Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Definisi Etiologi

menjadikan para mahasiswi ini tidak ambil peduli tentang kebersihan sebegini Greer, Cameron, Mangowan, 2003. Penelitian bagi masalah keputihan telah dilakukan di Kota Malang, Indonesia oleh dr. Prita Muliarini, SpOG pada wanita yang pernah mengalami keputihan di Kota Malang. Responden yang dilibatkan sejumlah 180 orang. Hasilnya, keputihan ini bisa karena 25-50 candidiasis, 20-40 bacterial vaginosis dan 5-15 trichomoniasi Prita Muliarini, 2009.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sejauh manakah pengetahuan mahasiswi FK USU tentang penyebab masalah keputihan serta cara-cara mencegahnya?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengetahuan para mahasiswi tentang penyebab-penyebab masalah keputihan serta cara pencegahan yang benar. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan lagi tahap kesadaran mahasiswi tentang bagaimanakah masalah keputihan ini sebenarnya berlaku. 2. Mengurangkan prevalensi dan insidensi berlakunya masalah keputihan yang berat. 3. Mencegah masalah keputihan ini menimbulkan komplikasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk 1. Membantu Universitas untuk menilai efektifitas dari sistem pengajaran di USU. 2. Dapat digunakan sebagai sumber rujukan bagi penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan flour albus adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis dalam keadaan normal namun bisa juga bersifat patologis karena penyakit. Dan keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan Sugi Suhandi, 2009. Secara definisi keputihan adalah cairan tubuh bukan darah yang keluar dari organ reproduksi wanita. Keadaan ini dapat bersifat fisiologis atau patologis. Keputihan yang fisiologis dapat timbul saat terjadi perubahan siklus hormonal, seperti sebelum pubertas, stress psikologis, sebelum dan setelah datang bulan, kehamilan, saat menggunakan kontrasepsi hormonal, atau saat menopause Moctar R, 1986. Keputihan sudah menjadi masalah yang banyak ditemui para wanita. Penyebabnya mulai dari bakteri, jamur, parasit, sampai dengan virus. Selain itu masuknya benda asing dalam vagina, kanker dan menopause, juga dapat menjadi penyebab datangnya keputihan. Dari upaya menghilangkan gejala, memberantas penyebab dan mencegah, pencegahan merupakan upaya efektif Moctar, 1986.

2.2. Etiologi

a Penyebab non patologis. b Saat menjelang menstruasi atau setelah menstruasi. c Rangsangan Seksual, saat wanita hamil d Stress, baik fisik maupun psikologis Universitas Sumatera Utara Penyebab patologis. Keputihan bisa karena banyak hal. Benda asing, luka pada vagina, kotoran dari lingkungan, air tak bersih, pemakaian tampon atau panty liner berkesinambungan. Semua ini potensial membawa jamur, bakteri, virus, dan parasit: a. Jamur Candida Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya, kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja menelan cairan ibunya yang menderita penyakit tersebut. b. Parasit Trichomonas Vaginalis Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan. c. Kuman bakteri Bakteri Gardnella-Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Juga menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina berbentuk khas clue cell. Menghasilkan asam amino yang akan diubah Menjadi senyawa amin bau amis,berwarna keabu-abuan. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin. Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan, yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen, dan sinar matahari. Cara penularannya melalui senggama. Universitas Sumatera Utara d. Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin, seperti condyloma, herpes, HIVAIDS. Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim. e. Chlamydia trachomatis, kuman ini sering menyebabkan penyakit mata trakhoma. Ditemukan di cairan vagina dengan pewarnaan Diemsa. f. Treponema pallidium, adalah penyebab penyakit kelamin sifilis. Penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di liang senggama dan bibir kemaluan Mims, 2004. Hal lain yang juga dapat menyebabkan keputihan antara lain: pemakaian tampon vagina, celana dalam terlalu ketat, alat kontrasepsi, rambut yang tak sengaja masuk ke vagina, pemakaian antibiotika yang terlalu lama dan lain-lain. Kanker leher rahim juga dapat menyebabkan keputihan.

2.3. Patogenesis Keputihan yang fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus