Dari kedua pengertian kemiskinan di atas, kemiskinan dapat diartikan sebagai kondisi dari seseorang, keluarga, dan masyarakat yang berada dibawah
nilai standar minimum yang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuahn hidup minimum antara lain: pangan, sandang, perumahan, pelayanan
kesehatan dan pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitasi.
2.6.2 Aspek-Aspek Kemiskinan
Langkah pertama yang tepat dilakukan dalam upaya memahami kemiskinan secara holistik adalah dengan melakukan kajian tentang aspek-aspek
kemiskinan itu sendiri, yaitu : 1.
Kemiskinan itu multi dimensi. Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang multi dimensi yang berakar dari kondisi kebutuhan manusia yang beraneka
ragam. 2.
Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai konsekwensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada
salah satu aspek dapat mengakibatkan kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya
3. Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur. Kondisi kehidupan manusia
memiliki standar yang akuntabel. Kajian kesehatan memiliki kemampuan untuk mengukur kuantitas kalori yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup
secara wajar. 4.
Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif. Kondisi desa dan kota itu merupakan penyebab kemiskinan bagi
manusia. Dengan demikian pihak yang menderita miskin hanyalah manusia,
Universitas Sumatera Utara
baik secara individual maupun kelompok dan bukan wilayah Siagian, 2012: 12-15.
2.6.3 Gejala-Gejala Kemiskinan
Salah satu cara dan langkah pemahaman kemiskinan adalah melalui penelusuran gejala-gejala kemiskinan seperti :
1. Kondisi kepemilikan faktor produksi. Salah satu pendekatan untuk
mengetahui kemiskinan adalah mengetahui pekerjaan, apa alat atau faktor yang digunakan dan bekerja dalam upaya mendapatkan pencaharian itu.
Pemahaman akan berbagai hal tersebut merupakan jalan bagi kita untuk mengetahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut miskin atau
tidak. 2.
Angka ketergantungan penduduk. Secara teoritis memang dikenal banyak sumber pendapatan, seperti hasil usaha atau keuntungan, upah, bunga
tabungan dan lain-lain. Angka ketergantungan tentu sangat berbeda pada negara yang surplus dan minus lapangan dan kesempatan kerja. Tingginya
angka ketergantungan di Indonesia saat nyata, dimana bekerja di negara lain saat ini menjadi alternatif.
3. Kekurangan gizi. Pendapatan merupakan unsur yang secara langsung dapat
digunakan sebagai alat memenuhi kebutuhan agar seseorang itu dapat hidup secara layak.
4. Pendidikan yang rendah. Di era modern ini, pendidikan dianggap sebagai
sesuatu yang penting. Pendidikan bahkan telah dianggap sebagai indikator utama kedudukan dalam masyarakat Siagian, 2012 : 16-19.
2.6.4 Ciri-Ciri Kemiskinan