Kajian Fungsional

3.7 Kajian Fungsional

Studi Fungsional memperhatikan fungsi dari alat dan komponen yang menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara bunyi, nada,warna nada dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut.

Dalam tulisan ini penulis akan mengkaji tentang kajian fungsional terhadap proses belajar, sistem pelarasan bunyi, cara memainkan Saligung, nada yang dihasilkan Saligung, dan teknik memainkanya.

3.7.1 Proses Belajar

Secara garis besar definisi mengajar dapat dibedakan antara pandangan tradisional dan modern. Secara tradisional mangajar diartikan sebagai upaya penyampaian/penanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengertian itu anak dipandang sebagai obyek yang sifatnya pasif.Pengajaran berpusat pada guru. Gurulah yang memegang peranan utama dalam proses belajar-mengajar.

Mengajar modern berpandangan bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengaur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar (nasution,1977:7). Dalam kaitannya bahasan strategi pengertian mengajar moderen inilah yang dianutnya,sehingga mengajar diartikan sebagai penciptan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadi proses belajar(Raka Joni,1984:2). Pengajaran itu terdiri dari sejumlah komponen yang salaing berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.

Jadi dapat di simpulankan bahwa proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara murid dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu keadaan. Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik.

Menurut hasil wawancara saya dengan bapak Ja Huat purba, beliau mengatakan bahwa proses belajar untuk bisa memainkan dan membuat alat musik saligug adalah bahwa seseorang tersebut harus didasari dengan keinginan yang kuat dan harus bisa beradaptasi terhadap gurunya dan harus memiliki kesabaran yang tinggi.

Dalam masyarakat simalugun untuk mempelajari musik dilakukan secara lisan, yaitu seorang guru bercerita dan muridnya mendergarkan dengan baik apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Kemudian muridnya disuruh untuk belajar bagaimana cara memainkan alat musik tersebut. Setelah sang guru merasa bahwa muridnya telah menguasai bagaimana cara memainkan alat musik itu, barulah sang guru mengajak muridnya untuk memainkan alat musik tersebut secara bersamaan.

3.7.2 Sistem Pelarasan Bunyi

Proses terakhir dari Pembuatan Saligung dan yang paling sulit dalam pengerjaannya yaitu sistem pelarasan bunyi nada Saligung. Jarak antara lubang- lubang nada yang ada pada bambu Saligung sangatlah berpengaruh dengan nada yang dihasilkan. Wilayah nada (range) dan jangkauan nada (ambitus) yang terdapat pada Saligung juga dibedakan menurut besar kecilnya diameter dan panjang bambu. Apabila diameter bambu memiliki ukuran yang besar maka akan menghasilkan bunyi dengan jangkauan nada yang rendah. Sebaliknya apabila memiliki diameter yang kecil maka otomatis akan menghasilkan bunyi dengan jangkauan nada yang tinggi. Selain ukuran diameter dan panjang-pendeknya bambu, faktor lain yang menentukan tinggi rendahnya nada Saligung adalah besar kecilnya lubang nada. Sistem pelarasan nada Saligung pada sekarang ini tentunya tidak terlepas dari peran nada-nada standard yang ada pada piano atau alat music yang lain yang dianggap telah memiliki nilai standardisasi bunyi/nada. Berbicara tentang hal pelarasan nada pada Saligung, sesungguhnya tidak ada ilmu atau metode tertentu yang dapat menjamin secara pasti penentuan kunci atau nada dasar dari Saligung yang akan dihasilkan. Dikarenakan Saligug termasuk alat musik yang bersifat alami yang secara teknis tidak sama dengan alat musik tiup Barat yang ada pada umumnya.

Seperti diketahui bahwa setiap alat musik tiup Barat seperti saxofon, flute, trompet, dan lain sebagainya dapat memainkan keseluruhan tangga nada yang ada pada sistem tangga nada pada musik Barat, sistem pelarasan dilakukan hanya dengan mengandalkan penafsiran, perkiraan, dan perasaan semata.

Dalam melaraskan nada dasar bapak Ja Huat Purba sedikit pun tidak dibantu oleh alat yang bisa mengetahui atau mendeteksi setiap nada yang dikeluarkan Saligung. Bapak Ja Huat Purba benar-benar mengandalkan kepekaan dari telinganya untuk mengetahui apakah nada-nada dari Saligung buatannya tersebut telah cocok (sejalan, pas) dan harmonis. Untuk melaraskan nada dasar Beliau hanya menggunakan insting dan daun lalang yang di gunakannya untuk menentukan nada dasar, hal pertama yang dilakukan bapak Ja Huat purba dalam menentukan nada dasar adalah lubang penyelaras nada. Dimana ujung bambu dan lubang nada terakhir dari pangkal diukur jaraknya dengan menggunakan lalang, setelah panjang jarak antara ujung bambu dan lubang terkhir dari pangkal sudah di dapat, hal yang dilakukan adalah melipat dua lalang tersebut. Lipatan dua lalang tersebut yang akan menjadi lubang penyelaras nada sehingga nada yang di hasilkan mendekati sempurna. Apabila nada sedikit meleset atau kurang mencapai nada tonika cara untuk memperbaikinya dapat dilakukan seperti memperbesar atau menambah sedikit demi sedikit besar lubang nada. Namun hal itu belum bisa menjamin akan ketepatan bunyi(nada) yang dihasilkan oleh Saligung tersebut dengan nada standart yang terdapat pada musik barat. Hal itu disebabkan karena dalam melaraskan nada tersebut hanya menggunakan insting dan perkiraan saja. Menentukan nada dasar Saligung yang telah di bentuk , maka yang harus dilakukan adalah menyelaraskan nada Saligung dengan nada piano.

Caranya adalah dengan meniup Saligung dengan posisi keempat jari menutup keempat lubang nada. Setelah di hembusan, carilah nada tersebut di antara kedua belas nada yang ada pada tuts piano. Apabila nada yang dihasilkan adalah nada “G” pada tuts piano, maka nada dasar Saligung tersebut adalah “G=do”. Tetapi pada tulisan ini penulis membuat telah membuat Saligung dan melaraskan nada dasarnya dengan piano, dengan panjang bambu Saligung 37 cm dan diameter bambu 5 cm maka nada tonal yang di hasilkan oleh alat musik saligung adalah nada F=do dengan frekuensi kurang lebih 352 Hz.

3.7.3 Cara Memainkan Saligung

Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkanbunyi. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara , dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh pemain, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang dan besar ruang resonator, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya seperti alat musik Saligung.

Saligung dimainkan dengan cara menghembuskan udara melalui hidung, memainkan Saligung dapat dilakukan dengan posisi berdiri ataupun dilakukan dalam posisi duduk. Dimana Saligung diposisikan berada sejajar di depan tubuh. Cara menghebuskan alat musik Saligung dengan posisi lubang panoppulan menempel pada satu lubang hidung baik lubang hidung sebelah kiri maupan lubang hidung Saligung dimainkan dengan cara menghembuskan udara melalui hidung, memainkan Saligung dapat dilakukan dengan posisi berdiri ataupun dilakukan dalam posisi duduk. Dimana Saligung diposisikan berada sejajar di depan tubuh. Cara menghebuskan alat musik Saligung dengan posisi lubang panoppulan menempel pada satu lubang hidung baik lubang hidung sebelah kiri maupan lubang hidung

1. Tangan kiri memegang Saligung bagian bawah, dan tangan kanan memegang bagian

2. Kepala tegak dan bahu wajar ( tidak tegang )

3. Dada membusung dan kedua belah siku terangkat sehingga tidak menyentuh badan.

4. Lubang hembusan diletakkan tepat di bagian bawah lubang hidung.

Berikut ini adalah gambar dari cara memainkan alat musik Saligung, dari pososi tangan dan posisi jari terhadap lubang nada, posisi badan pada saat memainkan alat musik saligung dan posisi hidung terhadap lubang panoopulan.

Gambar 35 : Posisi tangan Gambar 36 : Posisi Badan ketika Menghembus Saligung

Gambar 37 : Posisi hidung terhadap lubang hembusan

3.7.4 Nada yang di Hasilkan Alat Musik Saligung

Nada nada yang terdapat pada alat musik saligung dari nada terendah sampai nada tertinggi dengan panjang bambu Saligung 37 cm dengan diameter bambu 5 cm maka nada tonal yang di hasilkan oleh alat musik Saligung adalah nada F (kurang lebih 352 Hz). Alat musik Saligung merupakan alat musik melodis yang menghasilkan lima nada (pentatonic), yaitu nada : do – re – mi – fa – sol. Maka untuk nada berikutnya dapat mengikuti teori tangga nada barat, yaitu jarak nada I ke nada ke II berjarak 1 laras, nada ke II ke nada ke III jaraknya 1 laras, nada ke III ke nada ke IV jaraknya ½ laras, dan jarak nada ke IV ke nada ke V adalah 1 laras. Dengan mengiikuti pola jarak tersebut, maka nada ke dua pada saligung adalah nada

G, nada ke tiga adalah nada A, nada ke empat adalah nada #A (Ais) dan nada ke lima adalah nada C.

Untuk mendapatkan nada tonika pada saligung semua lubang nada di tutup, akan menghasilkan nada dasar F=do, membuka jari 1 akan menghasilkan G, membuka jari 1 dan 2 akan menghasilkan nada A, membuka jari 1,2 dan 3 akan menhasilkan nada #A dan membuka semua lubang nada akan menghasilkan nada C.

Untuk mengetahui bagaimana cara menghasilkan nada yang terdapat pada Saligung dapat dilihat berdasarkan posisi setiap lubang nada yang dimainkan. Di bawah ini kita akan melihat contoh gambar interval nada pada Saligung yang memiliki nada dasar “F=do”

Keterangan gambar pada penjarian No 1 = jari pertama No 2 = jari kedua No 3 = jari ke tiga

No 4 = jari ke empat

A = lubang penyelaras nada

Gambar 38 Posisi jari : terhadap

lubang nada pada Saligung

Gambar 39 : Semua Lubang nada ditutup akan menghasilkan nada F

Gambar 40 : Jari 1 terbuka akan menghasilkan

nada G

Gambar 41 : Jari 1 dan 2 terbuk akan menghasilkan nada A

Gambar 42 : Jari 1,2, dan 3 terbuka maka akan menghasilkan nada #A

Gambar 43: Jari 1,2,3 dan 4 terbuka akan menghasilkan nada C

3.7.5 Teknik Memainkan Saligung Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai cara

membuat sesuatu, cara yang terkait dalam sebuah karya seni. Menurut Banoe (2003 : 409) teknik permainan merupakan cara atau teknik sentuhan pada alat musik atas nada tertentu sesuai petunjuk atau notasinya. Dapat disimpulkan, teknik dalam musik berarti cara melakukan atau memainkan suatu karya seni dengan baik dan benar. Permainan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 41) mengandung arti suatu pertunjukan dan tontonan. Dalam hal ini, permainan dapat diartikan sebagai perwujudan suatu pertunjukan karya seni yang disajikan secara utuh dari mulai pertunjukan sampai akhir pertunjukan. Setianingsih (2007 – 19) menjelaskan bahwa teknik permainan merupakan gambaran mengenai pola yang dipakai dalam suatu karya seni musik berdasarkan cara memainkan instrumen beserta pengulangan dan perubahannya, sehingga menghasilkan suatu komposisi musik yang bermakna sesuai dengan nada-nada sehingga menghasilkan suatu komposisi musik yang indah.

Dalam memainkan Saligung ada beberapa teknik yang harus di pelajari, yaitu untuk menghasilkan suara tonal pada Saligung bernafaslah sebagaimana bernafas biasa dan hembuskan secara perlahan, jangan menghembuskan udara terlalu keras. Untuk mendapatkan nada kedua dibutuhkan hembusan yang sedikit lebih kuat dari hembusan nada pertama. Untuk mendapatkan nada ketiga dibutuhkan hembusan udara yang lebih kuat dari hembusan nada ke dua. Untuk mendapatkan nada ke empat di butuhkan hembusan yang lebih kuat dari hembusan nada ke tiga dan terakhir untuk mendapatkan nada kelima dibutuhkan tekanan udara yang lebih kuat dari nada ke eempat.

Dalam setiap potongan hembusan, pemain saligung akan mengambil nafas melalui mulut. Dan untuk mendapatkan ciri khas nada inggou ( ciri khas irama simalungun) pada alat musik Saligung. Teknik yang di lakukan adalah teknik Dalam setiap potongan hembusan, pemain saligung akan mengambil nafas melalui mulut. Dan untuk mendapatkan ciri khas nada inggou ( ciri khas irama simalungun) pada alat musik Saligung. Teknik yang di lakukan adalah teknik

Pada tulisan ini penulis akan menggambarkan tentang teknik permainan dengan menggunakan Tablature. Tulisan ini akan menjelaskan tentang tablature pada alat musik Saligung. Tablature pada alat musik Saligung: 4 lubang pada Saligung menggambarkan fingerboard, 4 lubang nada ditutup akan menghasilkan nada tonika. Tablature dapat menggambarkan suatu prilaku tentang nada pada alat musik, sehingga dapat diketahui bagaimana nada-nada yang dihasikan alat musik tersebut, bagian lubang nada yang terbuka dan tertutup seperti nada-nada yang terdapat pada alat musik Saligung.

Gambar 44 : Tablature

3.8 Penyajian Saligung Dalam penyajian Saligung menurut cerita narasumber oppung R br sipayung yang diiwawancarai penulis, bahwa Saligung ini adalah alat musik yang dimainkan 3.8 Penyajian Saligung Dalam penyajian Saligung menurut cerita narasumber oppung R br sipayung yang diiwawancarai penulis, bahwa Saligung ini adalah alat musik yang dimainkan

pada saat sekarang ini hanya bapak Setia Dermawan purba yang dapat memainkan alat musik Saligung, dan menyajikannya dalam konteks hiburan dan untuk kesinambungan budaya. Beliau selalu memperkenalkan alat musik Saligung kepada masyarakat Simalungun, harapan beliau agar alat musik Saligung tidak hilang (punah) dari suku Simalungun. Oleh sebab itu beliau selalu menyajikannya seperti pada acara Pagelaran Budaya Simalungun Pemuda GKPS di Pematang Siantar, Tribute Sarudin Saragih dan masih banyak lagi. Musik yang disajikan Oleh bapak Setia Dermawan Purba adalah Musik yang bernuansa komunikasi anatara seorang ayah dengan anaknya, jadi pada pementasan bapak Setia Dermawan Purba tidak sendirian beliau Selalu di dampingi oleh seorang gadis. Penyajian tersebut seprti Seorang ayah yang bernyanyi kepada anaknya dan memberikan kata- kata harapan yang baik kepada anaknya. Setelah ayahnya selesai bernynyi anaknya membalas dengan nyanyian dan menjawab nyanyian ayahnya. Adapun pertunjukan Saligung yang disajikan oleh bapak Setia Dermawan Purba adalah sebagai berikut