18
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki kesiapan mental kerja mempunyai ciri
– ciri tertentu. Ciri
– ciri tersebut adalah peserta didik mempunyai pertimbangan yang logis dan obyektif dalam menyelesaikan suatu masalah. Peserta
didik dapat bekerjasama dengan orang lain serta dapat mengendalikan diri dan emosinya. Peserta didik memiliki sikap kritis, bukan hanya
terhadap diri sendiri tetapi juga terhadap lingkungan kerjanya dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Peserta didik mampu untuk
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teknologi, serta memiliki ambisi untuk maju dengan mengikuti perkembangan
teknologi pada bidang keahliannya.
c. Faktor
– faktor yang berhubungan dengan kesiapan mental kerja
Kesiapan kerja sangat berhubungan erat dengan banyak faktor baik dari dalam diri siswa intern maupun dari luar diri siswa
ekstern saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Faktor –
faktor yang berasal dari dalam diri siswa misalnya kreativitas, kemandirian belajar, kecerdasan, minat, dan motivasi, sedangkan yang
berasal dari luar diri siswa misalnya peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, bimbingan karir kejuruan, dan
pelaksanaan praktik industri. Menurut Sugihartono 1991: 14-16
“Kesiapan Mental Kerja lebih ditentukan oleh pengalaman daripada kematangan, walaupun
19
kematangan juga tidak dapat diabaikan ”. Faktor yang berhubungan
dengan kesiapan mental kerja adalah sebagai berikut : 1 Adanya tingkat kematangan yang meliputi :
a Kematangan fisik, meliputi koordinasi otot dan syaraf. b Kematangan psikologis, meliputi: minat, cita-cita,
motivasi, sikap, tanggung jawab, dan stabilitas emosi. 2 Pengalaman belajar yang meliputi :
a Pengetahuan tentang:
sekolah kejuruanjurusan,
undang-undang ketenagakerjaan perburuhan dan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan kerja
pekerjaan yang dapat dimasuki, syarat-syaratnya, Informasi Dunia Kerja, etika kerja, kemampuan
pengembangan, jaminan sosialfinansial serta objek kerja .
b Keterampilan yang
meliputi: keterampilan
menggunakan alat-alat, merawat alat dan mampu memperbaiki kerusakan ringan.
Faktor-faktor di atas apabila berfungsi dengan baik, maka seseorang akan dapat melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan
dengan baik tanpa ada konflik atau hambatan, karena untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik seseorang harus mempunyai
motivasi yang baik, bebas dari konflik dan emosional serta mempunyai pengalaman kerja yang dibutuhkan.
Sikap, tekad, semangat dan komitmen akan muncul seiring dengan kematangan pribadi seseorang. Tingkat kematangan
merupakan suatu saat dalam proses perkembangan dimana suatu fisik atau mental telah tercapai perkembangannya yang sempurna dalam
arti siap digunakan, sedangkan pengalaman yang mempengaruhi kesiapan kerja dapat diperoleh dari lingkungan pendidikan dan
keluarga. Oleh karena itu pada saat seseorang memilih suatu
20
pekerjaan hendaklah terjadi suatu proses yang selaras antara diri, pekerjaan dan lingkungan keluarga A. Muri Yusuf 2002 : 86.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Fajariyatin dengan judul Kontribusi Pelaksanaan Bimbingan Karir dan Praktik Industri TerhadapKesiapan
Mental Kerja Siswa Kelas III SMKN 6 YogyakartaTahun Ajaran 19981999 dari penelitian ini diperoleh hasil kontribusi praktik industri
terhadap kesiapan mental kerja sebesar 0,620. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hasan yang berjudul Kontribusi
Pelaksanaan Praktik Industri dan Layanan Bimbingan Karir Kejuruan BKK Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas II SMK 45Wonosari Tahun
Ajaran 20022003. Hasil Penelitian tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara pelaksanaan praktik industri terhadap kesiapan
kerja siswa sebesar 0,910 3. Penelitian yang dilakukan oleh Riantodengan judul Hubungan Praktik
Kerja Industri dan Motivasi dengan Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Administrasi perkantoran SMK Negeri 1 Banyumas
tahun pelajaran 20112012. Hasil penelitian tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara praktik kerja industri dengan kesiapan kerja siswa
sebesar 0,609.