Lokasi Penelitian Analisis Strategi Peningkatan Pendapatan Retribusi Pasar Di Kabupaten Pekalongan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

6. Melaksanakan evaluasi dan koordinasi dengan instansi pemungut income. 7. Meningkatkan sarana dan prasarana kerja. 8. Melakukan urusan tata usaha. 9. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan koordinasi teknis dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk tahun 2009 ke depan Bidang Pengelolaan Pasar seharusnya telah melakukan penyusunan dan penetapan misi yang lebih dekat dengan tujuan diselenggarakannya Bidang Pengelolaan Pasar pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan. Dalam menyusun misi, maka harus memperhatian tujuan dibentukkan organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan, yaitu menyelenggarakan tugas poko sebagaimana tersurat dalam Pasal 144 Peraturan Bupati Pekalongan, yaitu melaksanakan tugas urusan pemerintah daerah di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, industri dan perdagangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. b. Mandat Organisasi Mandat merupakan ketentuan apa yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan oleh autoritas eksternal Bryson, 1995:65. Mandat Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan berdasarkan Pasal 21 Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 14 Tahun 2008, yaitu : a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, industri dan perdagangan. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, industri dan perdagangan. c. Penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, industri dan perdagangan. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. c. Susunan Organisasi Sektor retribusi pasar merupakan wewenang dan tanggung jawab Bidang Pengelolaan Pasar. Bidang ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota, dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah merupakan urusan pengelolaan pasar serumpun dengan urusan koperasi, industri dan perdagangan sehingga pembentukan organisasi dan tata kerja baru sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 14 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, bidang pengelolaan pasar merupakan bagian dari urusan perdagangan, sehingga pada pembentukan struktur organisasi dan tata kerja baru di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan menyatu dengan urusan koperasi, industri dan perdagangan menjadi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan. Susunan organisasi dan tata kerja dinas baru ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Pekalongan melalui Sekretaris Daerah. 2. Sekretariat, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan. Sekretariat terdiri dari : a. Subbagian Program b. Subbagian Keuangan c. Subbagian Umum dan Kepegawaian. 3. Bidang Koperasi, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Koperasi terdiri dari : a. Seksi Bina Lembaga b. Seksi Bina Usaha dan Pengelolaan Simpan Pinjam c. Seksi fasilitasi Pembiayaan. 4. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terdiri dari : a. Seksi Fasilitasi Pembiayaan b. Seksi Kemitraan c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 5. Bidang Industri dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. a. Seksi Industri Logam, Mesin, Elektro dan Aneka b. Seksi Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan c. Seksi Standarisasi dan Promosi Industri. 6. Bidang Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Perdagangan terdiri dari : a. Seksi Sarana Usaha dan Distribusi b. Seksi Perlindungan Konsumen c. Seksi Ekspor, Impor dan Promosi Perdagangan. 7. Bidang Pengelolaan Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengelolaan Pasar terdiri dari : a. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar b. Seksi Retribusi Pasar c. Seksi Pembinaan Sektor Informal. 8. Unit Pelaksana Teknis, terdiri dari : a. Kepala b. Subabag Tata Usaha c. Kelompok Jabatan Fungsional Untuk lebih jelasnya mengenai sususan organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan seperti yang terlampir sebagai berikut : Bagan 4.1 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor14 Tahun 2008 Uraian tugas dan fungsi dari Bidang Pengelolaan Pasar beserta seksi- seksinya adalah sebagai berikut : KEPALA DINAS Sekretaris Kasubag Umum Kepegawaian Kasubag. Keuangan Kabid. Perdagangan Kabid. Industri Kabid. UKM Kasubag. Program Kabid.Pengelola an Pasar Klp.Jabatan Fungsional Kasi. Bina Lembaga Kasi. Fasilitasi Pembiayaan Kasi.Industr Logm,Mesin, Elektro A neka Kasi. Sarana Usaha Distribusi Kasi. Sarana Prasarana Pasar Kasi.Bina Usaha PSP Kasi. Fasilitasi Pembiayaan Kasi. Kemitraan Kasi. Pembinaan Pengmbangn UKM Kasi.Indstr Kimia Agro Hasil Htan Kasi.Standari sasi Pro mosi Indstr Kasi. Perlindg Konsumen Kasi.Ekspor, Impor Promosi Perdagangan Kasi. Retribusi Pasar UPT Kabid. Koperasi Klp.Jabatan Fungsional Kasi. Pembinaan Sektor Informal Bidang Pengelolaan pasar mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pasar yang meliputi pemeliharaan sarana, penarikan retribusi dan ketertiban pasar. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Pengelolaan Pasar mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pemeliharaan sarana pasar yang meliputi bangunan kios, loos, pelataran, bangunansaluran air, penerangan dan kebersihan pasar; b. pelaksanaan pengaturan dan perizinan pemakaian kios dan loos, keamanan, ketertiban dan kenyamanan pasar; c. pelaksanaan penyusunan target penerimaan pendapatan pasar, intensifikasi pemungutan, penyetoran dan pelaporan realisasi penerimaan pendapatan pasar; d. Pelaksanaan pengembangan dan penataan sektor informal; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Sarana dan Prasaran Pasar memiliki tugas pokok melaksanakan pengaturan kios dan loos, keamanan, ketertiban, kenyamanan pasar serta pemeliharaan sarana pasar. Uraian tugas seksi sarana dan prasaran pasar adalah : a. Penyusunan rencana kegiatan urusan dan prasarana pasar; b. Pengaturan, pemanfaatan dan pemeliharaan pasar beserta sarana dan prasarananya; c. Penyiapan bahanmateri dalam pengelolaan penggunaan toko, kios dan loos; d. Pengawasan, pemeliharaan, perbaikan bangunan pasar, sarana dan prasarananya; e. Penyiapan bahan rekomendasi pemrosesan pemasangan listrik, PDAM, telepon dan sarana lainnya; f. Pelaksanaan keamanan dan ketertiban serta kenyamanan pasar; g. Pengendalian, pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dari pelaksanaan kegiatan; h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Seksi Retribusi Pasar memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan target penerimaan pendapatan pasar, intensifikasi pemungutan, pengawasan, penyetoran, dan pelaporan realisasi penerimaan pendapatan pasar. Uraian tugas seksi retribusi pasar adalah : a. Penyusunan rencana kegiatan urusan retribusi pasar yang meliputi pengelolaan pungutan retribusi pasar, pengelolaan MCK pasar, pengelolaan kebersihan pasar, pengelolaan parkir di lingkungan pasar, perizinan dan kekayaan daerah; b. Penyusunan target penerimaan retribusi pasar dan kekayaan daerah dengan mengolah data potensi riil; c. Penyiapan bahanmateri dalam pengkajian penetapan dan obyekpengenaan retribusi pasar; d. Pengelolaan pungutanpenagihan retribusi pasar, pengelolaan MCK pasar, pengelolaan kebersihan pasar, pengelolaan parkir di lingkungan pasar, perizinan dan kekayaan daerah; e. Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi retribusi pasar dan kekayaan daerah; f. Pelaksanaan pengawasan dan penyetoran penerimaan retribusi pasar; g. Pelaksanaan pelaporan realisasi penerimaan retribusi pasar; h. Perencanaan dan pengawasan tata cara pemungutan retribusi pasar; i. Monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam pelaksanaan kegiatan; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Seksi Pembinaan Sektor Informal memiliki tugas pokok melaksanakan perencanaan, pengembangan dan penataan sektor informal. Uraian tugas seksi pembinaan sektor informal adalah : a. Penyusunan perencanaan, pengembangan dan penatausahaan sektor informal yang meliputi pedagang kaki lima, grosir, swalayan, pasar tiban dan sejenisnya; b. Penyusunan kegiatan urusan usaha sektor informal yang meliputi pedagang kaki lima, grosir, swalayan, pasar tiban dan sejenisnya; c. Penyiapan bahanmateri pengkajian, regulasi di bidang pengelolaan, penataan, pengembangan dan penyuluhan sektor informal yang meliputi pedagang kaki lima dan sejenisnya; d. Pelaksanaan pembinaan pedagang kaki lima dan sejenisnya; e. Pelaksanaan koordinasi dengan paguyuban pedagang kaki lima dan pasar tiban; f. Penyiapan bahan rekomendasi penentuan lokasi pasar tiban; g. Pelaksanaan koordinasi dalam penertiban, pengendalian, pembinaan, pengawasan usaha sektor informal; h. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. d. Kepegawaian Pada akhir Tahun Anggaran 2008 keadaan dan jumlah pegawai di lingkungan Bidang Pengelolaa Pasar Dinas Koperasi, usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Susunan Kepegawaian Menurut Jenis Kepegawaian Bidang Pengelolaa Pasar Dinas Koperasi, usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan Per Desember 2008 JENIS KEPEGAWAIAN JUMLAH orang PEGAWAI ORGANIK - Golongan III - Golongan II - Golongan I 22 41 23 17,06 31,78 17,83 Jumlah 86 66,67 PEGAWAI NON ORGANIK -Pegawai Tidak Tetap : Staf Pasar Tenaga Kebersihan Pasar Tenaga Keamanan 9 33 1 10,24 20,48 1,21 Jumlah 43 33,33 TOTAL 129 100,00 Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Tahun 2008 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pegawai pada Dipenda Kota Bandar Lampung terdiri dari 66,67 pegawai organik dan sisanya sebesar 33,33 merupakan pegawai non organik. Pegawai organik terdiri dari 17,06 pegawai golongan III, 31,78 pegawai golongan II, dan 17,83 pegawai golongan I. Sedangkan pegawai non organik terdiri dari 10,24 staf pasar, 20,48 tenaga kebersihan pasar, dan 1,21 adalah tenaga keamanan. Sedangkan menurut tingkat pendidikan formal maupun kursuspendidikan teknik fungsional, pegawai Bidang Pengelolaan Pasar pada Dinas Koperasi, Usaha MikroKec, il dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.12 Susunan Kepegawaian Menurut Tingkat Pendidikan Bidang Pengelolaan Pasar Per Desember 2008 Jenis Pendidikan Jumlah A. Pendidikan Formal Pasca Sarjana S-2 Sarjana S-1 Sarjana Muda D-3 SLTA SLTP SD Jumlah 1 10 3 39 53 22 0,78 7,75 2,33 30,24 41,09 17,05 129 100,00 B. KursusPendidikan Teknis Latihan Keuangan Deaerah LKD Kursus Keuangan Daerah KKD Bendaharawan A Bendaharawan B Kursus Manajemen Proyek Kursus Komputer Penataran Manajemen Sektor Ekonomi Strategis PMSES Penyusunan Target Retribusi Pasar Jumlah 1 1 1 - 4 10 1 20 0,78 0,78 0,78 - 3,10 7,75 0,78 15,50 38 29,47 Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Tahun 2008 Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai Bidang Pengelolaan Pasar pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan formal SLTP 41,09, SLTA 30,24 dan SD 17,05, sedangkan selebihnya memiliki tingkat pendidikan SarjanaS-1 7,75, Sarjana MudaD-3 dan Pasca SarjanaS-2 0,78. Sedangkan kursuspendidikan fungsional telah diikuti oleh 29,47 pegawai di lingkungan Bidang Pengelolaan Pasar. 5. Realisasi Retribusi Pasar Kabupaten Pekalongan Realisasi retribusi pasar daerah di Kabupaten Pekalongan selama lima tahun terakhir mengalami kondisi yang fluktuatif karena setelah terjadi kenaikan sebesar 11,73, pada tahun 2003, kemudian selama dua tahun berturut-turut mengalami penurunan, namun tahun 200 terjadi kenaikan lagi sebesar 10,46, dan tahun berikutnya mengalami penuruan realisasi lagi. Mencermati keadaan yang demikian, maka bisa disimpulkan bahwa realisasi pendapatan dari retribusi pasar belum begitu menggembirakan, namun demikian kontribusi retribusi pasar tetap menempati posisi yang cukup strategis bagi pendapatan asli daerah Kabupaten Pekalongan. Tabel 4.13 Realisasi Retribusi Pasar di Kabupaten Pekalongan 2003 – 2008 Tahun Realisasi Kenaikan 2003 1.431.201.210,- 11,73 150.284.100 2004 1.482.394.970,- 3,58 51.193.760 2005 1.542.169.125,- 4,03 59.774.155 2006 1.703.564.815,- 10,46 161.395.690 2007 1.750.130.525,- 2,73 46.565.710 2008 1.730.062.529,- -1,15 -20.067.996 Sumber : Laporan Hasil Kegiatan Bidang Pengelolaan Pasar 2003-2007

B. Hasil Penelitian

1. Penyajian Data a. Manajemen Strategis Manajemen strategis merupakan suatu seni dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan hal-hal strategis dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai suatu sasaran melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Untuk itu setiap organisasi perlu menyusun suatu manajemen strategis sebagai gambaran arah dan tujuan dibentuknya suatu organisasi. Berikut ini dalam tabel 4.14 akan disajikan data jawaban informan terhadap aspek manajemen strategis dalam upaya peningkatan retribusi pasar. Tabel 4.14 Aspek Manajemen Strategis dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Retribusi Pasar No Inti Pernyataan Fenomena SJ CJ KJ TJ F F F F 1. Visi misi terkait upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar - - - - 3 20 12 80 2. Tupoksi instansi berwenang terkait dengan pengelolaan pasar 7 46 6 40 - - 2 13 3. Faktor-faktor internal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar 10 67 5 33 - - - - 4. Faktor-faktor eksternal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar. 10 67 5 33 - - - - 5. Penyusunan isu-isu dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar. - - 3 20 10 67 2 13 6. Merumuskan strategi dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar. 3 20 10 67 - - 2 13 Sumber : Data primer diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa item visi misi terkait upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar sebagian besar informan 80 menyatakan tidak jelas dengan visi misi dinas yang berkaitan dengan upayacita-cita untuk meningkatkan pendapatan retribusi pasar, dan 20 informan lainnya menyatakan kurang jelas dengan visi misi dinas yang berkaitan dengan upayacita-cita untuk meningkatkan pendapatan retribusi pasar. Hal ini juga diungkapkan oleh sumber informan bahwa renstra Rencana Strategis SKPD belum memuat secara visi dan misi yang menggambarkan arah peningkatan retribusi. Satu hal yang dijadikan alasan kuat adalah seringnya terjadi perubahan SOT struktur organisasi dan tata kerja perangkat daerah dan bidang pengelolaan pasar juga secara faktual turut berganti-ganti SKPD sehingga menyulitkan penyusunan visi misi terkait dengan pengelolaan pasar secara umum dan upaya peningkatan reribusi pasar pada khususnya. Dari hasil interview dengan para informan dapat disimpulkan bahwa visi misi terkait dengan upaya peningkatan retribusi pasar di satuang kerja perangkat daerah penganggung pengelolaan pasar tidak jelas, sehingga perkembangan kegiatan peningkatan retribusi pasar dalam jangka panjang dan menengah tidak dapat dilihat proyeksinya.Gambaran secara jelas dapat dilihat pada jawaban para informan sebagaimana termuat pada lampiran tesis ini. Pada item yang menggambarkan tentang tupoksi instansi berwenang terkait dengan pengelolaan pasar, tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 46 informan menyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi terkait dengan pengelolaan pasar sangat jelas, 40 informan menyatakan tugas pokok dan fungsi terkait dengan pengelolaan pasar cukup jelas, sedangkan hanya 13 informan menyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi terkait dengan pengelolaan pasar tidak jelas. Informasi di atas menunjukkan bahwa sebagian besar informan 86 memberikan keterangan bahwa tugas pokok dan fungsi dapat diketahui secara legal dan jelas. Para informan menyebutkan bahwa ada Perda dan Peraturan Bupati yang mengatur tugas pokok dan fungsi terkait dengan pengelolaan pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas pokok dan fungsi pengelolaan pasar telah diatur dalam dasar hukum yang jelas. Berkenaan dengan ietm ini, maka dukungan informasi para informan tersebut dapat dilihat secara jelas pada lampiran tesis. Pada item yang mempertanyakan mengenai faktor-faktor internal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar sebagaimana dapat dilihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 12 orang 80 informan menyatakan sangat jelas mengetahui faktor-faktor internal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar, seorang 7 informan menyatakan cukup jelas mengetahui faktor-faktor internal yang dapat menghambat mendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar, sedangkan 2 rang 13 informan menyatakan kurang jelas mengetahui faktor-faktor internal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar. Banyak informasi yang disebutkan oleh para informan mengenai faktor internal yang mampu mendorong pendapatan retribusi pasar ini, diantaranya : sumber daya manusia yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif, tersedianya anggaran kesejahteraan pegawai, adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang retribusi pasar, pembagian tugas yang jelas, dan lain-lain. Sedangkan untuk fantor internal yang menghambat adalah merupakan faktor yang menjadi kelemahan, diantaranya diinformaskan para informan sebagai berikut : belum optimalnya jumlah dan kualitas pegawai, belum memadainya sarana dan prasarana, sikap mental, disiplin, motivasi kerja dan pemahaman terhadap tupoksi yang masih rendah, belum mampu menetapkan sanksi, data potensi yang kurang akurat, dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa fantor internal yang bisa menjadi kekuatan dan kelemahan dalam upaya peningkatan retribusi pasar dapat diketahui secara jelas dan hal tersebut artinya disadari betul para aparatur yang berada dilingkungan pengelolaan pasar. Informasi secara jelas dari para informan dapat dilihat pada lembar lampiran tesis. Selanjutnya untuk item faktor-faktor eksternal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar terdapat terdapat 10 orang 67 informan menyatakan sangat jelas mengetahui faktor-faktor eksternal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar, dan 5 orang 33 informan menyatakan cukup jelas mengetahui faktor-faktor eksternal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar. Jadi semua informan menyatakan mengetahui dengan jelas mengenai faktor-faktor eksternal yang dapat menghambatmendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar. Dari informasi yang diperoleh dari informan faktor-faktor eksternal yang dapat mendorong upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar, diantaranya adalah : kesempatan mengikuti pendidikan tekniskursus bagi pegawai, Jumlah pedagang pasar yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir, Adanya kesadaran membayar retribusi dari masyarakat, Masih ada obyek retribusi yang belum tergali, dan lain-lain. Sedangkan faktor- faktor eksternal yang dapat menghambat upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar, diantaranya adalah : Maraknya Pasar Tiban, Kolusi dalam penetapan dan pemungutan, Instabilitas keamanan pasar, Keberatan terhadap penetapan retribusi pasar, Penghindaran pembayaran oleh wajib retribusi pasar, dan lain-lain. Dan hasil interview dapat disimak pada lembar lampiran tesis. Untuk item penyusunan isu-isu dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar, terdapat 3 orang 20 informan menyatakan cukup jelas mengetahui penyusunan isu-isu dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar, 10 orang 67 informan menyatakan kurang jelas mengetahui penyusunan isu-isu dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar, dan 2 orang 13 informan menyatakan tidak jelas. Jadi dari hasil interview dengan para informan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan tidak mengerti dengan penyusunan isu-isu strategis terkait dengan upaya peningkatan retribusi pasar. Selengkapnya jawaban informan dapat dilihat pada lembar lampiran tesis. Untuk item perumuskan strategi dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar, terdapat hanya 3 orang 20 informan menyatakan sangat jelas mengetahui perumuskan strategi dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar, 10 orang 67 informan menyatakan kurang jelas mengetahui perumusan strategi dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar, dan 2 orang 13 informan menyatakan tidak jelas mengetahui perumusan strategi dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar. Dari hasil wawancara dengan para informan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan tidak mengetahui secara jelas bagaimana perumusan strategi terkait dengan upaya peningkatan retribusi pasar. Untuk mengetahui jawaban dari informan secara lengkap mengenai item perumusan strategi ini dapat disimak pada lembaran lampiran tesis. b. Aspek Ekstensifikasi dalam rangka peningkatan pendapatan retribusi pasar. Ekstensifikasi retribusi pasar merupakan suatu kondisi yang menekankan pada upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar secara lebih luas daripada yang telah ada. Ekstensifikasi dapat dilakukan dengan mengupayakan hal-hal seperti : a. Penambahan retribusi baru dengan menemukan wajib obyek retribusi baru. b. Menciptakan jenis retribusi baru, atau memperluas ruang lingkup retribusi pasar yang ada. Berikut ini tabel 4.15 akan menyajikan data jawaban informan terhadap aspek ekstensifikasi dalam upaya peningkatan retribusi pasar. Tabel 4.15 Aspek Ekstensifikasi dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Retribusi Pasar No Inti Pernyataan Fenomena SJ CJ KJ TJ F F F F 1. Penambahan retribusi baru dengan menemukan wajib obyek retribusi baru. 15 100 - - - - - - 2. Menciptakan jenis retribusi baru, atau memperluas ruang lingkup retribusi pasar yang ada 2 13 - - - - 13 87 Sumber : data primer diolah Pada item adanya penambahan retribusi baru dengan menemukan wajib obyek retribusi baru diperoleh hasil bahwa seluruh informan 100 informan menyatakan setuju dan sangat jelas bahwa setiap tahun pasti ada penambahan pedagang yang berarti menambah wajib retribusi pasar baru. Hal tersebut sesuai dengan data sekunder yang diberikan oleh Bidang Pengelolaan Pasar pada Seksi Retribusi Pasar bahwa setiap tahun selalu ada peningkatan jumlah pedagang di pasar-pasar tradisional. Realita di lapangan juga menunjukkan bahwa target yang selalu ditetapkan dapat terpenuhi pada setiap tahun anggaran. Gambaran peningkatan jumlah pedagang dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.16 Jumlah Peningkatan Pedagang Pasar Tradisional 2003-2007 Di Kabupaten Pekalongan Tahun Jumlah Pedagang Peningkatan jumlah Kenaikan 2003 2.765 2004 4.793 2.028 73,35 2005 6.955 2.162 45,11 2006 7.657 702 10,09 2007 7.922 265 3,46 Sumber : Data Diolah Dari uraian di atas dapat disimpulkan dalam setiap tahun senantiasa terjadi penambahan jumlah wajib retribusi baru sebagaiaman hasil interview dengan para informan dilapangan dan data yang tercatat pada Bidang Pengelolaan Pasar. Uraian jawaban para informan selengkapnya dapat disimak pada lembaran lampiran tesis. Selanjutnya pada item penciptaan jenis retribusi baru, atau memperluas ruang lingkup retribusi pasar yang ada, diperoleh hasil bahwa 13 orang 87 informan menyatakan tidak jelas kalau ada penambahan jenisobyek retribusi pasar dan kemungkinan penambahan obyek retribusi pasar dalam lima tahun terakhir, sedangkan dua orang 13 informan lain menyatakan kurang jelas kalau ada penambahan jenisobyek retribusi pasar dan kemungkinan penambahan obyek retribusi pasar dalam lima tahun terakhir.Jadi dari hasil wawancara dengan para informan dapat disimpulkan bahwa hampir semua informan menyatakan bahwa tidak ada penciptaan jenis retribusi baru, atau perluasan ruang lingkup retribusi pasar yang ada. Hal tersebut diperkuat dengan tidak atau belum adanya perubahan peraturan terkait dengan retribusi pasar sejak tahun 2002. Jawaban para informan untuk item ini selengkapnya dapat disimak pada lampiran tesis. c. Aspek Intensifikasi dalam rangka peningkatan pendapatan retribusi pasar. Intesifikasi retribusi pasar adalah suatu sistem dan upaya retribusi yang dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan retribusi pasar. Intensifikasi dapat dilaksanakan dengan mengintensifkan hal-hal berikut : h. Intensifikasi perundang-undangan mengenai retribusi. i. Meningkatkan kepastian hukum. j. Mengintensifkan peraturan pelaksanaan. k. Meningkatkan mutu aparatur pengelola pasar. l. Meningkatkan fungsi dan menyesuaikan organstruktur instansi pengelola retribusi sehingga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. m. Memberantas pemalsuan terhadap retribusi pasar. n. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan peraturan retribusi dan melakukan pengawasan melekat. Berikut ini tabel 4.17 akan menyajikan data jawaban informan terhadap aspek ekstensifikasi dalam upaya peningkatan retribusi pasar. Tabel 4.17 Aspek Intensifikasi dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Retribusi Pasar No Inti Pernyataan Fenomena SJ CJ KJ TJ F F F F 1. Penambahan jumlah peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan pasar dalam lima tahun terakhir - - 2 13 - - 13 87 2. Tugas dan tanggung jawab yang dijalankan instansi berwenang bidang pengelolaan pasar senantiasa berpedoman pada peraturan perundang- undangan yang ada. 11 73 - - - - 4 27 3. Peraturan yang ada dijalankan secara nyata di lapangan 11 73 - - - - 4 27 4. Kuantitas dan kualitas aparatur pengelola pasar dalam menunjang tugas-tugasnya. 11 73 - - - - 4 27 5. Kesesuaian struktur organisasi yang berlaku dengan tanggung jawab dan kewenangan pengelolaan pasar. - - - - 15 100 - - 6. Kesesuaian tugaspekerjaan dengan pengetahuanskill yang dimiliki - - - - 15 100 - - 7. Pembagian wewenang dalam pekerjaan 15 100 - - - - - - 8. Kemampuan struktur organisasi yang berlaku dalam memberikan ruang gerak pada birokrat di tingkat operasional - - - - 15 100 - - 9. Koordinasi dalam pekerjaan - - - - 15 100 - - 10. Kondisi sarana prasarana bidang pengelola pasar dalam menunjang tugas dan tanggung jawabnya. - - - - 15 100 - - 11. Penyelewengan dalam pemungutan retribusi pasar. - - 8 54 1 6 6 40 12. Diskriminasi pemungutan - - 8 54 1 6 6 40 13. Penegasan sanksi bagi birokratstaf pelaksana dan wajib retribusi yang melakukan penyelewengan atau pelanggaran. - - 10 67 1 7 4 27 14. Pelaksanaan pengawasan. 11 73 - - 4 27 - - Sumber : Data primer diolah Pada item penambahan jumlah peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan pasar dalam lima tahun terakhir, tabel di atas menunjukkan terdapat 13 orang 87 informan menyatakan jelas tidak tidak ada penambahan jumlah peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan pasar dalam lima tahun terakhir, sedangkan 2 orang 13 informan lain menyatakan kurang setuju kalau ada penambahan jenisobyek retribusi pasar dan kemungkinan penambahan obyek retribusi pasar dalam lima tahun terakhir. Jadi untuk item penambahan jumlah peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan pasar dalam lima tahun terakhir dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan menyatakan jelas tidak terjadi penambahan jumlah peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan pasar dalam lima tahun terakhir. Menurut para informan hal tersebut dikarenakan belum ada pembaharuan atau perubahan peraturan perundang-undangan baik dari pusat maupun daerah terkait dengan retribusi pasar pengelolaan pasar dalam lima tahun terakhir. Jawaban dari para informan dapat disimak selengkapnya pada lembar lampiran tesis. Selanjutnya item tugas dan tanggung jawab yang dijalankan instansi berwenang bidang pengelolaan pasar apakah senantiasa berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang ada, tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 11 orang 73 informan menyatakan sangat jelas bahwa tugas dan tanggung jawab yang dijalankan instansi berwenang bidang pengelolaan pasar senantiasa berpedoman pada peraturan perundang- undangan yang ada, sedangkan 4 orang 27 informan lainnya menyatakan bahwa tidak ada kejelasan tugas dan tanggung jawab yang dijalankan instansi berwenang bidang pengelolaan pasar berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab pengelolaan pasar telah dijalankan sesuai dengan pedoman peraturan perundang-undangan yang berlaku karena didukung oleh separo lebih jawaban informan. Jawaban selengkapnya dapat disimak pada lembar lampiran tesis. Untuk item peraturan yang ada dijalankan secara nyata di lapangan, tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 11 orang 73 informan menyatakan sangat jelas bahwa peraturan yang ada dijalankan secara nyata di lapangan karen peraturan yang mendasari pelaksanaan tugas sangat jelas jadi arah pelaksanan tugas juga dapat diketahui secara detail, sedangkan 4 orang 27 informan lainnya menyatakan bahwa peraturan yang ada dijalankan secara nyata di lapangan tidak jelas karena informan tidak pernah mendapatkan sosialisasi mengenai peraturan yang mendasari pelaksanaan tugas dalam pengelolaan pasar dan retribusi pasar. Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dalam pelaksanaan tugas di lapangan telah didasarkan pada peraturan yang berlaku. Jawaban selengkapnya dapat disimak dalam lembar lampiran tesis. Pada item kuantitas dan kualitas aparatur pengelola pasar dalam menunjang tugas-tugasnya dari tabel di atas menunjukkan bahwa 11 orang 73 informan menyatakan sangat jelas mengetahui mengenai kuantitas dan kualitas aparatur pengelola pasar dalam menunjang tugas- tugasnya, sedangkan 4 orang 27 informan lain menyatakan tidak jelas mengetahui mengenai kuantitas dan kualitas aparatur pengelola pasar dalam menunjang tugas-tugasnya. Dari hasil interview kepada para informan di atas dapat disimpulkan bahwa kuantitas dan kualitas aparatur pengelola pasar dalam menunjang tugas-tugasnya dapat diketahui secara jelas. Lembar lampiran tesis akan menjelaskan jawaban para infornan secara lengkap. Hasil wawancara kepada para informan mengenai item kesesuaian struktur organisasi yang berlaku dengan tanggung jawab dan kewenangan pengelolaan pasar menunjukkan bahwa semua 100 informan menyatakan struktur organisasi yang berlaku kurang menjelaskan atau kurang sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan pengelola pasar cukup berat karena beban kerja pengelolaan pasar cukup besar dan tanggung jawab yang besar terhadap pemenuhan target pendapatan asli daerah sehingga dituntut struktur organisasi yang terpisah agar pelaksanaan tanggung jawab dapat dilaksanakan secara optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur yang berlaku kurang sesuai dengan tanggung jawab memaksimalkan kontribusi pendapatan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah. Jawaban para informan yang memperkuat kesimpulan tersebut dapat disimak pada lembar lampiran tesis. Pada item kesesuaian tugaspekerjaan dengan pengetahuanskill yang dimiliki, diperoleh hasil informasi bahwa semua 100 informan menyatakan kurang jelas tugaspekerjaan dengan pengetahuanskill yang dimiliki. Artinya bahwa kesimpulan yang bisa diambil dari pernyataan para informan tersebut pada tabel adalah latar belakang ilmupengetahuan dari aparatur bidang pengelolaan pasar kurang ada kesesuaian atau kurang pas dengan tugaspekerjaan yang harus dijalankan. Jawaban selengkapnya dari para informan dapat dilihat dalam lampiran tesis. Untuk item pembagian wewenang dalam pekerjaan, table di atas menunjukkan bahwa semua 100 informan menyatakan sangat jelas dengan pembagian wewenang dalam pekerjaan karena telah ada peraturan yang mengatur struktur organisasi dan tata kerja dinas.Kesimpulan jawaban dari para informan menyatakan bahwa pembagian wewenang didasarkan pada tugas pokok dan fungsi dari bidang pengelolaan pasar yang termuat dalam Perda Peraturan Daerah dan Perbup Peraturan Bupati. Namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat jawaban selengkapnya dari para informan pada lembar lampiran tesis. Untuk item kemampuan struktur organisasi yang berlaku dalam memberikan ruang gerak pada birokrat di tingkat operasional Pada item pernyataan kemampuan struktur organisasi yang berlaku dalam memberikan ruang gerak pada birokrat di tingkat operasional, semua 100 informan menyatakan bahwa kemampuan struktur organisasi yang berlaku kurang jelas dalam memberikan ruang gerak pada birokrat di tingkat operasional. Alasan yang diberikan oleh para informan karena banyak kebutuhan di tingkat operasional yang kurang terakomodir dalam anggaran belanja daerah. Jadi kesimpulan dari pernyataan informan terhadap item ini adalah struktur organisasi yang ada kurang mampu memberikan ruang gerak pada birokrat di tingkat operasional. Jawaban para informan selengkapnya dapat disimak pada lembar lampiran tesis. Selanjutnya item pernyataan koordinasi dalam pekerjaan, semua 100 informan menyatakan kurang jelas. Kekurangjelasan struktur organisasi banyak pengaruhnya terhadap jalannya koordinasi dalam pekerjaan. Seringnya terjadi perubahan struktur organisasi dan tata kerja dinas membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam pelaksanaan tanggung jawabpekerjaan. Jadi kesimpulannya bahwa telah terjadi kekurangjelasan koordinasi dalam pekerjaan bidang pengelolaan pasar dalam upaya peningkatan retribusi pasar. Jawaban informan selengkapnya dapat disimak pada lembar lampiran tesis. Untuk item pernyataan kondisi sarana prasarana bidang pengelola pasar dalam menunjang tugas dan tanggung jawabnya, menunjukkan semua 100 informan menyatakan bahwa sarana prasaran kerja yang ada kurang mendukung, artinya bahwa sarana prasaran yang ada kurang menunjang tugas dan tanggung jawabnya. Jadi kesimpulan dari pernyataan item ini adalah sarana prasarana yang ada kurang mendukung pelaksanaan tugas dari bidang pengelolaan pasar. Jawaban para informan selengkapnya dapat disimak pada lembar lampiran tesis. Pada item pernyataan penyelewengan dalam pemungutan retribusi pasar, terdapat 8 orang 53 informan menyatakan jelas bahwa terjadi penyelewengan dalam pemungutan retribusi pasar, 6 orang 40 menyatakan tidak jelas kalau terjadi penyelewengan dalam pemungutan retribusi pasar, dan seorang 6 informan lain menyatakan kurang jelas penyelewengan dalam pemungutan retribusi pasar. Jadi kesimpulan pernyataan item ini adalah bahwa telah terjadi penyelewengan dalam pemungutan retribusi pasar karena dinyatakan oleh sebagian besar informan. Jawaban para informan selengkapnya dapat disimak pada lembar lampiran tesis. Untuk item pernyataan diskriminasi pemungutan, terdapat 8 orang 53 informan menyatakan jelas bahwa terjadi diskriminasi diskriminasi pemungutan, 6 orang 40 menyatakan tidak jelas kalau terjadi diskriminasi pemungutan, dan seorang 6 informan lain menyatakan kurang jelas kalau terjadi diskriminasi pemungutan. Jadi kesimpulannya, bahwa telah terjadi diskriminasi pemungutan retribusi pasar yang dilakukan oleh para petugas pemungut. Ada beberapa alasan yang diberikan oleh para informan mengenai bukti adanya diskrinasi ini, seperti alasan politis, personality, atau kultural. Informasi yang diberikan para informan dapat dilihat selengkapnya pada lembar lampiran tesis. Untuk item pernyataan penegasan sanksi bagi birokratstaf pelaksana dan wajib retribusi yang melakukan penyelewengan atau pelanggaran, ada 10 orang 67 informan menyatakan jelas bahwa penegasan sanksi bagi birokratstaf pelaksana dan wajib retribusi yang melakukan penyelewengan atau pelanggaran belum mampu ditegakkan, seorang 6 informan menyatakan kurang jelas kalau penegasan sanksi bagi birokratstaf pelaksana dan wajib retribusi yang melakukan penyelewengan atau pelanggaran belum ditegakkan, dan 4 orang 27 informan menyatakan tidak jelas kalau penegasan sanksi bagi birokratstaf pelaksana dan wajib retribusi yang melakukan penyelewengan atau pelanggaran belum ditegakkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa selama ini belum ada penegasan sanksi bagi birokratstaf pelaksana dan wajib retribusi yang melakukan penyelewengan atau pelanggaran. Informasi dari para informan dapat disimak selengkapnya pada lembar lampiran tesis. Dan untuk item pernyataan pelaksanaan pengawasan, terdapat 11 orang 73 informan menyatakan sangat jelas adanya pengawasan terkait dengan pelaksanaan retribusi pasar, dan 4 orang 27 informan lainnya menyatakan kurang jelas dengan pengawasan terkait dengan retribusi pasar. Jadi kesimpulan dari item ini adalah bahwa pengawasan telah dilakukan baik yang berupa monitoring, evaluasi dan pengawasan instansi berwenang yang bersifat periodik maupun non-periodik mendadak. Hasil wawancara dengan para informan dapat disimak dalam lembar lampiran tesis.

2. Analisis Data

Setelah penyajian data dilakukan, maka data-data tersebut akan dianalisis dengan berpedoman pada Gambar 2.1 Perencanaan Strategis untuk Organisasi dari Bryson and Roring 1987:10 sebagaimana dijelaskan dalam Bab II penulisan tesis ini. Langkah-langkah analisis sesuai perencanaan strategis tersebut adalah sebagai berikut : 9. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis. Tujuan langkah pertama adalah menegosiasikan kesepakatan dengan orang-orang penting pembuat keputusan decision maker atau pembentuk opini opinion leader internal dan mungkin eksternal tentang seluruh upaya perencanaan strategis dan langkah perencanaan yang terpenting. Hasil penelitian di lapangan diperoleh informasi bahwa langkah ini telah berjalan karena dalam proses perencanaan strategis yang berlaku di instansi pemerintah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD adalah dimilikinya Rencana Strategis SKPD. Untuk hal tersebut Rencana Strategis dari SKPD yang merupakan wadah dari Bidang Pengelolaan Pasar yang sejak bergabung dengan Dinas Pendapatan Daerah dan sekarang tergabubg dalam Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan telah ada. Proses penyusunan rencana strategis juga telah dilalui sesuai tata cara yang berlaku di lingkungan organisasi pemerintah, yaitu dengan mekanisme dua arah, yaitu Bottom Up dan Top Down. Dari bawah bottom up dimaksudkan untuk menampung kebutuhan dari bawah sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada. dimulai dari musyawarah pembangunan di tingkat desa, kemudian dipadukan antar desa dibahas pada musyawarah pembangunan di tingkat kecamatan, untuk kemudian masing-masing kecamatan mengusulkan ke tingkat kabupaten. Sedangkan mekanisme top down atau dari atas dinas teknis terkait menyusun usulan sesuai data yang terhimpun dari bawah yang merupakan Rencana Kerja Renja SKPD untuk selanjutnya dibahas dalam suatu forum group discussion FGD. FGD akan membahas usulan dari kecamatan dan dinas teknis terkait secara parsial sesuai dengan bidang teknis yang ada di Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Hasil dari