- 3 PENGUKURAN DAN PROFIL DESAIN

SEKSI III - 5 TIMBUNAN PILIHAN

2-4

1. Umum

A. Uraian 1)

Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan tanah atas bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurugan kembali galian di bawah struktur perkerasan serta pengurugan sampai kepada garis batas, kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

2) Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas dasar untuk pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam Spesifikasi-spesifikasi ini.

B. Definisi 1)

Timbunan pilihan adalah material yang sesuai yang akan dipergunakan dalam seksi ini mencakup semua material yang dalam klasifikasi test ASTM D 2487 dikenal sebagai GW, GP, GM.

2) Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan

a) Kecuali untuk areal dimana akan dibuat konstruksi perkerasan, semua lapisan timbunan yang berada pada elevasi 1 m sampai dengan 3 m di bawah permukaan subgrade harus dipadatkan sekurang kurangnya 90% terhadap Maximum Dry Density pada Optimum Moisture Content.

b) Semua timbunan dibawah struktur konstruksi sampai kedalaman 300 mm harus dipadatkan sampai mencapai 100% MDD pada OMC.

3) Toleransi Ukuran 3) Toleransi Ukuran

b) Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah pemadatan tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau 2 cm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.

c) Semua permukaan akhir timbunan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas alr permukaan.

d) Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis profil

yang ditentukan lebih dari 10 cm.

e) Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

4) Contoh-contoh

a) Kontraktor halus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai timbunan :

Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari bahan tersebut akan diterima oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.

Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan sebagai bahan timbunan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi Spesifikasi.

5) Penjadwalan Pekerjaan

a) Bagian baru pematang landasan atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar, kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.

b) Timbunan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau dibawah kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

Perbaikan Timbunan yang Tidak Diterima atau tidak stabil

a) Timbunan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam tabel 2.3.2, harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

b) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembutan seperti yang ditentukan dan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti penebaran timbunan, masing-masing lapisan harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan berikut :

Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm dibawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 95% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah- tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan yang tertahan diatas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.

Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah dasar, harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99.

0,3 = 100% gd 0,3 – 0,7 m  95% gd 0,7 – 3 m  90% gd

Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan methoda kerucut pasir harus dilakukan di atas masing-masing lapisan timbunan yang telah didapatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB. 0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian menunjukan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan kedalaman penuh lapisan dan dilokasi yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200 m.

c) Pemadatan timbunan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada didalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99.

d) Timbunan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama.

e) Jika bahan timbunan harus ditempatkan di atas kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga timbunan tersebut dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.

f) Terkecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, timbunan disekitar ujung satu box culvert tidak boleh ditempatkan lebih f) Terkecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, timbunan disekitar ujung satu box culvert tidak boleh ditempatkan lebih

g) Timbunan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan yang diterima di bawah dan di samping pipa-pipa, untuk mencegah rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.

2. Pengendalian Mutu

A. Test Laboratorium Test untuk kondisi kualitas bahan timbunan harus dilaksanakan kedua-duanya

untuk sumber pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, untuk dapat memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini. Test Laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi).

Tabel 3.5.1 Test Laboratorium Bahan Timbunan Test

Judul Singkat

ASTM D 421

Dry preparation dari sample tanah

ASTM D 422

Particle size analysis

ASTM D 427

Shrinkage factors

ASTM D 854

Specific Gravity tanah

ASTM D1556

In-situ density, sand cone

ASTM D1557

Moisture-Density relation (metoda D)

ASTM D1883

Bearing Ratio of laboratory compacted

ASTM D2167

In-situ density, rubber balloon

ASTM D2217

Wet preparation dari sample tanah

ASTM D2487

Classification of soils

Test

Judul Singkat

ASTM D4318 Liquid Limit, Plastic Limit and Plasticity of soils

B. Pengendalian Lapangan Test Pengendalian Lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi

persyaratan Spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga kerja, pengangkutan dan pengujian.

Tabel 3.5.2 Persyaratan Pengendalian Lapangan Test Pengendalian

Prosedur

a. Pengujian kepadatan timbunan padat di  Untuk menentukan hubungan lapangan (Test Kerucut Pasir)

kepadatan dan kadar air pemasangan. (AASHTO T 191)

 Harus dilaksanakan setiap layer/lapis (SNI 03-1976-1990)

20 cm dan untuk setiap 1000 m3 bahan timbunan sampai kedalaman penuh.  Timbunan ditempatkan dalam lapisan di bawah formasi konstruksi, harus diuji setiap 200 m.

 Untuk timbunan kembali di sekeliling struktur atau di dalam parit gorong- gorong, paling sedikit satu test untuk setiap bagian timbunan kembali selesai dipasang.

b. Penentuan CBR Lapangan Timbunan  Dengan menggunakan alat CBR Padat

lapangan, di lokasi yang diminta oleh Konsultan Pengawas dan Teknis dan dilakukan setiap 1000 m2.

c. Pengujian Permukaan ( Surface Test )  Permukaan harus diuji untuk kerataan

serta ketepatan kemiringan Jika perlu bagian yang kurang rata maupun kemiringan atau ketinggian kurang

Test Pengendalian

Prosedur

tepat maka tanahnya harus dibuang, ditimbun kembali, dipadatkan lagi, sampai diperoleh kerataan, kemiringan dan ketinggian yang diperlukan.

 Permukaan yang sudah selesai tidak boleh selisih lebih dari 12 mm jika ditest dengan tongkat lurus panjang 3 meter yang dilaksanakan sejajar tegak lurus dengan garis tengah.

C. Percobaan Pemadatan

1) Sebelum pekerjaan pemadatan tanah dilakukan, Kontraktor harus melaksanakan percobaan pemadatan dengan setiap material yang akan dipakai untuk timbunan baik itu material dari luar maupun dari hasil ekskavasi. Kontraktor harus menyerahkan metoda kerja pemadatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan tentang cara kerja yang akan dilaksanakan.

2) Percobaan pemadatan merupakan suatu demonstrasi pekerjaan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen tentang metoda yang diusulkan. Bilamana dalam demonstrasi tersebut kualitas yang dipersyaratkan tidak dapat dicapai, Pejabat Pembuat Komitmen berhak memerintahkan Kontraktor untuk mengulanginya. Pekerjaan percobaan ini tidak dibayar.

3) Percobaan pemadatan termasuk tes laboratorium dan tes lapangan sesuai yang disyaratkan. Kontraktor harus menyampaikan semua hasil tes kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

4) Prosedur percobaan meliputi areal percobaan dengan luas tidak kurang dari

30 meter x 15 meter pada lokasi yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat

Komitmen, dengan ketebalan yang sama tetapi dengan kadar air yang berbeda dengan :

- Sekurang kurangnya 10 lintasan dengan pneumatic tyred dengan berat yang akan ditentukan kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada saat percobaan.

- Sekurang kurangnya 10 lintasan menggunakan peralatan lain sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen.

- Metoda lain yang diusulkan Kontraktor untuk dapat mencapai persyaratan.

5) Dengan cara tersebut pemadatan maksimum yang dapat dicapai dengan kadar air dan peralatan tertentu. Untuk keperluan ini mungkin subgrade perlu dijenuhkan dengan air selama beberapa jam sebelum pekerjan percobaan pemadatan dilaksanakan.

6) Menindak lanjuti pemadatan percobaan, Kontraktor harus menyampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen usulan metoda pemadatan untuk setiap jenis material yang akan dipakai dalam pekerjaan. Usulan Kontraktor harus mencakup juga jumlah dan tipe peralatan, berat dan tekanan roda bila dipakai pneumatic tired roller, cara memperoleh kadar air yang diperlukan, jumlah lintasan dan tebal hamparan sebelum dipadatkan.

7) Bila Pejabat Pembuat Komitmen berpendapat bahwa hasil pemadatan percobaan telah sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka Pejabat Pembuat Komitmen akan memberikan persetujuan terhadap metoda yang diusulkan Kontraktor. Bila Pejabat Pembuat Komitmen tidak menyetujui usulan Kontraktor maka Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis amandemen usulan untuk pemadatan dan bila diperlukan mengadakan percobaan ulang.

