Sifat Fisiko-Kimiawi Virus Sifat Biologis Virus

2.2 Etilogi

Newcastle Disease disebabkan oleh paramyxovirus Virus ini termasuk familia myxovirus dan satu genus dengan virus sendai, parainfluensa-1, 2 dan 3 serta mumps. Pada dekade terakhir ini telah berhasil diungkapakn 9 serotipe paramyxovirus dan virus ND termasuk paramyxovirus-1 PMV-1 Adi et al., 2010; Kencana, 2012. Bentuk virus bervariasi dari bulat dan oval dengan diameter 70-80 nm nanometer sampai bentuk filamen dengan panjang 124-200nm. Sedangkan partikel virus yang lengkap virion berukuran 120 sampai 300 nm, tetapi lazimnya berukuran 180 nm. Virus ND tersusun atas asam inti ribo beruntai tunggal ss-RNA dengan struktur helikal. Disebelah luar dari asam inti terdapat lapisan yang disebut capsid. Kedua struktur ini disebut nucleocapsid dan dibungkus oleh amplop. Amplop tersusun atas lipid, protein dan karbohidrat. Membran proteinnya terdiri dari glikoprotein dan matriks protein yang berhubungan dengan aktivitas hemaglutinin dan neuraminidase yang terletak pada satu peplomer. Glikoprotein memiliki ujung glikosilat hidrofilik pada lapisan lemak Lapisan lemak dapat dirusak oleh pelarut lemak sehingga dapat mengganggu virion Alexander, 2001.

2.3 Sifat Fisiko-Kimiawi Virus

Resistensi virus ND terhadap agen kimia dan fisik ditentukan oleh perubahan yang terjadi atas kemampuan virus mengaglutinasi eritrosit, menginfeksi sel hospes dan menginduksi respon immunogenik. Kemampuan tersebut terbatas karena dapat dipengaruhi bahkan dirusak oleh berbagai tingkat perlakuan fisik maupun kimia, seperti pengaruh panas, sinar ultraviolet,sinar-X, proses oksidasi, perubahan PH dan senyawa-senyawa kimia lainnya Ghiamirad et al., 2010. Virus ND secara cepat diinaktifkan oleh formalin, alkohol, pelarut lemak dan lysol. Virus juga menjadi inaktif oleh potassium permanganat, kresol, lisol, asam karbol, ether, metil dan etil alkohol, Natrium Hidroksida. Pengaruh inaktivasi zat-zat kimia bergantung pada zat yang terlarut dalam medium. Jumlah protein dalam medium akan dapat mengurangi efek dari zat-zat kimia, sehingga dapat menghambat inaktivasi virus ND Ghiamirad et al., 2010. Virus ND sangat peka terhadap panas. Virus segera rusak bila dipanaskan pada suhu 100 C selama 1 menit dan inaktif pada suhu 56 C. galur virus ND velogenik, pada suhu 56 C stabil selama 30-120 menit sedangkan galur lentogenik dapat bervariasi dari 0-120 menit. Pada suhu 60 C hemaglutinin stabil selama 5-30 menit, suhu 20 C stabil selama beberapa minggu dan pada suhu 4-8 C galur virus termostabilitasnya telah diketahui seperti galur B 1 , La Sota dan F adalah 5 menit, sedangkan V 4 selama 2 jam Sa’idul, 2007.

2.4 Sifat Biologis Virus

Virus ND memiliki beberapa sifat biologis yang dapat dibedakan dengan virus lain baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Virus ND berdasarkan virulensinya dapat diklasifikasikan kedalam 3 tipe yaitu tipe velogenik, mesogenink, dan lentogenik Alexander dan Senne 2008. Virulensi virus tersebut dapat debedakan berdasarkan : 1. Mean death Time MDT Mean Death Time dinyatakan dalam jam yaitu rata-rata waktu yang diperlukan oleh virus pada satu dosis letal minimum untuk dapat membunuh embrio ayam umur 9 sampai 11 hari. MDT untuk virus ND dan galur V 4 membutuhkan waktu yang tidak terhingga atau jarang sekali, bahkan sama sekali tidak terjadi kematian pada embrio ayam, sedangkan untuk virus ND galur F, B 1 , La Sota dan Komarov berturut-turut adalah 119 jam, 117 jam, 103 jam dan 69 jam. 2. Intracerebral Pathogenecity Index ICPI Intracerebral Pathogenecity Index adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh atau menunjukkan gejala penyakit pada anak-anak ayam umur sehari setelah dilakukan inokulasi virus melalui intracerebral. Hasilnya dinyatakan dengan sistem skor dengan harga nilai maksimal adalah 3 yang berarti mortalitas sebesar 100 dalam waktu 1 hari dan nilai minimum 0 yang berarti tidak tampak gejala klinis setelah 8 hari. ICPI untuk virus ND tipe velogenik, mesogenik dan lentogenik adalah 2, 0-3,0;0,4-1,9 dan 0,0-0,4. ICPI untuk virus ND galur V 4 , F,B 1 , La Sota lentogenik dan komarov mesogenik berturut-turut adalah 0,16; 0,25; 0,40; 0,15 dan 1,14. 3. Intravenous Pathogenecity Index Intravenous Pathogenecity Index dapat ditentukan seperti halnya pada ICVI, akan tetapi digunakan anak ayam umur 6 minggu. IVPI untuk virus ND tipe velogenik, mesogenik dan lentogenik berturut-turut adalah 0,5-2,8; 0,0-0,5 dan 0,0. Virus ND mempunyai kemampuan hemaglutinasi yang menyebakan terjadinya adsorpsi antara hemaglutinin dan reseptor yang terdapat pada permukaan eritrosit. Aktivitas hemaglutinin dapat dideteksi dengan uji hemaglutinasi HA. Pada proses hemaglutinasi pertama akan terjadi penempelan virus pada subsatnsi reseptor eritrosit, kemudian diikuti perusakan substansi reseptor tersebut oleh enzim neuraminidase, peristiwa ini disebut dengan elusi. Kecepatan elusi antara galur virus sangat bervariasi. Galur B 1 dan F mempunyai tingkat elusi cepat yaitu 2 jam dan 20 jam, sedangkan untuk galur virus V 4 dan La Sota mempunyai tingkat elusi lambat, yaitu 120 jam. Eritrosit hewan yang dapat diaglutinasi oleh virus ND adalah: sel darah merah kambing, kerbau, kelinci, marmut, mencit, ayam, angsa, entok, itik, kalkun, merpati, kakatua dan manusai golongan darah O. Namun saat ini sel darah merah ayam digunakan sebagai standar uji aglutinasi.

2.5 Gejala Klinis