Suatu danau dapat hilang disebabkan oleh bermacam-macam faktor yang memainkan peranannya secara terpisah maupun gabungan. Faktor-faktor ini ialah :
a. Pembentukan delta-delta dan pelumpuran didanau b. Gerakan tektonik berupa pengangkatan dasar danau
c. Pengendapan jasad tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang mati d. Penguapan yang kuat, teruma di daerah arid
e. Sungai-sungai yang meninggalkan danau menimbulkan erosi dasar pada bibir danau
Luas perairan danau alam di Indonesia kurang lebih 1,85 juta hektar atau 0,52 dari luas daratan, yang sebagian besar belum dimanfaatkan secara maksimal. Air danai di
Indonesia umumnya masih memenuhi syarat kecuali danau pluit di Jakarta yang sudah tidak layak bagi semua peruntukan karena kandungan nitrat, fosfat, khlorida, dan sulfat sangat
tinggi.
3. Rawa
Rawa adalah daerah disekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur denganm kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas terdapat
di Sumatera, Kalimantaa, Sulawesi dan Papua Irian Jaya. Daerah berawa-rawa terjadi mengikuti perluasan daratan karena sedimentasi akuatis.
Rawa dilihat dari genangan airnya, dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a. Rawa yang airnya selalu tergenang
Tanah-tanah didaerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena lahannya tertutup tanah gambut yang tebal.
b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Rawa jenis ini menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air
laut pasang dan airnya relatif mengering pada saat air laut surut. Rawa dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Rawa yang terdapat penggantian air tawar dapat untuk areal sawah 2. Rawa yang airnya tidak terlalu asam dapat untuk daerah perikanan
3. Sebagai sumber pembangkit listrik 4. Sebagai objek wisata.
2.3 Daerah Aliran Sungai DAS
Kumpulan sungai pada suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal membentuk Daerah Aliran Sungai DAS. DAS adalah wilayah tampungan air yang masuk ke
dalam wilayah air tunggal. Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS adalah iklim, jenis batuan yang dilalui DAS, dan
banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Sedangkan cepat atau lambatnya air hujan terkumpul di alirang sangat tergantung pada bentuk lereng DAS.
Perhitungan banyaknya hujan di DAS dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara berikut:
1. Metode isohyet, digunakan kalau luas DAS lebih besar dari 5000 km
2
. Isohyet adalah garis dalam peta yang menghubungkan tempat yang mempunyai curah hujan yang
sama. 2. Metode Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan
luas antara 1.000 – 5.000 km
2
DAS dibagi 3 yaitu di daerah hulu sungai, daerah tengah sungai, dan di daerah hilir sungai. Biasanya, DAS di hulu sungai berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak
ditemukan jeram. DAS dibagian tengah sungai, keadaannya relatif landai sehingga jalur transportasi dan komunikasinya relatif mudah. DAS di daerah hilir sungai merupakan daerah
yang landai dan subur.
2.4 Potensi Air Permukaan Dan Air Tanah
Air tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air tanah tidak sama pada sertiap tempat. Hal itu tergantung pada tebal tipisnya
lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut.
1. Lapisan kedap
Kadar pori lapisan kerap atau tak tembus air sangat kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang di celah butir-butir tanah yang dinyatakan dengan bilangan persen.
2. Lapisan tak kedap
Kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh karena itu, kemampuan untuk meneruskan air juga besar. Air hujan yang jatuh ke daerah ini akan terus
meresap ke bawah sampai sampai berhenti di suatu temapt setelah tertahan oleh lapisan yang kedup.
Diantara kedua jenis lapisan tersebut, yakni lapisan kedap dan lapisan tak kedap, terdapat lapisan peralihan yang merupakan variasi dari dua jenis lapisan tersebut.
Tekanan air yang timbul dari air tanah tak bebas tergantung pada perbedaan tinggi antara suatu tempat dengan daerah tangkapan hujannya.
3. Penampang Air Tanah
Air tanah freatik terdapat pada formasi lapisan batuan porous yang menjadi pengikat air tanah dengan jumlah cukup besar. Kedalam lapisan freatik tergantung pada ketebalan
lapis-lapis batuan diatasnya. Untuk menjaga agar kelestarian air tanah di lingkungan kita tetap terjamin, maka
perlu dicegah hal-hal berikut: a. Penggunan air tanah yang berlebi-lebihan oleh pengusaha untuk keperluan industri
harus dicegah. b. Kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan juga harus dicegah.
c. Peratuan yang ditetapkan pemerintah agar ditaati dalam pemanfaatan air tawar d. Perusakan hutan dan lahan penghijauan harus dicegah
e. Konversi atau perubahan penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya.
f. Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL diperketat g. Pembuangan limbah terhadap air tanah agar dihindarkan, baik domestik maupun
industri.
4. Pemanfaatan Air Tanah
Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai kandungan air tanah yang potensial. Hal ini disebabkan antara lain karena:
a. Intensitas curah hujan cukup tinggi rata-rata lebih dari 2.000 mmtahun. b. Besarnya populasi tumbuh-tumbuhan penutup daratan ± 41.850 jenis dan sekitar 75
berupa lahan kehutanan c. Sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agrarasi, sehingga aneka jenis tanaman
turut memperbesar absorbsi terhadap air permukaan.
Dengan kandungan air tanah yang berpotensial tersebut, maka air tanah dapat dimanfaatkan untuk keperluan kehidupan. Pemanfaatan air tanah dapat dilakukan dengan
mudah yakni dengan menggali atau mengebor lapisan tanah. Untuk pemanfaatan air tanah tertekan, dapat dilakukan dengan teknologi pengeboran, sehingga muncul air artesis yang
bermanfaat untuk berbagai keperluan hidup dan budaya. Sungai-sungai permanen yang volume airnya relatif tetap dimanfaatkan untuk
pengairan, perhubungan, dan objek wisata karena itu air tanah harus dilestarikan ketersediaanya didalam tanah. Salah satu cara melestarikan air tanah adalah dengan
membuat sumur resapan.
2.5 Penyebab Dan Usaha Mengurangi Resiko Banjir
Selama terjadi pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu
lengkungan dataran yang luas, yang disebut dataran banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air pada saat banjir. Luas daerah dataran banjir dapat jauh
lebih besar dari alur sungainya sendiri.
Beberapa dampak adanya banjir yaitu:
1. Mendatangkan kerugian bagi manusia 2. Daerah sawa yang tergenang air akan mengakibatkan gagal panen
3. Daerah permukiman penduduk yang terkena banjir akan terjadi populasi air
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain sbb: 1. Upaya penghijauan dan penghutanan kembali
2. Pembuatan teras-teras dan guludan pada lahan miring 3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai
4. Diadakan pelurusan sungai dan pengerukan sungai 5. Pembuatan terusan saluran air
6. Pembuatan benduangan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun
7. Dikawasan perkotaan dibuat kanal-kanal sungai, selokan air, dibuat pintu air,dibuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai
8. Peningkatan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup
2.6 Pantai Dan Pesisir Laut
Pantai adalah bagian dataran yang berbatasan dengan laut yang masih terpengaruh oleh proses-proses abrasi pengikisan oleh air laut, sedimentasi pengendapan, dan pasang
surut air laut. Menurut bentuknya pantai dibedakan menjadi dua macam yaitu pantai landai dan
pantai terjal. Kalau kita pergi ke suatu pantai dimana kita dapat turun langsung ke air laut dan dapat berenang, bermain pasir serta dapat bermain-main dengan ombak di tepinya,
maka pantai tersebut dinamakan pantai landai. Pantai landai terletak di daerah dataran rendah sehingga masih terpengaruh proses abrasi, pengendapan, dan pasang surut air laut.
Pantai terjal adalah pantai dimana kita turun ke air, tidak dapat berenang, tidak dapat bermain pasir dan ombak di tepinya, namun hanya dapat melihat dari kejauhan diatas bukit
atau pegunungan.
Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air pasang dan kering pada saat air laut surut. Wilayah pesisir lebih luas dari pada wilayah pantai. Wilayah pesisir
lebarnya bisa mencapai antara 50-100 m.
2.7 Ekosistem Pantai Dan Pesisir