baik secara individual maupun kelompok dan bukan wilayah Siagian, 2012: 12-15.
2.6.3 Gejala-Gejala Kemiskinan
Salah satu cara dan langkah pemahaman kemiskinan adalah melalui penelusuran gejala-gejala kemiskinan seperti :
1. Kondisi kepemilikan faktor produksi. Salah satu pendekatan untuk
mengetahui kemiskinan adalah mengetahui pekerjaan, apa alat atau faktor yang digunakan dan bekerja dalam upaya mendapatkan pencaharian itu.
Pemahaman akan berbagai hal tersebut merupakan jalan bagi kita untuk mengetahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut miskin atau
tidak. 2.
Angka ketergantungan penduduk. Secara teoritis memang dikenal banyak sumber pendapatan, seperti hasil usaha atau keuntungan, upah, bunga
tabungan dan lain-lain. Angka ketergantungan tentu sangat berbeda pada negara yang surplus dan minus lapangan dan kesempatan kerja. Tingginya
angka ketergantungan di Indonesia saat nyata, dimana bekerja di negara lain saat ini menjadi alternatif.
3. Kekurangan gizi. Pendapatan merupakan unsur yang secara langsung dapat
digunakan sebagai alat memenuhi kebutuhan agar seseorang itu dapat hidup secara layak.
4. Pendidikan yang rendah. Di era modern ini, pendidikan dianggap sebagai
sesuatu yang penting. Pendidikan bahkan telah dianggap sebagai indikator utama kedudukan dalam masyarakat Siagian, 2012 : 16-19.
2.6.4 Ciri-Ciri Kemiskinan
Universitas Sumatera Utara
Suatu studi menunjukkan ada 5 lima ciri-ciri kemiskinan, yaitu : 1.
Mereka yang dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai,
ataupun keterampilan yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencahariannya.
2. Mereka pada umunya tidak mempunya kemungkinan atau peluang untuk
memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri. 3.
Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sampai tamat SD, atau hanya tamat SD. Kondisi seperti inilah yang akan berpengaruh terhadap
wawasan mereka. 4.
Pada umunya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur. Pendidikan dan keterampilan yang sangat rendah
mengakibatkan akses masyarakat miskin ke dalam berbagai sektor formal bagaikan tertutup rapat.
5. Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak
memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa yang makin deras. Artinya,
laju investasi diperkotaan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan tenaga kerja sebagai akibat langsung dari derasnya arus urbanisasi Siagian, 2012:
20-23.
2.6.5 Keluarga Miskin
Kriteria Rumah Tangga Miskin menurut Badan Pusat Statistik yaitu : 1.
Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter per orang. 2.
Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari bambu rumbia kayu
berkualitas rendah tembok tanpa di plester. 4.
Tidak mempunyai fasilitas tempat buang buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga bukan listrik.
6. Sumber air minum diambil dari sumur mata air tidak terlindungi sungai air
hujan. 7.
Tidak pernah mengkonsumsi daging susu ayam perminggu atau hanya dalam satu kali seminggu.
8. Tidak pernah membeli pakaian baru untuk setiap RT dalam setahun atau tidak
pernah membeli hanya satu stel dalam setahun. 9.
Makanan dalam sehari untuk setiap RT hanya sekali makan dua kali makan dalam sehari.
10. Tidak mampu membayar untuk berobat ke puskesmas poliklinik untuk
berobat. 11.
Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga; petani dengan luas tanah 0,5 ha buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan
lainnya dengan berpendapatan dibawah Rp 600.000 bulan. 12.
Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga keluarga tidak sekolah tidak tamat SD hanya tamat SD.
13. Kepemilikan asset tabuungan tidak punya barang yang mudah dijual
minimal Rp 500.000 seperti sepeda motor, emas, ternak, kapal, atau barang modal lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang menjadi karakteristik penduduk miskin menurut LP3S adalah :
1. Penduduk miskin pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri.
2. Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan
kekuatan sendiri. 3.
Tingkat pendidikan umumnya rendah. 4.
Banyak diantara mereka yang tidak mempunyai fasilitas. 5.
Diantara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan yang memadai.
6. Makan dua atau sekali tetapi jarang makan telor dan daging makanan
bergizi. 7.
Tidak bisa berobat ketika sakit. 8.
Memiliki banyak anak atau satu rumah dihuni banyak keluarga atau dipimpin kepala keluarga perempuan.
Keluarga dirumuskan sebagai unit masyarakat kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.Pengertian keluarga dapat dilihat dalam arti sempit dan
luas.Keluarga dalam arti sempit didefinisikan sebagai kelompok yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum dewasa belum kawin.Sedangkan, defenisi
keluarga dalam artt luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan suatu lingkungan keluarga yang luas daripada ayah, ibu dan anak-
anaknya.Jadi yang dimaksud dengan keluarga miskin adalah suatu unit masyarakat yang terkecil yang mempunyai hubungan biologis yang hidup dan
tinggal dalam satu rumah yang standar ekonominya lemah atau tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendapatannya relatif kurang untuk memenuhi kebutuhan pokok dasar seperti sandang, pangan dan papan Badan Pusat Statistik.2013. http:
www.bps.co.id .
2.6 Kesejahteraan Sosial