Parameter Efektivitas penyaluran RASKIN Berdasarkan Kriteria 6 Tepat

4.3. Parameter Efektivitas penyaluran RASKIN Berdasarkan Kriteria 6 Tepat

  Penyaluran RASKIN dapat dikatakan efektif apabila dalam kegiatan penyalurannya memenuhi persyaratan 6 Tepat. Kriteria 6 Tepat terbagi menjadi Tepat Sasaran, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat administrasi, dan tepat kualitas.

4.3.1. Tepat Sasaran

  Dalam kegiatan penyaluran RASKIN, salah satu yang harus diperhatikan adalah ketepatan sasaran penerima manfaat. Penentuan sasaran penerima manfaat ditentukan dari data penduduk penerima manfaat yang dikeluarkan oleh TNP2K yang telah disetujui oleh Kemenko Kesra. Dalam penyalurannya, RASKIN dapat dikatakan tepat sasaran apabila RTS-PM yang menerima memang benar-benar membutuhkan atau dapat dikatakan RTS-PM tersebut berada di bawah garis ekonomi rendah.

  Sejak tahun 2010, dasar penetapan RTS-PM RASKIN adalah hasil PPLS 2008 BPS. Namun penggunaan data tersebut hanya akurat terbatas pada penetapan kuota RASKIN di tingkat nasional. Untuk penetapan kuota di tingkat daerah dan penetapan individu RTS-PM penggunaan data PPLS 2008 hanya sebagai acuan awal. Sedangkan unuk penetapan RTS-PM tingkat daerah dilakukan dengan cara musyawarah desa atau musyawarah kelurahan (musdesmuskel) yang melibatkan aparat desakelurahan, kelompok masyarakat, serta perwakilan RTS-PM. Melalui Sejak tahun 2010, dasar penetapan RTS-PM RASKIN adalah hasil PPLS 2008 BPS. Namun penggunaan data tersebut hanya akurat terbatas pada penetapan kuota RASKIN di tingkat nasional. Untuk penetapan kuota di tingkat daerah dan penetapan individu RTS-PM penggunaan data PPLS 2008 hanya sebagai acuan awal. Sedangkan unuk penetapan RTS-PM tingkat daerah dilakukan dengan cara musyawarah desa atau musyawarah kelurahan (musdesmuskel) yang melibatkan aparat desakelurahan, kelompok masyarakat, serta perwakilan RTS-PM. Melalui

  Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, tidak semua desakelurahan melakukan musdesmuskel. Jika musdesmuskel dilaksanakan, pelaksanaannya tidak optimal karena kurang melibatkan masyarakat secara umum. Pelaksanaan kegiatan seperti ini, setidaknya mangakibatkan dua kemungkinan. Pertama, kepala desaaparat desa luran atau bahkan ketua RTRW berperan besar dalam penetapan RTS-PM. Kedua, penetapan jumlah RTS-PM oleh aparat tersebut pada umumnya lebih besar dari pada pagu jumlah RTS-PM. Dengan kata lain, pelaksanaan musdesmuskel dilaksanakan dengan tujuan tidak untuk melakukan penajaman atau verifikasi sasaran, melainkan hanya sebagai formalitas untuk membenarkan pembagian RASKIN secara merata, termasuk memberikan membagikan RASKIN kepada rumah tangga yang seharusnya tidak menerima RASKIN.

  Keputusan yang dibuat untuk membagi rata RASKIN yang ada kepada seluruh masyarakat memiliki alasan-alasan yang menjadi latar belakangnya, antara lain:

  1. Menghindari konflik akibat kecemburuan sosial

  2. Kurangnya pagu RASKIN yang diberikan dibandingkan jumlah RTS

  3. Menghindari tuntutan yang muncul dari rumah tangga yang tidak terdaftar

  4. Untuk mencapai target waktu penjualan beras serta pembayarannya

  Adanya kecenderungan praktik pembagian RASKIN secara merata menyebabkan penyaluran RASKIN menjadi tidak efektif baik dari segi sasaran maupun jumlah. Hal ini disebabkan oleh tidak digunakannya sistem kartu ataupun kupon yang sudah disiapkan oleh BULOG atau pemerintah. Faktanya dilapangan kartu atau kupon yang suharusnya dibagikan kepada masyarakat sebagai syarat untuk membeli RASKIN memang secara sengaja tidak diberikan. Hal ini dilakukan dengan alasan antara lain RASKIN yang dibagikan kepada jumlah rumah tangga yang lebih banyak daripada pemilik kartu RASKIN yang resmi, adanya pergiliran penerima, menutupi kepada rumah tangga tentang jumlah dan harga RASKIN yang sebenarnya ataupun hanya sekedar agar kartu RASKIN tidak rusak atau hilang.

  Pada tingkat Kabupaten Ogan Ilir, terdapat 27.554 kepala keluarga penerima RASKIN dan kepala keluarga secara keseluruhan sebesar 109.853 kk. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa hampir setiap rumah tangga di daerah penelitian menerima RASKIN dengan alasan takut terjadinya konflik akibat kecemburuan sosial. Berikut perhitungan Indeks Ketepatan Sasaran. Kabupaten Ogan Ilir.

  = - 0,63 = - 63

  Dari hasil perhitungan Indeks Ketepatan Sasaran (IKS) menunjukkan bahwa IKS di Kabupaten Ogan Ilir sebesar - 63 persen. Hal ini menunjukkan bahwa angka Dari hasil perhitungan Indeks Ketepatan Sasaran (IKS) menunjukkan bahwa IKS di Kabupaten Ogan Ilir sebesar - 63 persen. Hal ini menunjukkan bahwa angka

  1. Terdapatnya RTS yang pindah atau meninggal

  2. Pendataan RTS menggunakan data yang lama

  3. Tidak melakukan survey secara mendalam

  4. Jumlah rumah tangga miskin yang melebihi jumlah RTS-PM

  5. Tidak adanya pengawasan dalam proses penyaluran dari pihak yang berwenang

  6. Terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh aparat daerah sebagai petugas penyaluran Raskin

  7. Tidak adanya ketegasan hukum terhadap penyalahgunaan kewenangan

  8. Tidak adanya kesadaran dari rumah tangga yang tidak berhak menerima RASKIN

4.3.2. Tepat Waktu

  Beras merupakan pangan utama bagi 95 persen masyarakat Indonesia. Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah Indonesia memberikan prioritas yang besar terhadap kebijakan ketahanan pangan nasional. Dalam penyaluran RASKIN, ketepatan waktu ikut menjadi salah satu karakteristik penentu efektif atau tidaknya penyaluran RASKIN. Dalam pelaksanaannya RASKIN disalurkan kepada RTS-PM setiap bulan. Ketepatan waktu menjadi prioritas utama dalam Program RASKIN karena berkaitan dengan keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.

  Menurut Pedum RASKIN, ketepatan waktu distribusi kepada RTS-PM dapat tercapai apabila penyaluran RASKIN dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan. Sejak tahun 1999, penyaluran RASKIN dilakukan sebanyak

  12 kali dalam setahun, kecuali pada tahun 2006 (10 kali) dan pada 2007 (11 kali). Penyaluran RASKIN mulai bertambah frekuensinya hingga 13 kali pada tahun 2010 dan 2011, serta 15 kali penyaluran pada tahun 2013. Bertambahnya frekuensi penyaluran dilakukan sebagian kompensasi bagi masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM. Selain itu , frekuensi penyaluran yang semakin meningkat dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi gejolak harga beras di pasaran yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

  Frekuensi penyaluran Raskin dilakukan sebanyak 12 kali dalam satu tahun atau satu kali penyaluran di setiap bulan yang disebut dengan Beras Alokasi Jnuari hingga Desember. Dalam setiap penyalurannya, rumah tangga menerima 15 kgkk Raskin. Dengan adanya penambahan kuota Raskin untuk kompensasi kenaikan BBM, maka frekuensi penyaluran Raskin di tambah menjadi 15 kali pada tahun 2012 dan 2013. Tambahan Frekuensi ini dinamai dengan Raskin 13, 14 dan 15 yang dialokasikan pada bulan mulai dari bulan Juli.

  Berdasarkan fakta didaerah penelitian, menunjukkan bahwa masyarakat tidak menerima Raskin secara rutin setiap bulannya. Masyarakat menerima Raskin dalam waktu yang tidak menentu. Terkadang masyarakat menerima Raskin 2 atau 3 bulan sekali dengan jumlah yang sama yaitu 15 kgkk. Walaupun demikian, Raskin tersebut tetap akan diterima rumah tangga sebanyak 15 kali, namun hal tersebut terjadi pada akhir tahun.

  Ketepatan waktu penyaluran RASKIN yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir menunjukkan bahwa keadaan penyaluran Raskin di daerah penelitian tidak tepat waktu. Hal ini terjadi karena beberapa hal, antara lain:

  1. Jadwal penyaluran yang sering tertunda akibat terdapat penundaan HTR yang dilakukan oleh RTS-PM.

  2. Adanya RTS-PM yang enggan untuk membeli RASKIN

  3. Lambatnya dana HTR yang dibayar oleh RTS-PM

  4. Dana yang disetor oleh RTS-PM tidak segera disetorkan kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk disetorkan kepada BULOG

  5. Penyelesaian HTR melebihi batas waktu yang ditentukan

4.3.3. Tepat Harga

  Sejak awal pelaksanaan Program RASKIN pada 1998 sampai dengan 2007, pemerintah menetapkan harga beras RASKIN di Titik Distribusi (TD) sebesar Rp. 1.000 per kg dan sejak 2008 diubah menjadi Rp. 1.600 per kg hingga sekarang. Penetapan harga RASKIN juga diatur dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa harga pembelian beras dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 14persen (empat belas perseratus), butir patah maksimum 20persen (dua puluh perseratus), kadar menir maksimum 2persen (dua perseratus) dan derajat sosoh minimum 95persen (sembilan puluh lima perseratus) adalah Rp. 6.600 (enam ribu enam ratus rupiah) per kilogram di gudang Perum BULOG. Setelah penyaluran dilakukan oleh BULOG, maka harga beras yang harus dibayarkan oleh RTS hanya sebesar Rp. 1.600 per kg.

  Penetapan harga Rp. 1.600 per kg dapat terjadi dikarenakan adanya subsidi yang diberikan pemerintah dengan tujuan memakmurkan masyarakat miskin. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2014. Pemerintah mengalokasikan Dana Subsidi Pangan dengan kebijakan penganggaran sebagai berikut:

  1. Anggaran subsidi Raskin 2014 disediakan dalam APBN Tahun 2014, DIPA

  Kementerian Keuangan. Kebijakan Pemerintah Pusat dalam Penganggaran Program Raskin hanya untuk pengadaan beras dan penyalurannya sampai TD.

  2. Sesuai dengan Undang-Undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan (Pasal 18 dan

  58) dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.: 9002634SJ tanggal 27 Mei 2013, maka pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten kota) mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk penyaluran Raskin dari TD sampai dengan RTS-PM. Penyediaan anggaran tersebut mencakup antara lain untuk: biaya operasional Raskin, biaya angkut Raskin dari TD ke TB hingga ke RTS-PM, subsidi harga tebus Raskin, dana talangan Raskin, tambahan alokasi Raskin kepada RTS-PM di luar pagu yang ditetapkan maupun tambahan alokasi Raskin untuk RTS-PM di dalam pagu yang ditetapkan.

  Fakta dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua RTS dapat menikmati subsidi yang diberikan pemerintah. Hal ini dikarenakan RTS harus membayar RASKIN melebihi harga yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 1.600 per kg. Hal ini ditemukan pada sampel daerah penelitian.

  Pada daerah penelitian, rata-rata masyarakat harus membayar RASKIN sebesar Rp. 2.500 per kg, dengan IKH sebagai berikut:

  Dengan nilai IKH yang kurang dari 100, maka perbedaan harga RASKIN yang seharusnya dibayar oleh RTS sebesar 43,75 persen. Artinya, harga yang dibayarkan oleh RTS tidak sesuai dengan ketentuan dan indikator tepat harga menyatakan bahwa penyaluran RASKIN menjadi tidak efektif.

4.3.4. Tepat Jumlah

  Pelaksanaan RASKIN dikatakan efektif jika ke enam indikatornya terpenuhi. Salah satu indikator tersebut adalah indikator tepat jumlah. Indikator tepat jumlah ini adalah jika RTS-PM menerima RASKIN sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 15 kg per RTS-PM. Ketepatan jumlah ini tidak hanya terjadi disetiap distribusi, melainkan dalam setiap tahun pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan penyaluran RASKIN dilapangan menunjukkan bahwa setiap rumah tangga menerima RASKIN dengan jumlah yang lebih kecil dari jumlah yang ditetapkan.

  Rendahnya jumlah RASKIN yang diterima RTS-PM menunjukkan beberapa indikasi bahwa RASKIN yang disalurkan tidak sesuai dengan sasaran. Hal ini bisa terjadi karena jumlah penerima Raskin lebih banyak dari pada jumlah beras yang Rendahnya jumlah RASKIN yang diterima RTS-PM menunjukkan beberapa indikasi bahwa RASKIN yang disalurkan tidak sesuai dengan sasaran. Hal ini bisa terjadi karena jumlah penerima Raskin lebih banyak dari pada jumlah beras yang

  Rendahnya jumlah beras yang diterima RTS-PM, selain disebabkan adanya praktik bagi rata, juga karena keterbatasan kemampuan RTS dalam menyediakan uang tunai dalam jumlah yang cukup. Banyak RTS-PM yang tidak mampu menyediakan uang karena biasanya distribusi dilakukan secara mendadak selama waktu terbatas, sementara RTS hanya mempunyai penghasilan yang bersifat harian dan tidak menentu.

  Dalam penelitian di lapangan, menunjukkan bahwa RTS tidak menerima RASKIN dalam jumlah yang seharusnya. Di daerah penelitian, masing – masing RT menerima jumlah RASKIN yang berbeda. Rata – rata penerimaan RASKIN di daerah penelitian hanya 6,25 kg RTS.

  × 100

  × 100

  Artinya, IKJ ≤ 100 sehingga penyaluran RASKIN di daerah penelitian tidak efektif, dengan hasil sebesar 41,67 persen hal ini tidak layak untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

4.3.5. Tepat Administrasi

  Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap, dan tepat waktu. Dalam Pedum RASKIN 2014, terdapat 21 formulir yang harus diisi dalam proses penyaluran RASKIN. Banyaknya formulir yang harus diisi disebabkan adanya sistem penyaluran baru yang menggunakan tiga jalur, yaitu jalur kelompok kerja (Pokja), warung desa (Wardes), dan Kelompok masyarakat (Pokmas). Formulir – formulir tersebut merupakan bagian dari administrasi pelaporan yang harus dilengkapi untuk kebutuhan laporan.

  Dalam administrasi pelaporan tersebut tim koordinasi RASKIN kecamatan, kabupatenkota, dan Provinsi harus melaporkan kepada tim koordinasi di tingkat atasnya secara periodik setiap tiga bulan. Selain itu, tim koordinasi tingkat provisnsi dan kabupatenkota juga harus menyusun laporan akhir tahun. Untuk kepentingan internal BULOG, BULOG akan menerima laporan dari subdivre, kansilog setiap minggu dan setiap bulan. Selain dilakukan oleh BULOG, kelengkapan administrasi juga harus terjadi di tingkat Titik Distribusi. Proses administrasi yang terjadi pada TD adalah proses penandatanganan surat BAST dan melengkapi dokumen DPM 1 dan 2.

  Meskipun pelaporan administrasi dilakukan secara tertib dan berjangka, namun dalam pelaksanaannya tidak terdapat pengawasan dan saksi yang dapat Meskipun pelaporan administrasi dilakukan secara tertib dan berjangka, namun dalam pelaksanaannya tidak terdapat pengawasan dan saksi yang dapat

  Beberapa surat dokumen yang harus dilengkapi baik oleh pihak BULOG maupun pihak kecamatan adalah sebagai berikut:

  1. Surat Permintaan Alokasi (SPA) Surat yang dikeluarkan oleh kepala daerah TD kepada BULOG untuk alokasi RASKIN sebanyak jumlah RTS yang ada. Permintaan pagu Raskin disesuaikan dengan jumlah RTS dikali dengan 15 kgbulan.

  Gambar 3. Contoh SPA

  2. Surat Perintah Setor (SPS) Surat yang dikeluarkan BULOG untuk perintah pembayaran RASKIN sebanyak pagu yang dipinta.surat perintah setor ini baru akan dikeluarkan oleh pihak BULOG jika pihak kecamatankota sudah membayarkan HTR ke rekening milik Satker.

  Gambar 4. Surat Perintah Setor

  3. Bukti setor pembayaran pagu RASKIN Berupa bukti setor kepada Satuan Kerja RASKIN (Satker) kecamatan kabupaten kota tertentu.

  Gambar 5. Bukti Setor Pagu RASKIN

  4. Bukti setor pembayaran RASKIN Berupa bukti setor pembayaran RASKIN kecamatan kabupaten kota tertentu melalui rekening Satker ke rekening BULOG.

  Gambar 6. Bukti Setor Satker kepada BULOG

  5. Surat Perintah Pengeluaran Barang Delivery Order (SPPBDO) Berupa surat yang dikeluarkan BULOG kepada gudang untuk mengeluarkan beras sesuai tonase yang dipinta.

  Gambar 7. SPPB DO

  6. Rekap Penyerahan Barang (GD-1K) Surat yang dikeluarkan gudang sebagai bukti kepada pihak kecamatan bahwa jumlah beras yang dikeluarkan sebesar jumlah beras yang dipinta.

  Gambar 8. Rekap Penyerahan Barang (GD-1K)

  7. Berita Acara Serah Terima RASKIN Surat berita acara yang dibuat sebagai bukti penyerahan beras kepada pihak TD yang ditandatangani oleh pihak BULOG dan TD.

  Gambar 9. BAST

  8. Rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Penyaluran RASKIN Berupa surat bukti serah terima RASKIN dari pihak TD ke pihak BULOG yang ditandatangani oleh ketua Satker Kabupaten kota Kecamatan dan camat bupati walikota.

  Gambar 10. Rekap BAST (MBA-0)

  9. Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) Berupa daftar penerima RASKIN yang dikeluarkan oleh kecamatan kabupaten kota sesuai dengan pagu yang dikeluarkan oleh gubernur.

  Gambar 11. DPM 1

  10. Daftar Realisasi Penyaluran Beras Raskin (DPM-2) Berupa dokumen daftar penerima RASKIN yang dikethui oleh ketua TD dan kepala desa.

  Gambar 12. DPM-2

  11. Rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Penyaluran Beras RASKIN (MBA-0) Berupa rekap data penerima RASKIN yang diketahui oleh camat dan ketua satker yang dibuat untuk diserahkan kepada BULOG

  Gambar 13. MBA-0

  12. Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima Pelaksanaan Penyaluran Raskin (MBA-1) Berupa rekap data penerima RASKIN yang diketahui oleh kepala Divre, Kansilog, Kakansilog dan bupatiwalikota

  Gambar 14. MBA-1

  13. Laporan Pelaksanaan Program RASKIN (LT-0) Berupa laporan pelaksanaan RASKIN yang di tandatangani oleh ketua Tim Koordinasi RASKIN Kecamatan.

  Gambar 15. LT-0

  14. Laporan Pelaksanaan Program RASKIN (LT-1) Berupa laporan pelaksanaan RASKIN yang di tandatangani oleh ketua Tim Koordinasi RASKIN Kabupaten Kota.

  Gambar 16. LT – 1

  15. Laporan Pelaksanaan Program RASKIN (LT-2) Berupa laporan pelaksanaan RASKIN yang di tandatangani oleh ketua Tim Koordinasi RASKIN Provinsi.

  Gambar 17. LT - 2

  16. Berita Acara Musyawarah Desa Kelurahan Dokumen yang dibuat jika dalam suatu pelaksanaan penyaluran RASKIN diadakan musyawarah desakelurahan.

  Gambar 8. Berita Acara Musdesmuskel

  17. Berita Acara Musyawarah Kecamatan Dokumen yang dibuat jika dalam suatu pelaksanaan penyaluran RASKIN diadakan musyawarah kecamatan.

  Gambar 19. Berita Acara Muskec

  18. Formulir Rekapitulasi Pengganti (FRP) Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Merupakan formulir yang dibuat jika dalam suatu desa terdapat RTS-PM yang diganti. Penggantian RTS ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain, meninggal dunia dan pindah. Formulir ini dikeluarkan oleh TNP2K dan Kemenko Kesra yang kemudian diketahui oleh camat dan kepala desalurah setempat.

  Gambar 20. FRP TRS-PM

  19. Surat Keterangan Rumah Tangga Miskin (Sk-Rtm) 2014 Pengganti Kartu Perlindungan Sosial Program Percepatan Dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S), ditandatangani oleh kepla desalurah dan RTS pengganti.

