Klasifikasi Status Gizi Balita Metode Penilaian Status Gizi

2.3.2 Klasifikasi Status Gizi Balita

Dalam menentukan status gizi ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS World Health Organization-National Center for Health Statistics dengan melihat nilai sebagai berikut : Tabel 2.1. Klasifikasi Gizi Anak Bawah Lima Tahun Balita Indeks Status Gizi Ambang Batas Berat Badan menurut Umur BBU Gizi lebih + 2 SD Gizi baik ≥ -2 SD sampai + 2 SD Gizi kurang 2 SD sampai ≥ -3 SD Gizi buruk -3 SD SD: Standar Deviasi a. Status gizi lebih Status gizi lebih berkaitan dengan konsumsi makanan yang melebihi dari yang dibutuhkan terutamma konsumsi lemak yang tinggi dan makanan dari gula murni. b. Status gizi baik Status gizi baik adalah kesesuaian antara ju lah asupan dengan kebutuhan gizi seorang anak. c. Status gizi kurang Status gizi kurang pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dalam waktu tertentu. d. Status gizi buruk Bila kondisi gizi kurang berlangsung lama maka akan berakibat semakin berat kekurangannya, dalam keadaan ini menjadi gizi buruk. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Metode Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran langsung maupun tidak langsung. a. Penilaian status gizi secara langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian, yaitu: 1 Klinis Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dengan ketidakcukupan gizi. 2 Biokimia Metode ini menggunakan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratorium. 3 Biofisik Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khusunya jaringan dan melihat perubahan struktur dari jaringan. 4 Antropometri Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Kombinasi antara parameter disebut indeks parametri Supriasa, 2001. Indeks antropometri yang digunakan adalah berat badan menurut umur BBU. a Berat badan Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat ukur yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain, mudah diperoleh dan relatif murah harganya, ketelitian penimbangan sebaiknya 0,1 kg, skalanya mudah dibaca dan cukup aman untuk Universitas Sumatera Utara menimbang badan anak balita. Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin Supriasa, 2001. b Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Cara menghitung umur yaitu dengan menentukan tanggal, hari, bulan, dan tahun anak waktu lahir sehingga didapat umur anak. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari sampai 30 hari dibulatkan 1 bulan. Bila kelebihan atau kekurangan 1 hari sampai 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan Supriasa, 2001. b. Penilaian status gizi secara tidak langsung 1 Survey konsumsi makanan Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis bahan makanan atau zat gizi yang dikonsumsi. 2 Statistik vital Adalah menganalisis data beberapa statistik kesehatan. 3 Faktor ekologi Adalah hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya Supriasa, 2001.

2.3.4 Cara Penilaian Status Gizi

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balitaterhadap Kunjungan Ke Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuankabupaten Deli Serdangtahun 2014

8 153 104

Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

1 23 58

Hubungan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Ibu Balita serta Status Gizi Balita di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 16 183

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Pasar Rebo

0 4 43

Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status gizi anak balita

0 3 88

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT KEHADIRAN ANAK BALITA DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu

0 3 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SELODOKO Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

0 3 17

Hubungan Keaktifan Keluarga Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi Balita Di Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek.

0 0 16

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang

0 0 7