Nilai Tukar (Kurs)

2.2.1.6 Nilai Tukar (Kurs)

Valuta asing (valas) atau mata uang asing ad alah jenis-jenis mata uang yang digunakan di negara lain (Sukirno, 2000) . Pertukaran dua mata uang yang berbeda akan menimbulkan perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs ( exchange rate ). Sifat kurs valuta asing se ndiri sangat tergantung dari sifat pasar.

Pada sistem kurs bebas ( flexible exchange rate ) perubahan kurs tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pada pasar valas, diantaranya pendapatan, harga dan tingkat bunga. Nopirin (2000) menjelaskan bahwa makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara lain), makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan terhadap valas. Kurs valas cenderung naik (harga mata uang sendiri turun). Dem ikian juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan mengakibatkan kurs valas naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valas akan turun (nilai mata uang sendiri naik relatif terhad ap valas). Disamping faktor - faktor ekonomi tersebut, ada faktor non ekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti faktor politis dan psikologi. Misa lnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan menyebabkan larinya dana ke luar neg eri, sehingga kurs valas akan naik.

Apabila pemerintah tidak turut campur dalam p asar valas maka disebut sistem clean float atau freely floating system atau sistem mengambang murni. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilisasi kurs dengan mela kukan pengelolaan cadangan devisa terutama valas maka sistem ini disebut dirty float Apabila pemerintah tidak turut campur dalam p asar valas maka disebut sistem clean float atau freely floating system atau sistem mengambang murni. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilisasi kurs dengan mela kukan pengelolaan cadangan devisa terutama valas maka sistem ini disebut dirty float

Sistem kurs dimana pemerintah menguasai transaksi valas sepenuhnya disebut fixed exchange rate atau sistem penetapan kurs tetap (stabil). Kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran valas, karena pemerintah (dalam hal ini bank sentral) menjam in berapa pun jumlah permintaan valas oleh pasar. Begitu pula apabila tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valas di pasar sehingga penawaran valas bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Sistem ini dianut oleh Cina dan Malaysia.

Definisi batasan peubah operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka waktu relatif panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) pr oses, (2) output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Hal ini dapat dideteksi melalui pendapatan domestik bruto (PDB).

2. Output atau PDB adalah nilai seluruh barang jadi da n jasa-jasa yang diperoleh dan merupakan nilai seluruh produksi yang dibuat di dalam negeri, tanpa membedakan apakah produk tersebut dibuat dari faktor 2. Output atau PDB adalah nilai seluruh barang jadi da n jasa-jasa yang diperoleh dan merupakan nilai seluruh produksi yang dibuat di dalam negeri, tanpa membedakan apakah produk tersebut dibuat dari faktor

3. Stabilitas harga adalah keadaan yang menggambarkan relatif terkontrolnya harga, tidak terjadi gejolak perubahan harga sangat fluktuatif. Hal ini dapai diindikasikan melalui tingkat inflasi yang terjadi.

4. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga -harga secara umum dan terus-menerus (kontinu).

5. Kurs adalah harga dari satu unit mata uang luar negeri bila ditukar dengan mata uang domestik. Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah Bank Indonesia, yaitu rata-rata antara kurs jual dengan kurs beli. Kurs yang dianalisis adalah kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (Rp/US$).

6. Pengeluaran pemerintah adalah salah satu unsur permintaan agregat yang menggambarkan kegiatan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran negara.