Sehingga ia tidak bisa merencanakan pengumpulan data secara pasti, dengan ini peneliti bisa secara langsung datang memasuki lokasi dan bertanya
mengenai informasi yang diperlukannya kepada siapa pun yang dijumpai pertama. Disini peneliti kemungkinan hanya akan mendapatkan informasi
yang terbatas. Namun ia boleh bertanya kepada informan pertama, kepada siapa dia dapat melengkapi informasinya secara lengkap. Hingga peneliti
mendapatkan terus rekomendasi orang yang tepat untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Peneliti berjalan tanpa rencana, semakin lama
semakin mendekati informan yang paling mengetahui informasinya.
E. Validitas Data
Validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu tehnik trianggulasi Sutopo, H. B, 2002. Dari empat macam trianggulasi yang
ada, hanya akan digunakan trianggulasi data sumber pada penelitian ini yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam
penelitian ini dilakukan dengan jalan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dengan cara:
1 Membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara
Membandingkan data hasil pengamatan di lapangan mengenai beberapa temuan yang berkaitan dengan Bus Rapid Transit di Kota Surakarta
dengan data yang diperoleh dari beberapa informan melalui wawancara. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
2 Membandingkan Hasil Wawancara yang diperoleh Antar Informan
Hasil wawancara yang dikatakan oleh informan pokok dan informan lainya dapat saling dibandingkan untuk mencari kebenaran akan proses
maupun hasil apa yang akan diperoleh dalam penelitian. Hal ini berkaitan juga
dengan cara
informan memberikan
pernyataan didalam
wawancaranya, kondisi
ini peneliti
memanfaatkan cara
kerja wawancaranya melalui sistem personal terhadap informan maupun berupa
bentuk hasil wawancara yang dihasilkan melalui diskusi oleh beberapa informan pada waktu, kondisi dan situasi yang bersamaan.
3 Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan
Langkah ini ditempuh dengan membandingkan antara hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan dokumen-dokumen pendukung yang
berhubungan langsung terhadap program Bus Rapid Transit di Kota Surakarta.
F. Analisis Data
Proses analisis data dilakukan secara kualitatif dengan wawancara terbuka, pendekatan kualitatif ini lebih menekankan pada paradigma
interpretatif, karena ingin memahami apa yang ada di balik kesadaran individu subyek penelitian.
Kesulitan utama memanfaatkan model pendekatan kualitatif, adalah kemampuan peneliti untuk membedah pernyataan verbal yang diberikan oleh
informan. Suatu konfigurasi tematis dan akal sehat commonsense adalah perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
modal utama seorang peneliti untuk memaparkan logika yang dimiliki. Jenis analisis penelitian kualitatif adalah upaya menelaah pernyataan verbal, dalam
konteks situasi tertentu yang mungkin sangat berbeda dari informan setting. Pernyataan verbal akan berbentuk kategorisasi pernyataan, ungkapan kata-
perkata verbatin, atau perilaku tertentu bukan verbal yang semua itu menunjukkan sebuah ruang dengan tujuan tertentu dari perilaku individu
dalam kelompok masyarakatnya. Menganalisis dengan pendekatan kualitatif bahkan ada yang menyatakan butuh ketajaman untuk menelaah.
Pada penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis peran dan kinerja antar institusi dalam menjalin kerjasama. Dimana peneliti mencoba
mengkonstruksikan realitas kerjasama antar institusi tersebut kedalam beberapa pola kerjasama yang terbentuk sesuai kondisi dan tindakan yang
diambil saat mengkerjasamakan beberapa elemen program Batik Solo Trans, sebagai berikut:
a. Pola kerjasama dalam pengadaan armada Bus Rapid Transit di kota Surakarta
b. Pola kerjasama dalam pembangunan shelter Bus Rapid Transit di kota Surakarta
c. Pola kerjasama manajemen operasionalisasi Batik Solo Trans Dari beberapa pola kerjasama yang terjadi, maka perlu ditemukan
suatu bentuk kelembagaan yang sesuai, sehingga akan tercapai suatu bentuk kinerja yang ideal. Beberapa model kelembagaan yang ada, dilihat dari
keterlibatan pemerintah dan swasta. Penyelenggaraan angkutan umum, secara perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
sederhana ada 2 dua pihak yang terlibat dan memiliki orientasi kepentingan yang berbeda: 1 Pemerintah, dimana sasarannya untuk memenuhi
kepentingan masyarakat dan mengoptimalkan pelayanan publik yang ideal; 2 Swasta, dimana sasaran yang dibangun adalah memaksimalkan keuntungan
dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi. Dengan dasar yang bertolak belakang tersebut, maka keterlibatan 2 dua pihak akan mempengaruhi 2
dua hal yaitu alokasi pendanaan pemerintah dan tingkat pemenuhan keinginan masyarakat luas. Dari alokasi pendanaan, semakin besar
keterlibatan pemerintah maka akan semakin besar dana yang harus disediakan pemerintah. Namun dengan demikian pemenuhan kepentingan masyarakat
akan semakin besar. Sebaliknya dengan semakin kecilnya keterlibatan pemerintah, maka tingkat pemenuhan kebutuhan masyarakat akan semakin
kecil. Dalam menentukan suatu model kelembagaan Batik Solo Trans yang
cocok akan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: 1 Kondisi historis perundangan yang mengatur dan acuan normatif untuk panduan teknis
pengembangan program; 2 Kondisi finansial pemerintah; 3 Tingkat keberpihakan pada masyarakat luas. Dari ketiga faktor tersebut dapat juga
dibuat suatu model kelembagaan alternatif yang memungkinkan bagi tercapainya tujuan pemerintah, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan tetap memberikan keuntungan finansial bagi swasta. Analisis data di lapangan dibedakan menjadi dua bagian, 1 bagian
deskripsi yang berisi gambaran tentang latar belakang pengamatan, tindakan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
dan pembicaraan dan 2 bagian reflektif yang berisi pendapat, gagasan, komentar, tafsiran, analisis dan label yang diberikan oleh peneliti.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk proses selanjutnya adalah mengikuti model yang dinyatakan oleh Miles dan Huberman 1984 sebagai
berikut: Pertama, dari bagian deskripsi atau catatan langsung dari lapangan yang berupa hasil wawancara dan diskusi dengan subyek penelitian dan
informan disesuaikan dengan tujuan penelitian, serta bagian refleksi atau hasil renungan peneliti terhadap deskripsi itu, peneliti melakukan reduksi data yang
berupa pokok-pokok temuan dan selanjutnya dikembangkan sajian datanya secara
naratif. Dalam
proses reduksi,
bertujuan menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasi bahan empirik, analisis etnografis yang berupa analisis domain, taksonomi dan komponensial,
sehingga dapat diperoleh kategori-kategori tematik. Dari analisis domain dapat disajikan pola-pola tematik yang dapat dipakai untuk membatasi
sejumlah kategori tertentu yang membedakan dengan kategori yang lain Miles dan Huberman, 1984.
Kedua, sajian data dalam hal ini proses pengumpulan data dilanjutkan, dan pembuatan data deskripsi, refleksi, reduksi data dan sajiannya, sehingga
unit-unit dirasakan cukup lengkap. Reduksi data dan sajian data adalah dua komponen analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan
data. Dengan langkah ini, peneliti akan dapat menyusun analisis yang logis untuk diarahkan pada pokok permasalahan penelitian.
commit to user
Ketiga, pengartikan kesimpulan dan verifikasi yang dilaksanakan aktivitasnya pada saat pengumpulan data sudah cukup atau bahkan sudah
selesai. Langkah ketiga ini berinteraksi sampai diperoleh kesimpulan yang mantap. Bilamana kesimpulan dirasakan kurang memadai, peneliti kembali
mengumpulkan data ke lapangan dengan sasaran yang sudah terfokus Miles dan Huberman, 1984. Dengan demikian, aktivitas analisis merupakan proses
interaksi antara ketiga langkah analisis data tersebut dan merupakan proses siklus sampai kegiatan penelitian selesai. Prosedur analisis berikutnya akan
dapat berkembang setelah melihat kondisi di lapangan lebih cermat dan lebih mendalam.
commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS