Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim (Cervical Cancer) Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan
LAMPIRAN 1
PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KANKER LEHER RAHIM (CERVICAL CANCER) DI KELURAHAN BAGAN DELI
KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
HABIBAH NOVITASARI LUBIS 090100031
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(2)
PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KANKER LEHER RAHIM (CERVICAL CANCER) DI KELURAHAN BAGAN DELI
KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran
OLEH :
HABIBAH NOVITASARI LUBIS 090100031
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(3)
(4)
ABSTRAK
Kanker leher Rahim merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita. Saat ini kanker leher rahim menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di Negara sedang berkembang. Dari data Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker leher rahim di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun.
Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan rancangan cross- sectional yang menggunakan data primer dengan teknik secara acak sistematis (systematic random sampling) kepada 100 responden yang berada di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden terhadap kanker leher rahim pada kategori cukup sebanyak 58%. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan SMA adalah 3,0% berpengetahuan kurang, 67,6% cukup dan 29,4% baik.
Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa responden di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kanker leher rahim.
(5)
ABSTRACT
Cervical cancer is the most suffered gynecological carcinoma. Now, cervical cancer was the second of cancer that strikes women in the world and the most cancer for women in the growing country. World Health Organization (WHO) report, known to have 493,243 people in a year suffer cervical cancer and its mortality in the world is 273,505 people in a year.
The purpose of this study to determine the level of housewife knowledge about cervical cancer in the Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan.
This study is a descriptive, cross-sectional design using primary data with systematic random technique (systematic random sampling) to 100 respondents in Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan. The data was collected using a questionnaire.
This results indicated knowledge of cervical cancer in enough category is 58%. The frequency distribution based high school education were less knowledgeable 3.0%, 67.6% knowledgeable enough and 29.4% good knowledgeable.
From the results above, it is concluded that the respondents in Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan has enough knowledge about cervical cancer.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim (cervical cancer) Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr.Sarma N. Lumbanraja, Sp.OG (K), sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Bapak dr. Zulilham, Sp. KK, sebagai Dosen Penguji I dalam sidang Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu dr.Mega Sari Sitorus, MKes, sebagai Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
5. Ibu dr. Andrina Yunita Rambe, Sp. THT, sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
6. Kepada staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
7. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Ir. H. Riadil Akhir Lubis, Msi dan
(7)
ibunda saya Sri Aida Nasution serta saudara-saudara saya M. Yusuf Idris Lubis, M. Haruki Soda Lubis atas doa, semangat, dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.
8. Melvitha Y.C. Siahaan Stambuk 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
9. Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman stambuk 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.
10.Bapak Bachtiar Siregar atas dukungan dan masukan yang diberikan selama penulis menyelesaikan karya tulis ini.
11.Abang Irwansyah, Abang Erik Hutagalung, Kakak Nurhidayah dan Bou Malin atas dukungan dan masukan yang diberikan selama penulis menyelesaikan karya tulis ini.
12.Seluruh responden yaitu ibu rumah tangga di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan, atas partisipasinya dalam proses pengumpulan data penelitian ini.
Untuk seluruh bantuan baik moril ataupun materil yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT memberikan imbalan pahala sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, Desember 2012 Penulis,
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 3
1.3.Tujuan Penelitian... 3
1.4.Manfaat Penelitian... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Pengetahuan ... 5
2.1.1. Definisi Pengetahuan ... 5
2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 5
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6
(9)
2.2. Karakteristik Ibu yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8
2.2.1. Definisi Ibu ... 8
2.2.2. Umur ... 8
2.2.3. Pendidikan ... 8
2.3. Sumber Informasi ... 9
2.4. Kanker Leher Rahim ... 9
2.4.1. Defenisi Kanker leher Rahim ... 9
2.4.2. Epidemiologi ... 9
2.4.3. Etiologi ... 10
2.4.4. Faktor Risiko ... 10
2.4.5. Gejala Kanker Leher Rahim ... 12
2.4.6. Stadium Klinik Kanker Leher Rahim ... 12
2.4.7. Diagnosa Kanker Leher Rahim ... 13
2.4.8. Terapi Kanker Leher Rahim ... 15
2.4.9. Upaya Pencegahan ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 18
3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 18
3.2. Defenisi Operasional... 18
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 20
4.1. Jenis Penelitian ... 20
(10)
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
4.3.1. Populasi Penelitian ... 20
4.3.2. Sampel Penelitian ... 20
4.4. Pengumpulan Data ... 22
4.5. Uji Validitas dan Realibilitas ... 22
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 24
5.2. Karakteristik Responden ... 24
5.2.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .... 24
5.2.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 24
5.2.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 25
5.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Terhadap Kanker Leher Rahim . 25 5.3.1. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jawaban Responden ... 27
5.3.2. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur.... 28
5.3.3. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan ... 29
5.3.4. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 29
(11)
5.4. Pembahasan ... 30
5.4.1. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim ... 30
5.4.2. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim Berdasarkan Umur ... 30
5.4.3. PengetahuanIbu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim Berdasarkan Pendidikan ... 30
5.4.4. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim Berdasarkan Sumber Informasi ... 30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32
6.1. Kesimpulan... 32
6.2. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 23 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 24 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 25 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi 25 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Kanker Leher Rahim 25 5.5. Distribusi Pengetahuan Terhadap Kanker Leher Rahim 28 5.6. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Umur 28 5.7. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan 29 5.8. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi 29
(13)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Riwayat Hidup Peneliti
2. Lembar Penjelasan kepada subjek penelitian 3. Lembar Persetujuan (Inform Consent) 4. Kuesioner
5. Validitas dan Reabilitas 6. Data Induk
7. Data Hasil Analisis Statistika 8. Cross Tab
9. Ethical Clearance 10.Surat Izin Penelitian
(15)
ABSTRAK
Kanker leher Rahim merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita. Saat ini kanker leher rahim menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di Negara sedang berkembang. Dari data Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker leher rahim di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun.
Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan rancangan cross- sectional yang menggunakan data primer dengan teknik secara acak sistematis (systematic random sampling) kepada 100 responden yang berada di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden terhadap kanker leher rahim pada kategori cukup sebanyak 58%. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan SMA adalah 3,0% berpengetahuan kurang, 67,6% cukup dan 29,4% baik.
Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa responden di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kanker leher rahim.
(16)
ABSTRACT
Cervical cancer is the most suffered gynecological carcinoma. Now, cervical cancer was the second of cancer that strikes women in the world and the most cancer for women in the growing country. World Health Organization (WHO) report, known to have 493,243 people in a year suffer cervical cancer and its mortality in the world is 273,505 people in a year.
The purpose of this study to determine the level of housewife knowledge about cervical cancer in the Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan.
This study is a descriptive, cross-sectional design using primary data with systematic random technique (systematic random sampling) to 100 respondents in Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan. The data was collected using a questionnaire.
This results indicated knowledge of cervical cancer in enough category is 58%. The frequency distribution based high school education were less knowledgeable 3.0%, 67.6% knowledgeable enough and 29.4% good knowledgeable.
From the results above, it is concluded that the respondents in Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan has enough knowledge about cervical cancer.
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Saat ini, tuntutan akan peningkatan derajat kesehatan semakin diperlukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), dan pencapaian sasaran MDG’s (millenium development goals) terutama pencapaian sasaran program meningkatkan kesehatan ibu. Tentunya pencapaian derajat kesehatan tersebut antara lain sangat bergantung pada gaya dan perilaku hidup masyarakat, baik di perdesaan maupun perkotaan.
Perubahan gaya hidup dan modernisasi terutama di kota besar mengakibatkan pola penyakit di Indonesia berubah. Mengkonsumsi makanan berlemak, kurang serat, maupun yang telah diproses (seperti diawetkan, diasinkan, dan diasap) dapat menyebabkan frekuensi kanker terus meningkat dan mendekati pola di negara maju (Dalimartha, 2004).
Saat ini, kanker memberikan kontribusi 12% dari seluruh kematian di dunia. Wanita, dengan hormone estrogen dan progesteron yang dimilikinya, rentan terhadap ancaman beberapa jenis kanker organ reproduksi. Tiga dari sepuluh jenis kanker yang paling banyak di Indonesia adalah jenis kanker yang spesifik pada wanita. Ancaman terbesar adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. (Sari, Indrawati, Harjanto, 2012).
Kanker leher rahim merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita. (Mansjoer, et al, 1999). Kanker leher rahim mempunyai insidens yang tinggi di negara-negara yang sedang berkembang yaitu menempati urutan pertama, sedang dinegara maju ia menempati urutan ke-10, atau secara keseluruhan ia menempati urutan ke-5. (Ramli, Umbas, Panigoro, 2005).
Kanker leher rahim merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang. Dari data Badan Kesehatan Dunia WHO
(18)
(World Health Organization), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun (Emilia, 2010).
Di Indonesia, diperkirakan 40 ribu kasus baru kanker leher rahim ditemukan setiap tahunnya. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuensi kanker serviks 76,2% di antara kanker ginekologi. Dari data 17 rumah sakit di Jakarta tahun 1977, kanker leher rahim menduduki urutan pertama yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan. (Rasjidi, Irwanto, Wicaksono, 2008).
Menurut Rahmi (2004) dalam Nurhasanah (2008), di Provinsi Sumatera Utara jumlah penderita kanker leher rahim pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Dari data ini menunjukkan ada peningkatan kasus dari tahun ke tahun.
Faktor penyebab yang perlu mendapat perhatian adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV). HVP tipe 16,18, 31, 33, 35 45, 51, 52, 56, dan 58 sering ditemukan pada kanker dan lesi prankanker. Infeksi virus papilloma sering terdapat pada wanita yang aktif secara seksual. (Rasjidi, Irwanto, Wicaksono, 2008).
Kunci dari upaya penyembuhan semua jenis penyakit kanker adalah pendeteksian dini. Untuk kanker leher rahim, pendeteksian itu dilakukan dengan Pap smear. Yang dimaksud dengan test pap smear adalah upaya pengambilan cairan dari vagina untuk melihat kelainan sel di sekitar leher rahim. Tes Pap smear hanyalah suatu langkah skrining, bukan pengobatan. (Setiati, 2009).
Berdasarkan masalah dan fakta di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan ibu rumah tangga sebagai bagian dari objek penyakit kanker leher rahim di kota Medan khususnya di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan.
(19)
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim (cervical cancer) di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan Kota Medan?
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum
Mengetahui secara umum pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim (cervical cancer) di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan?
1.3.2.Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim (cervical cancer) di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan berdasarkan umur.
2. Mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim berdasarkan pendidikan.
3. Mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim berdasarkan sumber informasi.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1.Bagi Penulis
1. Penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian.
2. Penulis mendapatkan informasi tambahan dari penelitian yang dilakukan.
1.4.2.Bagi Ibu Rumah Tangga
Memberikan informasi kepada ibu rumah tangga terhadap bahaya penyakit kanker leher rahim.
(20)
1.4.3.Bagi Pembaca
1. Memberikan informasi tambahan kepada pembaca perlunya pengetahuan deteksi dini terhadap kanker leher rahim.
(21)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan
2.1.1.Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). (Notoatmodjo, 2010).
2.1.2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagiamana cara melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya orang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekadar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup, dan
(22)
menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras, dan sebagainya, tempat-tempat penampungan air tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat (Notoatmodjo, 2010).
2.1.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
(23)
1. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
2. Tingkat pendidikan
Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
4. Fasilitas
Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.
5. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.
6. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
2.1.4. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.
(24)
2.2. Karateristik Ibu yang Mempengaruhi Pengetahuan 2.2.1.Definisi Ibu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2011), Ibu berarti wanita yang telah melahirkan seseorang, kata sapaan untuk wanita yang sudah bersuami, sapaan lazim pada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum.
2.2.2.Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. (Notoatmodjo, 2007). Untuk keperluan perbandingan maka WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagai berikut:
1. Menurut tingkat kedewasaan, yaitu: 0 - 14 tahun : bayi dan anak-anak
15 - 49 tahun : orang muda dan dewasa 50 tahun keatas : orang tua
2. Interval 5 tahun < 1 tahun 1 – 4 tahun 5 – 9 tahun
10 – 14 tahun dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).
2.2.3.Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan terdiri dari tiga unsur utama, yaitu:
1. Input; sasaran pendidikan dan pendidik.
2. Proses; upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain. 3. Output; hasil yang diharapkan.
(25)
2.3. Sumber Informasi
Sumber informasi berhubungan dengan pengetahuan, baik dari orang maupun media. Dalam proses peningkatan pengetahuan agar diperoleh hasil yang efektif diperlukan alat bantu. Fungsi media dalam pembentukan pengetahuan seseorang menyampaikan informasi atau pesan-pesan (Notoatmodjo, 2003).
2.4. Kanker Leher Rahim 2.4.1.Definisi
Kanker leher rahim merupakan tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim dan liang senggama. Pada tahap awal (prakanker) tidak menimbulkan gejala yang jelas, perjalanannya untuk menjadi kanker serviks atau leher rahim memakan waktu 10-20 tahun (Azwas, 2009).
2.4.2.Epidemiologi
Menurut laporan WHO selama periode tahun 1960-1980 di 28 negara di dunia mortalitas turun 30%. Di China insiden dan mortalitas kanker serviks uteri di beberapa daerah juga turun secara drastis. Seperti di Shanghai, insiden karsinoma serviks dari 26,7/100.000 pada periode 1972-1974 turun menjadi 2,5/100.000 pada periode 1993-1994, atau turun 56,0%. (Huang Xin, 2011).
Di Indonesia sendiri, diperkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya diperkirakan 7.500 kasus per tahun. Selain itu, setiap harinya diperkirakan terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Pada tahun 2001, kasus baru kanker serviks berjumlah 2.429 atau sekitar 25,91% dari seluruh kanker yang ditemukan di Indonesia. Dengan angka kejadian ini, kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur usia 15-44 tahun. (Wijaya, 2010).
(26)
2.4.3.Etiologi
Sebab langsung dari kanker leher rahim belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, diantaranya yang penting: jarang ditemukan pada perawan (virgo), insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama (coitarche) dialami pada usia amat muda (<16 tahun), insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat, mereka dari golongan sosial ekonomi rendah (higiene seksual yang jelek, aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), jarang dijumpai pada masyarakat yang suaminya disunat (sirkumsisi), sering ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus)-tipe 16 atau 18, dan akhirnya kebiasaan merokok (Sarwono, 2009).
Human Papilloma Virus, sampai saat ini telah diketahui memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Dari 100 tipe HPV tersebut, hanya 30 di antaranya yang berisiko kanker serviks. Adapun tipe yang paling berisikon adalah HPV 16 dasn 18 yang sering ditemukan pada kanker maupun lesi prakanker serviks, yaitu menimbulkan kerusakan sel lendir luar menuju keganasan HPV tipe 16 mendominasi infeksi (50%-60%) pada penderita kanker serviks disusul dengan tipe 18 (10%-15%). (Wijaya, 2010).
2.4.4.Faktor Risiko
Adapun faktor-faktor risiko terjadinya kanker leher rahim, meliputi: 1. Aktivitas Seksual Pertama Kali
Wanita yang memulai hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Wanita yang berhungan seksual sebelum usia 18 tahun akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat. (Rasjidi, Irwanto, Wicaksono, 2008).
(27)
2. Kebiasaan berganti Pasangan
Berganti-ganti pasangan seks dan pola kehidupan seksual yang menyimpang menyebabkan wanita rentan terhadap penyakit hubungan seksual dan menjadi mudah terinfeksi HPV. (Sari, Indrawati, Harjanto, 2012).
3. Umur
Menurut Aziz M.F.(2006), umumnya insidens kanker serviks sangat rendah di bawah umur 20 tahun dan sesudahnya menaik dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun.
4. Infeksi HPV
Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual. Selama hidupnya, hampir setengah wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi HPV, dan 80% dari wanita terkena infeksi sebelum umur 50 tahun. Sebagian infeksi HPV bersifat hilang-timbul, sehingga tidak terdeteksi dalam kurun waktu dua tahun setelah infeksi. Hanya sebagian kecil saja dari infeksi tersebut yang menetap dalam jangka lama, sehingga menimbulkan kerusakan lapisan lendir menjadi prakanker. (Wijaya, 2010).
5. Paritas
Proses melahirkan sedikit banyak akan melukai dan merusak leher rahim. Semakin sering melahirkan, semakin banyak perlukaan dan kerusakan sel yang terjadi. Penelitian menunjukkan wanita yang melahirkan lebih dari tiga kali mempunyai risiko terkena kanker servuks dibandingkan mereka yang melahirkan kurang dari tiga kali. (Sari, Indrawati, Harjanto, 2012). 6. Merokok
Menurut Nurwijaya (2010), wanita yang merokok memiliki risiko dua kali lebih besar terhadap kanker serviks dari pada wanita yang tidak merokok. Bahan-bahan kimia yang ditemukan dalam rokok setelah terhisap melalui paru-paru dapat terdistribusi luas ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Beberapa senyawa tersebut dapat dijumpai pada lendir serviks wanita yang merokok.
(28)
7. Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan kontrasepsi hormonal, yakni metode kontrasepsi yang menggunakan hormone estrogen dan progesteron dalam jangka waktu lama akan meningkatkan risiko kanker serviks. Penggunaan 10 tahun meningkatkan risiko sampai 2 kali. (Sari, Indrawati, Harjanto, 2012). 8. Ras
Ras sedikit banyak juga berpengaruh terhadap risiko terjadinya kanker serviks. Pada ras Afrika-Amerika kejadian kanker serviks meningkat sebanyak dua kali dari ras Amerika-Hispanik. Sementara, untuk ras Asia-Amerika memiliki angka kejadian kanker serviks yang sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosio-ekonomi. (Wijaya, 2010).
2.4.5.Gejala Kanker Leher Rahim
Menurut Huang Xin (2011), adapun gejala-gejala terjadinya kanker leher rahim, meliputi:
1. Perdarahan per vaginam: pada stadium awal terjadi perdarahan sedikit pascakontak, sering terjadi pasca koitus atau periksa dalam.
2. Sekret per vaginam: pada stadium awal berupa keputihan bertambah, disebabkan iritasi oleh lesi kanker, disebabkan hipersekresi.
3. Gejala sistemik: semangat melemah, letih, demam, mengurus, anemia, udem.
4. Nyeri: Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal. (Wijaya, 2010).
2.4.6.Stadium Klinik Kanker Leher Rahim
Stadium klinik yang sering digunakan adalah klasifikasi menurut FIGO (Federation International of Gynecologists and Obstetricians), sebagai berikut:
(29)
Gambar 2.1. Klasifikasi Stadium Klinik menurut FIGO
2.4.7.Diagnosa Kanker Leher Rahim
Metode untuk membantu diagnosis yang sering digunakan adalah: 1. PAP SMEAR
a. Kapankah Tes Pap Smear dilakukan?
Tes Pap merupakan salah satu pemeriksaan sel serviks untuk mengetahui perubahan sel, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini. Apusan sitologi pap diterima secara universal sebagai alat skrining kanker serviks. Metode ini peka terhadap pemantauan derajat perubahan pertumbuhan epitel serviks. Pemeriksaan Tes Pap dianjurkan secara berkala meskipun tidak ada keluhan terutama bagi yang berisiko (1-2 kali setahun). Berkat teknik Tes Pap, angka kematian turun sampai 75% (Rasjidi Imam, 2008). b. Bagaimana Prosedur Pemeriksaan Pap Smear?
Untuk melakukan Pap smear, pasien berbaring telentang dengan paha terbuka dan lutut ditekuk. Kemudian, sebuah alat yang bernama
(30)
spekulum dimasukkan ke dalam vagina untuk menahan vagina agar tetap terbuka sehingga leher rahim terlihat jelas. Setelah itu, dilakukan usapan pada leher rahim menggunakan alat spatula untuk mendapatkan sel-sel serviks. Hasil usapan dioleskan pada kaca objek dan disemprot suatu bahan kimia untuk memfiksasinya. Sediaan tersebut dikirim ke laboratorium untuk selanjutnya dilihat melalui mikroskop. (Sari, Indrawati, Harjanto, 2012).
2. IVA
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) adalah tes visual dengan menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2%) dan larutan lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker mulut rahim. Interpretasi Tes IVA adalah IVA positif bila ditemukan adanya area berwarna putih (acetowhite) dan permukaannya meninggi dengan batas yang jelas di sekitar zona transformasi. (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2008).
3. Biopsi
Karsinoma serviks stadium dini lesinya tidak jelas, untuk dapat memperoleh jaringan kanker secara akurat, harus dilakukan biopsi dari multipel titik, secara terpisah diperiksa patologinya. Untuk meningkatkan akurasi biopsi, kini sering digunakan reagen iodium, lampu fluorosensi vagina, kolposkopi dan cara lain untuk membantu pengambilan sampel biopsi. (Huang Xin, 2011).
4. Thin Prep (Liquid Base Cytology)
Thin Prep adalah skrining sel-sel abnormal dengan cara visualisasi, seperti halnya Pap Smear. Thin Prep juga berfungsi mendeteksi kelainan pada leher rahim dengan berbasis cairan (Liquid Base Cytology). Cairan, seperti getah pada leher rahim, dijadikan sampel dan dimasukkan ke dalam suatu cairan lalu dibawa ke laboratorium. (Wijaya, 2010).
(31)
5. Kolposkopi
Di bawah cahaya kuat dan kaca pembesar secara visual binokular langsung melalui kolposkop mengamati lesi di serviks uteri dan vagina. Terhadap pasien dengan hasil sitologik abnormal atau kecurigaan klinis perlu dilakukan kolposkopi. (Huang Xin, 2011). Indikasi Kolposkopi antara lain: Adanya temuan positif dan pemeriksaan skrining, tes Pap, IVA, dan HPV DNA. Lalu lesi serviks yang mencurigakan, dan sebagainya (Rasjidi. Irwanto, Sulistyanto, 2008).
2.4.8.Terapi Kanker Leher Rahim
Pengobatan kanker serviks tergantung pada tingkatan stadium klinis. Secara umum dapat digolongkan ke dalam tiga golongan terapi (Setiati, 2009) yaitu:
1. Operasi
Operasi sederhana dilakuka pada tingkat stadium awal (prakanker) dari nol hingga 1A. Jika kanker berada pada stadium 2A/2B, maka histerektomi radikal akan dilakukan. Seluruh rahim diangkat berikut sepertiga vagina dan penggantung rahim akan dipotong sedekat mungkin dengan dinding panggul. Indung telur dapat diangkat ataupun tidak; tergantung usia pasien. Bila pasien masih mengalami menstruasi, indung telur akan ditinggal. Walaupun vagina dipotong, tidak berarti pasien tidak bisa berhubungan seks. Awalnya, penderita hanya akan merasa tidak nyaman karena vagina menjadi lebih pendek.
2. Radioterapi
Terapi ini dilakukan jika kanker serviks ini sudah berada dalam stadium 2B ke atas. Operasi sudah tidak dapat dilakukan lagi dan cara yang dapat ditempuh adalah dengan radiasi atau penyinaran.
3. Kemoterapi
Jika dalam waktu satu tahun pasien sudah pernah diradiasi, maka proses radiasi tidak mungkin lagi dilakukan karena dikhawatirkan akan terjadi komplikasi. Pengobatan dengan cara penyinaran dan kemoterapi berbeda
(32)
dengan operasi. Meskipun sepertiga vagina harus diangkat, tetapi penderita masih dapat melakukan hubungan seks. Umumnya diberikan pada Stadium klinis ІV B dan hanya bersifat paliatif.
2.4.9.Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui: 1. Pencegahan Primer
a. Menunda onset aktivitas seksual
Menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan secara monogami akan mengurangi risiko kanker serviks secara signifikan.
b. Penggunaan kontrasepsi barier
Dokter merekomendasikan kontrasepsi netode barier (kondom, diafragma, dan spermisida) yang berperan un tuk proteksi terhadap agen virus.
2. Pencegahan Sekunder
a. Pencegahan Sekunder – Pasien dengan Risiko Sedang
Hasil tes Pap yang negative sebanyak tiga kali berturut-turut dengan selisih waktu antarpemeriksaan satu tahun dan atas petunjuk dokter sangat dianjurkan. Untuk pasien (atau partner hubungan seksual yang level aktivitasnya tidak diketahui, dianjurkqan untuk melakukan tes Pap tiap tahun).
b. Pencegahan Sekunder – Pasien dengan Risiko Tinggi
Pasien yang memulai hubungan seksual saat usia < 18 tahun dan wanita yang mempunyai banyak partner (multiple partner) seharusnya melakukan tes Pap tiap tahun. Interval sekarang ini dapat diturunkan menjadi setiap 6 bulan untuk pasien dengan risiko khusus, seperti mereka yang mempunyai riwayat penyakit seksual berulang.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan dilakukan untuk mencegah komplikasi klinik dan kematian awal. (Pencegahan tertier dapat dilakukan berupa
(33)
penyuluhan terhadap pasangan penderita kanker serviks khususnya yang telah menjalani histerektomi total agar tetap memperlakukan pasangannya sebagaimana biasanya, sehingga keharmonisan hubungan suami istri tetap terjaga. Konseling dapat dilakukan terhadap penderita stadium lanjut agar faktor psikologis tidak memperburuk keadaan.
Menurut Delia Wijaya (2010), adapun upaya pencegahan, meliputi: 1. Mengurangi Faktor Resiko
Virus papilloma ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan lewat hubungan seks. Oleh karena itu, jangan melakukan hubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti.
2. Melakukan Pemeriksaan Skrining Secara Teratur
Uji skrining kanker serviks dapat digunakan untuk mengetahui apakah seorang wanita memiliki serviks normal atau tidak. Skrining dapat mendeteksi kanker yang terjadi pada fase awal sebelum kanker tersebut memberikan gejala-gejala atau keluhan-keluhan secara klinis.
3. Vaksinsi HPV
Vaksin HPV sebaiknya diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terpapar dengan HPV. Vaksin diberikan sebanyak 3 dosis dalam periode 6 bulan, yaitu pemberian awal, 2, dan 6 bulan berikutnya. Mekanisme kerja Vaksin HPV dengan cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk menangkap dan menghancurkan HPV tipe 16 dan 18 (merupakan penyebab utama 70% kasus kanker serviks) sebelum memasuki tubuh dan menginfeksi sel-sel serviks. Vaksinasi HPV yang diberikan kepada pasien bisa mengurangi infeksi Human Papilloma Virus, karena mempunyai kemampuan proteksi >90%. (Rasjidi, Irwanto, Wicaksono, 2008).
(34)
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap kanker leher rahim.
a. Cara Ukur : Diukur dengan menjawab pertanyaan 1-20 yang telah diberikan peneliti dalam bentuk kuesioner. b. Alat Ukur : Kuesioner.
c. Cara Penilaian :
a) Benar : Mendapat nilai 1 b) Salah : Mendapat nilai 0 d. Kategori Pengukuran :
Menurut Arikunto (2003) dalam Rahmahayani (2010), kategori pengukuran itu adalah :
a) Baik : Apabila responden mendapat skor 75 -100 %, dengan menjawab benar 15 - 20
b) Cukup : Apabila responden mendapat skor 60 – 75 %, dengan menjawab benar 9 - 14
c) Kurang : Apabila responden mendapat skor < 60 %, dengan menjawab benar 3 - 8 (Arikunto, 2007).
e. Skala Ukur : Ordinal Pengetahuan Ibu Rumah
Tangga
Kanker Leher Rahim (cervical cancer)
(35)
2. Kanker Leher Rahim adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim dan liang senggama.
(36)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana observasi dan pengumpulan data dilakukan secara bersamaan pada satu saat yang dilakukan hanya satu kali (Sastroasmoro, 2008), dengan menggunakan kuisioner untuk mendapatkan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga terhadap Kanker Leher Rahim (cervical cancer) di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilakukan mulai Agustus sampai Oktober 2012 dengan melakukan pengumpulan data pengetahuan ibu rumah tangga terhadap jenis penyakit kanker leher rahim di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subyek dengan karateristik tertentu. Terdiri dari 2 yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dibatasi oleh karateristik dan demografi, sedangkan populasi terbatas dibatasi oleh tempat dan waktu (Mukhtar, 2011).
Populasi penelitian adalah semua ibu rumah tangga di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Belawan yang berjumlah 3729 jiwa penduduk (berdasarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2011).
4.3.2. Sampel
Sampel adalah wakil refresentatif dari populasi dengan jumlah minimal. (Mukhtar, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah
(37)
tangga di kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan dimana besar sampel ditentukan dengan perhitungan menggunakan rumus populasi finit (terbatas) :
� = N. Z²1´ �
2
� p. (1−p) (N−1)d² + Z²1´��2 p. (1−p) Keterangan :
• n : besar sampel minimun • N : jumlah di populasi
• Z1-α/2: nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu • p : harga proporsi di populasi
• d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 94 responden.
Teknik yang dipergunakn untuk pengambilan sampel yaitu teknik secara Acak Sistematis (Systematic Random Sampling). Dimana caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Kemudian setelah membagi dengan jumlah sanpel yang diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah 40, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari 40 tersebut.
N (jumlah populasi) : 3729 orang
n (sampel) : 94 (digenapkan 100) I (intervalnya) : 3729 : 94 = 39,67= 40
Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen (nama orang) yang mempunyai nomor kelipatan 40, yaitu : 2, 42, 82, 122, 162, 202, 242, 282, 322, 362, 402, 442, 482, 522, 562, 602, 642, 682, 722, 762, 802, 842, 882, 922, 962, 1002, 1042, 1082, 1122, 1162, 1202, 1242, 1282, 1322, 1362, 1402, 1442, 1482, 1522, 1562, 1602, 1642, 1682, 1722, 1762, 1802, 1842, 1882, 1922, 1962, 2002, 2042, 2082, 2122, 2162, 2202, 2242, 2282, 2322, 2362 dan seterusnya sampai mencapai 94 (digenapkan 100) anggota sampel.
(38)
4.4. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan tahun 2011 mengenai jumlah ibu rumah tangga di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
Selain itu menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang telah dirancang oleh peneliti berdasarkan konsep teori tentang pengetahuan ibu rumah tangga terhadap Kanker Leher Rahim (cervical cancer) di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan.
4.5. Uji Validitas dan Realibilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditasan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner dengan menggunakan Program Komputer pengambilan keputusan jika r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid, sebaliknya jika r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Dari hasil perhitungan 20 sampel menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan kuesioner yang diuji cobakan semunya valid.
Realibilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil uji realibilitas kuesioner dengan menggunakan Program Komputer, pada lampiran menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan kuesioner pengetahuan yang diuji
(39)
cobakan, maka semua pertanyaan valid dan reliabel dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan melibatkan 20 sampel dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel
Nomor Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 1 0,590 Valid 0,903 Reliabel
2 0,591 Valid Reliabel
3 0,511 Valid Reliabel
4 0,530 Valid Reliabel
5 0,591 Valid Reliabel
6 0,688 Valid Reliabel
7 0,518 Valid Reliabel
8 0,514 Valid Reliabel
9 0,566 Valid Reliabel
10 0,532 Valid Reliabel
11 0,513 Valid Reliabel
12 0,650 Valid Reliabel
13 0,655 Valid Reliabel
14 0,566 Valid Reliabel
15 0,654 Valid Reliabel
16 0,444 Valid Reliabel
17 0,673 Valid Reliabel
18 0,796 Valid Reliabel
19 0,664 Valid Reliabel
(40)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Kelurahan Bagan Deli memiliki populasi ibu rumah tangga yang berjumlah 3729 jiwa penduduk.
5.2. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada 100 orang responden ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Dari hasil penelitian ini didapatkan data-data sebagai berikut:
5.2.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persentase (%)
20-35 32 32,0
>35 68 68,0
Total 100 100,0
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berumur di atas 35 tahun sebesar 68 (68%), dan sisanya berumur 20-35 tahun sebesar 32 (32%).
5.2.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Dari tabel di bawah, dapat dilihat bahwa responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebesar 34 responden (34,0%), dan responden paling sedikit memiliki tingkat pendidikan Tidak Tamat SD sebesar 11 responden (11,0%).
(41)
Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Tidak Tamat SD 11 11,0
SD/Sederajat 24 24,0
SMP/Sederajat 31 31,0
SMA/Sederajat 34 34,0
Total 100 100,0
5.2.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Sumber informasi Frekuensi Persentase (%)
Televisi 32 32,0
Media Massa 33 33,0
Tenaga Kesehatan 35 35,0
Total 100 100,0
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sumber informasi responden yang paling banyak didapat dari tenaga kesehatan sebesar 35 responden (35,0%), sedangkan yang paling sedikit dari televisi sebesar 32 responden (32,0%).
5.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan terhadap Kanker Leher Rahim Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan terhadap Kanker Leher Rahim
No Pengetahuan Skoring
1 0
F % F %
1 Apakah Anda mengerti dengan istilah kanker leher rahim?
60 60,0 40 40,0
2 Dari mana Anda sebaiknya mengetahui penyakit kanker leher rahim secara jelas?
(42)
3 Seberapa banyak kanker leher rahim menyerang wanita?
41 41,0 59 59,0
4 Apa akibatnya jika kanker leher rahim menyerang Anda?
70 70,0 30 30,0
5 Apabila Anda menderita kanker leher rahim, yang ditandai oleh gejala adanya keputihan yang berlebihan, maka tindakan apa yang akan Anda lakukan?
73 73,0 27 27,0
6 Apa yang menyebabkan keputihan yang berlebihan pada penyakit kanker leher rahim?
56 56,0 44 44,0
7 Apa benar salah satu gejala pada penderita kanker leher rahim adalah keluarnya darah pada waktu senggama?
51 51,0 49 49,0
8 Apakah pemicu tertinggi dapat terjadinya kanker leher rahim pada wanita?
56 56,0 44 44,0
9 Apakah penggunaan alat kontrasepsi (pil, suntik, susuk) dalam jangka waktu lama akan berisiko kanker leher rahim?
41 41,0 59 59,0
10 Apakah penyakit kanker leher rahim dapat diturunkan ke anak?
53 53,0 47 47,0
11 Apakah terlalu sering melahirkan dapat memicu penyakit kanker leher rahim?
35 35,0 65 65,0
12 Apakah tindakan awal untuk mengetahui penyakit kanker leher rahim?
(43)
13 Apakah yang Anda ketahui tentang Pap Smear?
49 49,0 51 51,0
14 Bagaimana cara pemeriksaan Pap Smear tersebut dilaksanakan?
60 60,0 40 40,0
15 Bagaimana cara pemeriksaan Pap Smear tersebut dilaksanakan?
44 44,0 56 56,0
16 Kapan sebaiknya pemeriksaan Pap smear dilakukan secara rutin?
27 27,0 73 73,0
17 Persiapan atau syarat apa saja untk melakukan Pap smear?
57 57,0 43 43,0
18 Dimana kita bisa mendapatkan pelayanan pemeriksaan Pap smear?
49 49,0 51 51,0
19 Apakah pengobatan untuk penyakit kanker leher rahim?
44 44,0 56 56,0
20 Hal apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker leher rahim?
49 49,0 51 51,0
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pertanyaan 5 (Apabila Anda mengalami kanker leher rahim, yang ditandai oleh gejala adanya keputihan yang berlebihan, maka tindakan apa yang akan Anda lakukan?) merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden. Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan 5 sebesar 73 responden (73,0). Pertanyaan yang paling banyak salah adalah pertanyaan 16 (Kapan sebaiknya pemeriksaan Pap smear dilakukan secara rutin?) sebesar 73 responden (73,0).
5.3.1. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jawaban Responden
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 menurut menurut Arikunto (2003) dalam Rahmahayani (2010), yaitu: baik, cukup dan kurang. Tiingkat pengetahuan yang baik apabila responden menjawab 15-20 (75%-100%) pertanyaan yang benar. Cukup, apabila responden menjawab 9-14
(44)
(60%-75%) pertanyaan yang benar. Pengetahuan kurang, apabila responden menjawab kurang dari 9 pertanyaan yang benar.
Tabel 5.5. Distribusi Pengetahuan terhadap Kanker Leher Rahim
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 30 30,0
Cukup 58 58,0
Baik 12 12,0
Total 100 100,0
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik sangat rendah sebesar 12 (12,0%), sedangkan responden yang berpengetahuan cukup sebesar 58 (58,0%).
5.3.2. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.6. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur
No Umur Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
1 20-35 7 (21,8%) 22 (68,8%) 3 (9,4%) 32 (100%) 2 >35 23 (33,8%) 36 (53,0%) 9 (13,2%) 68 (100%)
Total 30 58 12 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas (>35 tahun) terdapat 23 (33,8%) berpengetahuan kurang, cukup 36 (53,0%) dan baik 9 (13,2%). Pada responden dengan umur (20-35 tahun) tahun terdapat 7 (21,8%) berpengetahuan kurang, cukup 22 (68,8%) dan baik 3 (9,4%).
(45)
5.3.3. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 5.7. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
1 Tidak Tamat SD 9 (81,8%) 2 (18,2%) 0 (0,0%) 11 (100%) 2 SD/Sederajat 15 (62,5%) 8 (33,3%) 1 (4,2%) 24 (100%) 3 SMP/Sederajat 5 (16,1%) 25 (80,7%) 1 (3,2%) 31 (100%) 4 SMA/Sederajat 1 (3,0%) 23 (67,6%) 10 (29,4%) 34 (100%)
Total 30 58 12 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak tingkat pendidikan SMA yaitu 1 (3,0%) berpengetahuan kurang, cukup 23
(67,6%) dan baik 10 (29,4%).
5.3.4. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 5.8. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi
No Sumber
Informasi
Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
1 Televisi 15 (46,9%) 17 (53,1%) 0 (0%) 32 (100%) 2 Media Massa 12 (36,4%) 19 (57,6%) 2 (6,0%) 33 (100%)
3 Tenaga
Kesehatan
3 (8,6%) 22 (62,8%) 10 (28,6%) 35 (100%)
Total 30 58 12 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada sumber informasi mayoritas (tenaga kesehatan) terdapat 3 (8,6%) berpengetahuan kurang, cukup 22 (62,8) dan baik 10 (28,6%). Pada responden minoritas (televisi) terdapat 15 (46,9%) berpengetahuan kurang, cukup 17 (53,1%) dan baik 0 (0,0%).
(46)
5.4. Pembahasan
5.4.1. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim
Dari hasil analisa tingkat pengetahuan responden penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap penyakit kanker leher rahim termasuk dalam kategori kurang dengan persentase sebesar 30,0%, dalam kategori cukup sebesar 58,0% dan hanya 12,0% responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifki, Nur, Musrifatul (2010) yang menunjukkan 28,34% responden berpengetahuan kurang, 57,76% cukup dan 13,90% baik. Akan tetapi hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Lestari (2012), yang menunjukkan 66,7% responden berpengetahuan kurang dan berpengetahuan baik 53,33%.
5.4.2. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim Berdasarkan Umur
Umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak informasi dan pengalaman yang diperoleh orang tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dimana pada responden yang berumur >35 tahun memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebesar 33,8% dan 53,0% dalam kategori cukup. JIka dibandingkan dengan responden yang berumur 20-35 tahun dengan persentase tingkat pengetahuan yang kurang sebesar 21,8% dan kategori cukup sebesar 68,8% hasil ini lebih buruk Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak menunjukkan bahwa umur yang lebih tinggi meiliki pengetahuan yang lebih baik daripada umur yang lebih muda.
5.4.3. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan terakhir responden juga berpengaruh dalam pengetahuannya. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin banyak
(47)
dimana pada responden SMA terdapat 29,4% berpengetahuan baik dan jumlah ini lebih besar daripada tingkat pendidikan yang lain. Pada responden SMA juga didapatkan 3,0% berpengetahuan kurang dan jumlah ini lebih sedikit dari tingkat pendidikan yang lain.
5.4.4. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim Berdasarkan Sumber Informasi
Dari hasil penelitian ditemukan sumber informasi terbanyak responden adalah melalui tenaga kesehatan. Dari responden yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan ditemukan 62,8% berpengetahuan cukup dan hasil ini lebih besar dibandingkan sumber informasi yang lain.
(48)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan terhadap kanker leher rahim adalah 30,0% dalam kategori kurang, 58,0% kategori cukup dan hanya 12% yang termasuk dalam kategori baik.
2. Pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim berdasarkan umur adalah > 35 tahun adalah 33,8 % berpengetahuan kurang, 53,0% cukup dan 13,2% baik. Hal ini tidak menunjukkan bahwa umur yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan responden yang berumur lebih muda.
3. Pengetahuan ibu rumah tangga berdasarkan pendidikan SMA adalah 3,0% berpengetahuan kurang, 67,6% cukup dan 29,4% baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sebanding dengan tingkat pengetahuan.
4. Pengetahuan ibu rumah tangga di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan terhadap kanker leher rahim berdasarkan sumber informasi tenaga kesehatan adalah 8,6% berpengetahuan kurang, 62,8% cukup dan 28,6% baik. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang mendapat sumber informasi yang lebih baik memiliki pengetahuan yang lebih baik.
(49)
6.2. Saran
Berdasarkan penelitian tentang pengetahuan ibu rumah tangga terhadap kanker leher rahim ini maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:
1. Bagi tenaga kesehatan sebaiknya penyampaian segala informasi untuk responden lebih mudah dan menyeluruh ke masyarakat. Sehingga masyarakat yang belum mendapatkan pengetahuan yang cukup menjadi berpengetahuan baik.
2. Bagi ibu rumah tangga sebaiknya lebih rajin untuk mengikuti penyuluhan untuk menambah pengetahuan terhadap kanker leher rahim, pencegahan serta perlunya deteksi dini tentang kanker leher rahim.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengetahuan kanker leher rahim dengan cakupan jumlah responden dan lokasi penelitian yang lebih besar lagi.
(50)
DAFTAR PUSTAKA
Amani. R. Mukkarromah. N. Uliyah M., 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.2010.
Surabaya : Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya.
Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Dalam : Rahmahayani, 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pemberiaan ASI di Klinik Raskita Binjai 2010. Medan : Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
Aziz, MF., 2005. Skrining Dan Deteksi Dini Kanker Serviks. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dalam : Ramli, M., Umbas, R., Panigoro, SS., 2005. Deteksi Dini Kanker. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Azwas, 2009. Cervical Cancer/Carsinoma Cervics Uteri. Suaradokter.com. Diambil Da [Diakses 11 April 2012].
Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker Dan Simplisia Antikanker. Jakarta : Penebar Swadaya.
Departemen Pendidikan Nasionall, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Ed. 4. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.
Emilia, O., et al., 2010. Bebas Ancaman Kanker Serviks (Fakta, Pencegahan, dan Penanganan Dini terhadap Serangan Kanker Serviks). Yogyakarta : Media Pressindo.
(51)
Huang, Xin., 2011. Tumor Ginekologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dalam : Fujin, C. et al., 2011. Buku Ajar Onkologi Klinis, Ed.2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mansjoer, A., et al.,1999. Kapita Selekta Kedokteran, Ed. 1. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mukhtar, Z., 2011. Penulisan Proposal Penelitian. Dalam : Haryuna, T.S.H. Effendy, E. Rambe, A.Y.M. Betty. Zahara, D., Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran. Medan : USU Press.
Notoadmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notodiharjo, R., 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Kanisius
(52)
Nurhasanah, C, 2008. Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda
Aceh (Tesis). Universitas Sumatera Utara: Medan.
Repository.usu.ac.id. Diambil Dari :
[Diakses 10 April 2012].
Nurwijaya, H., et al., 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta : PT. Gramedia.
Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rahmayani, 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pemberian ASI di Klinik Raskita Binjai 2010. Medan : Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
Rasjidi, I. Irwanto, Y. Wicaksono, B., 2008. Kanker Serviks. Jakarta : Sagung Seto. Dalam : Rasjidi, I., 2008. Manual Prakanker Serviks, Ed. 1. Jakarta : Sagung Seto.
Rasjidi, I. Irwanto, Y. Sulistyanto, H., 2008. Modalitas Deteksi Dini Kanker Serviks. Jakarta : Sagung Seto. Dalam : Rasjidi, I., 2008. Manual Prakanker Serviks, Ed. 1. Jakarta : Sagung Seto.
Sari, W., Indrawati, L. Harjanto, BD., 2012. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Jakarta : Penebar Plus+ (Penebar Swadaya Grup).
Sastroasmoro, S. Ismael, S., 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto.
(53)
Setiati, E., 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET (Penerbit ANDI).
Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran disertai Aplikasi dengan SPSS. Jakarta Timur : Bamboedoea Communication
(54)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Habibah Novitasari Lubis
Tempat / Tanggal Lahir : Tebing Tinggi / 14 November 1991
Agama : Islam
Alamat : Komplek. Taman Setia Budi Indah Blok RR No38
Telepon : 081375994418
Orang Tua : Ayah : Ir. H. Riadil Akhir Lubis, M.si Ibu : Sri Aida Nasution
Riwayat Pendidikan :
1. SD Yayasan Pendidikan Harapan 1 Medan (1997 – 2003) 2. SMP Negeri 1 Medan (2003 – 2006) 3. SMA Negeri 1 Medan (2006 - 2009) Riwayat Pelatihan :
1. Anggota Divisi Administrasi dan Kesekretariatan Pekan Olahraga dan Seni FK USU tahun 2010
2. Seminar dan Workshop Basic Life Support & Traumatology TBM FK USU 2010
3. Anggota Divisi Publikasi dan Dokumentasi Pekan Olahraga dan Seni FK USU tahun 2011
4. Anggota Divisi Kakak Asuh Penerimaan Mahasiswa Baru FK USU tahun 2012
(55)
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
TERHADAP KANKER LEHER RAHIM (cervical cancer) DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN
KOTA MEDAN
Saya Habibah Novitasari L, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kanker Leher Rahim (cervical cancer) di Kecamatan Medan Belawan Kota Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran pengetahuan ibu terhadap kanker leher rahim (cervical cancer).
Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan kesediaan ibu untuk berpartisipasi sebagai responden. Jawaban/tanggapan yang Ibu berikan adalah berdasarkan pendapat Ibu sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Ibu. Informasi yang Ibu berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu kedokteran dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas. Ibu dipersilahkan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apa pun. Jika Ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Ibu menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.
Medan, 2012
Peneliti Responden
(56)
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORM CONSENT)
No. Responden :... Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda ceklist (√ ) pada jawaban yang benar dilembar kuisiner yang telah disediakan.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : ... 2. Umur : ... tahun
3. Agama : 4. Pekerjaan :
5. Sudah berapa lama tinggal di kelurahan ini?....tahun 6. Pendidikan terakhir :
( ) Tidak tamat SD ( ) SD
( ) SMP ( ) SMA
( ) Perguruan Tinggi 7. Sumber Informasi :
( ) Radio ( ) Televisi ( ) Media Massa ( ) Tenaga Kesehatan 8. Mengidap Kanker Serviks :
YA TIDAK
Dengan ini menyatakan SETUJU, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti pada kuisioner-kuisioner yang tertera untuk disertakan ke dalam penelitian tanpa ada paksaan dari manapun. Dan saya menyatakan bahwa data yg diisi pada pertanyaan kuisioner adalah benar.
Medan, 2012
Peneliti Responden
(57)
KUISIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KANKER LEHER RAHIM (cervical cancer) DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN
MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN
Terdapat 20 pertanyaan di bawah, setiap pertanyaan mempunyai 3 pilihan jawaban. Berilah Jawaban dengan melingkari atau memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan yang Anda pilih.
1. Apakah Anda mengerti dengan istilah kanker leher rahim? a. Ya, mengerti
b. Pernah mendengar, tapi tidak mengerti c. Tidak pernah mendengar
2. Dari mana Anda sebaiknya mengetahui penyakit kanker leher rahim secara jelas?
a. Suami
b. Dokter/petugas medis. media dan elektronik c. Sesama ibu (dari mulut ke mulut)
3. Seberapa banyak kanker leher rahim menyerang wanita? a. 80% menyerang wanita sebelum usia 50 tahun b. Hanya 10% saja menyerang wanita
c. 80% menyerang wanita diatas usia 50 tahun
4. Apa akibatnya jika kanker leher rahim menyerang Anda? a. Dapat menyebabkan kematian
b. Dapat mempermudah proses kelahiran
c. Dapat menyebabkan bayi lahir dengan normal
5. Apabila Anda menderita kanker leher rahim, yang ditandai oleh gejala adanya keputihan yang berlebihan, maka tindakan apa yang akan Anda lakukan?
a. Segera memeriksakan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya b. Menunggu sementara sampai keluhan hilang
(58)
6. Apa yang menyebabkan keputihan yang berlebihan pada penyakit kanker leher rahim?
a. Infeksi bakteri
b. Terlalu banyak makan timun
c. Iritasi karena timbulnya luka pada kanker
7. Apa benar salah satu gejala pada penderita kanker leher rahim adalah keluarnya darah pada waktu senggama?
a. Salah, tidak ada keluar darah
b. Salah, tidak ada keluar darah tapi nanah waktu senggama c. Ya, ada keluar darah baik langsung/tidak pada waktu senggama
8. Apakah pemicu tertinggi dapat terjadinya kanker leher rahim pada wanita? a. Berhubungan seksual pertama kali dibawah usia 18 tahun, melakukan
hubungan seksual dengan banyak pria b. Terlalu sering berolahraga
c. Melakukan hubungan seksual di atas usia 40 tahun
9. Apakah penggunaan alat kontrasepsi (pil, suntik, susuk) dalam jangka waktu lama akan berisiko kanker leher rahim?
a. Ya, berisiko. Bila digunakan dalam 10 tahun dapat meningkatkan risiko sampai 2 kali
b. Ya, berisiko kanker leher rahim c. Tidak sama sekali
10.Apakah penyakit kanker leher rahim dapat diturunkan ke anak? a. Tidak dapat diturunkan ke anak
b. Ya, dapat diturunkan ke anak c. Tidak tahu
11.Apakah terlalu sering melahirkan dapat memicu penyakit kanker leher rahim?
a. Tidak bisa
b. Ya, dapat memicu bila melahirkan lebih dari 3 kali c. Ya, dapat memicu kurang dari 3 kali
(59)
12.Apakah tindakan awal untuk mengetahui penyakit kanker leher rahim? a. SADARI (pemeriksaan pada payudara)
b. Meraba daerah panggul apakah ada benjolan atau tidak c. Pap Smear (pemeriksaan pada daerah alat kelamin wanita) 13.Apakah yang Anda ketahui tentang Pap Smear?
a. Metode pemeriksaan yang paling mudah untuk mencegah berkembangnya sel kanker payudara
b. Metode pemeriksaan yang paling mudah untuk mencegah berkembangnya sel-sel kanker kulit
c. Metode pemeriksaan yang paling mudah untuk mencegah berkembangnya sel kanker pada organ intim wanita
14.Bagaimana cara pemeriksaan Pap Smear tersebut dilaksanakan?
a. Dengan berbaring di atas meja pemeriksaan kandungan dengan lutut ditekuk
b. Dengan posisi berdiri
c. Dengan cara duduk di atas meja 15.Pada siapa tindakan Pap smear dilakukan?
a. Pada wanita yang tidak menstruasi lagi
b. Pada wanita yang sudah menikah, berumur diatas 25 tahun atau telah melakukan hubungan seksual
c. Pada remaja wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual 16.Kapan sebaiknya pemeriksaan Pap smear dilakukan secara rutin?
a. Setiap 1 bulan sekali b. Setiap 4 tahun sekali c. Setiap 1 tahun sekali
17.Persiapan atau syarat apa saja untk melakukan Pap smear? a. Pada saat haid
b. Dilakukan saat haid, membilas alat kelamin
c. Di luar masa haid, tidak membilas alat kelamin, tidak berhubungan seksual
(60)
18.Dimana kita bisa mendapatkan pelayanan pemeriksaan Pap smear? a. Rumah sakit/puskesmas, dokter atau bidan
b. Di posyandu c. Dukun
19.Apakah pengobatan untuk penyakit kanker leher rahim? a. Istirahat yang cukup
b. Mengurangi aktivitas yang berat c. Operasi, penyinaran
20.Hal apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker leher rahim?
a. Menunda berhubungan seksual hingga usia 20 tahun, berhubungan hanya dengan satu pasangan
b. Melakukan diet rendah serat
(61)
Lampiran 5
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 total p1 Pearson
Correlation
1 .105 .577** .218 .314 .503* .105 .503* .101 .101 .408 .500* .204 .204 .302 .101 .408 .408 .314 .816* *
.590* *
Sig. (2-tailed) .660 .008 .355 .177 .024 .660 .024 .673 .673 .074 .025 .388 .388 .196 .673 .074 .074 .177 .000 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p2 Pearson Correlation
.105 1 .182 .023 .538* .390 .319 .242 .390 .390 .385 .367 .471* .385 .179 .242 .257 .471* .341 .257 .591* *
Sig. (2-tailed) .660 .444 .924 .014 .089 .171 .303 .089 .089 .094 .112 .036 .094 .450 .303 .274 .036 .142 .274 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p3 Pearson Correlation
.577** .182 1 .126 .061 .290 .303 .174 .058 .290 .236 .289 .236 .236 .290 -.058 .471* .471* .424 .471* .511* Sig. (2-tailed) .008 .444 .597 .800 .215 .195 .463 .808 .215 .317 .217 .317 .317 .215 .808 .036 .036 .063 .036 .021
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p4 Pearson Correlation
.218 .023 .126 1 .206 .373 .435 .285 .373 .373 -.089 .218 .312 .356 .592** .285 .089 .535* .252 .312 .530* Sig. (2-tailed) .355 .924 .597 .384 .105 .055 .223 .105 .105 .709 .355 .181 .123 .006 .223 .709 .015 .285 .181 .016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p5 Pearson Correlation
.314 .538* .061 .206 1 .242 .341 .601** .242 .242 .257 .419 .385 .257 .242 .179 .385 .599** .099 .385 .591* *
Sig. (2-tailed) .177 .014 .800 .384 .303 .142 .005 .303 .303 .274 .066 .094 .274 .303 .450 .094 .005 .678 .094 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p6 Pearson Correlation
.503* .390 .290 .373 .242 1 .453* .414 .394 .192 .328 .452* .287 .533* .596** .212 .287 .492* .390 .492* .688* *
(62)
Lampiran 5
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p7 Pearson Correlation
.105 .319 .303 .435 .341 .453* 1 -.032 .242 .242 .043 .419 .385 .257 .242 .179 .171 .599** .099 .385 .518* Sig. (2-tailed) .660 .171 .195 .055 .142 .045 .895 .303 .303 .858 .066 .094 .274 .303 .450 .471 .005 .678 .094 .019
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p8 Pearson Correlation
.503* .242 .174 .285 .601** .414 -.032 1 .212 .212 .082 .302 .328 .287 .414 -.010 .328 .328 .242 .328 .514* Sig. (2-tailed) .024 .303 .463 .223 .005 .069 .895 .369 .369 .731 .196 .158 .220 .069 .966 .158 .158 .303 .158 .020
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p9 Pearson Correlation
.101 .390 .058 .373 .242 .394 .242 .212 1 .596** .123 .201 .287 .533* .394 .010 .287 .698** .179 .287 .566* *
Sig. (2-tailed) .673 .089 .808 .105 .303 .086 .303 .369 .006 .605 .395 .220 .015 .086 .966 .220 .001 .450 .220 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p10 Pearson Correlation
.101 .390 .290 .373 .242 .192 .242 .212 .596** 1 .123 .201 .287 .739** .192 .010 .287 .492* .179 .082 .532* Sig. (2-tailed) .673 .089 .215 .105 .303 .418 .303 .369 .006 .605 .395 .220 .000 .418 .966 .220 .027 .450 .731 .016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p11 Pearson Correlation
.408 .385 .236 -.089 .257 .328 .043 .082 .123 .123 1 .357 .250 .167 .328 .492* .458* .250 .599* *
.250 .513* Sig. (2-tailed) .074 .094 .317 .709 .274 .158 .858 .731 .605 .605 .122 .288 .482 .158 .027 .042 .288 .005 .288 .021
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p12 Pearson Correlation
.500* .367 .289 .218 .419 .452* .419 .302 .201 .201 .357 1 .408 .357 .201 .553* .408 .408 .367 .408 .650* *
Sig. (2-tailed) .025 .112 .217 .355 .066 .045 .066 .196 .395 .395 .122 .074 .122 .395 .011 .074 .074 .112 .074 .002
(63)
Lampiran 5 p13 Pearson
Correlation
.204 .471* .236 .312 .385 .287 .385 .328 .287 .287 .250 .408 1 .042 .287 .533* .583** .375 .685* *
.375 .655* *
Sig. (2-tailed) .388 .036 .317 .181 .094 .220 .094 .158 .220 .220 .288 .074 .862 .220 .015 .007 .103 .001 .103 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p14 Pearson Correlation
.204 .385 .236 .356 .257 .533* .257 .287 .533* .739** .167 .357 .042 1 .328 .082 .250 .458* .171 .042 .566* *
Sig. (2-tailed) .388 .094 .317 .123 .274 .015 .274 .220 .015 .000 .482 .122 .862 .158 .731 .288 .042 .471 .862 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p15 Pearson Correlation
.302 .179 .290 .592** .242 .596** .242 .414 .394 .192 .328 .201 .287 .328 1 .212 .492* .492* .601* *
.287 .654* *
Sig. (2-tailed) .196 .450 .215 .006 .303 .006 .303 .069 .086 .418 .158 .395 .220 .158 .369 .027 .027 .005 .220 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p16 Pearson Correlation
.101 .242 -.058 .285 .179 .212 .179 -.010 .010 .010 .492* .553* .533* .082 .212 1 .328 .123 .664* *
.123 .444* Sig. (2-tailed) .673 .303 .808 .223 .450 .369 .450 .966 .966 .966 .027 .011 .015 .731 .369 .158 .605 .001 .605 .050
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p17 Pearson Correlation
.408 .257 .471* .089 .385 .287 .171 .328 .287 .287 .458* .408 .583** .250 .492* .328 1 .375 .685* *
.375 .673* *
Sig. (2-tailed) .074 .274 .036 .709 .094 .220 .471 .158 .220 .220 .042 .074 .007 .288 .027 .158 .103 .001 .103 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p18 Pearson Correlation
.408 .471* .471* .535* .599** .492* .599** .328 .698** .492* .250 .408 .375 .458* .492* .123 .375 1 .257 .583* *
.796* *
Sig. (2-tailed) .074 .036 .036 .015 .005 .027 .005 .158 .001 .027 .288 .074 .103 .042 .027 .605 .103 .274 .007 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p19 Pearson Correlation