8) Selanjutnya dalam pelaksanaan pekerjaan pemadatan Kontraktor harus tetap mengikuti prosedur yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat

Komitmen untuk setiap material yang akan dipadatkan dan hasil pemadatan harus memenuhi persyaratan.

9) Meskipun metoda dan rencana Kontraktor telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan tanah sesuai dengan gambar dan persyaratan yang telah ditentukan.

3. Pengukuran Volume timbunan ditunjukan dengan perencanaan atau permintaan oleh Pejabat

Pembuat Komitmen akan banyaknya m3 untuk pekerjaan timbunan.

4. Pembayaran Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan

dalam kontrak yang bersangkutan.

SEKSI III – 6 GEOTEKSTIL

1. Ruang Lingkup Pekerjaan ini mencakup perbaikan tanah dengan menggunakan geotekstil dan metode

pelaksanaannya sebagai filtrasi, separator, soil treatment, embankment untuk mencegah erosi, stabilisasi dan transisi yang meliputi permasalahan konstruksi dan

persyaratan kekuatan serta katahanan. Geotekstil yang terdapat pada pekerjaan ini sesuai dengan spesifikasi, ukuran dan dimensi yang tercantum dalam gambar perencanaan.

Manfaat :

a. Memberikan perkuatan pada konstruksi landasan, taxiway, apron dan lain-lain.

b. Memberikan perkuatan pada tanah dasar yang memiliki daya dukung rendah sehingga dapat menahan beban timbunan yang lebih besar.

c. Sehingga dapat memanfaatkan material setempat dengan optimal.

2. Sifat Fisik Geotekstil Geotekstil dari jenis yang dianyam (woven) dan berbentuk lembaran dan terbuat dari

serat menerus dengan bahan polimer polypropylen. Kualitas dari promiler yang dipakai harus bersertifikasi dari pabrik, tahan terhadap asam, alkali dan zat kimia di dalam rentang pH. 2-13.

Geotekstil dari jenis non woven dan berbentuk lembaran merupakan Geotekstil yang terdiri dari serabut menerus (serat pendek/staple fiber tidak dapat diterima) dengan bahan polimer polypropylene yang diproduksi dengan teknik needle punched (sistem penyatuan dengan panas/heat bonded tidak dapat diterima). Kualitas dari polimer yang dipakai harus bersertifikasi dari pabrik, tahan terhadap asam, alkali dan zat kimia di dalam rentang pH 2 - 13, dan tidak mengalami hidrolisis pada kondisi iklim tropis.

Geotekstil harus memiliki daya tahan terhadap pengaruh kontak langsung dengan bahan kimia yang umumnya terdapat di dalam tanah dan memiliki daya tahan terhadap pengaruh mikro biologis lainnya.

III-6-2-1

Geotekstil harus mempunyai kualitas filtrasi yang memadai dan permeabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan drainasi pada tanah berbutir halus dengan tingkat kejenuhan yang tinggi.

Geotekstil harus memiliki Kuat Tarik Ijin yang memenuhi syarat sesuai dengan perhitungan perencanaan.

Kuat Tarik Ijin yang dimaksud haruslah sudah mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja dari geotekstil.

Geotekstil yang dihasilkan dari potongan-potongan bahan fiber, limbah fiber atau hasil daur ulang tidak dapat diterima, pihak pabrik pembuat menjamin hal ini.

Setiap rol geotekstil yang dikirimkan ke lapangan, harus mempunyai tanda produksi dan pernyataan tipe yang tertera jelas untuk maksud pemeriksaan visual.

3. Spesifikasi Geotekstil Geotekstil harus memenuhi persyaratan nilai-nilai gulungan rata-rata minimum

(minimum average roll values) dan karakter sifat yang ada pada tabel di bawah ini. Tabel 3.6.1 Spesifikasi Geotekstil Woven :

Metode No

- 2 Panjang Gulungan

1 Lebar Gulungan

0.76 ASTM D 5190 4 Bahan Mentah

- 6 Kuat Tarik - Searah Mesin (Warp)

Hitam

55 ASTM D 4595 - Tegak Lurus Mesin (Weft)

KN/m

51 - 7 Kemuluran - Searah Mesin (Warp)

14 ASTM D 4595 - Tegak Lurus Mesin (Weft)

III-6-3-2

Metode No

8 Kuat Tarik Trapezoidal - Searah Mesin (Warp)

ASTM D 4533 - Tegak Lurus Mesin (Weft)

- 9 Mullen Burst

ASTM D 3788 10 Ketahanan Jebol CBR

KN/m²

ASTM D 6241 11 Index Puncture Resistance

ASTM D 4833 12 Ukuran Bukaan

ASTM D 4751 13 Permeabilitas

Mm

0.04 ASTM D 4491 14 Permittivity

Cm/sec

0.48 ASTM D 4491 15 Kapasitas Pengairan

Sec-1

lm²/min

ASTM D 4491

Tabel 3.6.2 Geotekstil Non Woven :

No Spesifikasi

Satuan

Persyaratan

Test Standar

1 Lebar Gulungan

4.00 - 2 Panjang Gulungan

- 3 Ketebalan

90-225

ISO 9863 4 Berat

mm

1-3,2

ISO 9864 5 Bahan

g/m2

105-400

- 6 Kuat Tarik

Polypropylene

24 ISO 10319 7 Tensile Elogation

KN/m

ISO 10319 8 Performance Energy

9 CBR Puncture strenght

ISO 12236 10 Effective opening size

III-6-3-3

No Spesifikasi

Satuan

Persyaratan

Test Standar

11 Vertical water flow 50 mm head

ISO 11058 12 Horizontal water flow

l/m2/s

50-130

20 kPa

l/m.h

2-20

ISO 12958

ISO 12958 13 Grab strenght

200 kPa

l/m.h

0,7-4

ASTM D 4632 14 Grab elogation

ASTM D 4632 15 Rod Puncture resistance

ASTM D 4833 16 Apparent opening size

215-800

ASTM D 4751 17 Permittivity

ASTM D 4491

4. Persyaratan pengepakan (packaging) Persyaratan pengepakan terdiri dari hal-hal berikut: Material dipak dalam gulungan-gulungan dengan panjang dan lebar seperti yang telah

ditentukan dalam rencana, sebagaimana yang diatur oleh perekayasa, atau seperti yang tercantum di dalam perintah pembelian yang diberikan oleh pemberi kerja;

Penyerahan material sebagai satu potong per gulungan; Penggabungan potongan-potongan material pada gulungan tidak diijinkan; Gulung material (dengan ukuran yang sama) ke dalam bentuk silinder yang sesuai

untuk mempermudah penanganan dan pembukaan gulungan; Bungkus masing-masing gulungan material/bahan ke dalam kontainer yang sesuai

untuk melindungi bahan tersebut dari kerusakan akibat sinar ultraviolet dan kelembaban selama penyimpanan dan penanganan.

Tandai masing-masing gulungan dengan etiket atau label yang dilekatkan dengan aman di luar gulungan pada salah satu ujung gulungan. Etiket atau label tersebut harus mencantumkan hal-hal berikut:

Nomor gulungan yang unik, dinyatakan secara berurutan; Nomor tempat atau nomor kendali dari pabrik, jika ada;

III-6-4-4

Nama pabrik pembuat; Nama merek produk; Nomor katalog bahan dari pabrik, jika ada; Lebar gulungan dalam meter; Panjang gulungan dalam meter.

5. Pelaksanaan Penempatan Geotekstil

1) Persyaratan konstruksi Geotekstil harus dipasang sesuai dengan rencana, persyaratan-persyaratan

pada pedoman ini serta rekomendasi dan persyaratan pemasangan yang dikeluarkan oleh pihak pabrik.

2) Peralatan Peralatan untuk menempatkan geotekstil, baik secara mekanik maupun

manual, harus mampu menangani keseluruhan gulungan geotekstil dan dapat membaringkan geotekstil tanpa menimbulkan kerutan dan lipatan pada posisi yang sudah ditentukan. Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pihak pabrik.

3) Pelaksanaan Pekerjaan Hal-hal berikut harus dipenuhi berkaitan dengan pelaksanaan penempatan

geotekstil dasar : Spesifikasi teknik untuk pemasokan geotekstil harus disediakan untuk

memberikan informasi kepada calon pemasok tentang spesifikasi pemasangan geotekstil. Di bawah muka air, geotekstil harus dibuka dari gulungannya secara utuh (tidak terpotong-potong) dari atas kebawah, secara manual atau dengan peralatan mekanik dan disetujui. Diatas muka air, geotekstil dapat dibuka dari gulungannya dan dihamparkam dalam keadaan utuh ataupun dalam potongan.

III-6-5-5

Geotekstil yang dikirim ke lapangan harus dengan pembungkus untuk melindungi material tersebut terutama dari sinar matahari. Penyimpanan dan pemasangan geotekstil tersebut tidak boleh mengakibatkan kerusakan fisik.

Geotekstil dipasang sesuai dengan rekomendasi/ petunjuk yang dikeluarkan pabrik, dan harus dipasang pada lokasi seperti yang dicantumkan pada gambar rencana atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.

Tanah dasar harus dipersiapkan berdasarkan spesifikasi. Tanah dasar geotekstil harus seragam dan bebas dari benda-benda tajam/ runcing seperti akar pohon dan batuan-batuan yang tak beraturan yang dapat menimbulkan kerusakan pada geotekstil sebelum pemasangannya.

Tanah di bawah tempat geotekstil akan digelar harus diusahakan kepadatannya seragam atau atas persetujuan Konsultan Pengawas.

Permukaan tanah harus rata dan datar. Ketidakrataan permukaan tidak boleh melebihi 10 cm dan kemiringan permukaan arah melintang tidak lebih dari 5 %.

Geotekstil akan dipasang setelah ada persetujuan Pengawas untuk pemeriksaan permukaan yang akan ditutup geotekstil sebelum menempatkan geotekstil untuk menguji kesesuaiannya. Permukaan geotekstil harus dipelihara dengan hati-hati untuk memastikan kesesuaian tanah dasarnya.

Penyambungan geotekstil dengan overlap harus tepat, baik lebar maupun posisinya agar geotekstil dapat berfungsi selama waktu pelaksanaan dan selama umur rencana dari struktur. Alternatif lain dari overlap dapat dilakukan dengan cara menjahit dengan menggunakan mesin jahit ketik ganda portabel.

Penyambungan geotekstil dengan cara menjahit harus dengan jahitan ganda, dengan jarak 50 mm sampai dengan 100 mm dari tepi lembaran geotekstil yang disambung. Sambungan diusahakan sesedikit mungkin dan harus dengan persetujuan dari Pemberi Tugas.

III-6-5-6

Seluruh tanah dasar yang rusak akibat peralatan konstruksi dan dianggap tidak sesuai harus diperbaiki sebelum penempatan geotekstil. Semua perbaikan harus disetujui oleh Pengawas. Tanggungjawab perbaikan dan pemeliharaan tanah dasar harus ditetapkan di dalam pertemuan prakonstruksi.

Penimbunan material urugan setelah penggelaran geotekstil harus dilakukan dengan baik sehingga geotekstil tidak mengalami beban melebihi tegangan ijin material. Material timbunan harus disebarkan secara merata tiap lapis dengan tinggi timbunan tidak boleh lebih dari 50 cm, dan penimbunannya harus dilakukan pada satu arah dan dimulai dari satu titik tertentu. Kerusakan geotekstil selama penimbunan material urugan harus diperbaiki atas petunjuk Konsultan Pengawas.

III-6-5-7

BAB IV KONSTRUKSI PERKERASAN