Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

ataupun di rumah informan, hal ini dilakukan agar sekaligus dapat dilakukan observasi langsung di lapanagan. Dalam melakukan wawancara agar tidak terjadi kekakuan antara peneliti dengan informan, dan demi terciptanya hubungan yang akrab dengan informan, dan sepakat untuk memakai bahasa Indonesia yang mudah dimengerti kedua belah pihak, sehingga terjadi komunikasi dua arah dengan baik dan lancar.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah : 1. Peneliti sendiri, 2. Interview Guide Pedoman wawancara 3. Alat Bantu berupa dokumen, tape recorder, lembar catatan dan kamera.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif ini, dalam mengumpulkan dan mengolah informasi dan data, peneliti melakukan beberapa cara seperti : 1. Teknik dokumenter, Yaitu mengumpulkan data dengan cara meneliti dokumen-dokumen tentang gejala-gejala atau fenomena yang akan diteliti di lapangan, dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara meneliti dokumen- dokumen yang ada kaitannya dengan obyek yang diteliti, baik di Kantor Pemerintah Daerah maupun pustaka. 2. Observasi, Yaitu penelitian dengan cara menggunakan data yang diperoleh secara langsung yang disesuaikan dengan obyek yang diteliti. Jenis field reserach yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dimana penulis terjun langsung dan berineraksi dengan obyek penelitian untuk mendapatkan informasi yang seobyektif mungkin. 3. Teknik Wawancara Untuk lebih melengkapi data yang diperoleh maka penulis juga menggunakan teknik wawancara. Menurut Kartini 1991:39 bahwa wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam hati orang lain dan bagaimana pandangannya tentang sesuatu, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui sekedar observasi.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Nazir, 1988 Mengingat data tersebut cukup banyak, maka setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, dilakukan langkah berikutnya : 1. Reduksi Data Data lapangan sebagai bahan mentah tersebut perlu dirangkum, dipilih hal-ha yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya. Data yang direduksi akan memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan Nasution, 1988:129. 2. Pemrosesan satuan Satuan merupakan bagian terkecil yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Satuan tersebut dapat berwujud kalimat factual yang sederhana Moleong, 2002: 192. Langkah pertama dalam pemrosesan satuan ialah membaca dan mempeajari secara teliti seluruh jenis data yang telah terkumpul. Setelah itu usahakan agar satuan-satuan itu diidentifikasi dan memasukkannya ke dalam kartu indeks. Pada tahap ini hendaknya jangan dulu membuang satuan-satuan yang ada walalupun mungkin dianggap tidak atau kurang relevan. 3. Kategorisasi Kategorosasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu. Langkah pokok kategorisasai berupa pengelompokan kartu-kartu yang telah dibuat ke dalam bagian isi yang secara jelas berkaitan Moleong, 2002:193. Setelah melalui tahap-tahap analisis data di atas, maka langkah berikutnya dalam memetakan isu atau faktor strategis yang ada digunakan alat analisis SWOT Strenght, Weekness, Opportunity, Treath Analysis, sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor tersebut. Dengan matrik SWOT ini dapat diketahui isu atau faktor-faktor strategis yang perlu dikembangkan dimasa yang akan datang dalam pengembangan peningkatan pendapatan retribusi pasar. Teknik analisis matrik SWOT merupakan tahap awal dalam menemukan isu strategis yang nantinya digunakan bagi penemuan strategi pengembangan peningkatan pendapatan retribusi pasar di Kabupaten Pekalongan. Diagram matrik SWOT dapat digambarkan pada bagan berikut ini : Bagan 3.1 Diagram Matrik SWOT Internal Factor External Factor KEKUATAN S Identifikasi Kekuatan KELEMAHAN W Identifikasi Kelemahan PELUANG O Identifikasi Kesempatan STRATEGI SO Menggunakan Kekuatan untuk Menangkap Peluang STRATEGI WO Mengatasi Kelemahan dengan Mengambil Kesempatan ANCAMAN T Identifikasi Ancaman STRATEGI ST Menggunakan Kekuatan untuk Menghindari Ancaman STRATEGI SO Meminimalkan Keemahan dengan Menghindari Ancaman Beberapa alternative strategi yang dihasilkan dari matrik SWOT ini adalah sebagai berikut : 1. Strategi SO Strenght Oppurtunity Strategy, yaitu strategi yang digunakan untuk mendapat keuantungan dari peluang yang ada di lingkungan eksternal. 2. Strategi WO Weekness Oppurtunity Strategy, yaitu strategi untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar. 3. Strategi ST Threat Treath Strategy, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar. 4. Strategi WT Weekness Threat Strategy, yaitu strategi yang digunakan dengan memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar. Hasil dari interaksi antara faktor internal dan faktor eksternal tersebut adalah isu-isu strategis yang kemudian akan diberikan penilaian dengan menggunakan Litmus Test guna menentukan skala priotitas terhadap isu-isu yang harus ditangani. Dari hasil penilaian terhadap isu-isu tersebut, maka dapat ditentukan strategi-strategi yang akan ditetapkan guna memecahkan isu-isu tersebut. Analisis Data Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data-data yang telah ada dengan menggunakan analisis SWOT. Menurut Bryson 1995:84 ada dua hal pok yang harus diperhatikan, yaitu : - pertama, menilai lingkungan internal guna mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, tiga kategori utama yang dapat membantu adalah sumber daya manusia input, strategi sekarang proses dan kinerja output dan menilai lingkungan eksternal dengan tiga kategori penting yang mungkin dipantau, kekuatan dan kecenderungan klien, pelanggan atau pembayar serta pesaing dan kolaborator yang aktual dan potensial. - kedua, melakukan analisis yang cermat dengan menggabungkan faktor-faktor di atas untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang perlu dikembangkan organisasi. Sehingga akan ditemukan strategi efektif yang dapat dikembangkan oleh organisasi dengan membangun kekuatan dan mengambil keuantungan dari peluang seraya meminimalkan atau mengatasi kelemahan dan ancaman.

I. Populasi dan Teknik Sampel

J. Instrumen Penelitian

K. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi atau Data

L. Analisis Informasi atau Data

didapat dari lapangan masih berupa atau berbentuk uraian atau laporan yang terperinci yang akan terasa sulit untuk dicerna apabila tidak direduksi, dirangkum hal-hal pokoknya, difokuskan pada hal-hal penting dan dicari polanya. Jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkat, direduksi lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. G. Subjek dan Sumber Data Lofland and Lofland Moleong, 1994 menegaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen misalnya fhoto dan data statistik. Hal senada juga dikemukakan oleh Bogman dan Taylor 1993 bahwa sumber data dari penelitian kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Pendapat lain, Yin 1997 mengemukakan bahwa bukti-bukti dapat datang dari enam sumber, yakni; dokumen, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi pameran serta perangkat fisik. Yang menjadi sumber data dalam kegiatan penelitian ini adalah : 1. Orang informan yang dipilih secara purposive pada awalnya yang kemudian dikembangkan secara snowball yaitu : Ketua Bappeda Kabupaten Lampung Tengah selaku penanggung jawab perencanaan program, Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Kabupaten Lampung Tengah selaku Penanggung Jawab Teknis, Kepala Bagian Penyusunan Program Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Tengah selaku Pengendali Administrasi, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan pada Dinas pengairan Kabupaten Lampung Tengah selaku Pengendali di Lapangan, Ketua P3A Gabungan di Lingkungan Dinas Pengairan Kabupaten Lampung Tengah sebagai pelaksana serta pihak-pihak yang terkait Stakeholder di Kabupaten Lampung Tengah. 2. Peristiwasituasi, yaitu peristiwa-peristiwa atau situasi, fenomena yang terjadi atau pernah terjadi dan yang sesuairelevan dengan fokus penelitian. 3. Dokumen, berbagai dokumentasi yang relevan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian kualitatif, jumlah sampel atau informan tidak ditentukan terlebih dahulu karena dalam proses pengumpulan data bila tidak ditemukan variasi informasi, maka peneliti tidak perlu lagi melanjutkan dengan mencari informasi baru sampai hasil yang diperoleh sama dengan informasi sebelumnya. Jadi jumlah sample bias sangat sedikit tetapi juga bias sangat banyak, hal ini tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci, kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti. Oleh sebab itu yang bias ditentukan hanya sampel awal saja. Dalam proses pengumpulan data jika tidak ditemukan lagi variasi informasi atau telah mencapai titik jenuh, maka peneliti tidak lagi mencari