.314 .341 .424 .252 .099 .390 .099 .242 .179 .179 .599** .367 .685** .171 .601** .664** .685** .257 1 .257 .664* *
(64)
Lampiran 5
Sig. (2-tailed) .177 .142 .063 .285 .678 .089 .678 .303 .450 .450 .005 .112 .001 .471 .005 .001 .001 .274 .274 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p20 Pearson Correlation
.816** .257 .471* .312 .385 .492* .385 .328 .287 .082 .250 .408 .375 .042 .287 .123 .375 .583** .257 1 .619* *
Sig. (2-tailed) .000 .274 .036 .181 .094 .027 .094 .158 .220 .731 .288 .074 .103 .862 .220 .605 .103 .007 .274 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
total Pearson Correlation
.590** .591** .511* .530* .591** .688** .518* .514* .566** .532* .513* .650** .655** .566** .654** .444* .673** .796** .664* *
.619* *
1 Sig. (2-tailed) .006 .006 .021 .016 .006 .001 .019 .020 .009 .016 .021 .002 .002 .009 .002 .050 .001 .000 .001 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
REABILITY
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
(65)
LAMPIRAN 6
DATA INDUK RESPONDEN
No Nama Umur Pendidikan Sumber Informasi Total Pengetahuan
1 A 46 SMP Televisi 12 cukup
2 B 48 SMA Televisi 14 cukup
3 C 46 SMA Tenaga Kesehatan 17 baik
4 D 45 SMP Tenaga Kesehatan 14 cukup
5 E 48 SMA Tenaga Kesehatan 9 cukup
6 F 40 SD Televisi 14 cukup
7 G 25 SMP Televisi 12 cukup
8 H 26 SMA Tenaga Kesehatan 13 cukup
9 I 26 SMP Media Massa 13 cukup
10 J 45 SMA Tenaga Kesehatan 12 cukup
11 K 27 SD Televisi 9 cukup
12 L 51 SMA Tenaga Kesehatan 15 baik
13 M 42 SD Media Massa 7 kurang
14 N 40 SMP Televisi 7 kurang
15 O 40 SMP Media Massa 11 cukup
16 P 31 SMP Televisi 9 cukup
17 Q 35 SD Media Massa 8 kurang
18 R 39 SD Tenaga Kesehatan 15 baik
19 S 43 SMA Tenaga Kesehatan 15 baik
20 T 46 SMP Televisi 13 cukup
21 U 41 SMA Tenaga Kesehatan 14 cukup
22 V 48 SMP Media Massa 13 cukup
23 W 42 SMA Tenaga Kesehatan 13 cukup
24 X 51 SD Televisi 11 cukup
25 Y 32 SD Media Massa 10 cukup
26 Z 32 SMA Media Massa 11 cukup
27 AA 36 SMP Tenaga Kesehatan 13 cukup
(66)
LAMPIRAN 6
29 CC 42 SMA Tenaga Kesehatan 10 cukup
30 DD 40 SMA Televisi 12 cukup
31 EE 38 SMP Media Massa 10 cukup
32 FF 28 SD Televisi 7 kurang
33 GG 40 SD Televisi 10 cukup
34 HH 45 SMP Media Massa 7 kurang
35 II 40 SD Televisi 8 kurang
36 JJ 50 SD Tenaga Kesehatan 6 kurang
37 KK 47 Tidak Tamat SD Televisi 5 kurang
38 LL 58 Tidak Tamat SD Media Massa 5 kurang
39 MM 39 SD Televisi 7 kurang
40 NN 50 SMP Tenaga Kesehatan 10 cukup
41 OO 38 SMA Tenaga Kesehatan 15 baik
42 PP 37 SMP Tenaga Kesehatan 10 cukup
43 QQ 28 Tidak Tamat SD Media Massa 4 kurang
44 RR 23 SMA Tenaga Kesehatan 13 cukup
45 SS 30 SMA Tenaga Kesehatan 15 baik
46 TT 34 SMP Media Massa 11 cukup
47 UU 30 SMA Televisi 10 cukup
48 VV 41 SMP Tenaga Kesehatan 10 cukup
49 WW 31 SMA Media Massa 6 kurang
50 XX 30 SMA Televisi 11 cukup
51 YY 41 SD Media Massa 9 cukup
52 ZZ 33 SMP Media Massa 9 cukup
53 AAA 37 SMA Tenaga Kesehatan 15 baik
54 BBB 47 SMA Tenaga Kesehatan 13 cukup
55 CCC 40 SMP Media Massa 16 baik
56 DDD 41 SD Televisi 7 kurang
57 EEE 52 SMA Tenaga Kesehatan 12 cukup
(67)
LAMPIRAN 6
59 GGG 38 SMP Media Massa 7 kurang
60 HHH 47 SD Media Massa 8 kurang
61 III 53 SD Televisi 9 cukup
62 JJJ 60 SMP Tenaga Kesehatan 10 cukup
63 KKK 60 Tidak Tamat SD Tenaga Kesehatan 10 cukup
64 LLL 48 SMA Televisi 10 cukup
65 MMM 47 Tidak Tamat SD Televisi 5 kurang
66 NNN 33 SD Media Massa 6 kurang
67 OOO 32 SMP Tenaga Kesehatan 12 cukup
68 PPP 42 SMP Media Massa 11 cukup
69 QQQ 49 SMA Media Massa 11 cukup
70 RRR 21 SMA Tenaga Kesehatan 16 baik
71 SSS 47 SMA Media Massa 17 baik
72 TTT 46 SMP Televisi 11 cukup
73 UUU 33 SD Media Massa 10 cukup
74 VVV 37 SMP Tenaga Kesehatan 10 cukup
75 WWW 35 Tidak Tamat SD Televisi 6 kurang
76 XXX 49 SMP Media Massa 6 kurang
77 YYY 41 Tidak Tamat SD Televisi 5 kurang
78 ZZZ 34 SMP Media Massa 9 cukup
79 AB 36 SD Televisi 5 kurang
80 BC 31 SMP Media Massa 9 cukup
81 CD 48 Tidak Tamat SD Media Massa 5 kurang
82 DE 53 SD Televisi 8 kurang
83 EF 26 SMA Tenaga Kesehatan 12 cukup
84 FG 48 SMA Tenaga Kesehatan 15 baik
85 GH 49 Tidak Tamat SD Televisi 4 kurang
86 HI 30 SMA Media Massa 13 cukup
87 IJ 35 SMP Televisi 11 cukup
(68)
LAMPIRAN 6
89 KL 39 SMA Media Massa 13 cukup
90 LM 50 SMP Media Massa 13 cukup
91 MN 39 SMA Tenaga Kesehatan 12 cukup
92 NO 30 Tidak Tamat SD Televisi 4 kurang
93 OP 55 SD Media Massa 8 kurang
94 PQ 41 SD Tenaga Kesehatan 6 kurang
95 QR 28 SMA Tenaga Kesehatan 14 cukup
96 RS 55 SD Media Massa 7 kurang
97 ST 37 SMP Televisi 7 kurang
98 TU 29 SMA Media Massa 13 cukup
99 UV 44 SD Televisi 5 kurang
(69)
LAMPIRAN 7
Data Hasil Analisis Statistika Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-35 32 32.0 32.0 32.0
>35 68 68.0 68.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Tingkat Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 30 30.0 30.0 30.0
Cukup 58 58.0 58.0 88.0
Baik 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pendidikan Responden
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid Tidak Tamat SD 11 11.0 11.0 11.0
SD 24 24.0 24.0 35.0
SMP SMA
31 34
31.0 34.0
31.0 34.0
66.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
(1)
Pertanyaan 14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 40 40.0 40.0 40.0
Benar 60 60.0 60.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 56 56.0 56.0 56.0
Benar 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 73 73.0 73.0 73.0
Benar 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
(2)
Valid Salah 43 43.0 43.0 43.0
Benar 57 57.0 57.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 51 51.0 51.0 51.0
Benar 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 56 56.0 56.0 56.0
Benar 44 44.0 44.0 100.0
(3)
Pertanyaan 20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 51 51.0 51.0 51.0
Benar 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Tabel Skor
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 7 6 9 5 8 15 9 8 12 6 8 2 3.0 7.0 6.0 9.0 5.0 8.0 15.0 9.0 8.0 12.0 6.0 8.0 2.0 3.0 7.0 6.0 9.0 5.0 8.0 15.0 9.0 8.0 12.0 6.0 8.0 2.0 3.0 10.0 16.0 25.0 30.0 38.0 53.0 62.0 70.0 82.0 88.0 96.0 98.0
17 2 2.0 2.0 100.0
(4)
Tingkat Pengetahuan
Total Kurang cukup baik
Umur Responden
20-35 7 22 3 32
>35 23 36 9 68
Total 30 58 12 100
Sumber Informasi * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count Tingkat Pengetahuan
Total kurang cukup baik
Sumber Informasi
Televisi 15 17 0 32
Media Massa 13 19 2 34
Tenaga Kesehatan
2 22 10 34
Total 30 58 12 100
Pendidikan * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count Tingkat Pengetahuan
Total kurang cukup baik
Pendidikan Tidak Tamat SD 9 2 0 11
SD 15 8 1 24
SMP 5 25 1 31
SMA 1 23 10 34
(5)
(6)