Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani sepakbola dan boxing terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif
di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Data yang telah terkumpul melalui angket, kemudian penulis olah kedalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang
telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan pada ketentuan Sugiyono, 2009, hlm. 135.
Tabel 3.2 Skor Untuk Soal Positif-Negatif
Positif Jawaban
Negatif 5
Sangat Setuju SS 1
4 Setuju S
2 3
Kurang Setuju KS 3
2 Tidak Setuju TS
4 1
Sangat Tidak Setuju STS 5
2. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju.
Nasution 1988 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani sepakbola dan boxing terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif
di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
proton dan elektron maupun yang sangat jauh benda ruang angkasa dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall 1955 menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi partisipatif, dalam observasi
ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti
ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya
terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang
tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Esterberg 2002 menyatakan bahwa, “interviewing is at the heart of social research. If you look through almost any sociological journal, you will find that much
social research is based on interview, either standardized or more in- depth”.
Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Bila anda lihat jurnal dalam ilmu sosial, maka akan anda temui semua penelitian sosial didasarkan pada interview, baik
yang standar maupun yang dalam. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara terstruktur structured
interview , digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani sepakbola dan boxing terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif
di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara
sebagai pengumpul data. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrument sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen