UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD SISWA ELAS IV SDN 2 PASAR BARU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

SISWA KELAS IV SDN 2 PASAR BARU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh ZULINA

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran PKn kelas IV SDN 2 Pasar Baru Pesawaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data observasi guru dan siswa dan tes hasil belajar menggunakan observasi dan tes. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas belajar siklus I rata-rata 74,67%, pada siklus II meningkat menjadi 82,67%. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 67,56, pada siklus II meningkat menjadi 77,33. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I hanya 66,67%, meningkat pada siklus II menjadi 86,67%.

Kata kunci: Aktivitas belajar, Hasil belajar, Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Zulina dilahirkan di Kedondong pada tanggal 9 November 1973, anak ke 3 dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Zayadi Saheb dan Ibu Napisah.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 1 Kedondong pada tahun 1986, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri 1 Kedondong pada tahun 1989, dan SMEA YP 17 Kedondong pada tahun 1992. Sedangkan pada tahun 2010 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program S1 PGSD Dalam Jabatan di Universitas Lampung. Sejak tahun 2006 Penulis menjadi guru di SDN 2 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.


(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi sederhana ini kupersembahkan kepada:

Suami dan anak-anak tersayang, kedua orang tua serta

keluarga besarku

Terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan moral spiritual,

materiil maupun immateriil sehingga saya bisa menyelesaikan


(8)

MOTO

Kita semua harus menerima kenyataan, tetapi

menerima kenyataan saja adalah pekerjaan

manusia yang tak mampu lagi berkembang


(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil„aalamiin atas rakhmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Menggunakan Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas IV SDN 2 Pasar Baru Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., sebagai Pembimbing, terimakasih atas bimbingan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Fitria Akhyar, M.Pd., sebagai Pembahas, terimakasih atas masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah dan dewan guru SDN 2 Pasar Baru yang telah memberikan izin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian

7. Rekan-rekan mahasiswa S-1 Dalam Jabatan, dan

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Pesawaran, Juli 2014 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Depan ……….. i

Abstrak ……… ii

Halaman Judul ……… iii

Halaman Persetujuan ……….. iv

Halaman Pengesahan ………... v

Halaman Pernyataan ……….. vi

Riwayat Hidup ……… vii

Motto ……….. viii

Halaman Persembahan ……… ix

Sanwacana ………. x

Daftar Isi ………. xi

Daftar Tabel ……… xiii

Daftar Gambar ………..……….. xiv

Daftar Lampiran ….……….……… xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ………..……….…… 1

1.2. Identifikasi Masalah ………. 3

1.3. Rumusan Masalah ………..…….…… 4

1.4. Tujuan Penelitian ………..…………. 5

1.5. Manfaat Penelitian ……….………… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar ………. 7

2.2. Pengertian Pembelajaran ……….. 8

2.3. Pembelajaran PKn ………. 8

2.4 Aktivitas Belajar ………….………..………… 11


(11)

2.6. Model Pembelajaran Tipe STAD …….……… 14

2.7. Kerangka Berpikir ………..……… 18

2.8. Hipotesis Tindakan ………..……….. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian ……….……….. 21

3.2. Setting Penelitian ……….. 21

3.3. Prosedur Penelitian ………. 21

3.4. Teknik Pengumpulan Data ……….…… 28

3.5. Validitas Data ………... 29

3.6. Teknik Analisis Data ………..……… 30

3.7. Indikator Keberhasilan ……… 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan kelas dan Waktu Penelitian ………. 36

B. Hasil Penelitian …...………..……….. 36

I. Siklus I …...……….. 37

II. Siklus II ……….. 45

C. Pembahasan ……….………. 53

1. Aktivitas Belajar Siswa …...…….……….. 53

2. Kinerja Guru ... 54

2. Hasil Belajar Siswa ………...…... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 59

B. Saran ………..……… 59

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 61


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Format lembar analisis aktivitas belajar siswa ……….…. 30

2.2. Kriteria aktivitas belajar siswa ……… 31

2.3. Format lembar pengamatan aktivitas guru ………. 32

2.4. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas guru ……… 32

2.5. Kriteria aktivitas guru ………. 33

2.6. Format lembar analisis hasil belajar siswa ………. 34

4.1. Jadwal pertemuan (pembelajaran) PKn kelas IV SDN 2 Pasar Baru … 36 4.2. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus I …...………….. 40

4.3. Hasil pengamatan kinerja guru dalam pembelajaran siklus I ... 42

4.4. Hasil tes formatif siswa pada siklus I ………. 44

4.5. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II …...………….. 48

4.6. Hasil pengamatan kinerja guru dalam pembelajaran siklus II ... 50

4.7. Hasil tes formatif siswa pada siklus II ………. 51

4.8. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa per siklus ... 53

4.9. Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran per siklus ... 55

4.10. Rata-rata hasil belajar siswa per siklus ... 56


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat izin penelitian ………. 63

2. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ……… 64

3. Surat kesediaan sebagai teman sejawat ……….. 65

4. Surat pernyataan teman sejawat ……….. 66

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……… 67

6. Tes Formatif Siklus I ……..………. 72

7. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus II ……….. 75

8. Tes Formatif Siklus II …………..……..………..……… 80

9. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ……..…....……….. 83

10. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ……..…..……….. 84

11. Hasil Belajar Siswa Siklus I ……… 85

12. Hasil Belajar Siswa Siklus II ……… 86

13. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ………...………. 87

14. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ………..………. 88


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Siklus spiral PTK ………...………. 20

2.2. Grafik peningkatan aktivitas belajar siswa per siklus ... 54

2.3. Grafik peningkatan rata-rata kinerja guru per siklus ... 55

2.4. Grafik peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa per siklus ... 56


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan salah satu tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas melalui proses pembelajaran dengan tindakan yang berorientasi pada pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya terjadi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam diri siswa. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk memperoleh hasil yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai guna meningkatkan kualitas belajar siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus benar-benar mampu menciptakan aktivitas pembelajaran melalui serangkaian kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Adapun salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah dasar adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.


(16)

2

Mata pelajaran PKn yang didominasi oleh aspek kognitif yang bersifat deskriptif menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses belajar mengajar, baik itu dialami oleh guru yang menyampaikan materi, maupun siswa sebagai subjek penerima materi pelajaran. Pada saat pembelajaran PKn di kelas IV SDN 2 Pasar Baru berlangsung, siswa gaduh, mengganggu teman dan mengobrol yang menyebabkan rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran dan menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Secara umum materi PKn di SDN 2 Pasar Baru sering disampaikan oleh guru dengan metode ceramah langsung melalui cerita, tugas kelompok, mencatat, dan jarang menggunakan model pembelajaran yang variatif. Pola pembelajarannya berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa, siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran siswa sering tidak menjawab pertanyaan dari guru karena merasa takut dan malu apabila jawabannya salah. Siswa juga tidak pernah mengungkapkan pendapatnya setiap diminta oleh guru. Setiap kali guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah disampaikan guru, kebanyakan siswa menjawab sudah jelas dan tidak perlu ada pertanyaan lain, tetapi pada kenyataannya ketika guru menanyakan tentang materi pelajaran sedikit sekali siswa bisa menjawab dengan benar.

Dari beberapa permasalahan pembelajaran yang kurang menarik ini berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di


(17)

3

SDN 2 Pasar Baru. Berdasarkan data nilai pada semester ganjil, diketahui siswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan nilai ≥65 hanya 4 siswa (26,7%) dari 15 siswa, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65.

Berdasarkan permasalahan di atas, guru harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi semua siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilakukan melalui penyampaian pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Berdasarkan hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran tersebut, maka penulis ingin melakukan perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru pada mata pelajaran PKn, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena diyakini mampu mempermudah siswa dalam memahami konsep PKn.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan tersebut perlu diidentifikasi sebagai berikut:

a. penyampaian materi PKn dalam praktiknya selalu monoton, karena pada umumnya guru menyajikan pembelajaran dengan metode ceramah langsung melalui cerita, tugas kelompok, mencatat, dan jarang


(18)

4

menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru menjadi kurang.

b. rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru, yaitu dari 15 siswa hanya 4 siswa (26,7%) yang memeperoleh nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan yaitu 65.

c. pembelajaran kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan bagi siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

a. bagaimanakah pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran PKn tentang globalisasi dan pengaruhnya, dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru tahun pelajaran 2013/2014?

b. bagaimanakah pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran PKn tentang globalisasi dan pengaruhnya, dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru tahun pelajaran 2013/2014?


(19)

5

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukaan di atas maka tujuan penelitian adalah untuk:

a. mendeskripsikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru pada pembelajaran PKn tentang globalisasi dan pengaruhnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. mendeskripsikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru pada pembelajaran PKn tentang globalisasi dan pengaruhnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

a. Bagi Siswa

diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep PKn kelas IV SDN 2 Pasar Baru tahun pelajaran 2013/2014.

b. Bagi Guru

diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat demi peningkatan pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang dihadapi


(20)

6

guru yang berhubungan dengan materi pembelajaran PKn dapat ditanggulangi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Bagi Sekolah

memberi sumbangan dan masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SDN 2 Pasar Baru dapat meningkat.

d. Bagi Penulis

menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk siswa dimasa yang akan datang.


(21)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002:9) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Sedangkan Daryanto (2009:2) mengemukakan pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Thorndike dalam Ruseffendi, E.T (1997:184) mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan Law of Effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus, segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan, biasa disebut dengan teori stimulus-respon.

Menurut Thursan dalam Munawar (2009), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.


(22)

8

2.2. Pengertian Pembelajaran

Secara umum Gagne dan Briggs dalam Aisyah (2007:1.3) melukiskan pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar” secara terperinci. Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai “seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal”. Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik (Krisna, 2009).

2.3. Pembelajaran PKn

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut


(23)

9

Mulyasa dalam Ruminiati (2007: 1.26) adalah untuk menjadikan siswa mampu:

1. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3. berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka materi dalam pembelajaran PKn perlu diperjelas. Oleh karena itu, ruang lingkup PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut (BSNP, 2006: 108):

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan


(24)

10

bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.


(25)

11

Dari beberapa aspek tersebut di atas, penelitian tindakan kelas ini akan mengambil aspek yang ke delapan yaitu aspek globalisasi,

2.4. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan salah satu hal yang menjadi ciri dari proses belajar mengajar di kelas. Belajar merupakan berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik aktif sedangkan mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran siswa yang menjadi subjek, merekalah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan kegiatan belajar yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :

1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, strategi, mereparasi, bermain dan berternak.

7. Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.


(26)

12

8. Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:

a. menggunakan multimetode dan multimedia

b. memberikan kesempatan kepada siswa melaksanakan eskperimen c. mengadakan tanya jawab dan diskusi

Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “low of exercise-nya yang mengatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. MC Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu (Suratmi, 2012: 16).

Berdasarkan definisi di atas aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan siswa dalam mengikuti pelajaran atau layanan. Belajar sambil melakukan aktivitas dapat menyebabkan pesan/konsep yang didapatkan akan lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. Kegiatan aktivitas belajar siswa dapat diamati dengan memperhatikan perilaku siswa yang meliputi:

1. menjawab pertanyaan guru 2. mengajukan pertanyaan 3. menanggapi jawaban teman 4. berdiskusi kelompok


(27)

13

2.5. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya. Arikunto (2006: 133) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur”. Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang diberikan pada setiap akhir siklus.

2.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)


(28)

14

a. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Menurut Indrawati (2009:27) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh murid. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara murid dengan murid, interaksi antara guru dan murid, maupun interaksi antara murid dengan sumber belajar. Dari interaksi yang dibangun tersebut, diharapkan murid dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Menurut Wina (2006: 33), model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Menurut Indrawati (2009:79) pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama di antara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di kelas. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan peserta didik dalam bekerja sama


(29)

15

dengan yang lainnya, struktur tujuan, dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilkan oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran (Indrawati, 2009:79).

Menurut Anita (2007:2), model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Lebih lanjut Anita (2007:6) juga mengemukakan bahwa situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga murid mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.

b. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Seperti dijelaskan di atas bahwa pada penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu diantaranya: Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, dan Group Resume (Isjoni, 2007: 51). Sedangkan Slavin (2010: 11) dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima variasi model yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Tiga model yang dapat diterapkan pada sebagian besar mata pelajaran yaitu: Student Team Achievement Division


(30)

16

(STAD), Team Games Tournament (TGT) dan Jigsaw. Dua yang lainnya adalah model kooperatif yang digunakan untuk mata pelajaran tertentu, seperti Cooperative Integrated Reading Compotition (CIRC), untuk keterampilan mengarang dan membaca dalam mata pelajaran bahasa dan Team Accelerated Instruction (TAI) untuk matematika.

Berdasarkan macam-macam model pembelajaran kooperatif di atas, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok yang saling berinteraksi satu sama lain dan adanya tujuan yang harus dicapai.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (1995:70) bahwa:

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari lima atau enam anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda, atau kelompok ditentukan secara heterogen.


(31)

17

Lebih lanjut, Slavin (1995:71) menjelaskan bahwa:

STAD telah digunakan secara luas seperti pada pelajaran Matematika, seni bahasa, ilmu – ilmu sosial dan sains. Lebih lanjut Slavin menyatakan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu Presentasi kelas (Class Presentations), belajar kelompok (teams), kuis (quizzes), peningkatan skor individu (individual improvement scores), dan penghargaan kelompok (team recognition).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut:

1. siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. siswa aktif membantu dan memotivasi semangat semangat untuk berhasil bersama.

3. aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4. interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Menurut Slavin (dalam Indrawati, 2009: 80) secara garis besar tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tahap persiapan

Pada tahap ini, guru mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran termasuk lembar kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode pembelajaran dan penyajian materi pada awal pembelajaran. Pembagian kelompok diatur berdasarkan skor awal, masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 orang dengan prestasi yang bervariasi, jenis kelamin dan ras yang berbeda. Guru menjelaskan bahwa tugas utama kelompok adalah membantu anggota untuk menguasai materi dan mempersiapkan kuis serta tiap anggota hendaknya berusaha untuk memperoleh nilai yang baik karena prestasi individu akan berpengaruh besar terhadap kelompok.

Tahap Penyajian Materi

Sebelum pembelajaran, guru menginformasikan kepada peserta didik tujuan yang hendak dicapai dan prasyarat yang harus dimiliki. Penyajian


(32)

18

materi dilakukan secara klasikal. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam kelompok,

b. menekankan kepada peserta didik bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan,

c. mengontrol pemahaman peserta didik sesering mungkin

d. memberikan penjelasan tentang benar atau salahnya jawaban dari suatu pertanyaan

Setelah peserta didik memahami permasalahan, selanjutnya beralih pada materi berikutnya.

Tahap Kegiatan Kelompok

Dalam tahap ini peserta didik mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS. Dalam kegiatan kelompok peserta didik saling membantu dan berbagai tugas. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya. Peran guru dalam tahap ini sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok.

Tahap Pelaksanaan Tes Individu

Setelah materi dipelajari dan dibahas secara berkelompok, peserta didik diberi tes dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapainya. Hasil tes digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan untuk perolehan skor kelompok. Tes yang dilakukan berupa soal-soal dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 15 butir.

Tahap Penghitungan Skor Perkembangan Individu

Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih perolehan tes sebelumnya (skor awal) dengan tes akhir. Berdasarkan skor awal, setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.

2.7. Kerangka Pikir

Aktivitas siswa menjadi hal yang penting selama proses pembelajaran. Hal ini penting bagi guru untuk memilih model pembelajaran yang tepat dan bervariatif untuk meningkatkan aktivitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam proses


(33)

19

pembelajaran keaktivan siswa dapat dibuktikan dengan prestasi atau hasil belajar yang dicapai setelah diadakan evaluasi pembelajaran di kelas.

Dari uraian tersebut dengan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sejalan dengan itu peningkatan hasil belajar siswa pun akan terpenuhi. Dengan kata lain pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2.8. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “apabila dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru tahun pelajaran 2013/2014”.


(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan rekan sejawat. Siklus penelitian ini dapat dilihat dalam diagram berikut:

Gambar 2.1. Alur Siklus PTK (Sumber: Aqib Zainal, 2006:30)


(35)

21

3.1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 15 orang terdiri atas laki-laki 8 orang dan perempuan 7 orang.

3.2. Setting Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Pasar Baru, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SDN 2 Pasar Baru Kedondong.

3.3. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan suatu bentuk penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Hopkins dalam Aqib (2006:30), yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi rencana (planning), tindakan (action) pengamatan


(36)

22

(observation), dan refleksi (reflection). Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi: 1. menyiapkan bahan pembelajaran

2. menyiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. menyiapkan media pembelajaran

4. menyiapkan instrumen observasi dan evaluasi 5. menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat pada mata pelajaran PKn. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3 x 35 menit menggunakan model kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:

Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam kepada siswa

2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

3. Guru mengelompokkan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya

4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran


(37)

23

5. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk memfokuskan perhatian siswa, misalnya sebagai berikut :

“Bagaimana perbandingan alat yang digunakan manusia untuk melakukan komunikasi jarak jauh dahulu dan sekarang?”

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang globalisasi dan pengaruhnya dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi.

2. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. Elaborasi

3. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS

4. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi Konfirmasi

5. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami konsep tentang lembaga-lembaga pemerintahan pusat.

6. Guru memberikan penilaian untuk menentukan skor perkembangan individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin atau nilai tertinggi.

Kegiatan Akhir

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan.


(38)

24

2. Siswa diuji kemampuannya dengan mengerjakan soal-soal tes formatif yang dikerjakan secara individu.

3. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

c. Tahap Observasi

Tahap ini observer atau pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu dari segi kompetensi guru menyampaikan materi, ketepatan penggunaan metode dan media, serta antusias dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas VI SDN 2 Pasar Baru sebagai guru mitra yang diminta menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa dan hasil belajar PKn siswa yang masing-masing dicatat melalui lembar observasi (pengamatan) yang telah disediakan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat. Berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama observer/pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya apabila hasil penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang


(39)

25

ditetapkan. Hasil refleksi siklus II dijadikan acuan untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Siklus II

Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Proses pembelajaran pada siklus II berlangsung sebagaimana siklus I dengan perbaikan beberapa teknik pembelajaran sesuai hasil refleksi pada siklus I. Adapun tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi: 1. menyiapkan bahan pembelajaran

2. menyiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. menyiapkan media pembelajaran

4. menyiapkan instrumen observasi dan evaluasi 5. menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat pada mata pelajaran PKn. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3x35 menit menggunakan model kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:

Kegiatan Awal


(40)

26

2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

3. Guru mengelompokkan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya

4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran

5. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk memfokuskan perhatian siswa, misalnya sebagai berikut :

“Bagaimana perbandingan alat yang digunakan manusia untuk melakukan komunikasi jarak jauh dahulu dan sekarang?”

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang globalisasi dan pengaruhnya dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi.

2. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. Elaborasi

3. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS

4. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi Konfirmasi

5. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami konsep tentang lembaga-lembaga pemerintahan pusat.


(41)

27

6. Guru memberikan penilaian untuk menentukan skor perkembangan individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin atau nilai tertinggi.

Kegiatan Akhir

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan.

2. Siswa diuji kemampuannya dengan mengerjakan soal-soal tes formatif yang dikerjakan secara individu.

3. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

c. Tahap Observasi

Tahap ini observer atau pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu dari segi kompetensi guru menyampaikan materi, ketepatan penggunaan metode dan media, serta antusias dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas VI SDN 2 Pasar Baru sebagai guru mitra yang diminta menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa dan hasil belajar PKn siswa yang masing-masing dicatat melalui lembar observasi (pengamatan) yang telah disediakan.


(42)

28

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat. Berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama observer/pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya apabila hasil penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan seterusnya.

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Tes

Tes dalam penelitian ini merupakan alat ukur untuk mengetahui hasil belajar dan tingkat keberhasilan siswa pada setiap kompetensi dasar berdasarkan indikator. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang harus dijawab secara tertulis.

b. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn kelas IV. Pengumpulan data aktivitas siswa dan aktivitas guru digunakan lembar observasi yang dilakukan dengan cara memberi cheklist (√) pada setiap aspek/indikator yang dilakukan siswa dan guru selama proses pembelajaran.


(43)

29

Aspek aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. menjawab pertanyaan guru 2. mengajukan pertanyaan 3. menanggapi jawaban teman 4. kerjasama kelompok

5. menyelesaikan tugas mandiri

Sedangkan aspek penilaian aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini meliputi 8 aspek. Tiap aspek terdiri dari 3 indikator yang diadopsi dari IPKG Pelaksanaan program PKM S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung, yaitu:

1. pra pembelajaran

2. penguasaan materi pelajaran 3. pendekatan/strategi pembelajaran

4. pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

5. pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 6. penilaian proses dan hasil belajar

7. penggunaan bahasa 8. kegiatan Penutup

3.5. Validitas Data

Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik validitas content (validitas isi). Tes yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan isi kurikulum dan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan


(44)

30

dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep PKn tentang globalisasi dan pengaruhnya yang telah dipelajari selama ini. Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus.

3.6. Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari aktivitas siswa, dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan. Pengamatan dilakukan dengan cara memberikan cheklist

(√) pada setiap aspek aktivitas yang diamati pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Aspek yang diamati terdiri dari:

1. aktivitas menjawab pertanyaan guru; 2. aktivitas mengajukan pertanyaan; 3. aktivitas menanggapi jawaban teman; 4. aktivitas kerjasama kelompok; 5. menyelesaikan tugas mandiri. (Adopsi dari Suratmi, 2012: 35)

Data aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan cara sebagai berikut: Tabel 2.1. Format lembar analisis aktivitas belajar siswa

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jml. Skor % Aktivitas per siswa Ket 1 2 3 4 5

1 2 3 …


(45)

31

Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa sebagai berikut.

1. setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aspek yang diamati dengan cara memberi cheklist (√) pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan oleh siswa.

2. jumlah skor adalah menghitung jumlah cheklist (√) setiap aspek yang diperoleh.

3. persentase aktivitas per siswa dihitung dengan rumus:

4. keaktivan diisi dengan jumlah seluruh persentase aktivitas per siswa dibagi dengan jumlah siswa.

5. keterangan diisi dengan kriterian berdasarkan rentangan berikut: Tabel 2.2. Kriteria aktivitas belajar siswa

No Tingkat Keberhasilan Kriteria aktivitas

1. > 80% Sangat aktif

2. 60% - 79% Aktif

3. 40% - 59% Kurang aktif

4. 20% - 39% Tidak aktif

5. < 20% Sangat tidak aktif

(Sumber: Adopsi dari Aqib, 2006:41)

Sedangkan data aktivitas atau kinerja guru akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Lembar pengamatan aktivitas atau kinerja guru ada 8 aspek yang diamati. Tiap aspek terdiri dari 3 indikator yang diadopsi dari IPKG Pelaksanaan program PKM S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.

x 100% Skor perolehan


(46)

32

Tabel 2.3. Format lembar pengamatan aktivitas guru

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1 Pra pembelajaran

2 Penguasaan materi pelajaran 3 Pendekatan/strategi pembelajaran

4 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

5 Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 6 Penilaian proses dan hasil belajar

7 Penggunaan bahasa 8 Kegiatan Penutup

Jumlah skor keseluruhan Skor maksimum Persentase keaktivan Kriteria

Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas guru sebagai berikut. 1. Guru memperoleh skor dari tiap aspek yang diamati. Skor 1 jika kurang

baik, skor 2 jika cukup baik, skor 3 jika baik dan skor 4 jika sangat baik. Kriteria penilaian aktivitas guru sebagai berikut.

Tabel 2.4. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas guru

No Aspek Indikator

1 Pra pembelajaran a. Mempersiapkan siswa untuk belajar b. Melakukan kegiatan apersepsisi

c. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujan pembelajaran

2 Penguasaan materi pelajaran

a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan

c. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik 3 Pendekatan/strategi

pembelajaran

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai b. Menguasai kelas

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

4 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

a. Menggunakan media secara efektif dan efisien b. Menghasilkan pesan yang menarik

c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 5 Pembelajaran yang

memicu dan memelihara keterlibatan siswa

a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

b. Menumbuhkan kecerian siswa dalam belajar c. Menumbuhkan antusiasme siswa dalam

belajar 6 Penilaian proses dan

hasil belajar

a. Memantau kemajuan belajar selama proses b. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)

c. Memberikan reward/penghargaan kepada siswa


(47)

33

7 Penggunaan bahasa a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik, dan benar

b. Menggunakan bahasa tulis secara jelas, baik, dan benar

c. Menyampaikan pesan dalam dengan gaya yang sesuai

8 Melakukan kegiatan penutup

a. Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa b. Membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa

c. Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas

Kriteria penilaian:

- Nilai 4, jika dilaksanakan dengan “sangat baik” - Nilai 3, jika dilaksanakan dengan “baik” - Nilai 2, jika dilaksanakan dengan “cukup baik” - Nilai 1, jika dilaksanakan dengan “kurang baik”

Skor maksimal adalah jumlah semua indikator yaitu 96.

2. Jumlah skor perolehan adalah penjumlahan dari skor semua aspek yang diperoleh.

3. Persentase aktivitas guru dihitung dengan rumus:

4. Keterangan untuk persentase keaktivan diisi dengan kriteria berdasarkan rentangan berikut:

Tabel 2.5. Kriteria aktivitas atau kinerja guru

No Tingkat Keberhasilan Kriteria aktivitas

1. > 80% Sangat aktif

2. 60% - 79% Aktif

3. 40% - 59% Kurang aktif

4. 20% - 39% Tidak aktif

5. < 20% Sangat tidak aktif

(Sumber: Adopsi dari Aqib, 2006:41) Jumlah skor perolehan semua aspek Skor maksimum


(48)

34

b. Data kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif siswa diperoleh dari nilai tes formatif pada setiap akhir siklus yang harus dikerjakan secara tertulis oleh siswa. Soal tes formatif berjumlah 15 butir soal. Skor tiap butir adalah 2. Skor maksimal keseluruhan adalah 30.

Proses analisis yang dilakukan terhadap data hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 2.6. Format lembar analisis hasil belajar siswa

No Nama Siswa Nomor soal Skor Nilai Akhir Keterangan 1 2 3 … dst 15

1 2

Nilai tertinggi Nilai terendah

a. Nilai yang diperoleh siswa berupa nilai tes formatif yang dikerjakan secara tertulis pada setiap akhir siklus.

b. Skor perolehan diperoleh dari penjumlahan seluruh skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal.

c. Nilai akhir diperoleh dengan rumus: (Skor perolehan : skor maksimal) x 100

d. Keterangan diisi dengan ketentuan sesuai dengan KKM yang ditetapkan yaitu 65. Jika nilai akhir ≥65 maka dinyatakan tuntas, jika nilai akhir <65 maka dinyatakan belum tuntas.


(49)

35

e. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus:

Nilai rata-rata= nilai siswa siswa

f. Ketuntasan belajar dihitung menggunakan rumus:

% ketuntasan belajar= siswa yang tuntas belajar x 100%

siswa

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006)

3.7. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran PKn tentang globalisasi dan pengaruhnya dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:

a. jumlah siswa yang aktif meningkat setiap siklusnya b. adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya

c. tingkat keberhasilan belajar (ketuntasan belajar) siswa secara klasikal mencapai 75%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65 (Arikunto, 2007: 250).


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. pembelajaran PKn kelas IV SDN 2 Pasar Baru melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa dari siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa siklus I sebesar 74,67% dan pada siklus II menjadi 82,67%.

2. pembelajaran PKn kelas IV SDN 2 Pasar Baru melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,56 dan pada siklus II sebesar 77,33.

3. penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengoptimalkan proses pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan, maka pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Oleh sebab itu, bila pembelajaran serupa hendak dilanjutkan dan dikembangkan, maka perlu adanya perbaikan dan revisi beberapa kelemahan tersebut, antara lain:


(51)

60

1. Bagi Siswa

sebaiknya untuk selalu aktif dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran, jangan ragu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan serta lebih aktif dalam kerjasama kelompok sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya di sekolah.

2. Bagi Guru

sebaiknya dalam mengajar guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan tidak terpusat pada guru, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 3. Bagi Sekolah

hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta dapat memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran, antara lain seperti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi sekolah.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Arikunto., dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina Aksara. Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Publisher. Jakarta.

Dimyati., Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi

Mengajar. Usaha Nasional. Surabaya.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. P4TK IPA. Bandung.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Jakarta

Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran.

http://krisnal.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran.html. Diakses tanggal 07 Oktober 2012

Munawar, Indra. 2009. Pengertian Belajar.

