Kredit pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat. Peneliti Terdahulu

2.2 Kredit pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Tabel 2.1 Kredit Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Jangka waktu pinjaman 3 tahun Jaminan Sertifikat Tanah Bunga 6 per tahun Catatan : pembayaran cicilan dimulai pada bulan ke 4 2.2.1 Tata cara Persyaratan Pinjaman : a. Mengajukan proposal permohonan pinjaman yang memuat : 1. Data pribadi sesuai KTP. 2. Data Keuangan meliputi Laporan Keuangan Catatan Keuangan 3 bulan terakhir. 3. Rencana penggunaan dana pinjaman. b. Melampirkan : 1. Fotocopy KTP SuamiIstri atau identitas lainnya. 2. Fotocopy Kartu Keluarga 3. Pas Photo ukuran 3x4. 4. Ijin Usaha Surat Keterangan dari pihak yang berwenang. 5. Gambar Denah Lokasi Usaha. 6. Fotocopy Rekening Bank Buku Tabungan. 7. Laporan Keuangan Sederhana diisi pada formulir aplikasi. 8. Surat Pernyataan tidak sedang mendapatkan pinjaman Kemitraan dari BUMN lain. c. Ketentuan Kredit Universitas Sumatera Utara 1. Jangka waktu pinjaman 3 tahun 2. Jaminan kredit adalah sertifikat dan surat tanah 3. Bunga pinjaman 6 per tahun 4. Pembayaran cicilan dimulai pada bulan ke 4

2.3 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Menurut Kementrian Negara Badan Usaha Milik Negara, PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2 dua persen dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2 dua persen dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.

2.3.1 Pengertian Kemitraan

a. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membesarkan Hafsah, 2000 : 43. b. Kemitraan merupakan hubungan kerja sama usaha di berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar. Rachmat, 2004 : 40. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Tujuan Kemitraan

a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.

c. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat.

d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional. e. Memperluas kesempatan kerja.

f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional 2.3.3

Beberapa pola atau jenis kemitraan usaha antara lain : a. Inti – plasma, Inti berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis, dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi produksi. b. Sub kontrak Pola ini merujuk pada usaha kecil memproduksi komponen yang diperluas oleh usaha menengah besar sebagai bagian dari produksinya. Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai mitra bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila di dukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah. c. Dagang umum Universitas Sumatera Utara Pada pola ini usaha menengah dan besar memasarkan hasil produksi usaha atau usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan. d. Waralaba pemberian Waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merek dagang dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek – merek terkenal dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan pola ini seperti fast food, industri kimia, obat – obatan dan industri jasa lainnya. Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan namun dalam jangka panjang pola ini dapat menguras devisa negara sangatlah besar karena royalti yang akan dibayar secara totalitas sangatlah besar. e. Keagenan Pola keagenan merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan dimana usaha kecil diberikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dan usaha menengah dan besar sebagai mitranya.

2.3.4 Bentuk Program Kemitraan :

a. Pemberian pinjaman untuk modal kerja danatau pembelian aktiva tetap produktif Universitas Sumatera Utara b. Pinjaman khusus bagi UMK yang telah menjadi binaan yang bersifat pinjaman dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha UMK Binaan. c. Program pendampingan dalam rangka peningkatan kapasitas capacity building UMK binaan dalam bentuk bantuan pendidikan pelatihan, pemagangan, dan promosi

2.3.5 Ketentuan usaha yang dapat di biayai

a. Memiliki kriteria sebagai usaha kecil termasuk usaha mikro , yaitu memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan banguanan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar. b. Milik Warga Negara Indonesia c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berfiliasi langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. d. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. e. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 satu tahun g. Belum memenuhi persyaratan perbankan non bankable. Universitas Sumatera Utara

2.3.6 Pembinaan

PT Persero Pelabuhan Indonesia I juga melakukan pembinaan terhadap mitra binaannya, antara lain : a. Pendidikan pelatihan, pengkajian penelitian, seminar kewira usahaan dan permagangan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan, manajemen dan keterampilan teknis produksi. b. Pemasaran dan promosi hasil produksi

2.4 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

2.4.1 Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

2.4.2 Berdasarkan Undang – undang Nomor 9 Tahun 1995

UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan Rp. 50 juta – 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan omset tahunan ≤ Rp. 1 Miliar. Pengertian pengelompokkan kegiatan usaha dapat ditinjau dari jumlah pekerja senagai berikut : Usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja paling sedikit lima orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha. Sedangkan industri rumah tangga adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja paling banyak empat orang termasuk pengusaha. Sedangkan industri skala menengah dan besar Universitas Sumatera Utara adalah unit usaha dengan jumlah pekerja lebih dari 20 orang Tambunan, 2000 : 670 Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 31 6KMK.06 11994, usaha kecil di defenisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatanusaha yang mempunyai penjualan omset setinggi – tingginya Rp. 600 juta di luar tanah dan bangunan yang ditempati terdiri dari : a. Badan usaha Fa, CV, PT, dan Koperasi. b. Perorangan pengrajin industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang, dan jasa, dan sebagainya.

2.4.3 Jenis dan Bentuk Usaha Kecil dan Menengah UKM

Menurut Wibowo 2003:5, kegiatan perusahaan pada prinsipnya dapat dikelompokkan dalam tiga jenis usaha yaitu : a. Jenis usaha perdagangan distribusi Jenis usaha ini merupakan yang terutama bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dari produsen ke konsumen atau dari tempat yang mempunyai kebutuhan persediaan ketempat yang membutuhkan. Jenis usaha ini diantaranya bergerak di bidang pertokoan, warung, rumah makan, peragenan filial, penyalur whole saler, pedagang perantara, tengkulak, dan sebagainya. Komisioner dan makelar dapat juga dimasukkan dalam kegiatan perdagangan karena kegiatannya dalam jual beli barang. Universitas Sumatera Utara b. Jenis usaha produksi Industri adalah jenis usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Kegiatan ini dapat berupa produksi industri pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan bangunan, dan sebagainya. Dalam hal ini, kegiatan dalam budidaya sektor pertanian perikanan peternakan perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk jenis usaha produksi. c. Jenis usaha komersial Usaha jenis komersial merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Contoh jenis usaha ini adalah asuransi, bank, konsultan, biro perjalanan, pariwisata, pengiriman barang ekspedisi, bengkel, salon kecantikan, penginapan, gedung bioskop, dan sebagainya termasuk praktek dokter dan perencanaan bangunan

2.4.4 Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah UKM

Adapun yang menjadi keunggulan dari usaha kecil dan menengah adalah : a. Tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. b. Tanpa subsidi dan proteksi, usaha kecil dan menengah UKM di Indonesia mampu menambah nilai devisa bagi negara. Universitas Sumatera Utara c. Usaha kecil yang informasi mampu berperan sebagai penyangga buffer dalam perekonomian masyarakay lapisan bawah. d. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja. e. Independen dalam menentukan harga produksi atau barang – barang atau jasa – jasa yang dihasilkannya. f. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang cepat berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis. g. Prosedur hukum yang sederhana. h. Pajak relatif ringan, sebab yang dikenakan pajak bukanlah perusahaannya tetapi pengusahanya. i. Mudah dalam proses pendiriannya. j. Mudah untuk dibubarkan pada waktu yang dikehendaki. k. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. l. Pemilik menerima seluruh laba. m. Umumnya mempunyai kecenderungan untuk bertahan survive. n. Usaha kecil dan menengah UKM sangat cocok untuk didirikan oleh para pengusaha yang sama sekali belum pernah mencoba untuk mendirikan suatu usaha sehingga memiliki sedikit pesaing. o. Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia. Universitas Sumatera Utara p. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola. q. Relatif tidak membutuhka investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal. r. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

2.4.5 Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

Adapun Kelemahan dari Usaha Kecil dan Menengah UKM adalah : a. Umumnya usaha kecil dan menengah tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai kas serta penelitian lainnya yang diperlukan dalam suatu aktivitas bisnis. b. Tidak memilik perencanaan sistem jangka panjang, sistem akutansi yang memadai serta alat – alat manajerial lainnya perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian usaha yang diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit oriented. c. Usaha Kecil dan Menengah UKM mempunyai kekurangan dalam informasi, baik itu informasi pasar, produk, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bisnis. d. Kurangnya petunjuk penjelasan tekhnis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan e. produk, serta seiring tidak konsisten dengan ketentuan order atau pesanan yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak. Universitas Sumatera Utara f. Terlalu banyak biaya – biaya yang diluar pengendalian serta hutang – hutang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan – ketentuan pembukuan standar. g. Pembagian kerja pada usaha kecil dan menengah tidak profesional, sering terjadi pengelolaan memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar. h. Kesulitan mengenai kebutuhan modal kerja, sebab tidak dilakukan perencanaan kas. i. Sering terjadi kelebihan persediaan barang yang tidak laku. j. Resiko dan hutang – hutang pihak ketiga di tanggung oleh kekayaan pribadi pemilik. k. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik dan kesempatan untuk mendapatkan kredit dan bank sangat kecil.

2.5 Peneliti Terdahulu

Hasibuan 2005 meneliti dengan judul “ Pengaruh pemberian kredit terhadap peningkatan kemampulabaan usaha kecil percetakan di Kelurahan Medan Barat”. Permasalahan pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian kredit terhadap kemampulabaan bagi usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit ?” . “ Apakah terdapat kemampulabaan bagi usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit ?”. Populasi pada penelitian ini adalah semua percetakan yang ada di Jalan Ahmad Yani I dan Jalan Mesjid sebanyak 28 percetakan, sedangkan yang menjadi Universitas Sumatera Utara sampel adalah 10 usaha percetakan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Metode analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan usaha kecil percetakan di kelurahan Medan Barat. Tampubolon 2006 meneliti dengan judul “ Pengaruh pemberian kredit terhadap usaha kecil pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT. Angkasa Pura II Polonia Medan”. Adapun yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah pemberian kredit usaha kecil oleh Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT. Angkasa Pura II Polonia Medan berpengaruh terhadap pengembangan usaha kecil ?”. “Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit ?”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh usaha kecil di Medan yang menerima pinjaman dan PKBL PT. Angkasa Pura II Polonia Medan, yaitu sebanyak 271 usaha, sedangkan sampel pada penelitian ini sebanyak 40 usaha kecil. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan Analisis regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha kecil pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT. Angkasa Pura II Polonia Medan. Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 40 89

Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Dana Program Kemitraan Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan Dengan Mitra Binaannya

5 56 146

Peran Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Pertamina (Persero) Medan Dalam Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) (Studi Pada Mitra Binaan Pkbl PT. Pertamina (Persero) Medan)

7 120 111

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Bank Mandiri Kantor WilayaH I Medan

0 36 92

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan

5 82 63

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan

0 26 90

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) OLEH PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I CABANG SELAT PANJANG.

0 0 10

I. IDENTITAS RESPONDEN - Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 14

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 10