  Gambar 21. SK - RTM

4.3.6. Tepat Kualitas

  Berdasarkan Pedum RASKIN 2014, beras RASKIN adalah beras berkualitas medium dengan kondisi yang baik dan tidak berhama sesuai dengan standar kualitas pembelian pemerintah yang diatur dalam perundang – undangan. Kualitas beras standar pembelian pemerintah diatur dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2012. Untuk kualitas RASKIN, persyaratan yang harus dipenuhi antara lain memiliki kadar air 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir 2 persen, dan derajat sosoh minimum 95 persen. Penyaluran RASKIN dikatakan efektif apabila persyaratan kualitas beras yang disalurkan memenuhi persyaratan sesuai dengan Inpres No. 3 Tahun 2012.

  Gambar 22. Kadar menir pada RASKIN

  Secara umum masalah kualitas beras RASKIN sering mendapat kritikan pada tahap awal program, namun pada tahun – tahun berikutnya menunjukkan respon yang baik. Pada tahap awal, RASKIN yang diterima masyarakat masih memiliki kualitas yang kurang baik, seperti bau, berkutu, dan berwarna kuning.

  Gambar 23. Keadaan RASKIN di gudang

  Rendahnya kualitas RASKIN bukan secara sengaja dilakukan. Kurangnya kualitas RASKIN disebabkan oleh lamanya penyimpanan yang dilakukan di gudang. Hal ini terjadi karena RASKIN tidak hanya dialokasikan bagi masyarakat miskin, tetapi juga sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) yang diperuntukan bagi bencana alam. Selain sebagai cadangan beras pemerintah RASKIN juga dialokasikan kepada dinas sosial dan transmigrasi. Ketika beras CBP dan RASKIN keperluan Dinsos dan transmigran sudah terlalu lama disimpan, maka RASKIN yang dialokasikan untuk masyarakat miskin adalah beras yang lama.

  Gambar 24. Beras berkutu yang terlalu lama disimpan Selain karena penyimpanan yang cukup lama, penurunan kualitas beras dapat

  terjadi karena kualitas pengolahan gabah menjadi beras yang tidak sempurna. Pengolahan yang tidak sempurna dapat diakibatkan oleh penjemuran yang tidak sempurna. Hal ini terjadi karena sebagian petani masih menjemur gabah secara tradisional yang hanya mengandalkan sinar matahari. Ketika hari hujan maka gabah tidak kering secara sempurna, sehingga gabah menjadi lembab dan dapat mengakibatkan rapuh. Selain itu, petani yang masih menggiling gabah secara tradisional sehingga beras yang dihasilkan sebagian besar patah dan menir.

  Kualitas RASKIN yang rendah menimbulkan dilema. Jika kualitas RASKIN ditingkatkan, maka akan ada banyak masyarakat ekonomi menengah ke atas akan tertarik membeli RASKIN. Hal ini akan membuat RASKIN menjadi tidak tepat sasaran. Sebaliknya, jika kualitas RASKIN dibiarkan jelek, maka penyaluran beras menjadi tidak sesuai dengan kontrak pembelian RASKIN dan menimbulkan banyak keluhan dari masyarakat. dengan kualitas yang rendah, maka akan ada banyak rumh tangga yang tidak mau membeli RASKIN. Jika ada rumah tangga yang membeli

  RASKIN, tentu tidak akan dikonsumsi melainkan digunakan sebagai makanan ternak. Dengan akibat yang ditimbulkan seperti ini, maka tujuan pemerintah untuk memberikan kecukupan pangan bagi masyarakat miskin menjadi tidak tercapai.

  Gamnar 25. Kualitas beras RASKIN

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

EFEKTIVITAS FISIOTERAPI DADA TERHADAP PENGELUARAN SEKRET PADA BRONKITIS KRONIS DI RUMAH SAKIT PARU BATU

22 163 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 5 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus)

10 193 21

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

EFEKTIVITAS siaran dialog interaktif di Radio Maraghita sebaga media komunikasi bagi pelanggan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten di Kelurahan Lebakgede Bandung

2 83 1

EFEKTIVITAS MEDIA PENYAMPAIAN PESAN PADA KEGIATAN LITERASI MEDIA (Studi pada SMA Negeri 2 Bandar Lampung)

15 96 159

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA MUSIM TANAM KETIGA

2 27 50

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

3 69 100

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45