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/pengertian-belajar-pengertian-dan-definisi.html. Diakses tanggal 07 Oktober 2012.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta


(53)

62

Ruseffendi, E.T., dkk. 1997. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Gravindo. Jakarta.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperatif Learning, Theory Research, and Practice. Needham Heights, Massachussets : Allyn and Bacon

Suratmi, Tri. 2012. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 5 Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003. Wardhani, I.G.A.K., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Jakarta.

Wina S. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.


(1)

b. Data kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif siswa diperoleh dari nilai tes formatif pada setiap akhir siklus yang harus dikerjakan secara tertulis oleh siswa. Soal tes formatif berjumlah 15 butir soal. Skor tiap butir adalah 2. Skor maksimal keseluruhan adalah 30.

Proses analisis yang dilakukan terhadap data hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 2.6. Format lembar analisis hasil belajar siswa

No Nama Siswa Nomor soal Skor Nilai Akhir Keterangan

1 2 3 … dst 15

1 2

Nilai tertinggi Nilai terendah

a. Nilai yang diperoleh siswa berupa nilai tes formatif yang dikerjakan secara tertulis pada setiap akhir siklus.

b. Skor perolehan diperoleh dari penjumlahan seluruh skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal.

c. Nilai akhir diperoleh dengan rumus: (Skor perolehan : skor maksimal) x 100

d. Keterangan diisi dengan ketentuan sesuai dengan KKM yang ditetapkan yaitu 65. Jika nilai akhir ≥65 maka dinyatakan tuntas, jika nilai akhir <65 maka dinyatakan belum tuntas.


(2)

35

e. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus:

Nilai rata-rata=  nilai siswa  siswa

f. Ketuntasan belajar dihitung menggunakan rumus:

% ketuntasan belajar=  siswa yang tuntas belajar x 100%

 siswa (Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006)

3.7. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran PKn tentang globalisasi dan pengaruhnya dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:

a. jumlah siswa yang aktif meningkat setiap siklusnya b. adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya

c. tingkat keberhasilan belajar (ketuntasan belajar) siswa secara klasikal mencapai 75%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65 (Arikunto, 2007: 250).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. pembelajaran PKn kelas IV SDN 2 Pasar Baru melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa dari siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa siklus I sebesar 74,67% dan pada siklus II menjadi 82,67%.

2. pembelajaran PKn kelas IV SDN 2 Pasar Baru melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,56 dan pada siklus II sebesar 77,33.

3. penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengoptimalkan proses pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN 2 Pasar Baru.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan, maka pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Oleh sebab itu, bila pembelajaran serupa hendak dilanjutkan dan dikembangkan, maka perlu adanya perbaikan dan revisi beberapa kelemahan tersebut, antara lain:


(4)

60

1. Bagi Siswa

sebaiknya untuk selalu aktif dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran, jangan ragu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan serta lebih aktif dalam kerjasama kelompok sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya di sekolah.

2. Bagi Guru

sebaiknya dalam mengajar guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan tidak terpusat pada guru, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 3. Bagi Sekolah

hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta dapat memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran, antara lain seperti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Arikunto., dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina Aksara. Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Publisher. Jakarta.

Dimyati., Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi

Mengajar. Usaha Nasional. Surabaya.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. P4TK IPA. Bandung.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Jakarta

Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran.

http://krisnal.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran.html. Diakses tanggal 07 Oktober 2012

Munawar, Indra. 2009. Pengertian Belajar.

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/pengertian-belajar-pengertian-dan-definisi.html. Diakses tanggal 07 Oktober 2012.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta


(6)

62

Ruseffendi, E.T., dkk. 1997. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Gravindo. Jakarta.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperatif Learning, Theory Research, and Practice. Needham Heights, Massachussets : Allyn and Bacon

Suratmi, Tri. 2012. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 5 Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003. Wardhani, I.G.A.K., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Jakarta.

Wina S. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SDN 5 CIPADANG KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 56

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SOAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUKADADI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 66

JUDUL INDONESIA: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA KELAS IV SDN 2 REJOSARI

0 2 40

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 5 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PADANG MANIS PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD SISWA KELAS IV SDN 1 TANJUNG KEMALA KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 75

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD SISWA ELAS IV SDN 2 PASAR BARU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 2 53