Proses Pembentukan..., Wiwik Sundari. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
71
3:129 sensation Kata dasar root sense + -tion morfem derivasi yang merubah makna
walaupun tidak merubah kelas kata. Sensation merupakan kata benda noun
yang artinya “sensasi atau kegemparan”. Apabila akhiran -tion dilepaskan atau dihilangkan menjadi
sense yang berarti “rasa atau perasaan”. Namun kelas kata tetap kata benda
noun sehingga jelas bahwa akhiran -tion pada kata tersebut merupakan morfem derivasi meskipun tidak merubah kelas kata namun penambahan
akhiran tersebut dapat merubah makna yaitu dari bermakna “sensasi atau kegemparan” menjadi “bermakna rasa atau perasaan”.
2. Infleksi inflection
Infleksi merupakan proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan atau sufiks pada morfem dasar base. Penambahan sufiks tersebut
menghasilkan bentukan kata baru tanpa mengubah kelas kata bentukan baru tersebut.
Dalam analisis data penulis menemukan 22 nama menu yang mengalami proses infleksi. Semua proses infleksi itu terjadi karena
penambahan suffiks -s yang merupakan penanda jamak. Penambahan suffiks -s itu terjadi pada nama-nama menu makanan: french fries, the love bites,
banana splits, crab rolls, potato wedges, onion rings, chicken wings, two faces, mixed fruit, texas beef vegetales, pepperoni lovers, Mc nuggets. Berikut
penjelasan temuan-temuan tersebut.
Proses Pembentukan..., Wiwik Sundari. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
72
1:36 Fries Kata dasar root fry + -s morfem infleksi penanda jamak.
Dengan menggunakan teknik lesap yaitu melepaskan akhiran -s pada kata fries sehingga menjadi fry, maka tidak terjadi perubahan kelas kata yaitu tetap
merupakan kata benda. Makna secara leksikal pada kata tersebut juga masih sama yaitu “gorengan”. Hanya saja kata tersebut secara semantis mengalami
perubahan makna yaitu dari kata „gorengan-gorengan’ yang bermakna “lebih dari satu atau banyak” menjadi gorengan yang bermakna “satu atau tunggal”.
1:45 Bites Kata dasar root bite + -s morfem infleksi penanda jamak.
Apabila akhiran -s pada kata bites dilepaskan atau dihilangkan sehingga menjadi bite maka kelas kata tidak berubah karena keduanya tetap merupakan
kata benda. Makna leksikal keduanya juga tidak berubah yaitu “gigitan” hanya
saja secara semantis maknanya menjadi berubah yaitu dari bites yang bermakna “lebih dari satu atau jamak” menjadi bite yang bermakna “satu atau
tunggal”.
1:47 Splits Kata dasar root split + -s morfem infleksi penanda jamak.
Apabila akhiran -s pada kata splits dilepaskan atau dihilangkan sehingga menjadi split maka kelas kata tidak berubah karena keduanya tetap merupakan
kata benda. Makna leksikal keduanya juga tidak berubah yaitu “potongan”
Proses Pembentukan..., Wiwik Sundari. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
73
hanya saja secara semantis maknanya menjadi berubah yaitu dari splits yang bermakna “lebih dari satu atau jamak” menjadi split yang bermakna “satu atau
tunggal”.
3:130 Rolls Kata dasar root rolls + -s morfem infleksi penanda jamak.
Dengan menggunakan teknik lesap yaitu melepaskan akhiran -s pada kata rolls sehingga menjadi roll, maka tidak terjadi perubahan kelas kata yaitu
tetap merupakan kata benda. Makna secara leksikal pada kata tersebut juga masih sama yaitu “lunpia”. Hanya saja kata tersebut secara semantis
mengala mi perubahan makna yaitu dari kata rolls yang bermakna “lebih dari
satu atau banyak” menjadi roll yang bermakna “satu atau tunggal”.
4:163 Wedges Kata dasar root wedge + -s morfem infleksi penanda jamak.
Dengan menggunakan teknik lesap yaitu melepaskan akhiran -s pada kata wedges sehingga menjadi wedge, maka tidak terjadi perubahan kelas kata
yaitu tetap merupakan kata benda. Makna secara leksikal pada kata tersebut juga masih sama yaitu “irisan”. Hanya saja kata tersebut secara semantis
mengalami per ubahan makna yaitu dari kata „irisan-irisan’ yang bermakna
“lebih dari satu atau banyak” menjadi irisan yang bermakna “satu atau tunggal”.
Proses Pembentukan..., Wiwik Sundari. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
74
164 Rings Kata dasar root ring + -s morfem infleksi penanda jamak.
Dengan menggunakan teknik lesap yaitu melepaskan akhiran -s pada kata rings sehingga menjadi ring, maka tidak terjadi perubahan kelas kata yaitu
tetap merupakan kata benda. Makna secara leksikal pada kata tersebut juga masih sama yaitu “bundaran”. Hanya saja kata tersebut secara semantis
mengalami perubahan makna yaitu dari kata rings yang bermakna “lebih dari
satu atau banyak” menjadi ring yang bermakna “satu atau tunggal”.
1:6 wings Kata dasar root wing + -s morfem infleksi penanda jamak .
Dengan menggunakan teknik lesap yaitu melepaskan akhiran -s pada kata wings sehingga menjadi wing, maka tidak terjadi perubahan kelas kata yaitu
tetap merupakan kata benda. Makna secara leksikal pada kata tersebut juga masih sama yaitu “sayap”. Hanya saja kata tersebut secara semantis
mengalami perubahan makna yaitu dari kata wings yang bermakna “lebih dari
satu atau banyak” menjadi wing yang bermakna “satu atau tunggal”.
1:44 faces Kata dasar root face + -s morfem infleksi penanda jamak.
Apabila akhiran -s pada kata faces dilepaskan atau dihilangkan sehingga menjadi face maka kelas kata tidak berubah karena keduanya tetap merupakan
kata benda. Makna leksikal keduanya juga tidak berubah yaitu “wajah” hanya
Proses Pembentukan..., Wiwik Sundari. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
75
saja secara semantis maknanya menjadi berubah yaitu dari faces yang bermakna “lebih dari satu atau jamak” menjadi face yang bermakna “satu atau
tunggal”.
1:48 fruits Kata dasar root fruits + -s morfem infleksi penanda jamak.
Dengan menggunakan teknik lesap yaitu melepaskan akhiran -s pada kata fruits sehingga menjadi fruit, maka tidak terjadi perubahan kelas kata yaitu
tetap merupakan kata benda. Makna secara leksikal pada kata tersebut juga masih sama yaitu “buah”. Hanya saja kata tersebut secara semantis mengalami
perubahan makna yaitu dari kata fruits yang bermakna “lebih dari satu atau banyak” menjadi fruit yang bermakna “satu atau tunggal”.
2:79 vegetables Kata dasar root vegetable + -s morfem infleksi penanda jamak.
Apabila akhiran -s pada kata vegetables dilepaskan atau dihilangkan sehingga menjadi vegetable maka kelas kata tidak berubah karena keduanya tetap
merupakan kata benda. Makna leksikal keduanya juga tidak berubah yaitu “sayuran” hanya saja secara semantis maknanya menjadi berubah yaitu dari
vegetable yang bermakna “lebih dari satu atau jamak” menjadi face yang
bermakna “satu atau tunggal”.
Proses Pembentukan..., Wiwik Sundari. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
76
2:151 lovers Kata dasar root lovers + -s morfem infleksi penanda jamak.
Dengan menggunakan teknik lesap yaitu melepaskan akhiran -s pada kata lovers sehingga menjadi lover, maka tidak terjadi perubahan kelas kata yaitu
tetap merupakan kata benda. Makna secara leksikal pada kata tersebut juga masih sama yaitu “pecinta”. Hanya saja kata tersebut secara semantis
mengalami perubahan makna yaitu dari kata lovers yang bermakna “lebih dari
satu atau banyak” menjadi lover yang bermakna “satu atau tunggal”.
5:174 nuggets Kata dasar root nuggets + -s morfem infleksi penanda jamak.
Apabila akhiran -s pada kata nuggets dilepaskan atau dihilangkan sehingga menjadi nugget maka kelas kata tidak berubah karena keduanya tetap
merupakan kata benda. Makna leksikal keduanya juga tidak berubah yaitu “fillet ayam” hanya saja secara semantis maknanya menjadi berubah yaitu dari
nuggets yang bermakna “lebih dari satu atau jamak” menjadi nugget yang
bermakna “satu atau tunggal”.
3. Coinage