gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan dan penyimpanan Cahyadi, 2009. Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin
meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih
mudah diperoleh. Penambahan bahan tambahanzat aditif ke dalam makanan bertujuan untuk meningkatkan mutu suatu produk sehingga mampu bersaing di
pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya: pewarna, penyedap rasa dan aroma, antioksidan, pengawet, pemanis, dan pengental Siaka, 2009.
Berbeda dengan racun, bahan tambahan makanan BTM atau bahan tambahan pangan BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan
untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan. Bahan tambahan makanan itu bisa memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak Yuliarti, 2007.
2.2.1. Jenis Bahan Tambahan Makanan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722Men.KesPerIX1988, pengelompokan bahan tambahan makanan yang
diizinkan pada makanan dapat digolongkan sebagai berikut: Cahyadi, 2009. a. antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau
menghambat oksidasi. b. antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah
mengempalnya makanan yang berupa serbuk.
Universitas Sumatera Utara
c. pengatur keasaman adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
d. pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak memiliki nilai gizi.
e. pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan. f. pengemulsi, pemantap, pengental adalah bahan tambahan makanan yang dapat
membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
g. pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat proses fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap
makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. h. pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya makanan. i. pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberikan warna pada makanan. j. penyedap rasa dan aroma adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memberikan, menambah atau mempertegas rasa atau aroma. k. sikuestran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam
yang ada dalam makanan. Menurut ketentuan yang ditetapkan, ada beberapa kategori BTM. Pertama,
bahan tambahan makanan yang bersifat aman, dengan dosis yang tidak dibatasi,
Universitas Sumatera Utara
misalnya pati. Kedua, bahan tambahan makanan yang digunakan dengan dosis tertentu, dan dengan demikian dosis maksimum penggunaannya juga telah
ditetapkan. Ketiga, bahan tambahan yang aman dan dalam dosis yang tepat, serta telah mendapatkan izin beredar dari instansi yang berwenang, misalnya zat
pewarna yang sudah dilengkapi sertifikat aman Yuliarti, 2007.
2.2.2 Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan