Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-71
7.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN
Pelaksanaan pembangunan selama ini telah mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan di berbagai wilayah. Namun perbedaan
kondisi geografis, sumber daya alam, infrastruktur, sosial budaya dan kapasitas sumber daya manusia menyebabkan masih terjadinya kesenjangan antar wilayah.
Akibatnya, kesejahteraan masyarakat tidak selalu sama dan merata di seluruh wilayah kota.
Tujuan pembangunan wilayah Kota Payakumbuh adalah menciptakan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku
kepentingan. Tujuan ini pada masa yang akan datang tidak akan terlepas dari peran, fungsi dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas untuk
mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Payakumbuh serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan kota.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kewilayahan Kota Payakumbuh tahun 2012–2017, maka dilakukan kebijakan sebagai berikut :
1. Penguatan fungsi dan peran pusat-pusat pelayanan kota.
Strategi yang dilakukan adalah : a.
Mengembangkan dan menata pusat perdaganganjasa regional Kota Payakumbuh untuk melayani penduduk Kota Payakumbuh dan wilayah di
sekitarnya. b.
Merevitalisasi fungsi terminal angkutan antar kota dan dalam kota lama serta membangun sarana dan prasarana pendukungnya.
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sarana transportasi
yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kota Payakumbuh. Strategi yang dilakukan adalah :
a. Meningkatkan akses bagian tengah Kota Payakumbuh sehingga dapat
terhubung dengan wilayah sekitarnya hingga ke luar Provinsi Sumatera Barat,
b. Mengembangkan jalan lingkar utara dan lingkar selatan, mengembangkan
jalan-jalan kolektor poros barat-timur kota, baik peningkatan maupun pembangunan baru,
c. Membangun jalan bebas hambatan,
d. Mengembangkan jaringan jalur kereta api lintas barat Pulau Sumatera
Bagian Utara, e.
Membangun terminal penumpang tipe A dan terminal penumpang tipe C. f.
Menggagas dan menfasilitasi rencana pembangunan Bandar Udara 3.
Pengembangan pelayanan infrastruktur dasar Strategi yang dilakukan adalah :
a. Meningkatkan kapasitas terpasang layanan air minum Kota Payakumbuh dan mempersiapkan sumber mata air cadangan.
b. Mengembangkan jaringan perpipaan air minum yang melayani seluruh wilayah kota,
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-72
c. Menambah pelayanan sistem air minum non perpipaan dengan bantuan- bantuan sumur gali terlindungi serta Hidran Umum HU kepada
masyarakat. d. Menyediakan layanan jasa penyedotan kakus dengan skala layanan
regional. e. Melakukan pemeliharaan dan pengawasan saluran drainase eksisting
dan pengembangannya melalui pemberdayaan masyarakat. f.
Menyediakan Tempat Penampungan Sampah Terpadu TPST. g. Meningkatkan sarana dan prasarana persampahan.
h. Peningkatan jaringan telekomunikasi. i.
Membangun BTSmenara bersama oleh operator penyelenggara telekomunikasi.
4. Pengembangan kawasan-kawasan baru
Strategi yang dilakukan adalah : a.
Mencadangkan tanah bagi pengembangan kawasan industri. b.
Memberikan insentif bagi investor yang membangun kawasan industri, c.
Mengarahkan pusat peternakan terpadu. d.
Membangun kawasan pusat pemerintahan Kota Payakumbuh yang terintegrasi dengan pengembangan RTH dan Islamic Center Kota
Payakumbuh. e.
Membangun kawasan permukiman secara vertikal dan kompak di sekitar kawasan industri,
f. Membangun taman kota,
5. Pelestarian aset-aset budaya dan sejarah Kota Payakumbuh
Strategi yang dilakukan adalah : a.
Merevitalisasi fungsi bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang
memiliki nilai sejarah sebagai objek wisata budaya. b.
Memberikan insentif terhadap bangunan tua, bangunan bernilai sejarah danatau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat
yang memiliki nilai sosial budaya yang tinggi. 6.
Pengembangan kawasan-kawasan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan strategis wisata.
Strategi yang dilakukan adalah : a.
Membangun kawasan pariwisata. b.
Merevitalisasi kawasan pariwisata budaya. 7.
Pengembangan kegiatan ekonomi regional dan ekonomi kota unggulan sebagai penggerak utama kegiatan ekonomi Kota Payakumbuh.
Strategi yang dilakukan adalah : a.
Menetapkan kawasan industri Kota Payakumbuh pada kawasan jalan lingkar utara sebagai kawasan strategis pusat pertumbuhan ekonomi
kota.
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-73
b. Mengembangkan kawasan agro industri dan agrotechnopark pada
kawasan timur dan selatan kota. c.
Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
Sedangkan kebijakan berkaitan dengan struktur ruang kota adalah : 1.
Membagi kawasan perkotaan menjadi dua wilayah pengembangan sesuai dengan arahan pengembangan ruangnya;
2. Mengembangkan pusat pelayanan yang terdiri dari 1 satu Pusat Pelayanan
Kota PPK dan 5 lima SPPK dengan arahan pemanfaatan ruang yang lebih spesifik sesuai dengan potensi masing-masing wilayah pelayanan.
3. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan sebagai orientasi kegiatan masing-
masing wilayah sesuai dengan skala pelayanannya; 4.
Menata fungsi dan struktur jaringan jalan yang serasi dengan sebaran fungsi kegiatan primer dan sekunder.
Untuk mewujudkan kebijakan pembentukan struktur ruang tersebut, maka arahan strategi pembentukan struktur ruang tersebut sebagai berikut :
1. Menyempurnakan dan meningkatkan tingkat pelayanan jaringan transportasi
yang ada untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya pusat primer dan pusat sekunder yang ditetapkan.
2. Penyusunan arahan pemanfaatan ruang yang mendukung terwujudnya
struktur ruang yang dikehendaki. 3.
Pengembangan kegiatan-kegiatan tertentu yang sesuai dengan arahan fungsi kawasan.
Berdasarkan RTRW Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030, rencana struktur ruang Kota Payakumbuh terdiri dari :
1. Pusat Pelayanan Kota PPK Pusat pelayanan kota merupakan pusat pelayanan sosial, budaya,
ekonomi, danatau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi :
a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan atau regional
b. Sub pusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota
c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota
Untuk menunjang pelayanan kota dan wilayah sekitarnya maka pusat pelayanan yang dikembangkan di Kota Payakumbuh berpola konsentrik
dengan pusat pelayanan kota adalah Kawasan Pasar Payakumbuh Pusat Kota Payakumbuh yang merupakan pusat utama kegiatan di sekitarnya, tidak
hanya di kawasan perkotaan tetapi juga dalam lingkup regional disekitarnya. 2. Sub Pusat Pelayanan Kota SPPK
Keterbatasan jumlah lahan di pusat Kota Payakumbuh menyebabkan kebutuhan lahan dalam menampung perkembangan kota yang terus
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-74
meningkat. Konsep pelayanan perkotaan tersebut diwujudkan ke dalam rencana struktur tata ruang kawasan dan rencana penggunaan lahan.
Sub pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial, danatau administrasi yang melayani sub wilayah kota. Untuk mengurangi
beban pelayanan dan aktifitas pusat kota, maka dikembangkan 5 lima sub pusat dengan fungsi sebagai pusat perdagangan lokal yang berwujud pasar-
pasar satelit. Untuk pengembangan dan distribusi kegiatan perkotaan maka dikembangkan jalan lingkar utara dan jalan lingkar selatan.
Sub Pusat Pelayanan Kota Payakumbuh tersebut adalah : a.
Sub Pusat Pelayanan Kota Payakumbuh SPPK I dengan pusat pelayanan terletak di Payobadar.
b. Sub Pusat Pelayanan Kota Payakumbuh SPPK II dengan pusat
pelayanan terletak di Payobasung. c.
Sub Pusat Pelayanan Kota Payakumbuh SPPK III dengan pusat terletak di Payolinyam.
d. Sub Pusat Pelayanan Kota Payakumbuh SPPK IV dengan pusat
terletak di Parik Muko Aia. e.
