SAP Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

(1)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

IDENTITAS MATA KULIAH

MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN III PROGRAM STUDI : D3 KEBIDANAN

KODE MK : Bd.303

BEBAN STUDI : 2 SKS (T=1,P=1)

POKOK BAHASAN : Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

SUB POKOK BAHASAN : 1. Kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas. 2. Kebutuhan ambulasi ibu nifas.

3. Kebutuhan eliminasi ibu nifas.

4. Kebutuhan personal hygiene ibu nifas. 5. Kebutuhan istirahat ibu nifas.

6. Kebutuhan seksual ibu nifas.

7. Kebutuhan latihan atau senam nifas. WAKTU : 2 x 50 = 100 menit

SEMESTER/KELAS : Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia Semester 4

HARI/TANGGAL : Jum’at 19 Februari 2016 DOSEN : Marlina Amd, Keb

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan memahami tentang Kebutuhan Dasar Ibu Nifas.


(2)

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat:

1. Menjelaskantentang kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas. 2. Menjelaskantentang kebutuhan ambulasi ibu nifas.

3. Menjelaskantentang kebutuhan eliminasi ibu nifas.

4. Menjelaskantentang kebutuhan personal hygiene ibu nifas. 5. Menjelaskantentang kebutuhan istirahat ibu nifas.

6. Menjelaskantentang kebutuhan seksual ibu nifas. 7. Menjelaskantentang latihan atau senam nifas.

C. MATERI (TERLAMPIR)

D. METODE

1. Ceramah 2. Tanya jawab

E. MEDIA & ALAT PEMBELAJARAN 1. Laptop

2. LCD

3. Power point 4. Spidol 5. Microphone 6. Sound system

F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


(3)

Kegiatan Mahasiswa Pendahulua

n

A. Kegiatan Awal 1. Apersepsi

a. Memberi salam b. Kontrak waktu

c. Tujuan yang akan disampaikan

d. Menyampaikan persepsi awal tentang tema

e. Absen

f. Cek kebersihan dan kerapian ruang belajar mengajar

2. Motivasi

Memberikan semangat kepada mahasiswa untuk terus belajar dan membaca buku Memberi respon Ceramah 10 Menit Kegiatan Inti

B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi

Dosen menjelaskan secara lisan mengenai Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

2. Elaborasi

Dosen melibatkan mahasiswa dalam pembacaan slide pada powerpoint

3. Konfirmasi

a. Dosen menunjuk mahasiswa untuk Memperhatika n Mendiskusikan Memperhatika n Ceramah Ceramah Ceramah 80 Menit


(4)

menjawab pertanyaan yang akan diberikan seputar Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

b. Dosen memberitahukan kepada mahasiswa yang lain untuk menanggapi mahasiswa yang telah menjawab pertanyaan yang diberikan seputar Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Mendiskusikan

Ceramah

Penutup C. Kegiatan Akhir

1. Dosen dan mahasiswa membuat rangkuman mengenai Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

2. Dosen memberikan pertanyaan secara garis besar tentang pelajaran yang telah didapat 3. Memberikan motivasi

kepada mahasiswa untuk rajin belajar

4. Mengucapkan salam

Memperhatika n Mendiskusikan Tanya Jawab Mendengarkan Menjawab salam Ceramah 10 Menit G. EVALUASI

Prosedur Test : Diberikan pada akhir perkuliahan secara lisan berbentuk pilihan ganda


(5)

Soal : 5 pertanyaan

Lampiran 1

MATERI

KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS

A. Nurisi dan Cairan

1. Pengertian Nutrisi dan Cairan

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi (Ambarwati, Eni, 2009).


(6)

Tidak ada kontraindikasi dalam pemberian nutrisi setelah persalinan. Ibu harus mendapat nutrisi yang lengkap dengan tambahan kalori sejak sebelum hamil (100-500 kkal) yang akan mempercepat pemulihan kesehatan dan kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, serta mencegah terjadinya infeksi.

Ibu nifas akan membutuhkan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi, dan untuk memulai proses pemberian ASI eksklusif. Asupan kalori perhari ditingkatkan hingga 2700 kalori. Asupan cairan perhari ditingkatkan hingga 3000 ml (susu 1000 ml). suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah melahirkan.

Gizi ibu menyusui dibutuhkan untuk produksi ASI dan pemulihan kesehatan ibu. Kebutuhan gizi yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya. 2. Banyak minum, setiap hari harus lebih dari 8 gelas.

3. Makan makanan yang tidak merangsang baik secara termis, mekanis, atau kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan.

