Return to Scale Skala Pengembalian

pabrik serta peralatan yang lebih canggih dalam skala yang lebih besar. Jika ada pengembalian yang meningkat, maka secara otomtatis menguntungkan untuk mempunyai suatu perusahaan besar yang berproduksi dengan biaya yang relatif rendah daripada mempunyai banyak perusahaan dengan biaya relative yang tinggi. Skala pengembalian meningkat increasing return to scale adalah output yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat apabila semua input digandakan 2. Skala Pengembalian Menurun Decreasing Return to Scale Adanya kesulitan atau hambatan dari sebuah perusahaan dalam mengelola dan memanajemen perusahaannya mengakibatkan penurunan produktivitas dari tenaga kerja maupun modal. Skala pengembalian menurun Decreasing Return to Scale adalah output yang jumlahnya kurang dari dua kali lipat bila semua input digunakan. 3. Skala Pengembalian Tetap Constant Return to Scale Besarnya operasi perusahaan tidak mempengaruhi produktivitas factor- faktornya, produktivitas rata-rata dan marjinal dari input-input tetap konstan. Dengan kata lain skala pengembalian tetap constant return to scale adalah output produksi yang jumlahnya berlipat ganda bila semua input digandakan. Menurut Besanko 2006:209 skala pengembalian return to scale merupakan konsep dari persentase perubahaan output yang meningkat dimana diikuti oleh kenaikan dari input tersebut. Disaat marginal produk bernilai positif mengindikasikan 46 bahwa total produk dari perusahaan seharusnya meningkat disaat kenaikan dari semua input meningkat secara simultan. Adapun fungsi skala pengembalian sebagai berikut; = ∆ ∆ Misalkan perusahaan menggunakan dua input,tenaga kerja L dan modal K untuk memproduksi output Q. Diasumsikan bahwa semua input mengalami peningkatan yang sama dinotasikan €, dimana € 1 kenaikan kuantitas dari tenaga kerja dari L ke €L, dan kuantitas kapital menaik dari K ke €K. Jika hasil dari perhitungan di beri notasi £ yang merupakan perubahaan output Q, maka: a. Jika £ €,maka terjadi increasing return to scale . Dalam kasus ini proporsi kenaikan semua kuantitas output lebih besar dari kenaikan kuantitas input. b. Jika £ = €, maka terjadi return to scale . Dalam kasus ini proporsi kenaikan kuantitas outpu sama dengan kenaikan input. c. Jika £ €, maka terjadi decreasing return to scale . Dalam kasus ini proporsi kenaikan kuantitas output tidak samakurang dari kenaikan kenaikan input.

2.1.7 Faktor-Faktor Produksi yang digunakan dalam Usaha Ternak Sapi Perah

Setiap kegiatan usaha membutuhkan faktor-faktor produksi. Factor produksi yang berupa input tertentu digunakan agar dapat menghasilkan suatu output produksi.

2.1.7.1 Lahan

Menurut Mubyarto 1989:89 Tanah sebagai salah satu factor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat di mana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Berdasarkan pengertian lahan ini dalam hal usaha peternakan adalah kandang. Kandang merupakan prasarana dan sarana yang penting bagi usaha peternakan sapi perah, khususnya bagi sapi perah yang diperlihara dengan system dikandangkan. Kandang yang dibangun mencerminkan tingkat efisiensi dalam pemeliharaan sapi perah dan produksi susunya. Oleh karena itu, dalam perencanaan harus benar-benar dipikirkan system kandang yang memeberikan tingkat efisiensi yang tinggi terutama dalam pengelolaan sapi perah. Menurut etgen,et all dalam Achmad Firman, 2010 bahwa ada beberapa tujuan dikandangkannya sapi perah; a. Melindungi ternak dari cuaca buruk b. Meminimalkan resiko kecelakaanluka-luka dan penyakit c. Memaksimalkan pakan ternak d. Memberikan area khusus penanganan ternak e. Mempertemukan kebutuhan untuk produksi dan penjualan f. Melindungi tenaga kerja dari kepanasan, cuaca buruk dan keamanan g. Memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap adaptasi penemuan teknologi terbaru