MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PADANG MANIS PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PADANG MANIS PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh SEPTI YUNAIDA

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas IV SDN Padang Manis Pesawaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan soal tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan nontes yang kemudian dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn kelas IV SDN Padang Manis dapat meningkatakan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 58,59 dan siklus II sebesar 72,27 dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 13,68. Sementara itu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,25 dan siklus II sebesar 71,25 dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 5,00.


(2)

(3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PADANG MANIS PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

Septi Yunaida

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli ………..…….. 22

2.2. Siswa yang sudah ahli kembali ke kelompok asal ………..……. 22

3.1. Alur PTK ……….……… 24

4.1. Grafik peningkatan nilai kinerja guru ... 60

4.2. Grafik peningkatan nilai aktivitas belajar siswa ... 62

4.3. Grafik peningkatan nilai hasil belajar siswa ... 64


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Depan ……….. i

Abstrak ……… ii

Halaman Judul ……… iii

Halaman Persetujuan ……….. iv

Halaman Pengesahan ………... v

Halaman Pernyataan ……….. vi

Riwayat Hidup ……… vii

Motto ……….. viii

Halaman Persembahan ……… ix

Sanwacana ………. x

Daftar Isi ………. xii

Daftar Tabel ……… xiv

Daftar Gambar ………..……….. xv

Daftar Lampiran ….……….……… xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah …….………..……….…… 1

1.2. Identifikasi Masalah ………..…….…… 4

1.3. Rumusan Masalah ………. 4

1.4. Tujuan Penelitian ………..…………. 5

1.5. Manfaat Penelitian ………..……….………… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar ………..………….……….…... 7

2.1.1. Pengertian Belajar ……….. 7

2.1.2. Aktivitas Belajar ………. 8

2.1.3. Hasil Belajar ……… 10

2.2 Pembelajaran ……..……….………..………… 11

2.2.1. Pengertian Pembelajaran ……… 11

2.2.2. Pembelajaran PKn SD ………. 12


(9)

b. Tujuan Pembelajaran PKn ……… 13

c. Ruag Lingkup Pembelajaran PKn ………. 13

2.3. Model Pembelajaran PKn di SD ……….. 15

2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ……… 15

2.3.2. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif … 16 2.3.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ……. 17

2.4. Hipotesis Tindakan …..………..……….. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ……….………. 24

3.2. Subjek Penelitian ……….……….. 25

3.3. Setting Penelitian ……….. 25

3.3.1. Tempat Penelitian ……… 25

3.3.2. Waktu Penelitian ………. 25

3.4. Teknik Pengumpulan Data ……….…… 25

3.5. Alat Pengumpulan Data ………..……….. 26

3.6. Teknik Analisis Data ………..……… 26

3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ……….…. 29

3.8. Indikator Keberhasilan ………..…… 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian …...………. 36

1. Deskripsi Awal ... 36

2. Refleksi Awal ... 37

3. Persiapan Pembelajaran ... 37

B. Hasil Penelitian …...………..……….. 38

1. Siklus I …...……….. 38

2. Siklus II …...……….. 49

C. Pembahasan …....……….………. 59

1. Kinerja guru …...…….……….. 59

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 61

3. Hasil Belajar Siswa ………...…... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 67

B. Saran ………..……… 68

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 69


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat izin penelitian ………. 71

2. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ……… 72

3. Surat kesediaan sebagai teman sejawat ……….. 73

4. Surat pernyataan teman sejawat ……….. 74

5. Silabus pembelajaran siklus I ...` 75

6. Silabus pembelajaran siklus II ... 76

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……… 77

8. Tes Formatif Siklus I ……..………. 84

9. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus II ……….. 86

10. Tes Formatif Siklus II …………..……..………..……… 93

11. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ……..……….. 95

12. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ……..……….. 98

13. Hasil Belajar Siswa Siklus I ………101

14. Hasil Belajar Siswa Siklus II ………102

15. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I ……….103

16. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II ……….105


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Kriteria hasil observasi aktivitas belajar siswa ………..……….…. 27

3.2. Kriteria hasil observasi kinerja guru …….……….….. 28

4.1. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran siklus I ... 44

4.2. Kinerja guru pada pembelajaran siklus I ... 46

4.3. Hasil belajar siswa pada siklus I ... 46

4.4. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran siklus II ... 55

4.5. Kinerja guru pada pembelajaran siklus II ... 57

4.6. Hasil belajar siswa pada siklus II ... 57

4.7. Rekapitulasi nilai kinerja guru per siklus ... 59

4.8. Rekapitulasi nilai aktivitas belajar siswa per siklus ... 61

4.9. Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa per siklus ... 63


(12)

MOTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan


(13)

PERSEMBAHAN

Skripsi sederhana ini kupersembahkan kepada:

Suami dan anak-anak tersayang, kedua orang tua serta keluarga besarku

Terimakasih atas do’a, semangat, dan dukungan moral spiritual, materiil

maupun immateriil sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.


(14)

RIWAYAT HIDUP

Septi Yunaida dilahirkan di Padang Ratu pada tanggal 23 Mei 1981, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Sahiluddin dan Ibu Na’imah.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 1 Padang Manis pada tahun 1993, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Muhammadiyah Gedong Tataan pada tahun 1996, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Gedong Tataan pada tahun 1999. Sedangkan pada tahun 2010 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program S1 PGSD Dalam Jabatan di Universitas Lampung. Sejak tahun 2008 Penulis menjadi guru di SDN Padang Manis Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.


(15)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil„aalamiin atas Rakhmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PADANG MANIS PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Pembahas, terimakasih atas masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing, terimakasih atas bimbingan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah dan dewan guru SDN Padang Manis yang telah memberikan ijin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian


(16)

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Pesawaran, Juni 2014 Penulis


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan salah satu tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas melalui proses pembelajaran dengan tindakan yang berorientasi pada pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya terjadi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam diri siswa. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus benar-benar mampu menciptakan aktivitas pembelajaran melalui serangkaian kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.


(18)

2

Mata Pelajaran PKn yang rata-rata berbentuk naratif, di sekolah pada umumnya dianggap sebagai pelajaran yang tidak menarik. Hal ini disebabkan karena materi PKn dianggap oleh siswa sulit dimengerti dan tidak menarik. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung ribut, mengganggu teman dan mengobrol yang menyebabkan rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Secara umum materi PKn disampaikan oleh guru dengan metode ceramah langsung melalui cerita, tugas kelompok, mencatat, dan jarang atau belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pola pembelajarannya berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa, siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran siswa sering tidak menjawab pertanyaan dari guru karena merasa takut dan malu apabila jawabannya salah. Siswa juga tidak pernah mengungkapkan pendapatnya setiap diminta oleh guru. Setiap kali guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah disampaikan guru kebanyakan siswa menjawab sudah jelas dan tidak perlu ada pertanyaan lain, tetapi pada kenyataannya ketika guru menanyakan tentang materi pelajaran sedikit sekali siswa bisa menjawab dengan benar.

Dari beberapa permasalahan pembelajaran yang kurang menarik ini berimbas pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SDN Padang Manis. Berdasarkan data nilai pada semester ganjil, diketahui siswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dari 16 siswa, hanya 4 siswa


(19)

3

(25%) yang mendapat nilai 65 dengan nilai rata 68, sedangkan sisanya 12 orang (75%) mendapat nilai dibawah 65 dengan niai rata-rata 56,75.

Guru harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilakukan melalui penyampaian pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Berdasarkan hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran tersebut, maka penulis ingin melakukan perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Padang Manis pada mata pelajaran PKn, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena diyakini mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2007: 54). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dimulai dari guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap


(20)

4

penugasan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari empat orang. Melalui model pembelajaran ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi serta melatih sikap bertanggung jawab.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan tersebut perlu diidentifikasi sebagai berikut:

a. Penyampaian materi PKn dalam praktiknya selalu monoton, karena pada umumnya guru menyajikan pembelajaran dengan metode ceramah langsung melalui cerita, tugas kelompok, mencatat, dan jarang atau belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Padang Manis menjadi kurang.

b. Rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Padang Manis.

c. Pembelajaran kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan bagi siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:


(21)

5

a. Bagaimanakah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Padang Manis tahun pelajaran 2013/2014?

b. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn, dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Padang Manis tahun pelajaran 2013/2014?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukaan di atas maka tujuan penelitian adalah untuk:

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Padang Manis pada pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Padang Manis pada pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: a. Bagi Siswa

Dapat membangkitkan minat siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn kelas IV SDN Padang Manis tahun pelajaran 2013/2014.


(22)

6

b. Bagi Guru

Diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat demi peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang dihadapi guru yang berhubungan dengan materi pembelajaran PKn dapat ditanggulangi melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

c. Bagi Sekolah

Memberi sumbangan dan masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SDN Padang Manis dapat meningkat.

d. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk siswa dimasa yang akan datang.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002: 9) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Sedangkan Daryanto (2009:2) mengemukakan pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Thorndike dalam Ruseffendi (1997:184) mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan Law of Effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus, segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan, biasa disebut dengan teori stimulus-respon.

Menurut Thursan dalam Munawar (2009:1), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan


(24)

8

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu secara menyeluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai pengalaman individu tersebut dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.1.2 Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007: 23) aktivitas artinya adalah “kegiatan/keaktifan”. Aktivitas belajar menurut Junaidi (2011: 1) adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Aktivitas merupakan salah satu hal yang menjadi ciri dari proses belajar mengajar di kelas. Belajar merupakan berbuat dan sekaligus proses yang membuat siswa aktif sedangkan mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran siswa yang menjadi subjek, merekalah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar,


(25)

9

maka guru hendaknya merencanakan kegiatan belajar yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :

1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, strategi, mereparasi, bermain dan berternak.

7. Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 8. Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan,

bergairah, berani, tenang dan gugup.

Berdasarkan definisi di atas aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan indikator pelibatan fisik, mental dan emosi siswa.


(26)

10

2.1.3 Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya. Sanjaya (2012:2) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang diberikan pada setiap akhir siklus.


(27)

11

2.2. Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Pembelajaran

Secara umum Gagne dan Briggs dalam Aisyah (2007:1.3) melukiskan pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar” secara terperinci. Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai “seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal”.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik (Krisna, 2009:1).

Dari beberapa pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa, pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan guru yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar.


(28)

12

a. Pengertian PKn

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pengertian PKn (n) tidak sama dengan PKN (N). PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan PKN (N) adalah Pendidikan Kewargaan Negara. Intilah KN merupakan terjemahan dari civics. Menurut Soemantri dalam Ruminiati (2007: 25) Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. Warga negara yang baik adalah warga yang mengetahui dan menyadari serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Menurut Winataputra dalam Ruminiati (2007: 25) PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1949 yang berisi tentang kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia.


(29)

13

Dengan demikian, sudah jelas bahwa KN berbeda dengan Kn karena KN merupakan program pendidikan tentang hak dan kewajiban warga negara yang baik, sedangkan Kn merupakan status formal warga negara yang diatur dalam UU No. 2 th 1949 tentang naturalisasi, yang kemudian diperbarui lagi dalam UU No. 12 th 2006.

b. Tujuan Pembelajaran PKn

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Mulyasa dalam Ruminiati (2007: 1.26) adalah untuk menjadikan siswa mampu:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn

Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka materi dalam pembelajaran PKn perlu diperjelas. Oleh karena itu, ruang lingkup PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut (BSNP, 2006: 108):


(30)

14

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka 8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik

luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi

2.3 Model Pembelajaran PKn di SD


(31)

15

Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Dari interaksi yang dibangun tersebut, diharapkan siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi siswa sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Menurut Sanjaya (2006: 33), model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama di antara siswa dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di kelas. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan siswa dalam bekerja sama dengan yang lainnya, struktur tujuan, dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilkan oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran (Indrawati, 2009:79).

Menurut Anita (2007:2), model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Lebih lanjut


(32)

16

Anita (2007:6) juga mengemukakan bahwa situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.

Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok yang saling berinteraksi satu sama lain dan adanya tujuan yang harus dicapai.

2.3.2 Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Seperti dijelaskan di atas bahwa pada penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu diantaranya: Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, dan Group Resume (Isjoni, 2007: 51). Sedangkan Slavin (2010: 11) dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima variasi model yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Tiga


(33)

17

model yang dapat diterapkan pada sebagian besar mata pelajaran yaitu: Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT) dan Jigsaw. Dua yang lainnya adalah model kooperatif yang digunakan untuk mata pelajaran tertentu, seperti Cooperative Integrated Reading Compotition (CIRC), untuk keterampilan mengarang dan membaca dalam mata pelajaran bahasa dan Team Accelerated Instruction (TAI) untuk matematika.

Berdasarkan macam-macam model pembelajaran kooperatif di atas, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk diterapkan dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas IV SDN Padang Manis Pesawaran, karena model pembelajaran ini mampu mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tidak terpaku pada satu metode belajar saja yaitu metode ceramah.

2.3.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ulir. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Rusman, 2011: 217). Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang


(34)

18

mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2007: 54). Sedangkan Sunarto (sunartombs.wordpress.com, 2009) mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif dan model pembelajaran yang menitikberatkan pada kerja kelompok.

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Gandra (kopite-geografi.blogspot.com, 2013) mengemukakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu:

1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:

a) Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar

b) Ruang lingkup dipenuhi ide-ide yang bermanfaat dan menarik untuk di diskusikan.

c) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pemahaman pembelajaran materi untuk dirinya sendiri dan orang lain.

d) Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang di tugaskan.

e) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

f) Meningkatkan kreatifitas siswa dalam berfikir kritis dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang di hadapi.


(35)

19

g) Melatih keberanian dan tanggung jawab siswa untuk mengajarkan materi yang telah ia dapat kepada anggota kelompok lain.

2. Kelemahan model pembelajaran tipe jigsaw :

a) Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari kelompok satu ke kelompok lain.

b) Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaiakn materi pada teman jika tidak punya rasa percaya diri. c) Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih

bergantung pada teman lain, biasanya terjadi dalam kelompok asal.

d) Ada siswa yang berkuasa karena merasa paling pintar di antara anggota kelompok.

e) Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan dengan baik.

f) Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit. Tapi bisa diatasi dengan model team teaching.

Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak hanya memiliki kelebihan tetapi juga beberapa kelemahan. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai model pembelajaran ini, agar penerapannya dapat terlaksana dengan baik.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:

Rusman (2011: 218), mengemukakan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah:

1. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang.


(36)

20

3. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)

4. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai.

5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 6. Pembahasan.

7. Penutup.

Sedangkan menurut Komalasari (2011: 65) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:

1. Siswa dikelompokkan ke dalam ± 4 orang anggota tim. 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian yang berbeda.

3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. 4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari

bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajari teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7. Guru memberi evaluasi.

8. Penutup

Menurut Slavin (2010: 241) jigsaw terdiri atas siklus reguler dari kegiatan-kegiatan pengajaran yang meliputi:

1. Membaca, para siswa menerima topik ahli dan membaca yang diminta untuk menemukan informasi.

2. Diskusi kelompok ahli, para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli

3. Laporan tim, para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk mengajari topik-topik mereka kepada teman satu timnya.

4. Tes, para siswa mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakup semua topik

5. Rekognisi tim, skor individu dijaumlahkan dan menjadi skor kelompok. Tim dengan skor tertinggi diberi penghargaan. Tim ini disebut tim super. Penghargaan yang diberikan berupa papan buletin yang akan dipajang di mading sekolah.


(37)

21

Para siswa mengumpulkan poin untuk tim siswa berdasarkan tingkat skor kuis kelompok melampaui skor awal siswa. Indrawati (2009:82), menjelaskan dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw ini terdapat beberapa tahap-tahap dalam penyelenggaraannya, yaitu:

1. Siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan oleh guru berdasarkan pertimbangan tertentu. Untuk mengoptimalkan manfaat dari belajar dalam kelompok, keanggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-masing kelompok pun harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif. Jumlah kelompok yang tepat menurut penelitian adalah 4-5 orang. 2. Setelah siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

disesuaikan dengan banyaknya materi yang akan didiskusikan, di dalam Jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari suatu materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dari kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan dengan mempelajari serta memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga masing-masing perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut.

3. Setelah masing-masing perwakilan tersebut menguasai materi yang ditugaskannya, mereka kembali ke kelompok masing-masing atau kelompok asalnya. Selanjutnya masing-masing-masing-masing anggota saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan oleh guru.

4. Siswa diberi tes/kuis oleh guru, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui pemahaman materi oleh siswa.


(38)

22

Langkah-langkah Jigsaw dapat digambarkan seperti bagan berikut:

Gambar 2.1. Pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli (Sumber: Indrawati, 2009: 83)

Gambar 2.2. Siswa yang sudah ahli kembali ke kelompok asal (Sumber: Indrawati, 2009: 84)

B1 B2 B3 B4 A1 A2 A3 A4 C1 C2 C3

C4 D4

D3 D2

D1 A1, B1, C1, D1

A2, B2, C2, D2 A3, B3, C3, D3

A4, B4, C4, D4

B1 B2 B3 B4 A1 A2 A3 A4 C1 C2 C3

C4 D4

D3 D2

D1 A1, B1, C1, D1

A2, B2, C2, D2 A3, B3, C3, D3


(39)

23

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menggunakan langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang merupakan gabungan dari pendapat Rusman dan Komalasari, yaitu:

1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 4 orang. Kelompok ini disebut kelompok asal 2. Setiap kelompok dalam kelompok asal diberi materi dan

tugas yang berbeda.

3. Setiap siswa dalam kelompok asal membentuk kelompok baru yang mempunyai materi dan tugas yang sama. Kelompok ini disebut kelompok ahli.

4. Setelah siswa dalam kelompok ahli selesai berdiskusi, mereka kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan materi yang mereka kuasai kepada teman-temannya dalam kelompok asal.

5. Kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi 6. Pembahasan.

7. Penutup. 2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “Apabila dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Padang Manis tahun pelajaran 2013/2014”.


(40)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru (Wardhani, 2007:1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan rekan sejawat. Siklus penelitian ini dapat dilihat dalam diagram berikut:

Gambar 3.1. Alur Siklus PTK (Sumber: Aqib Zainal, 2009:30)


(41)

25

3.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seorang guru dan siswa kelas IV SDN Padang Manis tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 16 orang terdiri atas laki-laki 8 orang dan perempuan 8 orang.

3.3. Setting Penelitian

3.3.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Padang Manis, Kecamatan Waylima, Kabupaten Pesawaran.

3.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai bulan April dan berakhir di bulan Juni tahun 2014.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas IV SDN Padang Manis.


(42)

26

b. Tes Hasil Belajar

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi yang dibahas, dengan memberikan soal-soal latihan.

3.5. Alat pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah: a. Lembar observasi, instrumen ini dirancang sebagai alat kolaborasi

penulis sebagai guru dan observer/pengamat. Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Soal-soal tes, adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa khususnya terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3.6. Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis nilai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Rumus analisis aktivitas belajar siswa adalah:

NA = SM

JS


(43)

27

Keterangan:

NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan JS = Total skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap (konstanta)

(Diadopsi dari Aqib, 2009: 41)

Setelah diperoleh nilai aktivitas belajar siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Kriteria hasil observasi aktivitas belajar siswa

No Tingkat Keberhasilan Kriteria aktivitas

1. > 80 Sangat tinggi

2. 60 – 79 Tinggi

3. 40 – 59 Sedang

4. 20 – 39 Rendah

5. < 20 Sangat rendah

(Sumber: Adopsi dari Aqib, 2009:41)

Sedangkan rumus analisis kualitatif pada lembar observasi kinerja guru adalah:

NK = SM

TS

x 100

Keterangan:

NK = Nilai kinerja yang dicari atau diharapkan TS = Total skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap (konstanta)


(44)

28

Setelah diperoleh nilai kinerja guru, kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Kriteria hasil observasi kinerja guru

No Tingkat Keberhasilan Kriteria aktivitas

1. > 80 Sangat tinggi

2. 60 – 79 Tinggi

3. 40 – 59 Sedang

4. 20 – 39 Rendah

5. < 20 Sangat rendah

(Sumber: Adopsi dari Aqib, 2009:41)

2. Analisis Kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mengetahui adanya kemajuan hasil belajar siswa melalui tes dalam hubungannya dengan penguasaan konsep atau materi yang telah dipelajari siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus:

NA = TS SB

x 100

Keterangan:

NA = Nilai akhir

SB = Skor yang diperoleh dari jawaban yang benar pada tes TS = Skor maksimum ideal dari tes

100 = Bilangan tetap (konstanta) (Sumber: Adopsi dari Aqib, 2009:41)


(45)

29

3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi: 1. Menyiapkan bahan pembelajaran

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan kinerja guru

4. Menyiapkan lembar kerja siswa

5. Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran berupa soal post test

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat pada mata pelajaran PKn yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu satu kali pertemuan adalah 4 x 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan topik materi “Misi kebudayaan internasional”. Adapun secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A. Kegiatan Awal

1. Menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan: “Kalian tentu mengenal kebudayaan yang berasal dari Lampung. Coba sebutkan dua tarian yang berasal dari Lampung?”


(46)

30

B. Kegiatan Inti

1. Menjelaskan materi yang akan dibahas

2. Membagi siswa menjadi 4 kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4 orang tiap kelompok (kelompok asal)

3. Memfasilitasi siswa dengan pemberian teks dan topik kepada kelompok ahli mengenai kebudayaan dan misi kebudayaan internasional, dan selanjutnya siswa diperintahkan untuk membaca teks tersebut.

4. Meminta siswa dengan topik yang sama untuk berkumpul dalam satu kelompok baru (kelompok ahli)

5. Memfasilitasi kelompok ahli dengan pemberian lembar kerja siswa (LKS) dan menunjuk salah satu siswa sebagai pemimpin kelompok.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis dan menyelesaikan LKS yang diberikan

7. Meminta semua siswa dari kelompok ahli untuk kembali ke kelompok asal dan mempresentasikan materi yang telah dipelajari bersama kelompok ahli kepada kelompok asal. 8. Guru bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil

diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi.


(47)

31

C. Kegiatan Akhir

1. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari

2. Mengecek pemahaman siswa sebagai refleksi, secara acak menanyakan kepada beberapa siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Tahap Observasi

Tahap ini observer atau pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observasi dilakukan terhadap kinerja guru dan aktivitas belajar siswa menggunakan lembar observasi/pengamatan yang telah disiapkan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat serta hasil belajar siswa. Peliti bersama observer/pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya apabila hasil penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan seterusnya.


(48)

32

Siklus II

Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi: 1. Menyiapkan bahan pembelajaran

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan kinerja guru

4. Menyiapkan lembar kerja siswa

5. Menyusun instrumen evaluai pembelajaran berupa soal post test

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat pada mata pelajaran PKn yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu satu kali pertemuan adalah 4 x 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan topik materi “Sikap terhadap pengaruh globalisasi”. Adapun secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


(49)

33

A. Kegiatan Awal

1. Menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan: “Coba berikan contoh pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar kita!”

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

1. Menjelaskan materi yang akan dibahas

2. Membagi siswa menjadi 4 kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4 orang tiap kelompok (kelompok asal)

3. Memfasilitasi siswa dengan pemberian teks dan topik ahli mengenai sikap terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar, dan selanjutnya siswa diperintahkan untuk membaca teks tersebut.

4. Meminta siswa dengan topik yang sama untuk berkumpul dalam satu kelompok baru (kelompok ahli)

5. Memfasilitasi kelompok ahli dengan pemberian lembar kerja siswa (LKS) dan menunjuk salah satu siswa sebagai pemimpin kelompok.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis dan menyelesaikan LKS yang diberikan

7. Meminta semua siswa dari kelompok ahli untuk kembali ke kelompok asal dan mengajari teman-teman satu kelompoknya tentang materi yang telah didiskusikan bersama kelompok ahli.


(50)

34

8. Guru bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi.

9. Siswa mengerjakan soal-soal tes (post test)

C. Kegiatan Akhir

1. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari

2. Mengecek pemahaman siswa sebagai refleksi, secara acak menanyakan kepada beberapa siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Tahap Observasi

Tahap ini observer atau pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observasi dilakukan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan yang telah disiapkan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat serta hasil belajar siswa. Peliti bersama observer/pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya apabila hasil


(51)

35

penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil penelitian pada siklus II telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Dengan demikian penelitian ini hanya sampai pada siklua II.

3.8 Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:

a. Jumlah siswa yang aktif meningkat setiap siklusnya b. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya

c. Tingkat keberhasilan belajar (ketuntasan belajar) siswa secara klasikal mencapai 75%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Padang Manis pada pembelajaran PKn dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan mulai siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya, yaitu nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 58,59%, meningkat pada siklus II menjadi 72,27%, terjadi peningkatan sebesar 13,67%. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn.

2. Penggunaan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I dan II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar mencapai 66,25 dan meningkat pada siklus II menjadi 71,25. Apabila dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dari 16 siswa sebanyak 10 siswa (62,50%), meningkat pada siklus II menjadi 13 siswa (81,25%).


(53)

68

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain bagi:

1. Siswa

Sebaiknya untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, selalu membaca dan mempelajari lembar topik yang diberikan serta bertanggung jawab untuk mengajarkan kepada siswa lain.

2. Guru

Sebaiknya dalam mengajar guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan tidak terpusat pada guru, salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3. Sekolah

Hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai serta dapat memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran, antara lain seperti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi sekolah.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Publisher. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Mengajar. Usaha Nasional. Surabaya.

Dimyati., Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Gandra, Muhazir. 2013. Macam-Macam Model Dalam Pembelajaran Serta Kelebihan dan Kekurangannya. http://kopite-geografi.blogspot.com/ 2013/05/macam-macam-model-dalam-pembelajaran.html. Diakses tanggal 17 April 2014 @ 11.05 WIB.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. P4TK IPA. Bandung.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Jakarta

Junaidi, Wawan. 2011. Aktivitas Belajar. http://www.bukuhalus.com/2011/ 74/definisi-aktivitas-belajar.html. Diakses tanggal 6 April 2014 @ 13.00 WIB

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.


(55)

Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran.

http://krisnal.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran.html. Diakses tanggal 17 Maret 2014 @ 11.15 WIB Munawar, Indra. 2009. Pengertian Belajar. http://indramunawar.blogspot.com/

2009/06/pengertian-belajar-pengertian-dan-definisi.html. Diakses tanggal 17 Maret 2014 @ 12.20 WIB

Ruseffendi, E.T., dkk. 1997. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta

Sanjaya, Bio. 2012. Pengertian Hasil Belajar. http://www.hasiltesguru.com/ 2012/04/pengertian-hasil-belajar.html. Diakses tanggal 30 April 2014 @ 13.15 WIB

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Gravindo. Jakarta. Slavin, Robert E. 2010. Cooperatif Learning, Theory Research, and Practice. Needham

Heights, Massachussets : Allyn and Bacon

Sunarto. 2009. Cooperative Learning. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/ 20/pengertian-cooperative-learning/. Diakses tanggal 28 Maret 2014 @ 14.25 WIB.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003.

Wardhani, I.G.A.K., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.


(1)

8. Guru bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi.

9. Siswa mengerjakan soal-soal tes (post test)

C. Kegiatan Akhir

1. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari

2. Mengecek pemahaman siswa sebagai refleksi, secara acak menanyakan kepada beberapa siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Tahap Observasi

Tahap ini observer atau pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observasi dilakukan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan yang telah disiapkan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat serta hasil belajar siswa. Peliti bersama observer/pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya apabila hasil


(2)

35

penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil penelitian pada siklus II telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Dengan demikian penelitian ini hanya sampai pada siklua II.

3.8 Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:

a. Jumlah siswa yang aktif meningkat setiap siklusnya b. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya

c. Tingkat keberhasilan belajar (ketuntasan belajar) siswa secara klasikal mencapai 75%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Padang Manis pada pembelajaran PKn dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan mulai siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya, yaitu nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 58,59%, meningkat pada siklus II menjadi 72,27%, terjadi peningkatan sebesar 13,67%. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn.

2. Penggunaan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I dan II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar mencapai 66,25 dan meningkat pada siklus II menjadi 71,25. Apabila dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dari 16 siswa sebanyak 10 siswa (62,50%), meningkat pada siklus II menjadi 13 siswa (81,25%).


(4)

68

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain bagi:

1. Siswa

Sebaiknya untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, selalu membaca dan mempelajari lembar topik yang diberikan serta bertanggung jawab untuk mengajarkan kepada siswa lain.

2. Guru

Sebaiknya dalam mengajar guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan tidak terpusat pada guru, salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3. Sekolah

Hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai serta dapat memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran, antara lain seperti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Publisher. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Mengajar. Usaha Nasional. Surabaya.

Dimyati., Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Gandra, Muhazir. 2013. Macam-Macam Model Dalam Pembelajaran Serta Kelebihan dan Kekurangannya. http://kopite-geografi.blogspot.com/ 2013/05/macam-macam-model-dalam-pembelajaran.html. Diakses tanggal 17 April 2014 @ 11.05 WIB.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. P4TK IPA. Bandung.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Jakarta

Junaidi, Wawan. 2011. Aktivitas Belajar. http://www.bukuhalus.com/2011/ 74/definisi-aktivitas-belajar.html. Diakses tanggal 6 April 2014 @ 13.00 WIB

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.


(6)

Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran.

http://krisnal.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran.html. Diakses tanggal 17 Maret 2014 @ 11.15 WIB Munawar, Indra. 2009. Pengertian Belajar. http://indramunawar.blogspot.com/

2009/06/pengertian-belajar-pengertian-dan-definisi.html. Diakses tanggal 17 Maret 2014 @ 12.20 WIB

Ruseffendi, E.T., dkk. 1997. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta

Sanjaya, Bio. 2012. Pengertian Hasil Belajar. http://www.hasiltesguru.com/ 2012/04/pengertian-hasil-belajar.html. Diakses tanggal 30 April 2014 @ 13.15 WIB

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Gravindo. Jakarta. Slavin, Robert E. 2010. Cooperatif Learning, Theory Research, and Practice. Needham

Heights, Massachussets : Allyn and Bacon

Sunarto. 2009. Cooperative Learning. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/ 20/pengertian-cooperative-learning/. Diakses tanggal 28 Maret 2014 @ 14.25 WIB.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003.

Wardhani, I.G.A.K., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN 1 BALEKENCONO KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV A SDN 1 KALIAWI TANJUNG KARANG PUSAT BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 43

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 76

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW KELAS IV SDN 1 KUTOARJO KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 87

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PADANG MANIS PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 55

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD SISWA ELAS IV SDN 2 PASAR BARU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 2 53