4. Batasi makanan yang berbau menyengat.

5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI misalnya sayuran hijau.

2. Tujuan

Pemberian makanan pada ibu nifas adalah memulihkan tenaga ibu, memproduksi ASI yang bernilai gizi tinggi, mempercepat penyembuhan luka, dan mempertahankan kesehatan.

B. Ambulasi Dini

1. Pengertian Ambulasi Dini

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Ambulasi dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat (Sulistiawati, Ari, 2009).


(7)

Dianjurkan bahwa wanita yanghabis melahirkan turun dari tempat tidurdalam beberapa jam setelah melahirkan.Komplikasi kandung kemih, konstipasi,

trombosis vena masa nifas, dan embolisme paru lebih jarang terjadi pada wanita yang menjalani ambulasi dini setelah melahirkan (Cunningham, 2009).

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah trombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari miring kiri – miring kanan, kemudian setengah duduk, duduk, berdiri di samping tempat tidur, kemudian berjalan pelan-pelan di sekitar kamar, baru berjalan ke kamar mandi (Saifduddin, 2010).

Ambulasi dini juga terbuktibermanfaat untuk mengurangiinsiden tromboembolisme danmempercepat pemulihan kekuatanibu (Lowdwemilk, 2005). Ambulasi dini dilakukan secara perlahan namun meningkat secara berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi (Sulistiawati, Ari, 2009).

C. Eliminasi

1. Pengertian Eliminasi

Berkemih harus terjadi dalam 4-8 jam pertama postpartum dan minimal sebanyak 200 cc. Rangsangan untuk berkemih dapat diberikan dengan rendam duduk untuk mengurangi edema dan relaksasi stingfer, lalu kompres hangat/dingin. Bila perlu, pasang kateter sewaktu (Bahiyatun, 2009).

Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah dapat buang air kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan harus dapat meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasanya ibu malas buang air kecing karena takut akan merasa sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi post partum (Sulistiawati, Ari, 2009).


(8)

Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Selama kehamilan terjadi peningkatan ektraseluler 50%. Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urine. Umumnya pada partus lama yang kemudian diakhiri dengan ektraksi vakum atau cunam, dapat mengakibatkan retensio urine. Bila perlu, sebaiknya dipasang dower catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga fungsinya cepat pula kembali (Saifduddin, 2010).

BAK disebut normal apabila dapat buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan:

1. Dirangsang dengan mengalirkan air kran di dekat klien. 2. Mengkompres air hangat diatas simfisis.

Bila tidak berhasil dengan cara di atas maka dilakukan kateterisasi. Karena prosedur kateterisasi membuat klien tidak nyaman dan resiko infeksi saliran kencing tinggi untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum. Douwer kateter diganti setelah 48 jam. (Ambarwati, Eni, 2009).

Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih. (Sulistiawati, Ari, 2009).

D. Personal Hygiene

Pada masa nifas, seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungannya. Ajari ibu membersihkan daerah genitalnya dengan cara yang baik dan benar. Infeksi dapat


(9)

terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinannya jika luka perineum dirawat denga baik (Bahiyatun, 2009).

Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ibu untuk melakukan personal hygiene secara mandiri dan bantuan dari keluarga. Ada beberapa langkah dalam perawatan diri ibu postpartum, antara lain :

1. Perawatan payudara

b. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu dengan menggunakan bra yang menyokong payudara.

c. Apabila puting susu lecet oleskan kolosterum ataua ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.

d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selam 24 jam, asi dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.

e. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan paracetamol satu tablet setiap 4-6 jam.

f. Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi (Sulistiawati, Ari, 2009).

g. Jika puting susu terbenam, lakukan massage payudara secara perlahan dan tarik keluar secara hati-hati (Bahiyatun, 2009;78)

2. Perawatan perineum

Tujuan perawatan perineum menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.

Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini :


(10)

Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.

b. Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

c. Kematian ibu post partum

Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah.

E. Istirahat dan Tidur

Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat sangat penting untuk ibu menyusui. Tindakan rutin di rumah sakit hendaknya tidak mengganggu istirahat dan tidur ibu. Setelah selama sembilan bulan ibu mengalami kehamilan dengan beban kandungan yang begitu berat, banyak keadaan yang mengganggu lainnya, dan proses persalinan yang melelahkan, ibu membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan keadaannya. Istirahat ini dapat dilakukan dengan tidur siang atau tidur malam. Jika ibu mengalami kesulitan tidur di malam hari dan ia tampak gelisah, perlu diwaspadai. Waspadai juga bila ibu mengalami gangguan psikolosis masa nifas (Bahiyatun, 2009).

Pola istirahat dan aktivitas ibu nifas yang kurang dapat menyebabkan kelelahan dan berdampak pada timbulnya anemia (Henderson, 2006).

Bidan harus menyampaikan kepada ibu dan keluarga agar ibu kembali melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan dan bertahap. Namun harus tetap melakukan istirahat minimal 8 jam sehari siang dan malam. (Sulistyawati, Ari, 2009).


(11)

Kebutuhan seksual sering menjadi perhatian ibu dan keluarga. Diskusikan hal ini sejak mulai hamil dan diulang pada postpartum berdasarkan budaya dan kepercayaan ibu dan keluarga. Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajat ruptur perineum dan penurunan hormon steroid setelah persalinan. Keinginan seksual ibu menurun karena kadar hormon rendah, adaptasi peran baru, keletihan (kurang istirahat dan tidur). Penggunaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada kurang lebih 6 minggu) diperlukan karena kembalinya masa subur yang tidak dapat diprediksi. Menstruasi ibu terjadi pada kurang lebih 9 minggu pada ibu yang tidak menyusui dan kurang lebih 30-36 minggu atau 4-18 bulan pada ibu yang menyusui (Bahiyatun, 2009).

Hal-hal yang mempengaruhi seksual pada masa nifas (Bahiyatun, 2009;83), yaitu :

1. Intensitas respons seksual berkurang karena perubahan faal tubuh. Tubuh menjadi tidak atau belum sensitif seperti semula.

2. Rasa lelah akibat mengurus bayi mengalahkan minat untuk bermesraan. 3. Bounding dengan bayi menguras semua cinta kasih, sehingga waktu tidak

tersisa untuk pasangan.

4. Kehadiran bayi di kamar yang sama membuat ibu secara psikologis tidak nyaman berhubungan intim.

5. Pada minggu pertama setelah persalinan, hormon estrogen menurun yang mempengaruhi sel-sel yang mensekresi cairan pelumas vagina alamiah menjadi berkurang. Ini menimbulkan rasa sakit bila berhubungan seksual. Untuk itu diperlukan pelumas atau lubrikan.

6. Ibu mengalami let down ASI, sehingga respons terhadap orgasme yang dirasakan sebagai rangsangan seksual pada saat menyusui. Respons fisiologis ini dapat menekan ibu, kecuali mereka memahami bahwa hal tersebut adalah normal.

G. Latihan dan Aktivitas (Senam Nifas)

Senam nifas dapat dimulai beberapa jam setelah partus, dari yang ringan sampai yang berat, mulai dari menarik napas panjang dengan perut, mengganti


(12)

posisi tidur dari terlentang, miring kanan, miring kiri, atau dengan posisi lain. Senam dapat dilakukan 3-4 kali sehari, bergantung pada kemampuan (Saminem, Hj, 2009).

Banyak diantara senam post partum sebenarnya sama dengan senam antenatal. Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan dahulu, lalu semakin lama semakin sering atau kuat. Senam yang pertama yang paling baik paling aman untuk memperkuat dasar panggul adalah senam kegel (Ambarwati, Eni, 2009).

Latihan yang dilakukan pasca persalinan normal (Bahiyatun, 2009), meliputi :

a. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan pada perut di bawah tulang iga. Tarik napas perlahan dan dalam melalui hidung, keluarkan melalui mulut sambil mengencangkan dinding perut untuk membantu mengosongkan paru.

b. Berbaring terlentang, kedua lengan diluruskan di atas kepala dengan telapak tangan menghadap ke atas. Kendurkan sedikit lengan kiri dan kencangkan lengan kanan. Pada saat yang sama, lemaskan tungkai kiri dan kencangkan tungkai kanan, sehingga seluruh sisi tubuh yang kiri menjadi kencang sepenuhnya. Ulangi pada sisi tubuh yang kanan. c. Kontraksi vagina. Berbaring terlentang, kedua tungkai sedikit

dijauhkan. Kencangkan dasar panggul, pertahankan selama 3 detik dan kemudian lemaskan. Teruskan gerakan ini dengan berdiri dan duduk. d. Miringkan pangul. Berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk.

Kontraksikan otot-otot perut untuk membuat tulang belakang menjadi datar dan otot-otot bokong menjadi kencang, pertahankan selama 3 detik, kemudian lemaskan.

e. Sesudah hari ketiga, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lengan direntangkan. Angkat kepala dan bahu hingga sudut sekitar 45, pertahankan selama 3 detik dan lemaskan perlahan.

f. Posisi yang sama seperti di atas. Letakkan kedua lengan di sebelah luar lutut kiri dan ulangi di sebelah luar lutut kanan.


(13)

.

Lampiran 2

EVALUASI SOAL

1. Seorang ibu pasca bersalin di bimbing oleh seorang bidan untuk keluar dari tempat tidurnya dan berjalan perlahan (Ambulasi Dini). Hal ini harus dilakukan sesegera mungkin, untuk mempercepat pemulihan semua sistem tubuh dibawah ini kecuali……

a. Kandung kemih b. Paru-paru c. Sirkulasi d. Ginjal


(14)

e. Usus

2. Dalam 24 jam pertama, pasien sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Seorang bidan menganjurkan ibu untuk

mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih. Apa tujuan bidan memberikan anjuran tersebut?

a. Untuk memperlancar BAK b. Untuk memperpadat feses c. Untuk memperencer feses d. Untuk memperlunak feses e. Untuk meperlancar feses

3. Seorang ibu mengeluh kepada bidan bahwa merasakan sesuatu yang tidak nyaman di daerah kemaluannya. Setelah diperiksa oleh bidan, ditemukan kotoran di sekitar perineum sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pada kemaluan. Hal ini disebabkan karena ibu kurang pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus sehingga menyebabkan?

a. Kontaminasi b. Komplikasi c. Dedikasi d. Indikasi e. Infeksi


(15)

4. Seorang ibu 7 hari postpartum datang ke Bidan X dengan keluhan takut buang air karena khawatir akan mengenai luka di bagian perineum sehingga timbul rasa perih atau nyeri. Bidan memberikan penkes pada ibu tentang perawatan perineum dan menganjurkan ibu untuk mengikuti senam nifas. Berikut adalah tujuan dari senam nifas, kecuali…

I. Menghambat involusi. II. Menghindari kelainan.

III. Memperbaiki peredaran darah. IV. Menghambat pengeluaran lochea.

V. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot.

VI. Mengencangkan otot-otot abdomen dan perineum.

VII. Untuk mencegah penyembuhan, mempercepat komplikasi dan meningkatkan otot-otot punggung, pelvis dan abdomen.

a. I, II, VI. b. II, V, VII. c. I, IV, VII. d. III, V, IV. e. IV, VI, VII.

5. Seorang ibu 13 hari postpartum datang ke Bidan X dengan keluhan sering pusing.Setelah didapatkan hasil subjektif dan objektif, dapat disimpulkan bahwa ibu menderita anemia ringan. Hal ini disebabkan oleh pola tidur ibu yang terganggu. Bidan menganjurkan ibu untukistirahat (tidur) saat bayi sedang tidur. Ibu dianjurkan untuk menyesuaikan jadwalnya dengan jadwal bayi dan mengejar kesempatan untuk istirahat karena jika ibu kurang istirahat akan mengakibatkan

a. Mengurangi perdarahan. b. Produksi ASI meningkat. c. Tidak menyebabkan depresi. d. Proses involusi rahim melambat.


(16)

\

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eni. Wulandari, Dyah. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.

Cunningham, F. 2009. Obstetrics Williams Panduan Praktis.Jakarta:EGC.

Doenges, Marilynn dan Moorhouse, Mary. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Klien. Jakarta: EGC


(17)

Feerer, H. 2001. Perawatan Maternitas. EGC: Jakarta.Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Saifuddin, Abul Bari, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Saminem. 2009. Kehamilan Normal Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.


(1)

posisi tidur dari terlentang, miring kanan, miring kiri, atau dengan posisi lain. Senam dapat dilakukan 3-4 kali sehari, bergantung pada kemampuan (Saminem, Hj, 2009).

Banyak diantara senam post partum sebenarnya sama dengan senam antenatal. Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan dahulu, lalu semakin lama semakin sering atau kuat. Senam yang pertama yang paling baik paling aman untuk memperkuat dasar panggul adalah senam kegel (Ambarwati, Eni, 2009).

Latihan yang dilakukan pasca persalinan normal (Bahiyatun, 2009), meliputi :

a. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan pada perut di bawah tulang iga. Tarik napas perlahan dan dalam melalui hidung, keluarkan melalui mulut sambil mengencangkan dinding perut untuk membantu mengosongkan paru.

b. Berbaring terlentang, kedua lengan diluruskan di atas kepala dengan telapak tangan menghadap ke atas. Kendurkan sedikit lengan kiri dan kencangkan lengan kanan. Pada saat yang sama, lemaskan tungkai kiri dan kencangkan tungkai kanan, sehingga seluruh sisi tubuh yang kiri menjadi kencang sepenuhnya. Ulangi pada sisi tubuh yang kanan. c. Kontraksi vagina. Berbaring terlentang, kedua tungkai sedikit

dijauhkan. Kencangkan dasar panggul, pertahankan selama 3 detik dan kemudian lemaskan. Teruskan gerakan ini dengan berdiri dan duduk. d. Miringkan pangul. Berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk.

Kontraksikan otot-otot perut untuk membuat tulang belakang menjadi datar dan otot-otot bokong menjadi kencang, pertahankan selama 3 detik, kemudian lemaskan.

e. Sesudah hari ketiga, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lengan direntangkan. Angkat kepala dan bahu hingga sudut sekitar 45, pertahankan selama 3 detik dan lemaskan perlahan.

f. Posisi yang sama seperti di atas. Letakkan kedua lengan di sebelah luar lutut kiri dan ulangi di sebelah luar lutut kanan.


(2)

.

Lampiran 2

EVALUASI SOAL

1. Seorang ibu pasca bersalin di bimbing oleh seorang bidan untuk keluar dari tempat tidurnya dan berjalan perlahan (Ambulasi Dini). Hal ini harus dilakukan sesegera mungkin, untuk mempercepat pemulihan semua sistem tubuh dibawah ini kecuali……

a. Kandung kemih b. Paru-paru c. Sirkulasi d. Ginjal


(3)

e. Usus

2. Dalam 24 jam pertama, pasien sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Seorang bidan menganjurkan ibu untuk

mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih. Apa tujuan bidan memberikan anjuran tersebut?

a. Untuk memperlancar BAK b. Untuk memperpadat feses c. Untuk memperencer feses d. Untuk memperlunak feses e. Untuk meperlancar feses

3. Seorang ibu mengeluh kepada bidan bahwa merasakan sesuatu yang tidak nyaman di daerah kemaluannya. Setelah diperiksa oleh bidan, ditemukan kotoran di sekitar perineum sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pada kemaluan. Hal ini disebabkan karena ibu kurang pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus sehingga menyebabkan?

a. Kontaminasi b. Komplikasi c. Dedikasi d. Indikasi e. Infeksi


(4)

4. Seorang ibu 7 hari postpartum datang ke Bidan X dengan keluhan takut buang air karena khawatir akan mengenai luka di bagian perineum sehingga timbul rasa perih atau nyeri. Bidan memberikan penkes pada ibu tentang perawatan perineum dan menganjurkan ibu untuk mengikuti senam nifas. Berikut adalah tujuan dari senam nifas, kecuali…

I. Menghambat involusi. II. Menghindari kelainan.

III. Memperbaiki peredaran darah. IV. Menghambat pengeluaran lochea.

V. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot.

VI. Mengencangkan otot-otot abdomen dan perineum.

VII. Untuk mencegah penyembuhan, mempercepat komplikasi dan meningkatkan otot-otot punggung, pelvis dan abdomen.

a. I, II, VI. b. II, V, VII. c. I, IV, VII. d. III, V, IV. e. IV, VI, VII.

5. Seorang ibu 13 hari postpartum datang ke Bidan X dengan keluhan sering pusing.Setelah didapatkan hasil subjektif dan objektif, dapat disimpulkan bahwa ibu menderita anemia ringan. Hal ini disebabkan oleh pola tidur ibu yang terganggu. Bidan menganjurkan ibu untukistirahat (tidur) saat bayi sedang tidur. Ibu dianjurkan untuk menyesuaikan jadwalnya dengan jadwal bayi dan mengejar kesempatan untuk istirahat karena jika ibu kurang istirahat akan mengakibatkan

a. Mengurangi perdarahan. b. Produksi ASI meningkat. c. Tidak menyebabkan depresi. d. Proses involusi rahim melambat.


(5)

\

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eni. Wulandari, Dyah. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.

Cunningham, F. 2009. Obstetrics Williams Panduan Praktis.Jakarta:EGC.

Doenges, Marilynn dan Moorhouse, Mary. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Klien. Jakarta: EGC


(6)

Feerer, H. 2001. Perawatan Maternitas. EGC: Jakarta.Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Saifuddin, Abul Bari, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Saminem. 2009. Kehamilan Normal Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.