Vitamin A adalah istilah umum untuk suatu kelompok senyawa yang memiliki aktivitas biologi dari retinol. Sumber utama vitamin A adalah pigmen
karotenoid α-karoten, β-karoten dan β-kriptoxantin. Diantara semua senyawa karotenoid, β-karoten yang paling efisien diubah menjadi retinol. α-karoten dan β-
kriptoxantin juga diubah menjadi vitamin A, tetapi tidak seefisien β-karoten ODS, 2006.
Vitamin A bersifat sebagai antioksidan karena dapat mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas. Mekanisme kerja vitamin A sebagai
antioksidan adalah dengan pemutusan ikatan rangkap Silalahi, 2006.
2.4.3 Polifenol
Keterangan: R = -OH Gambar 2.3 Struktur Dasar Polifenol
Senyawa fenol didefinisikan secara kimia sebagai adanya paling tidak satu cincin aromatik yang membawa satu fenol atau lebih polifenol gugus hidroksil.
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya.
Turunan polifenol sebagai antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat
terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas. Mekanisme senyawa polifenol sebagai antioksidan adalah dengan mendonorkan hidrogen dari gugus
hidroksilnya. Polifenol merupakan komponen yang berperan terhadap aktivitas antioksidan dalam buah dan sayuran Hattenschwiler, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Senyawa flavonoida
Senyawa flavonoida merupakan senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C
6
– C
3
– C
6,
yaitu 2 cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan 3 karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga Markham, 1988.
Gambar 2.4 Kerangka flavonoida
Flavonoida terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran dari flavonoida yang berbeda golongan dan jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal.
Flavonoida pada tumbuhan terdapat dalam berbagai bentuk struktur molekul dengan beberapa bentuk kombinasi glikosida. Oleh karena itu, dalam
menganalisis flavonoida lebih baik memeriksa aglikon yang telah terhidrolisis daripada dalam bentuk glikosida dengan strukturnya yang rumit dan kompleks
Harborne, 1987. Sistem penomoran untuk turunan flavonoida adalah:
Gambar 2.5 Struktur dasar flavonoida 2.5 Spektrofotometri UV-Visibel
Spektrofotometer pada dasarnya terdiri dari sumber sinar, monokromator, sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat ukur atau pencatat.
Spektrofotometri serapan adalah pengukuran serapan radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit, yang diserap zat. Spektrofotometri yang
sering digunakan dalam dunia industri farmasi salah satunya adalah
Universitas Sumatera Utara
spektrofotometri ultraviolet dengan panjang gelombang 190-380 nm dan visibel cahaya tampak dengan panjang gelombang 380-780 nm Ditjen POM, 1979.
Ahli kimia telah lama menggunakan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual, yaitu dengan menggunakan alat untuk mengukur absorpsi energi radiasi macam-macam zat kimia dan memungkinkan dilakukannya
pengukuran kualitatif dari suatu zat dengan ketelitian yang lebih besar Day, 1994.
2.6 Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode Penangkapan Radikal Bebas DPPH