3. Angulat adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku-siku tetapi lebih kecil atau
besar dari 90°C.
4. Radial sentrifugal adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru
mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunugan
5. Radial sentripental adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera
dari gunung berapi atau depresi lainnya.
6. Trelis adalah pola aliran yang berbentuk seperti tralis. Disini sungai mengalir sepanjang
lembah dari suatu bentukan antiklim dan sinklim yang pararel.
7. Anular adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang
sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai konsekwen, subsekwen, resekwen, dan obsekwen.
8. Dendritik adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. hTerdapat pada
daerah yang batu-batuannya homogen, dan lereng-lereng tidak begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus
dan pendek.
b. Meander sungai
Meander sungai adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai. Kenampakan ini sering didapati pada aliran sungai didaerah dataran rendah, terbentuk meander ialah
karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan kurang resisten terhadap erosi.
Pada lengkungan mender masing-masing terdapat dua sisi. Bagian dari lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran terseut
berpindah disebut under cut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung
dibandingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasilnya terendapkan pada sisi dalam
Demikian seterusnya sampai pada suatu saat meander mungkin akan terbentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh. Batas daratan yang sempit yang
memisahkan antara tikungan satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati oxbow lake.
Sungai san juan merupakan salah satu contoh sungau bermeander yang melakukan erosi pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut berkedudukan tepat
didasar lembahnya.
c. Pada ujung aliran dekat muara dilaut atau danau, akan terbentuk endapan yang disebut delta.
Delta meliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan
musim.
d. Identifikasi berbagai proses pelapukanpengikisan sungai
Secara alami, sungai mengalir sambil melakukan aktivitas yang satu sama lain saling berhubungan dengan, yakni: erosi pengikisan, pengangkutan transportasi dan
penimbunan atau pengendapan sedimentasi. Ketiga aktivitas tersebut tergantung pada faktor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air singai, dan kecepatan aliran air.
Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktivitas pengikisan dan pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin insentif pada daerah datar, dimana
aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mengendapkan material yang dibawanya.
Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkah batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang diangkut sungai
mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkah, krakal, dan kerikil, akibat dari proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah
beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingakt perkembangan sungainya.
Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada bagian lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air.
Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses yakni: pendalaman, pelebaran, dan pemanjangan.
1. Pendalaman lembah sungai
Didaerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memliki aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan
transportasi bekerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggeras dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebgai pengikisan hidrolik. Serpihan
batuan yang terbawa oleh aliran yang deras juga tutut mengikis dan mempercepat pendalaman sungai, yang disebut sebagai pengikisan mekanik. Disamping itu berjalan pula
proses pengikisan kimiawi berupa pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
2. Pelebaran lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyamping lateral. Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir. Erosi
lateral yang dominan berisfat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari materi longsoran masa
wasting dari daerah lereng-lereng diatasnya. Adanya proses ini mempercepatkan terjadinya pelebaran lembah sungai.
3. Pemanjangan lembah sungai
Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah
pula muka daratan. Perkembangan suatu lembah sungai menunjukan umurnya.
Umur disini merupakan umur relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat stadium. Pada stadium awal, gradien sungai masih besar
sehingga daya kikis vertikal besar. Pada stadium ini dataran asli baru saja terbentuk ini dapat terjadi akibat pengangkatan dasar laut keatas permukaan atau erupsi peletusan gunung-
gunung berapi yang mengahasilkan sedimentasi yang begitu banyak sehingga terbentuk permukaan daratan yang baru. Dibeberapa tempat terdapat permulaan sungai dengan
lembah yang kecil-kecil. Jadi pada stadium ini daerah disekitarnya masih merupakan bentuk antara aliran dan erosi baru saja mulai.
Pada stadium mudah pembentukan lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut.
1. Penampang lintang dari tengah terbentuk V. Hal ini disebabkan karena daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien masih besar.
2. Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara 3. Daya angkut aliran air sungai masih merupakan daya angkut yang besar
4. Lebar pada bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai 5. Dasar lembah masih belum merata.
Selanjutnya, pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut: 1. Gradien sungai menjadi lebih kecil
2. Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi
3. Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran datar sungai 4. Lembah sungai berbentuk U, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya
5. Pada dasar lembah terdapat dataran banjir flood plain dan pada flood plain sungai membentuk kelokan meander
6. Dengan dasar lembah sungai sudah merata maka tidak terdapat lagi erosi dasar sungai
4. Kualitas fisik air sungai dan pemanfaatan sungai.
Kualitas air sungai di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air sungai dapat
ditunjukan dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar PH, kebutuhan oksigen biologi atau biolocal Oxyegen Demand BOD dan kebutuhan oksigen
kimiawi Chemical Oxyegen Demand COD. Parameter BOD dan COD sungai-sungai diseluruh propinsi dipulau Jawa yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan,
diantaranya sungai Ciliwung, dana Sunter, sunga Citarung, kali Garang, sungai Bengawan Solo dan kali Surabaya.
Kekeruhan air pada sungai-sungai di pulau Jawa umumnya menunjukan tingkat yang cukup tinggi. Taksiran jumalah lumpur yang dibawah sungai-sungai di pulau Jawa dapat
mencapai 25 juta ton pert tahun. Hal itu menandakan bahwa erosi tanah telah terjadi dibagian hulu. Pengaturan
terhadap pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena menyangkut nilai ambang batas pencemaran. Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi pemnafaatan
diwiliayah itu, berdasarkan kualitas air saat itu. Upaya program kali bersih Prokasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi penemaran sungai. Program
ini adalah kegiatan yang terpusat dan bertujuan menurunkan jumlah beban zat pencemaran yang masuk ke sungai.
Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, misalnya sbb: a. Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan
b. Sungai dapat memberikan mata pencarian penduduk c. Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber pembangkit listrik
d. Sungai dapat digunakan untuk kepentingan pengairan e. Untuk menumbuh kesuburan tanah
f. Hasil pengendapan sungai dapat mengahasilkan dataran aluvial yang subur g. Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri yang banyak
memerlukan air. h. Sungai untuk lalu lintas air
2. Danau
Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai-sungai, mata air, dan air tanah.
Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair
sepanjang tahun. Sebaliknya, bila sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu umumnya bersifat temporer atau periodik.
Artinya, dnaau tersebut pada waktu tertentu menjadi kering. Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
a. Danau air asin
Danau air asin terdapat di daerah semi arid dan arid, dimana penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran.
b. Danau air tawar
Danau air tawar terdapat di daerah-daerah humid basah dimana curah hujan tinggi. Danau ini mendapatkan curah hujan dan mengalirakan ke laut. Jadi danau ini merupakan
danau terbuka.
Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jaenis sebagai berikut:
a. Danau tektonik