Sub Pusat Pelayanan Kota Payakumbuh SPPK V dengan pusat terletak di Pakan Sinayan.
Aplikasi dari teorikonsep tersebut dituangkan dalam bentuk identifikasi cluster-cluster kelompok perkembangan yang saling terkait. Cluster-cluster
atau sub-sub pusat pelayanan yang diidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah : Pengembangan pelayanan kegiatan perkotaan
Kota Payakumbuh akan dibagi di tiap bagian wilayah Pusat Pelayanan Kota PPK, Sub Pusat Pelayanan Kota SPPK, dan Pusat Lingkungan PL,
sesuai dengan arahan fungsi pengembangannya masing-masing. PPK, SPPK dan PL pada dasarnya merupakan lokasi berbagai jenis saranafasilitas
perkotaan sesuai dengan skala pelayanannya masing-masing. 3. Pusat Pelayanan Kota PPK dengan skala pelayanan kota dan regional Pusat
Primer. 4. Pusat kota yang ada saat ini di Kota Payakumbuh, dengan fungsi utama
pengembangan sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa regional Kota Payakumbuh CBD.Merupakan kawasan yang merupakan pusat
kegiatan utama perkotaan Kota Payakumbuh. Kawasan ini merupakan jantung kegiatan utama Kota Payakumbuh dengan tingkat pelayanan regional.
Kawasan ini memiliki karakteristik : a.
Memiliki tingkat perkembangan penduduk, ekonomi dan guna lahan yang tinggi.
b. Ketersediaan daya dukung lahan yang terbatas.
c. Memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-75
d. Pusat aktivitas perkotaan.
e. Simpul transportasi regional.
Tingginya tingkat pertumbuhan kawasan dan terbatasnya daya dukung lahan pada wilayah pelayanan ini menyebabkan arah pengembangannya
perlu dibatasi sehingga keberlanjutan fungsi yang diemban tetap dapat berjalan dengan optimal. Wilayah pelayanan ini diarahkan untuk kegiatan-
kegiatan utama perkotaan yang mencakup perdagangan dan jasa regional, pusat akomodasi pariwisata, penyediaan fasilitas umum dan sosial serta
administrasi pemerintahan. PPK ini mencakup seluruh kawasan pusat kota dengan radius 2 km dari
pusat kota yang dibatasi oleh jaringan jalan arteri sekunder lingkar dalam kota Koridor Jalan Imam Bonjol-Jalan Prof.Hamka-Arah Timur berupa kawasan
Balai Gurun-Balai Gadang-Pasir-Ranah-Labuh Basilang dan Koridor Jalan Pahlawan sampai dengan kawasan Tanjung Pauh. Fungsi pendukung PPK ini
adalah perdagangan dan jasa regional, pariwisata perkampungan tradisional, pelayanan umum dan sosial serta permukiman kepadatan tinggi.
Di dalam kawasan ini terdapat pusat-pusat kegiatan yaitu : a.
Pusat Kegiatan Primer yang mencakup wilayah pasar Payakumbuh dan Pasar Ibuh.
b. Pusat Kegiatan Sekunder yaitu pusat pemerintahan Eks-Kantor Bupati
Kabupaten Lima Puluh Kota yang berfungsi sebagai pusat pelayanan umum dan sosial pendukung Kantor Walikota dan SKPD dan Islamic
Center yang berada di Kawasan Lapangan Kapten Tantawi serta kawasan Kubu Gadang, yang merupakan pusat pelayanan kota.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas penanganan Pusat Pelayanan Kota ini mencakup:
a. Penataan kawasan Pasar Payakumbuh dan Pasar Ibuh. b. Revitalisasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan tradisional pada
kawasan perkampungan di Balai Kaliki. c. Penataan kawasan pada kawasan di sempadan Sungai Batang Agam.
5. Sub Pusat Pelayanan Kota SPPK I, SPPK II, SPPK III, SPPK IV dan SPPK V dengan skala sub pusat pelayanan kota yang mencakup beberapa kelurahan,
baik yang berada pada kecamatan yang sama maupun di beberapa kecamatan yang berbatasan. PPK dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa regional : a
PL 1-1 :
Parit Rantang, Nunang, Labuh Baru, Parak Batuang, Bunian, Koto Baru Balai Janggo, Kubu Gadang, Ranah,
Daya Bangun dan Tanah Mati. b
PL 1-2 :
Tarok, Balai Gadang, Balai Baru, Balai Kaliki, Balai Gurun dan Balai Cancang
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-76
c PL 1-3
: Piliang, Padang Tangah, Padang Tinggi, Balai Nan Duo,
Sungai Pinago dan Tanjung Gadang. d
PL 1-4 :
Ibuh, Labuh Basilang dan Tanjung Pauh Pembagian SPPK :
a. SPPK I Kawasan Barat Kota Payakumbuh dengan fungsi utamanya
sebagai salah satu kawasan perkantoran dan jasa serta pengembangan Kawasan Pendidikan. SPPK I ini meliputi :
1 PL 2-1
: Padang Tangah, Payobadar, Padang Tiakar Hilir dan
Balai Nan Tuo. 2
PL 2-2 :
Sicincin Hilir dan Balai Jaring 3
PL 2-3 :
Sicincin Mudik, Padang Tiakar Mudik dan Sawah Padang
4 PL 2-4
: Aur Kuning, Kapalo Koto dan Kawasan Ampangan
b. SPPK II Kawasan Timur Kota Payakumbuh merupakan kawasan
pengembangan Bagian Timur Kota Payakumbuh
sebagai fungsi Pengembangan Pertanian Lahan Basah, Pengembangan Kawasan
perdagangan serta dengan fungsi utama sebagai Pusat Pengembangan Sentra Peternakan Terpadu, SPPK II ini meliputi wilayah :
1 PL 3-1
: Payobasung, Koto Panjang, Koto Baru dan Taruko.
2 PL 3-2
: Balai Batimah, Padang Alai dan Bodi
c. SPPK III Kawasan Utara Kota Payakumbuh merupakan kawasan
pengembangan Bagian Utara Kota Payakumbuh
dengan fungsi Pengembangan Pertanian Lahan Basah, Pengembangan Kawasan
Perdagangan, serta dengan fungsi utama sebagai Pusat Pengembangan Tanaman Lahan KeringPerkebunan, SPPK III ini meliputi wilayah :
1 PL 4-1
: Payolinyam, Balai Batung dan Tanjung Anau
2 PL 4-2
: Balai Jaring, Nan Kodok, Pasir, Muaro, Balai Cacang
dan Kaniang Bukik. 3
PL 4-3 :
Payonibung dan Talawi 4
PL 4-4 :
Tambago, Cubadak Air dan Padang Kaduduk d.
SPPK IV dengan pusat pertumbuhan pada kawasan Parik Muko Aie dengan fungsi sebagai kawasan pengembangan pertanian lahan kering
dan Lahan Basah dengan fungsi utama sebagai kawasan perindustrian Kota Payakumbuh :
1 PL 5-1
: Sungai Durian, Parambahan, Parik Muko Aie dan
Kawasan Padang Sikabu. 2
PL 5-2 :
Koto Panjang Padang dan Kawasan Koto Panjang Dalam
3 PL 5-3
: Talang dan Koto Tangah
4 PL 5-4
: Padang Data, Subarang Batuang dan Napar
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-77
e. SPPK V ini merupakan Urban Gate Kota Payakumbuh dari Kota
Bukittinggi, pusat pertumbuhan Kota Payakumbuh Bagian Selatan dengan fungsi sebagai pusat perkantoran dan jasa, pengembangan kawasan
pertanian dengan fungsi utama sebagai kawasan pengembangan Agrowisata
Rest Area,
yang akan
dijadikan sebagai
pusat pengembangan agribisnis Kota Payakumbuh, SPPK V ini meliputi :
1 PL 6-1
: Pakan Sinayan, Koto Tuo, Balai Panjang dan Kubu
Gadang. 2
PL 6-2 :
Pakan Sinayan, Koto Tuo, Balai Panjang dan Kubu Gadang
3 PL 6-3
: Payolansek dan Bulakan Balai Kandi
6. Pusat Lingkungan PL Pusat lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial danatau
administrasi lingkungan kota. Pusat lingkungan merupakan pusat pelayanan yang paling terdekat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
menyentuh langsung kebutuhan sehari-hari penduduk. Berdasarkan hirarki yang telah dibuat, maka pusat lingkungan yang ditetapkan adalah sebagai
berikut : PPK yang terdiri dari 4 empat PL, yang meliputi :
a. PL 1-1, dengan pusat di Kelurahan Daya bangun
b. PL 1-2, dengan pusat diKelurahan Balai Gadang
c. PL 1-3, dengan pusat diKelurahan Balai Nan Duo
d. PL 1-4, dengan pusat diKelurahan Ibuh
SPPK I terdiri dari 4 empat PL, yang meliputi : a.
