober 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adanya multikolinearitas
32
adapun yang dimaksud tidak adanaya multikolinearitas adalah tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Sedangkan pengambilan
keputusan pada
Uji Multikolonieritas dapat dilakukan dengan dua cara yakni :
1. Melihat nilai Tolerance
Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolonieritas terhadap data yang di uji.
Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terdapat multikolonieritas terhadap data yang di uji.
2. Melihat nilai VIF Variance Inflation Factor
Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolonieritas terhadap data yang di uji.
Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka artinya terjadi multikolonieritas terhadap data yang di uji.
33
32
Duwi Consultant.
“Uji Multikolinearitas”,
dalam http:duwiconsultant.blogspot.co.id201111uji-multikolinearitas.html diakses pada 15 Oktober
2015. 14.29
33
Sahid Raharjo “Konsistensi Paduan Olah Data Penelitian dengan SPSS”, dalam www.konsistensi.com201307uji-multikonieritas-dengan-melihat.html, Diakses pada 17 Oktober
2015.