Penelitian terdahulu

C. Penelitian terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Herta Sianipar tahun 2006 tentang analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Kakao Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1987-2004. dengan menggunakan empat variabel independen, yaitu: Harga Komoditas Kakao Indonesia, Harga Gula Internasional, PDB riil Amerika Serikat, dan Kurs nominal. Penelitian tersebut merupakan analisis data sekunder yang berupa data time series dari tahun 1987–2004. alat analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Uji yang digunakan adalah uji statistik yang meliputi: uji t, uji F, R2 dan uji asumsi klasik yang meliputi uji

commit to user

heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variable harga komoditas kakao Indonesia mempunyai tanda negatif dan signifikan terhadap permintaan ekspor kakao ke Amerika Serikat artinya dengan tingginya harga komoditas kakao Indonesia akan menyebabkan turunnya permintaan ekspor kakao ke Amerika Serikat. Sedangkan variabel harga gula internasional mempunyai tanda yang positif tetapi tidak signifikan, ini menunjukkan bahwa walaupun peningkatan harga gula internasional juga berdampak pada kenaikan permintaan kakao ke Amerika Serikat, namun kenaikan tersebut tidak membawa perubahan yang berarti terhadap Permintaan Ekspor kakao itu sendiri. Sedangkan variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan, artinya dengan bertambahnya jumlah penduduk Amerika Serikat akan menyebabkan besarnya permintaan ekspor kakao Indonesia ke Amerika Serikat bertambah.

2. Penelitian dilakukan oleh Aliman dan Damrin Ade tahun 2000 penelitian ini tentang Indonesia Adalah Pertumbuhan Ekonomi Mendorong Ekspor, dalam penelitian ini menguraikan beberapa hal. Pertama,menguraikan secara teoritis empat hipotesis dalam hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Dalam khasanah teori ekonomi pembangunan, hipotesis export-led growth dan hipotesis export-reducing growth merupakan dua hipotesis yang ramai didiskusikan dan mendapatkan porsi pembahasan yang sangat mendalam dalam literatur – literatur yang berkaitan dengan ekonomi pembangunan. Akan tetapi, dua hipotesis lainnya yaitu growth-led export dan terutama growth-reducing export

commit to user

kurang mendapatkan perhatian secara teoritis, padahal bila dalam suatu penelitian empiris dengan mengunakan uji kausalitas, dua hipotesis tersebut juga merupakan hipotesis yang masuk akal dan sulit ditolak keberadaannya.

Kedua, membahas sekaligus mengaplikasi uji kausalitas model koreksi kesalahan. Penelitian ini juga menjawab teka teki hubungan kausalitas ekspor dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Harus diakui bahwa dalam dataran teoritis maupun empiris, hipotesis export-led growth merupakan hipotesis yang banyak mendapat dukungan ketika model yang digunakan adalah model regresi linier, namun dengan mengunakan metode kausalitas, relevansi dari hipotesis tersebut kurang mendapat dukungan atau dengan kata lain kurang terbukti secara empiris

Hasil studi empiris ini menunjukan bahwa walaupun dengan mengunakan uji kausalitas model koreksi kesalahan menunjukan adanya pola kausalitas timbal balik (tingkat ekspor rill mempengaruhi tingkat pendapatan nasional rill dan sebaliknya juga tingkat pendapatan nasional rill juga mempengaruhi tingkat ekspor rill), namun pola kausalitas satu arah dari tingkat pendapatan nasional rill ke tingkat ekspor rill selama periode penelitian, nampaknya lebih kuat dan lebih signifikan, sebagaimana diperlihatkan oleh nilai koefisien error corection term dan nilai reaksi koefisien penyesuaian model koreksi kesalahan serta. Dengan demikian, hasil studi empiris dalam penelitian ini mendukung hipotesis internally generated export.

commit to user

3. Penelitian ini dilakukan oleh A.Husni Malian, 2003, penelitian ini tentang Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Dan Produk Industri Pertanian Indonesia: Pendekatan Macroeconometric Models Dengan Path Analysis, penelitian ini menjelaskan tentang perubahan – perubahan yang memberikan pengaruh total terhadap ekspor produk pertanian (X1) dalam jangka panjang adalah harga privat di sektor pertanian (I1p), harga ekspor agregat (PX1), nilai tukar rill (RER), harga pemerintah di sektor pertanian (I1G), PDB dunia (Yw) dan ICOR sektor pertanian (ICOR1), sementara itu peubah – peubah PDB total (Y), indeks harga barang impor (Pm), impor barang konsumsi (Mc) dan tingkat bunga pinjaman harga (ic), tidak memberikan pengaruh terhadap ekspor pertanian (X1).

Peubah – peubah yang memberika pengaruh total terhadap ekspor produk industri pertanian (X2) dalam jangka panjang adalah nilai tukar rill (RER), PDB dunia (Yw), dan harga ekspor agregat produk industri pertanian (PX2). Sementara itu, peubah – peubah PDB total (Y), harga privat di sektor industri pertanian (I2p), dan ICOR sektor industri pertanian (ICOR2) tidak memberikan pengaruh terhadap ekspor produk industri pertanian (X2).

Peubah kebijakan yang mempengaruhi secara dominan ekspor produk pertanian (X1) adalah nilai tukar rill (RER) dan harga pemerintah di sektor pertanian (I1G), sementara yang mempengaruhi ekspor produk industri pertanian (X2) adalah nilai tukar (RER). Ada dua alternatif kebijakan yang dapat ditempuh, yaitu: (1) jika tujuan untuk

commit to user

meningkatkan ekspor produk pertanian (X1), ekspor produk industri pertanian (X2) dan PDB total (Y), maka pemetintah perlu mempertahankan nilai tukar rill (RER) pada suatu tingkat yang dapat mendorong ekspor: dan (2) jika tujuannya hanya untuk meningkatkan ekspor produk pertanian (X1), maka pemerintah perlu meningkatkan harga pemerintah di sektor pertanian (I1G), khususnya terhadap berbagai komoditas yang memiliki orientasi dan potensi ekspor.

Laju peningkatan ekspor produk industri manufaktur selama 1983-2002 meningkat dengan pesat, karena dukungan oleh insentif dan proteksi yang diberikan pemerintah terhadap industri baru. Untuk meningkatkan ekspor produk pertanian (X1) dan produk industri pertanian (X2), pemerintah juga perlu mendorong harga privat oleh swasta. Instrumen kebijakan yang dapat ditempuh antara lain subsidi bunga kridit harga. Jaminan keamanan dan penegakan hukum bagi harga yang memanfaatkan hak guna usaha (HGU), serta pemberian keringanan pajak (tax holiday) ke pada investor yang bersedia melakukan harga di kawasan timur Indonesia (KTI).

commit to user