PL 2-1, dengan pusat diKelurahan Payobadar b.
PL 2-2, dengan pusat diKelurahan Sicincin Hilir c.
PL 2-3, dengan pusat diKelurahan Padang Tiakar Mudik d.
PL 2-4, dengan pusat diKelurahan Aur Kuning SPPK II terdiri 2 dua PL, yang meliputi :
a. PL 3-1, dengan pusat diKelurahan Payobasung
b. PL 3-2, dengan pusat diKelurahan Balai Batimah
SPPK III terdiri 4 empat PL, yang meliputi : a.
PL 4-1, dengan pusat diKelurahan Payolinyam b.
PL 4-2, dengan pusat diKelurahan Muaro c.
PL 4-3, dengan pusat di Kelurahan Payonibung d.
PL 4-4, dengan pusat diKelurahan Cubadak Air. SPPK IV terdiri dari 4 empat PL, yang meliputi :
a. PL 5-1, dengan pusat diKelurahan Sungai Durian
b. PL 5-2, dengan pusat diKelurahan Koto Panjang Padang
c. PL 5-3, dengan pusat diKelurahan Koto Tangah
d. PL 5-4, dengan pusat diKelurahan Napar
SPPK V terdiri dari 3 tiga PL, yang meliputi :
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-78
a. PL 6-1, dengan pusat diKelurahan Pakan Sinayan
b. PL 6-2, dengan pusat diKelurahan Limo Kampung
c. PL 6-3, dengan pusat diKelurahan Payolansek.
7. Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
menjaga kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya buatan yang merupakan modal dasar untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Kawasan lindung terdiri dari : a.
Hutan Lindung. Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas
yang mampu memberikan keadaan kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
pemeliharaan kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, banjir, sedimentasi,
dan menjaga fungsi hidrologi untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.
Berdasarkan fungsi tersebut maka, kawasan hutan lindung yang ada di Kota Payakumbuh merupakan kawasan hutan lindung sesuai fungsi
hutan yang memiliki penetapan dari Departemen Kehutanan. Untuk menjaga iklim mikro Kota Payakumbuh maka direncanakan kawasan
Hutan Lindung seluas 346,75 Ha yang berada pada kawasan Kubu Gadang, Kecamatan Payakumbuh Barat.
b. Kawasan perlindungan setempat kawasan sempadan sungai, kereta api,
SUTET, dan mata air. 1
Sempadan Sungai Dari hasil perhitungan GIS perkiraan luas kawasan lindung dan
sempadan sungai seluas 619,90 Ha. Adapun rencana sempadan di Kota Payakumbuh adalah sebagai berikut :
a Sungai Batang Sinamar 15 m.
b Sungai Batang Agam 15 m.
c Sungai batang Lampasi 15 m.
d Sungai-sungai kecil 10 m.
2 Jalur Sempadan Kereta Api
Penyediaan RTH pada garis sempadan jalan rel kereta api merupakan RTH yang memiliki fungsi utama untuk membatasi
interaksi antara kegiatan masyarakat dengan jalan rel kereta api. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dengan tegas menentukan lebar
garis sempadan jalan kereta api di kawasan perkotaan. Jalur Sempadan Jalan Kereta Api yaitu kawasan di sisi kiri dan kanan rel
kereta api dengan jarak sekurang-kurangnya 20 meter. 3
Jalur Sempadan SUTET
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-79
Kawasan Sempadan SUTET ini perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung dari berbagai aktifitas manusia secara menerus. Ini karena
ruang disepanjang Jaringan SUTET ini memiliki bahaya radiasi untuk manusia. Fungsi yang dapat dikembangkanadalah Ruang terbuka
hijau 4
Sempadan Mata Air Kawasan sempadan mata air merupakan daratan di sekeliling mata
air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan fungsi mata air dengan jarak paling sedikit 200 meter. Kawasan sempadan mata air
tersebut ditetapkan di sekeliling Mata Air Bulakan. c.
Kawasan Cagar Budaya. Kawasan cagar budaya Kota Payakumbuh diarahkan pada kawasan
Patung Ratapan Ibu sebagai Monumen Bersejarah, yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan kawasan rumah-rumah tua di sekitar
kawasan Balai Kaliki. d.
Ruang Terbuka Hijau Kota. Jenis pemanfaatan ruang yang diarahkan dalam ruang terbuka hijau yang
diarahkan pengembangannya di Kota Payakumbuh terdiri dari : 1
RTH Hutan kota, yang terdapat pada kawasan Ngalau yang memiliki fungsi sebagai kawasan pengembangan Agrowisata Ngalau.
2 RTH Taman Kota yang diarahkan pada kawasan perumahan, pusat
pemerintahan dan Islamic Center. 3
RTH Fungsi Tertentu sempadan jalan, sungai, SUTET, sabuk hijau, rel kereta api, jalur hijau, tempat pemakaman umum, pertanian lahan
basah beririgasi teknis. 4
RTH Jalur Hijau Jalan, yang terdapat di sepanjang jalan dan median jalan.
e. Kawasan Rawan Bencana.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain : gempa
bumi, tanah longsor, letusan gunung api, kemarau dan angin puting beliung. Kerawanan terhadap bencana alam adalah tingkat atau besarnya
bencana alam yang menyebabkan kehilangan atau kerusakan bagi manusia dan lingkungannya, yang diukur berdasar jenis penyebab
bencana, lokasi dan luasnya, lingkup dan intensitas potensi kerusakan, banyaknya kejadian, durasi dan frekuensi kejadian. Dari Satuan
Kemampuan Lahan terhadap bencana alam Kota Payakumbuh dinilai memiliki tingkat intesitas potensi bencana alam yang relative kecil
5,42. Selain itu Kota Payakumbuh terletak jauh diluar zona patahan Sumatera,
sehingga bukan dijalur episentrum gempa tektonik. Meskipun demikian,
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
VII-80
Kota Payakumbuh tetap saja menerima penjalaran gempa bumi Propagations Of Disturbance yang episentrumnya di jalur patahan
Sumatera maupun jalur patahan di perairan laut Mentawai. Morfologi Kota Payakumbuh yang didominasi oleh dataran, berakibat
kurang atau jarang terjadi longsor. Beberapa peristiwa potensi longsor dapat terjadi di Kawasan Barat Kota Payakumbuh kawasan Balai
Panjang, Kubu Gadang dan Pakan Sinayan dan Kawasan Selatan Kota Payakumbuh sekitar kawasan Kapalo Koto dan Ampangan. Selain itu,
longsor skala kecil yang dapat mengganggu fasilitas umum jembatan dan jalan, dapat terjadi di alur Sungai Batang Agam, Batang Lampasi dan
Batang Sinamar dan alur air lainnya. Berdasarkan catatan bencana alam di Kota Payakumbuh, juga kerap
terjadi angin puting beliung yang dapat merusak atap bangunan, dan berpotensi terjadi pada kawasan bagian Timur Kota Payakumbuh.
7.3 Agenda dan Prioritas Pembangunan Daerah