Ambulasi Dini Eliminasi SAP Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Tidak ada kontraindikasi dalam pemberian nutrisi setelah persalinan. Ibu harus mendapat nutrisi yang lengkap dengan tambahan kalori sejak sebelum hamil 100-500 kkal yang akan mempercepat pemulihan kesehatan dan kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, serta mencegah terjadinya infeksi. Ibu nifas akan membutuhkan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi, dan untuk memulai proses pemberian ASI eksklusif. Asupan kalori perhari ditingkatkan hingga 2700 kalori. Asupan cairan perhari ditingkatkan hingga 3000 ml susu 1000 ml. suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah melahirkan. Gizi ibu menyusui dibutuhkan untuk produksi ASI dan pemulihan kesehatan ibu. Kebutuhan gizi yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya. 2. Banyak minum, setiap hari harus lebih dari 8 gelas. 3. Makan makanan yang tidak merangsang baik secara termis, mekanis, atau kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan. 4. Batasi makanan yang berbau menyengat. 5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI misalnya sayuran hijau. 2. Tujuan Pemberian makanan pada ibu nifas adalah memulihkan tenaga ibu, memproduksi ASI yang bernilai gizi tinggi, mempercepat penyembuhan luka, dan mempertahankan kesehatan.

B. Ambulasi Dini

1. Pengertian Ambulasi Dini Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Ambulasi dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat Sulistiawati, Ari, 2009. 6 Dianjurkan bahwa wanita yanghabis melahirkan turun dari tempat tidurdalam beberapa jam setelah melahirkan.Komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena masa nifas, dan embolisme paru lebih jarang terjadi pada wanita yang menjalani ambulasi dini setelah melahirkan Cunningham, 2009. Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah trombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari miring kiri – miring kanan, kemudian setengah duduk, duduk, berdiri di samping tempat tidur, kemudian berjalan pelan-pelan di sekitar kamar, baru berjalan ke kamar mandi Saifduddin, 2010. Ambulasi dini juga terbuktibermanfaat untuk mengurangiinsiden tromboembolisme danmempercepat pemulihan kekuatanibu Lowdwemilk, 2005. Ambulasi dini dilakukan secara perlahan namun meningkat secara berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi Sulistiawati, Ari, 2009.

C. Eliminasi

1. Pengertian Eliminasi Berkemih harus terjadi dalam 4-8 jam pertama postpartum dan minimal sebanyak 200 cc. Rangsangan untuk berkemih dapat diberikan dengan rendam duduk untuk mengurangi edema dan relaksasi stingfer, lalu kompres hangatdingin. Bila perlu, pasang kateter sewaktu Bahiyatun, 2009. Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah dapat buang air kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan harus dapat meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasanya ibu malas buang air kecing karena takut akan merasa sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi post partum Sulistiawati, Ari, 2009. 7 Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Selama kehamilan terjadi peningkatan ektraseluler 50. Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urine. Umumnya pada partus lama yang kemudian diakhiri dengan ektraksi vakum atau cunam, dapat mengakibatkan retensio urine. Bila perlu, sebaiknya dipasang dower catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga fungsinya cepat pula kembali Saifduddin, 2010. BAK disebut normal apabila dapat buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan: 1. Dirangsang dengan mengalirkan air kran di dekat klien. 2. Mengkompres air hangat diatas simfisis. Bila tidak berhasil dengan cara di atas maka dilakukan kateterisasi. Karena prosedur kateterisasi membuat klien tidak nyaman dan resiko infeksi saliran kencing tinggi untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum. Douwer kateter diganti setelah 48 jam. Ambarwati, Eni, 2009. Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih. Sulistiawati, Ari, 2009.

D. Personal Hygiene