3.5.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air sampai 1 liter
menggunakan labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, 20 ml filtrat dipipet, diuapkan sampai
kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan dipanaskan pada suhu 105ºC sampai bobot tetap. Kadar sari yang larut dalam air dihitung
dalam persen terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara, demikian dilakukan hal yang sama terhadap sari buah segar Ditjen POM, 1995. Hasil perhitungan
kadar sari yang larut dalam air dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 50-51.
3.5.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml etanol 95 menggunakan labu bersumbat sambil sesekali
dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, 20 ml filtrat dipipet, diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata
yang telah ditara dan dipanaskan pada suhu 105ºC sampai bobot tetap. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung dalam persen terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara, demikian dilakukan hal yang sama terhadap sari buah segar Ditjen POM, 1995. Hasil perhitungan kadar sari yang larut dalam etanol dapat
dilihat pada Lampiran 6, halaman 52-53.
3.5.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 gram serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pada suhu 600
o
C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
di udara Ditjen POM, 1995. Hasil perhitungan kadar abu total dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 54.
3.5.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam