Personal Hygiene SAP Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Selama kehamilan terjadi peningkatan ektraseluler 50. Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urine. Umumnya pada partus lama yang kemudian diakhiri dengan ektraksi vakum atau cunam, dapat mengakibatkan retensio urine. Bila perlu, sebaiknya dipasang dower catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga fungsinya cepat pula kembali Saifduddin, 2010. BAK disebut normal apabila dapat buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan: 1. Dirangsang dengan mengalirkan air kran di dekat klien. 2. Mengkompres air hangat diatas simfisis. Bila tidak berhasil dengan cara di atas maka dilakukan kateterisasi. Karena prosedur kateterisasi membuat klien tidak nyaman dan resiko infeksi saliran kencing tinggi untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum. Douwer kateter diganti setelah 48 jam. Ambarwati, Eni, 2009. Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih. Sulistiawati, Ari, 2009.

D. Personal Hygiene

Pada masa nifas, seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungannya. Ajari ibu membersihkan daerah genitalnya dengan cara yang baik dan benar. Infeksi dapat 8 terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinannya jika luka perineum dirawat denga baik Bahiyatun, 2009. Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ibu untuk melakukan personal hygiene secara mandiri dan bantuan dari keluarga. Ada beberapa langkah dalam perawatan diri ibu postpartum, antara lain : 1. Perawatan payudara b. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu dengan menggunakan bra yang menyokong payudara. c. Apabila puting susu lecet oleskan kolosterum ataua ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet. d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selam 24 jam, asi dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. e. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan paracetamol satu tablet setiap 4-6 jam. f. Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi Sulistiawati, Ari, 2009. g. Jika puting susu terbenam, lakukan massage payudara secara perlahan dan tarik keluar secara hati-hati Bahiyatun, 2009;78 2. Perawatan perineum Tujuan perawatan perineum menurut Moorhouse et. al. 2001, adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi. Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea pembalut Feerer, 2001. Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini : a. Infeksi 9 Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. b. Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. c. Kematian ibu post partum Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah.

E. Istirahat dan Tidur