Sumber Daya Pelaksanaan Wawancara

adanya bantuan PKH membantu keluarga di kelurahan ini untuk meringankan beban rumah tangga, terutama untuk membantu biaya sekolah anak yang semakin hari semakin mahal. Terkadang dana yang diterima oleh masyarakat ini digunakan untuk mmbiayai anak mereka yang duduk di bangku SMA, karena biaya SPP anak mereka tidak gratis seperti anak SD dan SMP.

4.2.1.2. Sumber Daya

Sumber-sumber daya layak mendapat perhatian karena menunjang keberhasilan implementasi kebijakan. Sumber-sumber yang dimaksud mencakup dana atau perangsang incentive lain yang mendorong dan memperlancar implementasi yang efektif. Sumber daya manusia yang memadai sangat penting dalam menjalankan kebijakanprogram. Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam kebijakan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa Informan. Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan yaitu mengenai syarat manjadi pendamping PKH, seperti yang disampaikan oleh Ibu Vonny Vitra selaku pendamping PKH di Kelurahan Tegal Sari Mandala II. “ Syarat untuk menjadi pendamping PKH ini yaitu minimal lulusan D3, dan untuk menjadi pendamping ada beberapa tahap yang kami lalui, mulai dari pembukaan rekrumen dari Dinas Sosial , dan seleksi berkas, setelah keluar pengumuman hasil seleksi administrasi, hal selanjutnya yaitu seleksi dari tim Universitas Indonesia secara lisan dan non lisan dan pengumuman hasil seleksi dan penempatan pendamping ini ke daerah-daerah yang menerima PKH tetapi masih dekat dengan domisili dari pendamping”. Dalam suatu proses kebijakan yang sedang bejalan, hendaknya perlu dilihat juga bagaimana kemampuan dari implementor kebijakan. Kemampuan implementor ini dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta kemampuan menyampaikan program dan mengarahkan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat Universitas Sumatera Utara disimpulkan bahwa pendamping PKH di kelurahan Tegal Sari Mandala II sebagai pelaksana utama dari program ini bukanlah para pelaksana kebijakan yang sembarangan, karena untuk menjadi seorang pendamping, mereka harus ikut dalam proses seleksi yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial. Untuk mengetahui secara mendalam tentang pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II yang berhubungan dengan sumber daya, maka peneliti juga melakukan wawancara dengan Koordinator PKH yaitu Bapak Bambang Setiadi tentang peran pendamping PKH. “Peran pendamping PKH untuk diwilayah ini tentunya memberikan pendampingan kepada peserta PKH yaitu dengan cara memberikan motivasi kepada peserta khususnya pada orang tua agar mengawasi anaknya agar terus sekolah, memotivasi agar anak keposyandu, dan pada intinya itu agar peserta PKH ini mengikuti semua persyaratan PKH. Dan untuk masa kerja dari pendamping PKH ini yaitu purna waktu dan itu sudah menjadi komitmen dari kami, artinya pendamping PKH tidak mengenal adanya jam kerja seperti pegawai biasa yang sering kita jumpa. Mereka ini bekerja setiap hari dan terus mendampingi peserta PKH dan harus siap siaga 24 jam, karena terkadang ada ibu hamil yang mau melahirkan, maka pendamping harus siap membantu apabila ibu peserta PKH ini memerlukan bantuan. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Ibu Vonny Vitra berikut ini. “Peran pendamping yaitu dalam hal pendampingan bagi peserta PKH, pemuktahiran data , pengawasan , memberikan peringatan apabila ada peserta yang melakukan penyimpangan dan mengecek fotokopi raport bagi anak sekolah , surat laporan tentang perkembangan kehamilan dan perkembangan kesehatan balita. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran pendamping yaitu dalam hal pendampingan bagi peserta PKH mulai dari pemuktahiran data, pengawasan , memberikan peringatan apabila ada peserta yang melakukan penyimpangan dan mengecek fotokopi raport bagi anak sekolah , surat laporan tentang perkembangan kehamilan dan perkembangan kesehatan balita. Disamping itu juga pendamping PKH di kelurahan Tegal Sari Mandala II berperan untuk memberikan motivasi kepada peserta khususnya pada orang Universitas Sumatera Utara tua agar mengawasi anaknya agar terus sekolah, memotivasi agar anak keposyandu, dan pada intinya itu agar peserta PKH ini mengikuti semua persyaratan PKH. Masa kerja dari pendamping PKH ini yaitu purna waktu artinya pendamping PKH tidak mengenal adanya jam kerja seperti pegawai biasa yang sering kita jumpa. Mereka ini bekerja setiap hari dan terus mendampingi peserta PKH dan harus siap siaga 24 jam, karena terkadang ada ibu hamil yang mau melahirkan, maka pendamping harus siap membantu apabila ibu peserta PKH ini memerlukan bantuan. Kemampuan pendamping sebagai pelaksana kebijakan PKH di kelurahan Tegal Sari Mandala II ini dapat dilihat juga dari komitmen peserta PKH dalam menjalankan kewajiban, dimana Pada awal pelaksanaan peserta Program Keluarga Harapan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II dalam menjalankan tugasnya ini belum tertib. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnnya perbaikan kualitas hidup khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan , dimana masih banyak ibu-ibu peserta yang belum disiplin dalam membawa anak balitanya ke posyandu untuk memeriksakan perkembangan gizi anak dan juga untuk memperhatikan kebutuhan sekolah anak. Tetapi sekarang sudah mengalami banyak perubahan , dengan adanya pendampingan sehingga peserta PKH di Kelurahan ini sudah tertib dan kalau memang para peserta PKH lupa maka pendamping mengingatkan mereka untuk memperhatikan kondisi anak-anaknya. 4.2.1.3.Komunikasi antar Badan Pelaksana Konsistensi atau keseraagaman dari ukuran dasar dan tujuan perlu dikomunikasikan sehingga implementor mengetahui secara tepat ukuran maupun tujuan kebijakan itu. Komunikasi di dalam dan antara organisasi-organisasi merupakan suatu proses yang kompleks. Komunikasi antar organisasi menunjuk adanya tuntutan saling dukung antar institusi yang berkaitan dengan program kebijakan. Untuk mengetahui secara langsung komunikasi pelaksanaan PKH yang berjalan di kelurahan Tegal Sari Mandala II maka peneliti mengajukan pertanyaan kepada Bapak Universitas Sumatera Utara Bambang Setiadi selaku kooordinator PKH mengenai bentuk komunikasi antara pendamping dengan pemberi layanan kesehatan dan pendidikan. “Bentuk komunikasi antara pendamping dengan service provider ini yaitu dalam hal pemberitahuan tentang informasi kegiatan posyandu yang dilaksanakan setiap sebulan sekali oleh Jurim yang dibagi dalam beberapa lingkungan selain itu juga informasi yang diberkan adalah tentang perkembangan kondisi kesehatan dari masing-masing pesertaPKH yang terdaftar di Posyandu tersebut. Sedangkan dalam bidang pendidikan pendamping bekerja sama dengan sekolah dimana anak dari peserta PKH bersekolah dalam hal pemberian informasi tentang perkembangan kehadiran anak tersebut di sekolah tersebut. Pemberian informasi dari service provider ini dilakukan melalui pengisian formulir yang diberikan oleh pendamping dan hasilnya nanti dipakai oleh pendamping untuk verifikasi ulang tentang data dari tiap peserta PKH yang kemudian akan dilaporkan ke UPPKH Kota Medan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk komunikasi antara pendamping dengan pemberi layanan kesehatan dan pendidikan untuk kelurahan Tegal Sari Mnadala II yaitu dalam hal pemberitahuan tentang informasi kegiatan posyandu yang dilaksanakan setiap sebulan sekali oleh Jurim yang dibagi dalam beberapa lingkungan selain itu juga informasi yang diberkan adalah tentang perkembangan kondisi kesehatan dari masing-masing pesertaPKH yang terdaftar di Posyandu tersebut. Sedangkan dalam bidang pendidikan pendamping bekerja sama dengan sekolah dimana anak dari peserta PKH bersekolah dalam hal pemberian informasi tentang perkembangan kehadiran anak tersebut di sekolah tersebut. Untuk memperjelas komunikasi antar badan pelaksanaan di kelurahan Tegal Sari Mandala II, peneliti juga mengajukan pertanyaan dengan Koordinator PKH kecamatan Medan Denai dan juga dengan pendamping PKH kelurahan Tegal Sari Mandala II yaitu mengenai alur pertanggung jawababan. Menurut Bapak Bambang Setiadi alur pertanggung Universitas Sumatera Utara jawaban dimulai dari pendamping, dimana pendamping tersebut bekerja sama dengan pihak posyandu dan pihak sekolah memberikan laporan tentang perkembangan peserta PKH ke UPPKH Kota Medan, dimana UPPKH ini berada dibawah naungan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan dan pertanggung jawaban selanjutnya itu kepada KORWIL Koordinator Wilayah PKH ditiap wilayah tingkat I Provinsi yang membawahi beberapa kabupaten kota, kemudian baru ke pusat yang berada dalam naungan Kementrian Sosial. Pernyataan ini dipertegas oleh Ibu Vonny Vitra yang menyatakan bahwa “ alur pertanggung jawaban ini mulai dari pendamping yang memberikan hasil laporan tentang pemuktahiran data yang berupa laporan perubahan kegiatan RTSM ke UPPKH Kota Medan dan kemudian dilaporkan ke Pusat. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa alur pertanggung jawaban pelaksana Program Keluarga Harapan di keluarahan Tegal Sari Mandala II ini dimulai dari pendamping, dimana pendamping tersebut bekerja sama dengan pihak posyandu dan pihak sekolah memberikan laporan tentang perkembangan peserta PKH ke UPPKH Kota Medan, dimana UPPKH ini berada dibawah naungan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan dan pertanggung jawaban selanjutnya itu kepada KORWIL Koordinator Wilayah PKH ditiap wilayah tingkat I Provinsi yang membawahi beberapa kabupaten kota, kemudian baru ke pusat yang berada dalam naungan Kementrian Sosial. 4.2.1.4.Disposisi Disposisi atau sikap pelaksana yaitu menunjuk pada karakteristik yang menempel erat pada implementor kebijakanprogram. Sikap para implementor sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan. Untuk mengetahui sikap pelaksana kebijakan PKH di Kelurahan Tegal Sari Mandala II peneliti melakukan wawancara dengan beberapa Informan. Universitas Sumatera Utara Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan dengan sikap pelaksana PKH dalam menyikapi keluhan masyarakat, sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Bambang Setiadi berikut ini. “sebagai bagian dari pelaksana PKH ini, saya bertanggung jawab secara penuh atas pelaksanaan PKH di kelurahan ini. Jadi ketika ada keluhan dari masyarakat, saya selalu menanggapi mereka dengan baik. Misalnya yang terjadi ketika ada masyarakat yang merasa berhak mendapatkan PKH tapi tidak menerimanya merasa iri atau menimbuklkan kecemburuan social terhadap peserta PKH. Untuk menanggapi keluhan seperti ini saya menjelaskan kepada mereka perbedaan antara Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Sangat Miskin dalam penentuan peserta PKH dan mungkin juga terjadi kekeliruan pendataan oleh BPS”. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang sikap pelaksana kebijakan Program Keluarga Harapan, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Sri Suliswati sebagai Ketua Kelompok Ibu penerima bantuan PKH kelurahan Tegal Sari Mandala II seperti yang terlihat dalam pernyataan berikut ini. “ keluhan saya untuk pelaksanaan PKH itu sendiri selama ini sebenarnya tidak ada masalah yang begitu rumit, Cuma yang saya keluhkan adalah masalah keterlambatan dalam pencairan dana PKH, sering kali uang ini telat untuk diambil dan tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Tetapi memang pelaksana PKH ini selalu aktif memberikaninformasi dan arahan kepada kami untuk tetap bersabar dalam mengunggu pencairan dana . Pernyataan ini juga didukung oleh jawaban dari Ibu Salmah sebagai satu peserta penerima bantuan PKH berikut ini. “Menurut saya Pelaksana PKH untuk di daerah ini sudah menjalankan tugasnya dengan baik, saya melihat mereka bekerja dengan sangat giat memperhatikan kondisi keluarga yang menerima PKH ini. Khususnya pendamping selama ini terus aktif dalam memberikan informasi baik itu tentang pertemuan dan pengarahan kepada kami untuk bersabar dalam menanti pencairan dana PKH yang sering telat. Pendamping juga selalu hadir di posyandu untuk mengecek perkembanngan bayi dan balita yang menerima PKH”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa sikap pelaksana PKH yang dalam hal ini pendamping PKH di kelurahan Tegal Sari Mandala II ini sudah baik dimana pelaksana kebijakan ini sudah menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagi pelaksana PKH. Pelaksana PKH di kelurahan Tegal Sari Mandala II ini sangat meperhatikan kondisi RTSM di kelurahan tersebut. Sebagai pelaksana kebijakan, pendamping selama ini terus aktif dalam memberikan informasi baik itu tentang pertemuan dan pengarahan kepada kami untuk bersabar dalam menanti pencairan dana PKH yang sering telat. Pendamping juga selalu hadir di posyandu untuk mengecek perkembanngan bayi dan balita yang menerima PKH. 4.2.1.5.Kondisi Sosial dan Ekonomi Lingkungan social dan ekonomi ini sebenarnya menunjuk bahwa lingkungan dalam ranah implementasi dapat mempengaruhi kesuksessan implementasi kebijakan itu sendiri. Untuk mengetahui pelakasanaan kebijakan Program Keluraga Harapan yang selama ini berjalan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II maka peneliti juga melihat dari kondisi social dan kondisi ekonomi masyarakat di kelurahan ini. Oleh karena itu peneliti juga mengajukan pertanyaan mengenai kondisi kemiskinan yang dialami oleh masyarakat penerima bantuan PKH, seperti yang disampaikan oleh Ibu Vonny Vitra selaku pendaming PKH berikut ini “Kondisi miskin di desa dengan kota itu berbeda. Menurut BPSkemiskinan itu dilihat dari penghasilan dan kebutuhan makan . Padahal perlu diketahui bahwa hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan untuk melihat kondisi kemiskinan , bisa saja dalam satu rumah itu terdapat lima keluarga yang secara kasat mata mampu padahal sesungguhnya menumpang. Berkaitan dengan kondisi social yang ada di kelurahan Tegal Sari Mandala II, masyarakat dari penerima PKH ini untuk kepala rumah tangga suami sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh dan juga sebagai tukang becak, dan untuk ibu bekerja Universitas Sumatera Utara sebagai tukang cuci dan ada juga yang setiap hari bekerja untuk mencari sisa-sisa makanan untuk hewan ternak peliharaannya. Dan untuk kondisi dari lingkungan tempat mereka tinggal, sangat memprihatinkan dimana mereka dalam 1 rumah yang terdiri dari 6 anggota keluarga memiliki rumah yang sangat kecil dan sempit untuk ditempati. dan berdasasarkan hasil observasi saya di lapangan, bahkan jarak antara rumah RTSM dengan kandang hewan babi milik mereka itu jaraknya sangat dekat yang apabila diukur hanya mencapai satu meter saja. Padahal dalam rumah tersebut ada anak balita yang sangat rentan terhadap penyakit. Tetapi RTSM ini sudah terbiasa dengan kondisi ini, lingkungan yang kumuh itu sudah tidak menjadi masalah bagi RTSM untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari. 4.1.Data Sekunder Selain melakukan wawancara, peneliti juga memperoleh data sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari data yang telah ada sebelumnya baik data yang dikeluarkan oleh instansi terkait maupun literature pendukung lainnya. Data-data sekunder yang ada dalam penelitian ini seperti: 1. Laporan kegiatan pendamping Program Keluarga Harapan Data ini berisi laporan tentang kegiatan mingguan dan bulanan dari pendamping PKH masalah yang ada dilapangan beserta dengan solusinya dan juga rencana kegiatan untuk bulan depan. 2. Buku pedoman pendamping Program Keluarga Harapan Data ini berisi tentang pengertian dari PKH beserta dengan tujuannya, tabel tentang besar bantuan sesuai kategori, petunjuk teknis PKH, serta komponen bantuan untuk kesehatan dan pendidkan. 3. Daftar penerima Program Keluaga Harapan Universitas Sumatera Utara Data ini berisi tentang nama-nama peserta PKH yang ada di kecamatan Medan Denai beserta dengan kategori-kategorinya. Untuk kelurahan Tegal Sari Mandala II ada sekitar 302 RTSM yang menerima bantuan PKH. Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISA DATA Pada bab ini peneliti akan mencoba menganalisis data yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari hasil wawancara, observasi, ataupun juga data yang diperoleh dari pelaksana Program Keluarga Harapan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II. Adapun teknik analisis data yang dipakai untuk menganalisis data-data tersebut yaitu dengan metode deskripif kualitatif dimana data dan fakta yang didapatkan dilapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. 5.1.Pemahaman Informan terhadap Program Keluarga Harapan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Program Kelurga Harapan PKH merupakan program bantuan tunai bersayarat yang diberikan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM dengan tujuan umum adalah untuk mengurangi angka dan rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta merubah perilaku RTSM yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan. Sebagimana yang telah dijelaskan diatas bahwa program ini bertujuan untuk mengurangi beban rumah tangga kaluarga miskin serta memperbaiki, maka berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para informan yang terlibat dalam pelaksanaan PKH di kelurahan Tegal Sari Mandala II dapat dikatakan bahwa baik koordinator, pendamping, dan terutama masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang tujuan dari program ini. Pemahaman ini terlihat dari pelaksanaan yang berlangsung di kelurahan ini yang tergolong baik, dimana masyarakat penerima bantuan sudah menjalankan kewajibannya dengan baik, walaupun memang pada awalnya banyak RTSM yang belum tertib, namun seiring berjalannya waktu para peserta Universitas Sumatera Utara PKH ini sudah menyadari tentang pentingnya memperbaiki kualitas hidup khususnya dibidang pendiidikan dan kesehatan. Masyarakat penerima bantuan dana PKH dapat menjalankan kewajibannya dengan baik, sebenarnya tidak terlepas dari peran pendamping yang selalu mengarahkan serta memberikan motivasi kepada masyarakat di kelurahan Tegal Sari Mandala II akan pentingnya perbaikan kualitas hidup bagi generasi penerus. Baik pendamping maupun koordinator PKH di kelurahan ini memliki pemahaman yang baik tentang tujuan dari program ini dimana dalam menjalankan tugasnya mereka berusaha agar masyrakat tersebut terlayani dengan baik sehingga dengan dengan demikikan dapat tercapai tujuan dari program keluarga harapan ini.

5.2. Implementasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II