Analisa Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Pada Pecandu Ganja di Pusat Rehabilitasi Insyaf Medan Tahun 2014
Lampiran 1
Skema Alur Pikir
1. Ganja adalah tanaman Cannabis sativa yang diolah dengan cara mengeringkan dan mengompres bagian tangkai, daun, biji, dan bunganya yang mengandung banyak resin serta (Iversen LL., 2000)
2. Ganja dikonsumsi oleh 75% pecandu narkotika di dunia dan 96% dari pecandu ganja mengonsumsi ganja dengan cara dihisap atau dihirup. (Iversen LL., 2000; United Nations Office on Drugs and Crime, 2012)
3. Ganja mengandung lebih dari 60 substansi bahan kimia aktif yaitu cannabinoid, cannaboid utama yang memiliki sifat psikoaktif adalah Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC). (Ashton CH., 2001)
4. Ganja mempengaruhi sistem tubuh manusia melalui ikatan THC dengan reseptor cannabinoid. (Cho CM., dkk, 2005)
5. Ganja yang dikonsumsi lebih dari 25 mg akan menimbulkan masalah kesehatan, yaitu mempengaruhi struktur dan fungsi otak, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, serta sistem reproduksi. (Earleywine M., 2002)
6. Masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut yang biasa ditemukan pada pecandu ganja adalah karies, penyakit periodontal, candidiasis, serta perubahan pada sel epitel rongga mulut. (Cho CM., dkk 2008)
7. Reseptor cannabinoid ditemukan pada kelenjar saliva submandibula mamalia, yaitu pada sistem saluran kelenjar saliva (ductal system) dan pada sel asini. (Prestifilipo, dkk, 2006)
8. Saliva merupakan cairan yang disekresikan oleh kelenjar saliva yang memiliki fungsi penting dalam rongga mulut. Volume saliva yang adekuat dapat berfungsi sebagai proteksi dan lubrikasi mukosa, serta sebagai antimikroba. pH saliva penting dalam menjaga integritas gigi karena mempengaruhi proses demineralisasi hidroksiapatit. Ion kalsium merupakan buffer yang paling efisien dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan berguna dalam proses remineralisasi dan mencegah larutnya enamel gigi. (Almeida PV., dkk, 2008; Al – Zahawi SM, dkk, 2007)
9. Konsumsi ganja dapat menyebabkan perubahan pada sekresi saliva. (Borgnakke WS., dkk, 2011)
(2)
10. Ganja memiliki efek parasimpatolitik sehingga terjadi xerostomia pada pecandu ganja (Veitz-Keenan, Ferraiolo, 2008)
11. 84% dari pecandu ganja mengalami mulut kering dan 91% merasa haus setelah mengonsumsi ganja yang menandakan terjadi hiposalivasi pada pecandu ganja. (Katterbach, dkk, 2009)
12. Dalam penelitian in vivo pada tikus didapatkan THC dapat menginhibisi sekresi saliva. (Prestifilipo, dkk, 2006)
13. Merokok ganja dapat mereduksi oksigen rongga mulut, meningkatkan koloni bakteri anaerob, dan meningkatkan keasaman rongga mulut sehingga mempengaruhi pH saliva. (Hurlbutt M., dkk, 2010)
14. Asap pembakaran rokok atau ganja yang terdiri dari karbondioksida menurunkan pH saliva dengan cara berikatan dengan kandungan air pada saliva, mengeluarkan ion hidrogen dan membentuk asam. (Tortora GJ., Derrickson B., 2006)
15. Hidroksiapatit pada gigi akan larut dalam saliva apabila berkontak dengan cairan ataupun saliva yang bersifat asam. (Dawes C., 2003; Khan GJ., dkk, 2005)
16. Pada penelitian in vitro terhadap tikus, didapatkan konsentrasi kalsium meningkat secara signifikan (p <0,05) setelah 20 menit pemberian agonis THC dan bertahan selama 30 menit. (Kopach O., dkk, 2011)
Ca10(PO4)6(OH)2 10Ca2+ + 6PO43– + 2OH–
Solid Solution
(3)
-Manfaat
1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui jumlah volume saliva, nilai pH saliva dan kadar ion kalsium pada saliva pecandu ganja.
2. Memberikan informasi tambahan bagi pengelola kesehatan gigi dan mulut
Masalah
1. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014?
2. Apakah rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja? 3. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan pH saliva yang distimulasi
pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014?
4. Apakah rerata pH saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja? 5. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan kadar ion kalsium saliva
yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014?
6. Apakah rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja?
Tujuan
1. Untuk mengukur volume, pH, dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014 berdasarkan frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja.
2. Untuk mengetahui hubungan antara volume, pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi dengan konsumsi ganja pada pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014.
(4)
Lampiran 2
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KUESIONER
No. Kartu :
Tanggal :
A. Identitas Responden
Nama :Umur :
Pendidikan terakhir:
B. Riwayat konsumsi ganja
1. Apak
ah Bapak/Saudara pernah mengonsumsi ganja?
A. Ya B. Tidak
2. Sudah berapa lama (tahun) Bapak/Saudara mengonsumsi ganja? (tuliskan) ... ...
3. Bagaimana cara Bapak/Saudara mengonsumsi ganja? A. Dihisap seperti rokok
B. Melalui bong
(5)
5. Apakah Bapak/ Saudara sering merasa kering pada mulut setelah mengonsumsi ganja?
A. Ya B. Tidak
6. ... Apakah yang Bapak/Saudara lakukan setelah mengonsumsi ganja?
A. Menyikat gigi
B. Berkumur atau minum air putih
C. Meminum minuman manis (teh/kopi/jus)
D. Minum minuman ringan (minuman
bersoda/isotonik)
E. Tidak melakukan apa-apa
F. ... Lainnya, (tuliskan) ...
C. Kondisi saat ini
7. Sudah berapa lama (bulan) Bapak/Saudara berhenti mengonsumsi ganja? (tuliskan)
...
8. ... Sudah berapa lama (bulan) Bapak/Saudara menjalankan masa rehabilitasi?
(tuliskan)
...
9. ... Jenis minuman apa yang sering Bapak/Saudara konsumsi setiap hari?
A. ... Air putih/mineral B. ... Susu
C. ... Minuman manis (teh/kopi/jus)
D. ... Minuman ringan (minuman bersoda/isotonik)
E. ... Lainnya, (tuliskan) ...
(6)
... ...
11. ... Berapa kali Bapak/Saudara menyikat gigi dalam sehari? (tuliskan)
...
12. ... Kapan saja Bapak/Saudara menyikat gigi dalam sehari?(tuliskan)
(7)
D. Hasil Pengukuran
PENGUKURAN HASIL PENGUKURAN
Volume saliva ml/5 menit
pH saliva
(8)
LEMBARAN PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Kepada Yth : Saudara/Saudari ………
Bersama ini saya, Beactris Lamria (umur 21 tahun), yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul :
ANALISA VOLUME, pH DAN KADAR ION KALSIUM SALIVA YANG DISTIMULASI PADA PECANDU GANJA DI PUSAT REHABILITASI INSYAF MEDAN TAHUN 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah volume, nilai pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014.
Penelitian ini bersifat observasional analitik dimana akan dilakukan pengumpulan saliva yang distimulasi dengan ortho wax dan diperiksa volume, pH dan kadar ion kalsium pada sampel tersebut. Pada penelitian tersebut, untuk mendapatkan identitas Saudara/i yang lebih rinci mengenai subjek yang akan diteliti maka subjek penelitian akan diminta menjawab pertanyaan kuesioner sebanyak 12 (dua belas) pertanyaan yang akan dijawab oleh Saudara/i sebagai subjek penelitian dan diberi waktu ± 10 menit. Identitas Saudara/i sebagai subjek penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti.
Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir
(9)
Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Medan, ……….. 2014
(10)
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : L / P
Alamat :
Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Beactris Lamria yang berjudul “Analisa Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Pada Pecandu Ganja di Pusat Rehabilitasi Insyaf Medan Tahun 2014’’ dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di
kemudian hari.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Medan, 2014 Pembuat Pernyataan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
Penentuan Kadar Ion Kalsium Kontrol
UNK-015 28
UNK-016 29
(27)
(28)
(29)
Lampiran 7
LEMBAR PENGOLAHAN DATA
Karakteristik umum subjek
pendidikan terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sd 1 2,5 2,5 2,5
smp 6 15,0 15,0 17,5
sma 30 75,0 75,0 92,5
d3 1 2,5 2,5 95,0
s1 2 5,0 5,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
cara mengonsumsi ganja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Dihisap seperti rokok 28 70,0 93,3 93,3
Melalui bong 2 5,0 6,7 100,0
Total 30 75,0 100,0
Missing System 10 25,0
Total 40 100,0
mulut kering setelah konsumsi ganja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 27 67,5 90,0 90,0
tidak 3 7,5 10,0 100,0
Total 30 75,0 100,0 Missing System 10 25,0
(30)
kegiatan setelah konsumsi ganja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Menyikat gigi 1 2,5 3,3 3,3
Berkumur atau minum air putih 11 27,5 36,7 40,0 Meminum minuman manis
(teh/kopi/jus)
3 7,5 10,0 50,0
D. Minum minuman ringan (minuman bersoda/isotonik)
2 5,0 6,7 56,7
Tidak melakukan apa-apa 2 5,0 6,7 63,3 lainnya (alkohol) 11 27,5 36,7 100,0
Total 30 75,0 100,0
Missing System 10 25,0
Total 40 100,0
minuman yang sering dikonsumsi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Air putih/mineral 35 87,5 87,5 87,5
Susu 4 10,0 10,0 97,5
Minuman manis (teh/kopi/jus) 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
banyaknya air putih yang dikonsumsi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(31)
5 5 12,5 12,5 45,0
6 9 22,5 22,5 67,5
7 1 2,5 2,5 70,0
8 7 17,5 17,5 87,5
9 2 5,0 5,0 92,5
10 2 5,0 5,0 97,5
14 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
frekuensi sikat gigi dalam sehari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 3 7,5 7,5 7,5
2 27 67,5 67,5 75,0
3 10 25,0 25,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
waktu menyikat gigi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid pagi 3 7,5 7,5 7,5
pagi dan malam 10 25,0 25,0 32,5 pagi dan sore 17 42,5 42,5 75,0 pagi, sore dan malam 6 15,0 15,0 90,0 pagi, siang dan malam 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Descriptives
(32)
kelompok umur 30 1 3 2,20 ,761 pendidikan terakhir 40 1 5 2,93 ,694 cara mengonsumsi ganja 30 1 2 1,07 ,254 mulut kering setelah konsumsi
ganja
30 1 2 1,10 ,305
kegiatan setelah konsumsi ganja
30 1 6 3,87 1,871
minuman yang sering dikonsumsi
40 1 3 1,15 ,427
banyaknya air putih yang dikonsumsi
40 1 14 5,88 2,594
frekuensi sikat gigi dalam sehari 40 1 3 2,18 ,549 waktu menyikat gigi 40 1 5 2,95 1,061 Valid N (listwise) 30
(33)
Uji normalitas volume
Explore
lamanya mengonsumsi ganja
Case Processing Summary
lamanya mengonsumsi ganja
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent volume saliva yang
distimulasi
dimension1
0-4 17 100,0% 0 ,0% 17 100,0% 5-7 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0% 8-10 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0% >10 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%
Tests of Normalityb
lamanya mengonsumsi ganja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. volume saliva yang
distimulasi
dimension1
0-4 ,158 17 ,200* ,909 17 ,097 5-7 ,232 4 . ,926 4 ,574 8-10 ,219 4 . ,978 4 ,890 >10 ,234 5 ,200* ,874 5 ,285 a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. There are no valid cases for volume saliva yang distimulasi when lamanya mengonsumsi ganja = 5,000. Statistics cannot be computed for this level.
(34)
Case Processing Summary
frekuensi mengonsumsi ganja Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent volume saliva yang distimulasi
dimension1
1-4 12 100,0% 0 ,0% 12 100,0% 5-8 8 100,0% 0 ,0% 8 100,0% 9-12 3 100,0% 0 ,0% 3 100,0% 13-16 2 100,0% 0 ,0% 2 100,0% >16 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%
Tests of Normality
frekuensi mengonsumsi ganja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. volume saliva yang
distimulasi
dimension1
1-4 ,136 12 ,200* ,949 12 ,620 5-8 ,149 8 ,200* ,953 8 ,736 9-12 ,354 3 . ,820 3 ,164 13-16 ,260 2 .
>16 ,308 5 ,136 ,858 5 ,220 a. Lilliefors Significance Correction
(35)
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Tests of Normality
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. volume saliva yang distimulasi
dimension1
0-4 ,153 21 ,200* ,920 21 ,085 5-9 ,212 9 ,200* ,912 9 ,333 a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Case Processing Summary
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent volume saliva yang distimulasi
dimension1
0-4 21 100,0% 0 ,0% 21 100,0% 5-9 9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%
(36)
Uji normalitas pH
Explore
Case Processing Summary
lamanya mengonsumsi ganja Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent pH saliva yang distimulasi
0-4
0-4 17 100,0% 0 ,0% 17 100,0% 5-7 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0% 8-10 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0% >10 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%
Tests of Normalityb
lamanya mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. pH saliva yang distimulasi
pH saliva yang distimulasi
dimension1
0-4 ,152 17 ,200* ,909 17 ,097
5-7 ,192 4 . ,971 4 ,850
8-10 ,208 4 . ,950 4 ,714
>10 ,263 5 ,200* ,900 5 ,410
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
(37)
frekuensi mengonsumsi ganja
Tests of Normality
frekuensi mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. pH saliva yang distimulasi
dimension1
1-4 ,190 12 ,200* ,857 12 ,055 5-8 ,176 8 ,200* ,879 8 ,183
9-12 ,191 3 . ,997 3 ,900
13-16 ,260 2 .
>16 ,215 5 ,200* ,901 5 ,415 a. Lilliefors Significance Correction
(38)
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Case Processing Summary
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent pH saliva yang distimulasi
dimension1
0-4 21 100,0% 0 ,0% 21 100,0% 5-9 9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%
Tests of Normality
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. pH saliva yang distimulasi
dimension1
0-4 ,159 21 ,175 ,903 21 ,051 5-9 ,250 9 ,112 ,858 9 ,092 a. Lilliefors Significance Correction
(39)
Uji normalitas ion
Explore
lamanya mengonsumsi ganja
Case Processing Summary
lamanya mengonsumsi ganja Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent kadar ion kalsium saliva yang
distimulasi
dimension1
0-4 17 100,0% 0 ,0% 17 100,0% 5-7 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0% 8-10 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0% >10 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%
Tests of Normalityb
lamanya mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. kadar ion kalsium saliva yang
distimulasi
dimension1
0-4 ,131 17 ,200* ,924 17 ,172
5-7 ,186 4 . ,984 4 ,927
8-10 ,415 4 . ,675 4 ,056
>10 ,262 5 ,200* ,932 5 ,610 a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. There are no valid cases for kadar ion kalsium saliva yang distimulasi when lamanya mengonsumsi ganja = 5,000. Statistics cannot be computed for this level.
frekuensi mengonsumsi ganja
Case Processing Summary
frekuensi mengonsumsi ganja Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent kadar ion kalsium saliva yang 1-4 12 100,0% 0 ,0% 12 100,0%
(40)
13-16 2 100,0% 0 ,0% 2 100,0% >16 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%
Tests of Normality
frekuensi mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. kadar ion kalsium saliva yang
distimulasi
dimension1
1-4 ,248 12 ,040 ,872 12 ,069 5-8 ,234 8 ,200* ,835 8 ,067
9-12 ,303 3 . ,909 3 ,414
13-16 ,260 2 .
>16 ,265 5 ,200* ,910 5 ,466 a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Case Processing Summary
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent kadar ion kalsium saliva yang
distimulasi dimension1
0-4 21 100,0% 0 ,0% 21 100,0% 5-9 9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%
Tests of Normality
lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. kadar ion kalsium saliva yang 0-4 ,116 21 ,200* ,942 21 ,240
(41)
Volume-pecandu-kontrol
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean volume saliva yang distimulasi Pecandu ganja 30 7,7623 3,16361 ,57759
Kontrol 10 10,1500 2,35816 ,74572
Volume-Frekuensi
Oneway
Descriptives volume saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1-4 12 9,7417 3,34637 ,96601 7,6155 11,8679 5,56 16,66 5-8 8 7,5825 2,11925 ,74927 5,8108 9,3542 4,37 10,43 9-12 3 7,4300 2,92057 1,68619 ,1749 14,6851 5,50 10,79
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interva of the Difference Lower Upper volume saliva yang
distimulasi
Equal variances assumed
1,013 ,321 -2,185 38 ,035 -2,38767 1,09271 -4,59973 -,1756 Equal variances not
assumed
(42)
>16 5 4,4980 1,07667 ,48150 3,1611 5,8349 2,69 5,48 kontrol 10 10,1500 2,35816 ,74572 8,4631 11,8369 7,39 14,00 Total 40 8,3593 3,13397 ,49552 7,3570 9,3615 2,69 16,66
ANOVA volume saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 156,113 5 31,223 4,678 ,002 Within Groups 226,936 34 6,675
Total 383,049 39
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons volume saliva yang distimulasi
LSD
(I) frekuensi mengonsumsi ganja
(J) frekuensi mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 1-4
dimension3
5-8 2,15917 1,17921 ,076 -,2373 4,5556 9-12 2,31167 1,66766 ,175 -1,0774 5,7008 13-16 4,47667* 1,97320 ,030 ,4666 8,4867 >16 5,24367* 1,37518 ,001 2,4490 8,0384 kontrol -,40833 1,10620 ,714 -2,6564 1,8397 5-8
dimension3
1-4 -2,15917 1,17921 ,076 -4,5556 ,2373 9-12 ,15250 1,74905 ,931 -3,4020 3,7070 13-16 2,31750 2,04245 ,264 -1,8333 6,4683 >16 3,08450* 1,47283 ,044 ,0913 6,0777 kontrol -2,56750* 1,22547 ,044 -5,0580 -,0770 9-12 1-4 -2,31167 1,66766 ,175 -5,7008 1,0774 5-8 -,15250 1,74905 ,931 -3,7070 3,4020
(43)
13-16
dimension3
1-4 -4,47667* 1,97320 ,030 -8,4867 -,4666 5-8 -2,31750 2,04245 ,264 -6,4683 1,8333 9-12 -2,16500 2,35842 ,365 -6,9579 2,6279 >16 ,76700 2,16153 ,725 -3,6258 5,1598 kontrol -4,88500* 2,00119 ,020 -8,9519 -,8181 >16
dimension3
1-4 -5,24367* 1,37518 ,001 -8,0384 -2,4490 5-8 -3,08450* 1,47283 ,044 -6,0777 -,0913 9-12 -2,93200 1,88674 ,129 -6,7663 ,9023 13-16 -,76700 2,16153 ,725 -5,1598 3,6258 kontrol -5,65200* 1,41505 ,000 -8,5277 -2,7763 kontrol
dimension3
1-4 ,40833 1,10620 ,714 -1,8397 2,6564 5-8 2,56750* 1,22547 ,044 ,0770 5,0580 9-12 2,72000* 1,70068 ,049 -,7362 6,1762 13-16 4,88500* 2,00119 ,020 ,8181 8,9519 >16 5,65200* 1,41505 ,000 2,7763 8,5277 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Volume-durasi
Oneway
Descriptives volume saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0-4 17 8,8476 3,31687 ,80446 7,1423 10,5530 5,10 16,66 5-7 4 8,2650 2,80928 1,40464 3,7948 12,7352 4,52 10,79 8-10 4 6,6450 1,62582 ,81291 4,0580 9,2320 4,73 8,69 >10 5 4,5640 1,16577 ,52135 3,1165 6,0115 2,69 5,56 kontrol 10 10,1500 2,35816 ,74572 8,4631 11,8369 7,39 14,00 Total 40 8,3593 3,13397 ,49552 7,3570 9,3615 2,69 16,66
ANOVA volume saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 119,933 4 29,983 3,988 ,009 Within Groups 263,116 35 7,518
(44)
volume saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 119,933 4 29,983 3,988 ,009 Within Groups 263,116 35 7,518
Total 383,049 39
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons volume saliva yang distimulasi
LSD
(I) lamanya mengonsumsi ganja
(J) lamanya mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 0-4
dimension3
5-7 ,58265 1,52368 ,704 -2,5106 3,6759 8-10 2,20265 1,52368 ,157 -,8906 5,2959 >10 4,28365* 1,39490 ,004 1,4519 7,1154 kontrol -1,30235 1,09269 ,241 -3,5206 ,9159 5-7
dimension3
0-4 -,58265 1,52368 ,704 -3,6759 2,5106 8-10 1,62000 1,93876 ,409 -2,3159 5,5559 >10 3,70100 1,83927 ,052 -,0329 7,4349 kontrol -1,88500 1,62209 ,253 -5,1780 1,4080 8-10
dimension3
0-4 -2,20265 1,52368 ,157 -5,2959 ,8906 5-7 -1,62000 1,93876 ,409 -5,5559 2,3159 >10 2,08100 1,83927 ,266 -1,6529 5,8149 kontrol -3,50500* 1,62209 ,038 -6,7980 -,2120 >10
dimension3
0-4 -4,28365* 1,39490 ,004 -7,1154 -1,4519 5-7 -3,70100 1,83927 ,052 -7,4349 ,0329 8-10 -2,08100 1,83927 ,266 -5,8149 1,6529 kontrol -5,58600* 1,50176 ,001 -8,6347 -2,5373 kontrol 0-4 1,30235 1,09269 ,241 -,9159 3,5206
(45)
Multiple Comparisons volume saliva yang distimulasi
LSD
(I) lamanya mengonsumsi ganja
(J) lamanya mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 0-4
dimension3
5-7 ,58265 1,52368 ,704 -2,5106 3,6759 8-10 2,20265 1,52368 ,157 -,8906 5,2959 >10 4,28365* 1,39490 ,004 1,4519 7,1154 kontrol -1,30235 1,09269 ,241 -3,5206 ,9159 5-7
dimension3
0-4 -,58265 1,52368 ,704 -3,6759 2,5106 8-10 1,62000 1,93876 ,409 -2,3159 5,5559 >10 3,70100 1,83927 ,052 -,0329 7,4349 kontrol -1,88500 1,62209 ,253 -5,1780 1,4080 8-10
dimension3
0-4 -2,20265 1,52368 ,157 -5,2959 ,8906 5-7 -1,62000 1,93876 ,409 -5,5559 2,3159 >10 2,08100 1,83927 ,266 -1,6529 5,8149 kontrol -3,50500* 1,62209 ,038 -6,7980 -,2120 >10
dimension3
0-4 -4,28365* 1,39490 ,004 -7,1154 -1,4519 5-7 -3,70100 1,83927 ,052 -7,4349 ,0329 8-10 -2,08100 1,83927 ,266 -5,8149 1,6529 kontrol -5,58600* 1,50176 ,001 -8,6347 -2,5373 kontrol
dimension3
0-4 1,30235 1,09269 ,241 -,9159 3,5206 5-7 1,88500 1,62209 ,253 -1,4080 5,1780 8-10 3,50500* 1,62209 ,038 ,2120 6,7980 >10 5,58600* 1,50176 ,001 2,5373 8,6347 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
(46)
Volume-lamanya berhenti
Oneway
Descriptives volume saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0-4 21 7,6457 3,14298 ,68585 6,2150 9,0764 2,69 16,66 5-9 9 8,0344 3,38610 1,12870 5,4317 10,6372 4,37 13,86 kontrol 10 10,1500 2,35816 ,74572 8,4631 11,8369 7,39 14,00 Total 40 8,3593 3,13397 ,49552 7,3570 9,3615 2,69 16,66
ANOVA volume saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 43,709 2 21,855 2,383 ,106 Within Groups 339,340 37 9,171
(47)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons volume saliva yang distimulasi
LSD
(I) lamanya berhenti mengonsumsi ganja
(J) lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 0-4
dimension3
5-9 -,38873 1,20655 ,749 -2,8334 2,0560 kontrol -2,50429* 1,16356 ,038 -4,8619 -,1467 5-9
dimension3
0-4 ,38873 1,20655 ,749 -2,0560 2,8334 kontrol -2,11556 1,39146 ,137 -4,9349 ,7038 kontrol
dimension3
0-4 2,50429* 1,16356 ,038 ,1467 4,8619 5-9 2,11556 1,39146 ,137 -,7038 4,9349 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
pH-pecandu-kontrol
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean pH saliva yang distimulasi Pecandu ganja 30 7,400 ,3107 ,0567
(48)
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidenc the Dif Lower pH saliva yang
distimulasi
Equal variances assumed
,314 ,579 -1,204 38 ,236 -,1300 ,1079 -,3485 Equal variances not
assumed
-1,370 19,882 ,186 -,1300 ,0949 -,3280
pH-frekuensi
Oneway
Descriptives pH saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1-4 12 7,442 ,2746 ,0793 7,267 7,616 6,8 7,7 5-8 8 7,462 ,3114 ,1101 7,202 7,723 6,8 7,8 9-12 3 7,233 ,5508 ,3180 5,865 8,601 6,7 7,8 13-16 2 7,350 ,0707 ,0500 6,715 7,985 7,3 7,4 >16 5 7,320 ,3564 ,1594 6,878 7,762 6,9 7,7 kontrol 10 7,530 ,2406 ,0761 7,358 7,702 7,1 7,8 Total 40 7,433 ,2973 ,0470 7,337 7,528 6,7 7,8
ANOVA pH saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups ,299 5 ,060 ,646 ,666
(49)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons pH saliva yang distimulasi
LSD
(I) frekuensi mengonsumsi ganja
(J) frekuensi mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 1-4
dimension3
5-8 -,0208 ,1389 ,882 -,303 ,261 9-12 ,2083 ,1964 ,296 -,191 ,608 13-16 ,0917 ,2324 ,696 -,381 ,564 >16 ,1217 ,1620 ,458 -,208 ,451 kontrol -,0883 ,1303 ,502 -,353 ,176 5-8
dimension3
1-4 ,0208 ,1389 ,882 -,261 ,303 9-12 ,2292 ,2060 ,274 -,190 ,648 13-16 ,1125 ,2406 ,643 -,376 ,601 >16 ,1425 ,1735 ,417 -,210 ,495 kontrol -,0675 ,1443 ,643 -,361 ,226 9-12
dimension3
1-4 -,2083 ,1964 ,296 -,608 ,191 5-8 -,2292 ,2060 ,274 -,648 ,190 13-16 -,1167 ,2778 ,677 -,681 ,448 >16 -,0867 ,2222 ,699 -,538 ,365 kontrol -,2967 ,2003 ,148 -,704 ,110 13-16
dimension3
1-4 -,0917 ,2324 ,696 -,564 ,381 5-8 -,1125 ,2406 ,643 -,601 ,376 9-12 ,1167 ,2778 ,677 -,448 ,681 >16 ,0300 ,2546 ,907 -,487 ,547 kontrol -,1800 ,2357 ,450 -,659 ,299 >16
dimension3
1-4 -,1217 ,1620 ,458 -,451 ,208 5-8 -,1425 ,1735 ,417 -,495 ,210 9-12 ,0867 ,2222 ,699 -,365 ,538 13-16 -,0300 ,2546 ,907 -,547 ,487 kontrol -,2100 ,1667 ,216 -,549 ,129
(50)
dimension3
5-8 ,0675 ,1443 ,643 -,226 ,361 9-12 ,2967 ,2003 ,148 -,110 ,704 13-16 ,1800 ,2357 ,450 -,299 ,659 >16 ,2100 ,1667 ,216 -,129 ,549
(51)
pH-durasi
Oneway
Descriptives pH saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0-4 17 7,353 ,2939 ,0713 7,202 7,504 6,8 7,7 5-7 4 7,625 ,1708 ,0854 7,353 7,897 7,4 7,8 8-10 4 7,500 ,1826 ,0913 7,209 7,791 7,3 7,7 >10 5 7,300 ,4743 ,2121 6,711 7,889 6,7 7,8 kontrol 10 7,530 ,2406 ,0761 7,358 7,702 7,1 7,8 Total 40 7,433 ,2973 ,0470 7,337 7,528 6,7 7,8
ANOVA pH saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups ,457 4 ,114 1,337 ,276 Within Groups 2,991 35 ,085
(52)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons pH saliva yang distimulasi
LSD
(I) lamanya mengonsumsi ganja
(J) lamanya mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 0-4
dimension3
5-7 -,2721 ,1624 ,103 -,602 ,058 8-10 -,1471 ,1624 ,372 -,477 ,183 >10 ,0529 ,1487 ,724 -,249 ,355 kontrol -,1771 ,1165 ,138 -,414 ,059 5-7
dimension3
0-4 ,2721 ,1624 ,103 -,058 ,602 8-10 ,1250 ,2067 ,549 -,295 ,545 >10 ,3250 ,1961 ,106 -,073 ,723 kontrol ,0950 ,1729 ,586 -,256 ,446 8-10
dimension3
0-4 ,1471 ,1624 ,372 -,183 ,477 5-7 -,1250 ,2067 ,549 -,545 ,295 >10 ,2000 ,1961 ,315 -,198 ,598 kontrol -,0300 ,1729 ,863 -,381 ,321 >10
dimension3
0-4 -,0529 ,1487 ,724 -,355 ,249 5-7 -,3250 ,1961 ,106 -,723 ,073 8-10 -,2000 ,1961 ,315 -,598 ,198 kontrol -,2300 ,1601 ,160 -,555 ,095 kontrol
dimension3
0-4 ,1771 ,1165 ,138 -,059 ,414 5-7 -,0950 ,1729 ,586 -,446 ,256 8-10 ,0300 ,1729 ,863 -,321 ,381 >10 ,2300 ,1601 ,160 -,095 ,555
(53)
pH-lamanya berhenti
Oneway
Descriptives pH saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0-4 21 7,390 ,3161 ,0690 7,247 7,534 6,8 7,8 5-9 9 7,422 ,3153 ,1051 7,180 7,665 6,7 7,8 kontrol 10 7,530 ,2406 ,0761 7,358 7,702 7,1 7,8 Total 40 7,433 ,2973 ,0470 7,337 7,528 6,7 7,8
ANOVA pH saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups ,133 2 ,067 ,743 ,483 Within Groups 3,315 37 ,090
(54)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons pH saliva yang distimulasi
LSD
(I) lamanya berhenti mengonsumsi ganja
(J) lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 0-4
dimension3
5-9 -,0317 ,1192 ,792 -,273 ,210 kontrol -,1395 ,1150 ,233 -,373 ,093 5-9
dimension3
0-4 ,0317 ,1192 ,792 -,210 ,273 kontrol -,1078 ,1375 ,438 -,386 ,171 kontrol
dimension3
0-4 ,1395 ,1150 ,233 -,093 ,373 5-9 ,1078 ,1375 ,438 -,171 ,386
Ion kalsium-pecandu-kontrol
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean kadar ion kalsium saliva yang
distimulasi
Pecandu ganja 30 ,99387 ,261284 ,047704 Kontrol 10 1,30300 ,216490 ,068460
(55)
Ion kalsium-frekuensi
Oneway
Descriptives kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1-4 12 ,97583 ,212280 ,061280 ,84096 1,11071 ,550 1,250 5-8 8 1,16075 ,326433 ,115412 ,88784 1,43366 ,860 1,720 9-12 3 1,11333 ,162583 ,093868 ,70945 1,51721 ,930 1,240 13-16 2 ,88500 ,007071 ,005000 ,82147 ,94853 ,880 ,890 >16 5 ,74200 ,136821 ,061188 ,57211 ,91189 ,520 ,880 kontrol 10 1,30300 ,216490 ,068460 1,14813 1,45787 1,040 1,780 Total 40 1,07115 ,282768 ,044709 ,98072 1,16158 ,520 1,780
ANOVA kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1,327 5 ,265 5,038 ,001
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper kadar ion kalsium
saliva yang distimulasi
Equal variances assumed
,171 ,682 -3,368 38 ,002 -,309133 ,091797 -,494967 -,123300 Equal variances not
assumed
(56)
kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1,327 5 ,265 5,038 ,001 Within Groups 1,791 34 ,053
Total 3,118 39
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
LSD
(I) frekuensi mengonsumsi ganja
(J) frekuensi mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 1-4
dimension3
5-8 -,184917 ,104764 ,087 -,39782 ,02799 9-12 -,137500 ,148159 ,360 -,43860 ,16360 13-16 ,090833 ,175304 ,608 -,26543 ,44709 >16 ,233833 ,122175 ,064 -,01446 ,48212 kontrol -,327167* ,098278 ,002 -,52689 -,12744 5-8
dimension3
1-4 ,184917 ,104764 ,087 -,02799 ,39782 9-12 ,047417 ,155391 ,762 -,26837 ,36321 13-16 ,275750 ,181457 ,138 -,09302 ,64452 >16 ,418750* ,130851 ,003 ,15283 ,68467 kontrol -,142250 ,108874 ,200 -,36351 ,07901 9-12
dimension3
1-4 ,137500 ,148159 ,360 -,16360 ,43860 5-8 -,047417 ,155391 ,762 -,36321 ,26837 13-16 ,228333 ,209529 ,283 -,19748 ,65415 >16 ,371333* ,167623 ,034 ,03068 ,71198 kontrol -,189667 ,151093 ,218 -,49672 ,11739 13-16
dimension3
1-4 -,090833 ,175304 ,608 -,44709 ,26543 5-8 -,275750 ,181457 ,138 -,64452 ,09302 9-12 -,228333 ,209529 ,283 -,65415 ,19748
(57)
5-8 -,418750* ,130851 ,003 -,68467 -,15283 9-12 -,371333* ,167623 ,034 -,71198 -,03068 13-16 -,143000 ,192036 ,462 -,53326 ,24726 kontrol -,561000* ,125717 ,000 -,81649 -,30551 kontrol
dimension3
1-4 ,327167* ,098278 ,002 ,12744 ,52689 5-8 ,142250* ,108874 ,020 -,07901 ,36351 9-12 ,189667* ,151093 ,018 -,11739 ,49672 13-16 ,418000* ,177791 ,025 ,05669 ,77931 >16 ,561000* ,125717 ,000 ,30551 ,81649 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
(58)
Ion kalsium-durasi
Oneway
Descriptives kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0-4 17 ,98867 ,197070 ,046450 ,89067 1,08667 ,550 1,250 5-7 4 ,92000 ,226053 ,130512 ,35845 1,48155 ,730 1,170 8-10 4 1,11250 ,105576 ,202788 ,46714 1,75786 ,890 1,720 >10 5 ,96200 ,401771 ,179677 ,46314 1,46086 ,520 1,600 KONTROL 10 1,30300 ,216490 ,068460 1,14813 1,45787 1,040 1,780 Total 40 1,07115 ,282768 ,044709 ,98072 1,16158 ,520 1,780
ANOVA kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups ,795 4 ,199 2,994 ,032 Within Groups 2,323 35 ,066
(59)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
LSD
(I) durasi mengonsumsi ganja (J) durasi mengonsumsi ganja Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 0-4
dimension3
5-7 ,068667 ,160672 ,672 -,25751 ,39485 8-10 -,123833 ,142420 ,391 -,41296 ,16530 >10 ,026667 ,130248 ,839 -,23775 ,29108 KONTROL -,314333* ,101618 ,004 -,52063 -,10804 5-7
dimension3
0-4 -,068667 ,160672 ,672 -,39485 ,25751 8-10 -,192500 ,196782 ,335 -,59199 ,20699 >10 -,042000 ,188160 ,825 -,42398 ,33998 KONTROL -,383000* ,169605 ,030 -,72732 -,03868 8-10
dimension3
0-4 ,123833 ,142420 ,391 -,16530 ,41296 5-7 ,192500 ,196782 ,335 -,20699 ,59199 >10 ,150500 ,172836 ,390 -,20037 ,50137 KONTROL -,190500 ,152427 ,220 -,49994 ,11894 >10
dimension3
0-4 -,026667 ,130248 ,839 -,29108 ,23775 5-7 ,042000 ,188160 ,825 -,33998 ,42398 8-10 -,150500 ,172836 ,390 -,50137 ,20037 KONTROL -,341000* ,141120 ,021 -,62749 -,05451 KONTROL
dimension3
0-4 ,314333* ,101618 ,004 ,10804 ,52063 5-7 ,383000* ,169605 ,030 ,03868 ,72732 8-10 ,190500* ,152427 ,032 -,11894 ,49994 >10 ,341000* ,141120 ,021 ,05451 ,62749 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
(60)
Oneway
Descriptives kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0-4 21 ,95790 ,271157 ,059171 ,83448 1,08133 ,520 1,720 5-9 9 1,07778 ,228789 ,076263 ,90191 1,25364 ,860 1,600 kontrol 10 1,30300 ,216490 ,068460 1,14813 1,45787 1,040 1,780 Total 40 1,07115 ,282768 ,044709 ,98072 1,16158 ,520 1,780
ANOVA kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups ,807 2 ,404 6,462 ,004 Within Groups 2,311 37 ,062
(61)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
LSD
(I) lamanya berhenti mengonsumsi ganja
(J) lamanya berhenti mengonsumsi ganja
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
dimension2 0-4
dimension3
5-9 -,119873 ,099572 ,236 -,32163 ,08188 kontrol -,345095* ,096024 ,001 -,53966 -,15053 5-9
dimension3
0-4 ,119873 ,099572 ,236 -,08188 ,32163 kontrol -,225222 ,114832 ,057 -,45789 ,00745 kontrol
dimension3
0-4 ,345095* ,096024 ,001 ,15053 ,53966 5-9 ,225222* ,114832 ,047 -,00745 ,45789 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
(62)
1. Iversen, L. The science of marijuana. New York: Oxford University Press, 2000. 4-18, 29-71, 207-31.
2. National Institute on Drug Abuse. Marijuana abuse
3. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 143. Sekretariat Negara. Jakarta.
4. United Nations Office on Drugs and Crime. World Drug Report
5. Nurhidayat A, Amir N, Susami H, Brink W, Metzger D. Drug abuse and AIDS in Indonesia: From Research to Drug Policy and Treatment. 2013. https:// www.jspn.or.jp/ journal/ symposium/ pdf/jspn108/ss429-432.pdf. (28 Juli 2013). 6. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Data Tindak Pidana Narkoba
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011. 2012. http:// bnn.go.id/ portal/_uploads/ post/2012/05/10/20120510170025-10251.pdf. (10 Maret 2014) 7. Cho CM, Hirsch R, Johnstone S. General and Oral health implications of cannabis
use. Aus Dent J 2005: 50 (2): 70-4.
8. Earleywine, Mitch. Understanding marijuana. London: Oxford University Press, 2002; 122-65.
9. Ashton, Heather. Pharmacology and effects of cannabis: a brief review. Br J Psychiatry 2001; 178: 101-6.
10. Kevin J. Marijuana addiction. 2008. http:// files. choosehelp. com.s3. amazonaws. com/content/54b4fbce27b23724a0c66cb25cdad12f_80e2ccc_file_marijuana_addict ion.pdf. (28 Juli 2013).
(63)
12. Bonsor, Kevin. How marijuana works. 2001. http:// science. howstuffworks.com/ marijuana.htm. (20 Agustus 2013).
13. Maloney, William. Significance of cannabis use to dental practice. N Y State Dent J 2011: 36-9.
14. Crean RD, Crane NA, Mason BJ. An evidence-based review of acute and long-term effects of cannabis use on executive cognitive functions. J Addict Med 2011; 5: 1-8.
15. Jose, Maji. Essentials of oral biology. New Delhi: CBS Publishers, 2010: 284-8. 16. Walsh LJ. Clinical aspects of salivary biology for the dental clinician. International
Dentistry South Africa 2008; 2 (3): 16-30.
17. Malikha NZ, Murdiastuti K, Lastianny SP. Efek radioterapi area kepala dan leher terhadap kadar kalsium saliva. 2008. http:// isjd. pdii. lipi.go.id/ admin/ jurnal/ 15208117120. pdf. (8 November 2013).
18. Al-Zahawi MS, Al-Refai SA. The relationship between calcium, magnesium and inorganic phosphate of human mixed saliva and dental caries. 2007. http:// www .iasj. net/ iasj?func= fulltext&aId=40585. (20 Agustus 2013).
19. Woyceichoski IEC, Costa CH, de Araujo CM, dkk. Salivary buffer capacity, pH, and stimulated flow rate of crack cocaine users. J Investig Clin Dent 2013; 4: 160-3.
20. Ekstrom J, Khosravani N, Castagnola M, Messana I. Saliva and the control of its secretion. J Physiol Pharmacol 2009; 62: 95–9.
21. Prestifilippo JP, Solari JF, Cal CDL, dkk. Inhibition of salivary secretion by activation of cannabinoid receptors. Exp Biol Med 2006; (231): 1421-9
22. Wenche S, Borgnakke, George W, dkk. Dry mouth (xerostomia): diagnosis, causes, complications and treatment. 2011. http:// www.deltadentalid.com/ docs/ files/ Dry_mouth_research_review_for_dental_professionals_2011_08[1]. pdf. (28 Juli 2013) .
23. Veitz-Keenan A, Ferraiolo D. Cannabis use and xerostomia
(64)
cannabis use increase the risk of caries in cigarette smokers. Schweiz Monatschr Zahnmed. 2009; 119: 576-83.
25. Hurlbutt M, Novy B, Young D. Dental caries: a pH-mediated disease. Can Dent Hyg J 2010; 25(1): 9-15.
26. Tortora GJ, Derrickson B, Principle of anatomy and physiology. Washington DC: John Wiley and Sons Inc, 2006: 1046-8.
27. Dawes C. What is the critical pH and why does a tooth dissolve in acid. J Can Den Assoc 2003; 69 (11): 722-4.
28. Khan GJ, Mehmood R, Salah-ud-din, Marwat FM, Ihtesham-ul-haq, Jamil-ur-rehman. Secretion of calcium in the saliva of long term tobacco users. J Ayub Med Col Abbottabad 2005; 17(4): 1-3.
29. Kopach O, Vats J, Netsyk O, Voitenko N, Irving A, Fedirko N. Cannabinoid receptors in submandibular acinar cells: functional coupling between saliva flyid and electrolytes secretion and Ca2+ signalling. J Cell Sc 2011; 125: 1884-95.
30. Obrochta JC, McClure E, Frese P. Oral implications of chemical dependency & substance abuse for the dental professional. 20
31. Burkhat NW. Marijuana
32. Anonymous. 7 negara penyalur ganja terbanyak (salah satunya indonesia). http:// thelikers. blogspot.com /2012/06/7 - negara- penyalur- ganja-terbanyak -salah.html. (30 Juli 2013).
33. Anonymous. Glass/Plastic Bongs
2013).
34. Gettman, Jon. Marijuana and the human brain. 1995. http:// www. marijuanalibrary. org/ brain2.html. (20 Agustus 2013).
(65)
36. Ditmyer M, Demopoulos C, McClain M, Dounis G, Mobley C. The effect of tobacco and marijuana use on dental health status in nevada adolescents: a trend analysis. J Adolesc Health 2012; 52(2013): 641-8.
37. Thomson WM, Poulton R, Broadbent JM, dkk. Cannabis smoking and periodontal disease among young adults, JAMA 2008; 299(5): 525-31.
38. Rawal SY, Tatakis DN, Tipton DA. Periodontal and oral manifestations of marijuana use. J Tenn Dent Assoc 2011; 92 (2): 26-31.
39. The National Organization for the Reform of Marijuana Laws. Cannabis smoke and cancer: assesing the risk. 2006. http:// norml.org/ pdf_files/ norml_ cannabis_ smoke_ cancer.pdf. (1 Agustus 2013).
40. Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim. Alih bahasa. Susetyo B. Jakarta: Hipokrates, 1994: 56.
41. Almeida PV, Gegio AMT, Machado MANM, De Lima AAS, Azevedo LR. Saliva composition and functions: A comprehensive review. J Contemp Dent Pract 2008; 9: 1-8.
42. Sherwood L. Fisiologi manusia. Alih bahasa. Pendit BU. Jakarta: EGC, 1996: 196-209, 537-48.
43. Ravenel MC, Marlow NM,dkk. Methamphetamine abuse and oral health: a pilot study of “meth mouth”. Quintessence Int 2012; 43 (3): 229-37.
44. Pacher P, Batkai S, Kunos G. The endocannabinoid system as an emerging target of pharmacotherapy. Pharmacol Rev 2006; 58: 389–462.
45. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto, 2011. 368-9.
46. Wiener RC, Wu B, Crout R, et al. Hyposalivation and xerostomia in dentate older adults. J Am Dent Assoc 2010; 141(3): 279-84.
47. Dokumentasi Penelitan
48. Anonymous. Profil PSPP “INSYAF”. http://insyaf.depsos.go.id/ modules. php? name=Content&pa=showpage&pid=10. (1 Mei 2014).
(66)
/index.php/ konten /detail /puslitdatin /artikel/10682/ remaja-dan-penyalahgunaan-narkoba. (20 Januari 2014).
(67)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di:
1. Panti Sosial Parmadi Putra (PSPP) Insyaf Medan
2. Laboratorium Penelitian Farmasi USU
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 yang mencakup pengumpulan sampel, penelitian, pengolahan data dan hasil penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pecandu ganja yang sedang menjalani proses rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan tahun 2014.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian diperoleh dari populasi saliva mantan pecandu ganja yang sedang menjalani proses rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan
(68)
diinginkan dapat terpenuhi.
3.3.2.1 Besar sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah 40 orang yang terdiri dari 30 orang mantan pecandu ganja yang sedang menjalani proses rehabilitasi di PSPP Insyaf dan 10 mahasiswa FKG USU tanpa riwayat mengonsumsi ganja sebagai kelompok kontrol. Pertimbangan penentuan besar sampel minimum berdasarkan rumus: 45
n = {1,64 + 0,842 }2
(0,2)2 n = 36,35
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal
α = level of significant, penelitian ini menggunakan α = 10%, sehingga
Zα = 1,64
β = power of test, penelitian ini menggunakan β = 20% , sehingga Zβ = 0,842 Po = proporsi awal penelitian, pada penelitian ini digunakan Po = 50%
= proporsi yang diinginkan dari penelitian, pada penelitian ini digunakan
= 70%
– Po = 20%
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi 3.4.1 Kriteria Inklusi
n = {Zα + Zβ }2
(69)
3. Sedang menjalani masa rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan 4. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
3.4.2 Kriteria Ekslusi
1. Memiliki masalah kesehatan (dalam masa medical outing) 2. Memiliki gangguan kesehatan mental
3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel
3.5.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah mantan pecandu ganja
3.5.1.2 Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah saliva pecandu ganja, yaitu: 1. Volume saliva yang distimulasi
2. pH saliva yang distimulasi
3. Kadar ion kalsium saliva yang distimulasi
3.5.1.3 Variabel Terkendali
1. Laki-laki berusia 16-49 tahun
2. Konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun sebelum penelitian dilakukan
3. Dalam masa rehabilitasi
3.5.1.4 Variabel Tidak Terkendali
1. Keadaan rongga mulut
3.5.1.5Variabel Kontrol
1. Mahasiswa laki-laki FKG USU tanpa riwayat mengonsumsi ganja 2. Usia 20 – 24 tahun
(70)
Variabel Tergantung:
Saliva pecandu ganja:
1. Volume saliva yang distimulasi 2. pH saliva yang distimulasi 3. Kadar ion kalsium saliva yang
distimulasi Variabel Terkendali:
1. Laki-laki berusia 16 – 49 tahun 2. Konsumsi ganja terakhir kurang dari
satu tahun sebelum penelitian dilakukan 3. Dalam masa rehabilitasi
Variabel Bebas:
Mantan Pecandu ganja
Variabel Tidak Terkendali:
1. Keadaan rongga mulut
Variabel Kontrol:
1. Mahasiswa laki-laki FKG USU tanpa riwayat mengonsumsi ganja 2. Usia 20 – 24 tahun
3.5.2 Definisi Operasional
Ganja adalah salah satu jenis narkotika yang terdiri dari daun, tangkai, biji dan bunga dari tumbuhan Cannabis sativa yang telah dikeringkan dan berwarna abu-abu kehijauan.
Mantan Pecandu ganja adalah orang yang memiliki riwayat menggunakan atau menyalahgunakan ganja dan pernah mengalami ketergantungan pada ganja, baik secara fisik maupun psikis.
Durasi mengonsumsi ganja adalah kondisi yang menunjukkan lamanya pecandu ganja telah mengonsumsi ganja dumulai dari waktu pertama kali mengonsumsi ganja hingga berhenti mengonsumsi ganja.
Frekuensi mengonsumsi ganja adalah kondisi yang menunjukkan berapa kali pecandu ganja mengonsumsi ganja dalam satu minggu.
(71)
Pusat Rehabilitasi adalah tempat yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Gangguan kesehatan mental adalah ketidakmampuan individu dalam berpikir, merasa dan bertindak ketika dihadapkan dengan stres, hubungan dengan orang lain dan pengambilan keputusan.
Teknik pengumpulan saliva yang distimulasi merupakan cara untuk mengumpulkan saliva utuh distimulasi menggunakan ortho wax dengan metode spitting dimana subjek membiarkan saliva tergenang dalam mulutnya tanpa ditelan dan subjek harus meludahkan saliva yang terkumpul didalam mulut secara berkala ke dalam tabung selama lima menit.
Waktu pengumpulan saliva yang distimulasi adalah waktu dilakukannya
pengumpulan sampel saliva yaitu pada pagi hari, dua jam setelah subjek mendapatkan sarapan pagi.
Volume saliva yang distimulasi adalah jumlah saliva yang dihasilkan dengan
rangsangan mekanis yaitu menggunakan ortho wax dan diketahui dengan cara menampung saliva dalam pot saliva kemudian ditimbang dengan timbangan digital dalam satuan ml/5 menit.
pH saliva yang distimulasi adalah nilai derajat keasaman saliva yang diukur
menggunakan pH meter.
Kadar ion kalsium saliva yang distimulasi adalah jumlah kadar ion kalsium
yang terdapat pada saliva dan didapatkan dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom dengan panjang gelombang 422,7 nm dalam satuan mmol/l.
3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
2. Timbangan digital 3. Pot saliva
(72)
5. pH meter
6. Termos tempat sampel 7. Labu ukur 10 ml dan 25 ml 8. Corong
9. Kertas saring 10. Spuit 5 cc
11. Beaker glass 250 ml dan 500 ml 12. Pipet tetes
3.6.2 Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Sampel saliva
2. Ortho wax 3. Dry ice
4. Larutan aquabidest 5. Larutan baku kalsium
3.7 Pelaksanaan Penelitian 3.7.1 Pengisian Kuesioner
Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan wawancara langsung mengenai identitas subjek dan riwayat pemakaian ganja dengan bantuan kuesioner terhadap para pecandu di PSPP Insyaf Medan. Subjek yang terpilih diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan dan apabila subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian maka subjek diminta menandatangani lembar informed consent.
(73)
3.7.2 Pengumpulan Saliva Yang Distimulasi
Pengumpulan saliva dilakukan pada pagi hari, dua jam setelah sarapan pagi. Subjek diminta untuk tidak mengonsumsi apapun selain air putih selama dua jam sebelum pengambilan saliva. Subjek diminta untuk mengunyah ortho wax dan mengumpulkan saliva dengan metode spitting selama lima menit secara berkala di dalam pot saliva yang kemudian diberi label.
Gambar 10. Pengumpulan saliva yang distimulasi.47
3.7.3 Persiapan Sampel Saliva Yang Distimulasi
Pot saliva yang dukumpulkan kedua yang yang berisi minimal 1 ml saliva yang telah dikumpulkan dan diberi label harus ditutup dengan rapat kemudian disusun di dalam termos yang berisi dry ice dan dibawa ke Laboratorium Penelitian Farmasi USU untuk melakukan pengukuran volume, pH, dan kadar ion kalsium dalam saliva terstimulasi.
3.7.4 Pengukuran Volume Saliva Yang Distimulasi
Pengukuran volume saliva dilakukan dengan cara menyalakan timbangan digital dan timbangan menunjukkan angka 0. Berat pot saliva ditimbang terlebih dahulu. Saliva yang sudah dikumpulkan kemudian di timbang dan dikurangkan dengan hasil
(74)
jenis untuk saliva adalah 1,0 maka 1 gr saliva sama dengan 1 ml saliva.46
Gambar 11. Pengukuran volume saliva yang distimulasi.47
3.7.5 Pengukuran pH Saliva Yang Distimulasi
Pengukuran pH saliva dilakukan dengan cara mencelupkan pH meter yang telah dikalibrasi sebelumnya ke dalam pot saliva kemudian catat hasil pH saliva yang ditunjukkan pada alat.
Gambar 12. Pengukuran pH saliva yang distimulasi. 47
(75)
hingga garis tanda. Larutan tersebut (10 μg/ml) dipipet masing-masing 0,5 ml, 2,5 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 50 ml kemudian lakukan pengenceran dengan larutan aquabidest sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan berkonsentrasi 0,1; 0,5; 1; 2; 3 μg/ml. Lakukan pengukuran larutan tersebut dengan SSA pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422,7 nm dan dibuat kurva kalibrasi untuk larutan standar kalsium.
3.7.6.2 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Sampel
Sampel saliva sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dengan menggunakan spuit. Larutan sampel saliva diencerkan dengan aquabidest sampai garis tanda dan dihomogenkan. Larutan sampel disaring dengan kertas saring ke dalam labu takar 10 ml dan dihomogenkan kembali. Lakukan pengukuran kadar kalsium pada larutan sampel dengan menggunakan SSA pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422,7 nm.
Perhitungan kadar ion kalsium pada penelitian ini menggunakan rumus molaritas agar didapatkan hasil dalam satuan mmol/l, yaitu:
Dengan keterangan, sebagai berikut:
1. M yaitu nilai molaritas dengan satuan mmol/l 2. c yaitu konsentrasi kalsium dengan satuan ppm 3. v yaitu volume pengenceran dengan satuan ml
4. ml yaitu volume saliva yang dipipetkan dengan satuan ml 5. Ar yaitu massa atom relatif kalsium
(76)
Pemipetan 1 ml saliva ke labu ukur 25 ml
Pengenceran sampel saliva
Larutan dihomogenkan
(77)
3.8 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi yang meliputi gambaran statistik volume saliva, nilai pH saliva dan kadar ion kalsium dalam saliva yang distimulasi berdasarkan frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi ganja dengan volume, pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dan uji Oneway Anova untuk mengetahui hubungan frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja dengan volume, pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok mantan mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Tingkat signifikan yang diinginkan adalah p<0,05.
(78)
Pengumpulan saliva yang distimulasi dengan metode
spitting dalam pot saliva
Pemeriksaan saliva
Volume saliva yang distimulasi
Kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pH saliva yang
distimulasi
Menggunakan pH meter
Pengukuran kadar ion kalsium menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)
Preparasi sampel
Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium
Menggunakan timbangan digital
saliva dalam wadah dimasukkan ke dalam termos
berisi dry ice
Dibawa ke laboratorium
• 2 jam setelah sarapan pagi
• Tidak mengonsumsi apapun selain air putih
Mantan Pecandu ganja laki-laki berusia 16-49 tahun
• Konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun
• sedang menjalani rehabilitasi Laki-laki tanpa riwayat mengonsumsi ganja berusia 20-24 tahun
(79)
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada mantan pecandu ganja yang sedang menjalani masa rehabilitasi di Panti Rehabilitasi PSPP Insyaf Medan dengan jumlah sampel 40 orang yang terdiri dari 30 orang mantan pecandu ganja laki-laki yang berusia 16-49 tahun, konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun sebelum penelitian dilakukan dan 10 orang mahasiswa laki-laki FKG USU berusia 20-24 tahun yang tidak pernah mengonsumsi ganja sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai Februari 2014.
4.1 Karakteristik Umum Subjek Yang Diteliti
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan beberapa karakteristik umum subjek yang diteliti (tabel 1).
Tabel 1. Persentase Distribusi Frekuensi Karakteristik Umum Subjek Yang Diteliti
Karakteristik Kelompok Dengan
Frekuensi Terbanyak
Kelompok Dengan Frekuensi Tersedikit
Jenis Kelamin Laki-laki
(100%)
Perempuan (0%)
Umur (tahun) 20 – 24
(27,5%)
>30 (15%)
Pendidikan terakhir SMA
(66,7%)
Sarjana (3,3%)
(80)
Frekuensi Terbanyak Frekuensi Tersedikit Cara mengonsumsi ganja Dihisap seperti rokok
(93,3%)
Melalui bong (6,7%) Merasakan mulut kering
setelah konsumsi ganja sebelum direhabilitasi Ya (90%) Tidak (10%) Aktivitas setelah
mengonsumsi ganja sebelum direhabilitasi
Berkumur atau minum air putih
(36,7%)
Menyikat gigi (3,3%)
Jenis minuman yang sering dikonsumsi saat direhabilitasi
Air putih/mineral (83,3%)
Minuman manis (teh/kopi/jus) (3,3%) Banyaknya air putih yang
dikonsumsi (gelas/hari) saat direhabilitasi
6 (30%)
1 (3,3%)
Frekuensi menyikat gigi (kali/hari) saat direhabilitasi
2 (60%)
1 (10%) Waktu menyikat gigi saat
direhabilitasi
Pagi dan sore (56,7%)
Pagi (3,3%)
Berdasarkan tabel 1 maka dapat dideskripsikan beberapa karakteristik umum sebagai berikut. Jenis kelamin pada penelitian ini adalah laki-laki 100%. Umur subjek dengan frekuensi paling banyak adalah pada kelompok umur 20-24 tahun (27,5%) dan umur subjek dengan frekuensi paling sedikit adalah pada kelompok 25-29 tahun dan lebih dari 30 tahun (15%) dengan usia paling muda yaitu 16 tahun, usia yang paling tua yaitu 49 tahun, dengan rata-rata usia 24 tahun. Sementara itu, tingkat pendidikan
(81)
Subjek yang diteliti mengonsumsi ganja paling sering dengan cara dihisap seperti rokok (93,3%) dan yang jarang dengan cara dihisap melalui bong (6,7%). Sebelum menjalankan masa rehabilitasi, diketahui 90% subjek merasakan mulut kering setelah mengonsumsi ganja. Karena itu, banyak subjek yang melaksanan beberapa aktivitas untuk menetralkan perasaan mulut kering setelah mengonsumsi ganja. Aktivitas yang paling sering dilakukan adalah berkumur atau minum air putih sebanyak 11 orang (36,7%) dan minum alkohol sebanyak 11 orang (36,7%), sedangkan yang paling sedikit adalah menyikat gigi sebanyak 1 orang (3,3%).
Pada saat menjalani masa rehabilitasi, jenis minuman yang paling sering dikonsumsi subjek yang diteliti adalah air putih atau air mineral yaitu sebanyak 26 orang (83,3%) dan yang paling jarang dikonsumsi adalah minuman manis seperti teh, kopi, ataupun jus yaitu sebanyak 4 orang (3,3%). Karena rata-rata jenis minuman yang dikonsumsi subjek saat menjalani masa rehabilitasi adalah air putih atau air mineral maka ditanyakan banyaknya air putih yang dikonsumsi subjek. Banyaknya air putih yang dikonsumsi subjek paling sering adalah 6 gelas/hari yaitu 9 orang (30%) dan yang paling jarang adalah 1 gelas/hari yaitu 1 orang (3,3%), 2 gelas/hari yaitu 1 orang (3,3%) 14 gelas/hari yaitu 1 orang (3,3%), dan rata-rata banyaknya air putih yang dikonsumsi yaitu 6 gelas/hari. Saat menjalani masa rehabilitasi, frekuensi menyikat gigi yang paling banyak dilakukan subjek yang diteliti adalah sebanyak 2 kali/hari sebanyak 18 orang (60%) dan yang paling sedikit adalah sebanyak 1 kali/hari sebanyak 1 orang (10%). Sedangkan, waktu menyikat gigi yang paling sering dilakukan subjek penelitian adalah pada pagi dan sore hari (56,7%) dan yang paling jarang adalah pada pagi dan malam hari (3,3%).
(82)
Saliva Yang Distimulasi
Tabel 2. Hubungan Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Antara Kelompok Mantan Pecandu Ganja dan Kelompok Kontrol
Kelompok n
Rerata Volume (ml/5menit)
± SD
p Rerata pH
± SD p
Rerata Kadar Ion Kalsium (mmol/l) ± SD p Mantan pecandu ganja
30 7,7623 ± 3,16361 0,035* 7,400 ± 0,3107 0,236 0,99387 ± 0,261284 0,002*
Kontrol 10
10,1500 ±
2,35816 7,530 ±
0,2406
1,30300 ± 0,216490
Uji T tidak berpasangan, signifikan p<0,05
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan mengonsumsi ganja dengan volume, pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok mantan pecandu ganja dan kelompok kontrol (tabel 2). Kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) memiliki volume saliva (stimulasi) lebih tinggi yaitu 10,1500 ml/5 menit dengan standar deviasi (SD) 2,35816 dibandingkan dengan kelompok mantan pecandu ganja yaitu 7,7623 ml/5 menit dengan standar deviasi (SD) 3,16361. Berdasarkan hasil uji T tidak berpasangan didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara volume saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok kontrol. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya ada hubungan antara
(83)
pecandu ganja yaitu 7,400 dengan standar deviasi (SD) 0,3107. Berdasarkan hasil uji T tidak berpasangan didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara pH saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok kontrol. Ini berarti hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak ada hubungan antara mengonsumsi ganja dengan penurunan pH saliva yang distimulasi dan pada mantan pecandu ganja sudah tidak terjadi penurunan pH saliva (stimulasi).
Kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) memiliki kadar ion kalsium saliva (stimulasi) lebih tinggi yaitu 1,30300 mmol/l dengan standar deviasi (SD) 0,216490 dibandingkan dengan kelompok mantan pecandu ganja yaitu 0,99387 mmol/l dengan standar deviasi (SD) 0,261284. Berdasarkan hasil uji T tidak berpasangan didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kadar ion kalsium saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok kontrol. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya ada hubungan antara mengonsumsi ganja dengan penurunan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi.
(84)
Kalsium Saliva Yang Distimulasi
Tabel 3. Hubungan Frekuensi Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Yang Distimulasi
Uji Oneway Anova, signifikan p<0,05
Hasil yang diperoleh (tabel 3) menunjukkan terjadi penurunan volume saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol), semakin sering seseorang mengonsumsi ganja maka semakin rendah pula volume saliva (stimulasi). Kelompok
Kelompok Frekuensi Mengon-sumsi Ganja (kali/minggu) n Rerata Volume (ml/5me-nit) ± SD
p Rerata
pH ± SD p
Rerata Kadar Ion Kalsium (mmol/l) ± SD p
Kontrol 10
10,1500 ± 2,35816 7,530 ± 0,2406 1,30300 ± 0,216490 Mantan Pecandu Ganja
1-4 12
9,7417 ± 3,34637
0,714 7,442 ±
0,2746 0,502
0,97583 ± 0,212280
0,002*
5-8 8
7,5825 ± 2,11925
0,044* 7,462 ±
0,3114 0,643
1,16075 ± 0,326433
0,020*
9-12 3
7,4300 ± 2,92057
0,049* 7,233 ±
0,5508 0,148
1,11333 ± 0,162583
0,018*
13-16 2
5,2650 ± 0,75660
0,020* 7,350 ±
0,0707 0,450
0,88500 ± 0,007071
0,025*
>16 5
4,4980 ± 1,07667
0,000* 7,320 ±
0,3564 0,216
0,74200 ± 0,136821
(85)
(kontrol). Sedangkan kelompok mantan pecandu ganja yang memiliki riwayat mengonsumsi ganja 5–8 kali per minggu, 9–12 kali per minggu, 13–16 kali per minggu dan lebih dari 16 kali per minggu menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti terjadi penurunan volume saliva (stimulasi) yang signifikan pada mantan pecandu ganja dengan riwayat mengonsumsi ganja lebih dari 5 kali per minggu dan semakin sering seseorang mengonsumsi ganja semakin memiliki perbedaan volume saliva (stimulasi) dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi mengonsumsi ganja.
Hasil yang diperoleh dari uji Oneway Anova (tabel 3) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang mengonsumsi ganja sebanyak 1-4 kali per minggu, 5-8 kali per minggu, 9-12 kali per minggu, 13-16 kali per minggu, dan lebih dari 16 kali per minggu dengan pH saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian ditolak, artinya rerata pH saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja tidak dipengaruhi oleh frekuensi mengonsumsi ganja.
Hasil yang diperoleh (tabel 3) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang mengonsumsi ganja sebanyak 1-4 kali per minggu, 5-8 kali per minggu, 9-12 kali per minggu, 13-16 kali per minggu dan lebih dari 16 kali per minggu dengan kadar ion kalsium saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti terjadi penurunan kadar ion kalsium saliva (stimulasi) yang signifikan pada mantan pecandu ganja. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi mengonsumsi ganja.
(86)
Kalsium Saliva Yang Distimulasi
Tabel 4. Hubungan Durasi Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi
Uji Oneway Anova, signifikan p<0,05
Hasil yang diperoleh (tabel 4) menunjukkan terjadi penurunan volume saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol), dimana terdapat penurunan berkala pada volume saliva (stimulasi) berdasarkan durasi mengonsumsi ganja.
Kelompok Durasi Mengon-sumsi Ganja (tahun) n Rerata Volume (ml/5me-nit) ± SD
p Rerata pH
± SD p
Rerata Kadar Ion Kalsium (mmol/l) ± SD P
Kontrol 10
10,1500 ± 2,35816 7,530 ± 0,2406 1,30300 ± 0,216490 Mantan Pecandu Ganja
0-4 17
8,8476 ± 3,31687
0,241 7,353 ±
0,2939 0,138
0,98867 ± 0,197070
0,004*
5-7 4
8,2650 ± 2,80928
0,253 7,625 ±
0,1708 0,586
0,92000 ± 0,226053
0,030*
8-10 4
6,6450 ± 1,62582
0,038* 7,500 ±
0,1826 0,863
1,11250 ± 0,105576
0,032*
>10 5
4,5640 ± 1,16577
0,001* 7,300 ±
0,4743 0,160
0,96200 ± 0,401771
(87)
pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Kelompok mantan pecandu ganja yang memiliki riwayat mengonsumsi ganja selama 8-10 tahun dan lebih dari 10 tahun menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) Ini berarti terjadi penurunan volume saliva (stimulasi) yang signifikan pada mantan pecandu ganja dengan riwayat mengonsumsi ganja selama lebih dari 8 tahun dan semakin lama seseorang mengonsumsi ganja semakin memiliki perbedaan volume saliva (stimulasi) dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh durasi mengonsumsi ganja.
Hasil yang diperoleh dari uji Oneway Anova (tabel 4) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang mengonsumsi ganja selama 0-4 tahun, 5-8 tahun, 8-10 tahun dan lebih dari 10 tahun dengan pH saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian ditolak, artinya rerata pH saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja tidak dipengaruhi oleh durasi mengonsumsi ganja.
Hasil yang diperoleh (tabel 4) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang mengonsumsi ganja selama 0-4 tahun, 5-8 tahun, 8-10 tahun dan lebih dari 10 tahun dengan kadar ion kalsium saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh durasi mengonsumsi ganja.
(88)
Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi
Tabel 5. Hubungan Lamanya Berhenti Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi
Uji Oneway Anova, signifikan p<0,05
Hasil uji Oneway Anova (tabel 5) mengenai volume saliva (stimulasi) antara kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) berdasarkan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. Hasil yang diperoleh (tabel 5) menunjukkan terjadi penurunan volume saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol. Kelompok mantan pecandu ganja yang telah berhenti mengonsumsi ganja selama 5-9 bulan menunjukkan tidak adanya yang signifikan perbedaan (p>0,05) pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dengan nilai p yaitu 0,137. Kelompok mantan pecandu
Kelompok Lamanya Berhenti Mengon- sumsi Ganja (bulan) n Rerata Volume (ml/5menit) ± SD
p Rerata
pH ± SD p
Rerata Kadar Ion Kalsium (mmol/l) ± SD p
Kontrol 10 10,1500 ±
2,35816 7,530 ± 0,2406 1,30300 ± 0,216490 Mantan Pecandu Ganja
0-4 21 7,6457 ±
3,14298 0,038*
7,390 ± 0,3161 0,233 0,95790 ± 0,271157 0,001*
5-9 9 8,0344 ±
3,38610 0,137
7,422 ± 0,3153 0,438 1,07778 ± 0,228789 0,047*
(89)
nilai p yaitu 0,038. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh lamanya berhenti mengonsumsi ganja. Hal ini menunjukkan semakin lama seseorang berhenti mengonsumsi ganja maka efek yang menyebabkan penurunan volume saliva (stimulasi) akan semakin berkurang.
Hasil uji Oneway Anova (tabel 5) mengenai pH saliva (stimulasi) antara kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok kontrol berdasarkan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. Hasil yang diperoleh dari uji ini menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara kelompok manatan pecandu ganja yang telah berhenti mengonsumsi ganja selama 0-4 bulan dan 5-9 bulan dengan pH saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dengan nilai p yaitu 0,233; 0,438. Ini berarti hipotesis penelitian ditolak, artinya rerata pH saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja tidak dipengaruhi oleh lamanya berhenti mengonsumsi ganja.
Hasil uji Oneway Anova (tabel 5) mengenai kadar ion kalsium saliva (stimulasi) antara kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) berdasarkan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. Hasil yang diperoleh dari uji ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang telah berhenti mengonsumsi ganja selama 0-4 bulan dan 5-9 bulan dengan kadar ion kalsium saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dengan nilai p yaitu 0,001; 0,047. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh lamanya berhenti mengonsumsi ganja.
(90)
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 40 orang yang terdiri dari 30 orang pecandu ganja dan 10 orang yang tidak pernah mengonsumsi ganja sebagai kelompok kontrol. Setiap subjek yang diteliti diberikan pertanyaan sesuai dengan isi kuesioner terlebih dahulu dan subjek harus memenuhi beberapa kriteria inklusi, yaitu laki-laki berusia 16 – 49 tahun, konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun sebelum penelitian dilakukan, sedang menjalani masa rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kelompok kontrol pada penelitian ini merupakan mahasiswa laki-laki FKG USU berusia 20-24 tahun tanpa riwayat mengonsumsi ganja.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah pecandu ganja di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 9000 orang dan untuk kawasan Sumatera Utara, penyalahgunaan ganja mencapai 846 kasus pada tahun 2011.5-6 Penyalahgunaan ganja dapat mengakibatkan masalah kesehatan, baik sistemik maupun lokal pada rongga mulut. Menurut Cho CM, dkk, (2005) pada pecandu ganja sering terjadi masalah kesehatan gigi dan mulut seperti penyakit periodontal, karies, candidiasis serta perubahan pada epitel rongga mulut.7 Hal ini dapat terjadi karena ganja dapat meyebabkan perubahan pada sekresi saliva, dimana saliva merupakan cairan yang disekresikan oleh kelenjar saliva baik mayor maupun minor yang tersebar di rongga mulut dan memegang peranan penting dalam rongga mulut.15,22 Fungsi saliva, diantaranya sebagai lubrikan bagi jaringan rongga mulut, membantu proses pencernaan melaui enzim amilase dan lipase, menyediakan imunologi, menjaga keseimbangan pH rongga mulut, serta tempat bagi ion kalsium yang membantu proses remineralisasi. Kondisi saliva yang tidak baik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi
(1)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Hipotesis Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.5.2 Manfaat Praktis ... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pecandu Ganja ... 7
2.2 Ganja ... 8
2.2.1 Cara Mengonsumsi Ganja ... 9
2.2.2 Farmakologi Ganja ... 11
2.3 Pengaruh Ganja Terhadap Kesehatan ... 13
2.3.1 Kesehatan Sistemik ... 13
2.3.2 Kesehatan Rongga Mulut ... 15
2.4 Saliva ... 18
2.5 Pengaruh Ganja Terhadap Saliva ... 20
2.5.1 Pengaruh Ganja Terhadap volume saliva ... 20
2.5.2 Pengaruh Ganja Terhadap pH saliva ... 22
(2)
vii
2.5.3 Pengaruh Ganja Terhadap ion kalsium dalam saliva ... 23
2.6 Kerangka Teori ... 25
2.7 Kerangka Konsep ... 26
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 27
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 27
3.2.2 Waktu Penelitian ... 27
3.3 Populasi Dan Sampel ... 27
3.3.1 Populasi ... 27
3.3.2 Sampel ... 27
3.3.2.1 Besar Sampel ... 28
3.4 Kriteria Inklusi Dan Ekslusi ... 28
3.4.1 Kriteria Inklusi ... 28
3.4.2 Kriteria Eksklusi ... 29
3.5 Variabel Dan Definisi Operasional ... 29
3.5.1 Variabel ... 29
3.5.1.1 Variabel Bebas ... 29
3.5.1.2 Variabel Tergantung ... 29
3.5.1.3 Variabel Terkendali ... 29
3.5.1.4 Variabel Tidak Terkendali ... 29
3.5.1.5 Variabel Kontrol ... 29
3.5.2 Definisi Operasional ... 30
3.6 Alat Dan Bahan Penelitian ... 31
3.6.1 Alat Penelitian ... 31
3.6.2 Bahan Penelitian ... 32
3.7 Pelaksanaan Penelitian ... 32
3.7.1 Pengisian Kuesioner ... 32
3.7.2 Pengumpulan Saliva Yang Distimulasi ... 33
3.7.3 Persiapan Sampel Saliva Yang Distimulasi ... 33
3.7.4 Pengukuran Volume Saliva Yang Distimulasi ... 33
3.7.5 Pengukuran pH Saliva Yang Distimulasi ... 34
3.7.6 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi ... 34
3.7.6.1 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium ... 34
3.7.6.2 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Sampel ... 35
3.8 Pengolahan Dan Analisis Data ... 37
3.9 Kerangka Penelitian ... 38
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 39
(3)
viii
BAB 5 PEMBAHASAN ... 50 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN
(4)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Persentase Distribusi Frekuensi Karakteristik
Umum Subjek Yang Diteliti ... 39
2 Hubungan Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH
dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Antara Kelompok Mantan Pecandu Ganja
dan Kelompok Kontrol ... 42 3 Hubungan Frekuensi Mengonsumsi Ganja Dengan Volume,
pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Antara Kelompok Mantan Pecandu Ganja
dan Kelompok Kontrol ... 44 4 Hubungan Durasi Mengonsumsi Ganja Dengan Volume,
pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Antara Kelompok Mantan Pecandu Ganja
dan Kelompok Kontrol ... 46 5 Hubungan Lamanya Berhenti Mengonsumsi Ganja Dengan Volume,
pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Antara Kelompok Mantan Pecandu Ganja
dan Kelompok Kontrol ... 48
(5)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Tanaman Cannabis sativa dan sediaan ganja ... 9
2 Struktur kimia Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) ... 9
3 Konsumsi ganja dengan cara dilinting ... 10
4 Pipa air atau bong ... 11
5 Lokasi reseptor cannabinoid di otak ... 13
6 Pengaruh ganja terhadap kesehatan sistemik ... 15
7 Gambaran karies pada pecandu ganja ... 16
8 Lesi leukoplakia pada lateral lidah pecandu ganja ... 18
9 Letak anatomi kelenjar saliva mayor ... 19
10 Pengumpulan saliva yang distimulasi ... 33
11 Pengukuran volume saliva yang distimulasi ... 34
12 Pengukuran pH saliva yang distimulasi ... 34
13 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Sampel ... 37
(6)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Skema Alur Pikir 2. Kuesioner Penelitian
3. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian 4. Surat Persetujuan Komisi Etik Penelitian 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian 6. Lembar Hasil Penelitian
7. Lembar Pengolahan Data