Penelitian Soesetio 2008 yang menguji kepemilikan manajerial dan institusional, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan
profitabilitas terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa kepemilikan menajerial dan institusional berpengaruh negatif dan
signifikan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan struktur aktiva
dan profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
Masdupi 2005 melakukan penelitian dengan judul Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik
Keagenan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insider ownership dan institutional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap debt ratio. Dividend
payout ratio, ukuran perusahaan, dan struktur aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan profitabilitas berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.
C. Kerangka Pikir
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang Jensen dan Meckling 1976 dalam Wahidahwati 2002 menyatakan
bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik kepentingan karena merupakan
konsekuensi dari pemisahaan fungsi tersebut. Wahidahwati 2002 juga menyebutkan bahwa manajer yang diangkat oleh pemegang saham
haruslah bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, tetapi ternyata terdapat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak yang
menyebabkan konflik keagenan. Manajemen yang memiliki sebagian saham perusahaan akan bertindak
sebagai pemilik saham dan sebagai pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial akan menyelaraskan kepentingan manajemen
dan pemilik perusahaan karena manajemen akan langsung merasakan manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan akan merasakan
secara langsung kerugian akibat pengambilan keputusan yang salah. Oleh karena itu segala bentuk keputusan yang diambil pihak manajemen harus
secara cermat dan hati-hati. Manajemen akan bertindak sesuai dengan apa yang perusahaan butuhkan. Adanya kepemilikan saham oleh pihak
manajemen ini menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan. Dalam pengambilan keputusan
pendanaan pihak manajemen akan lebih mengutamakan dana dari internal daripada hutang, karena penggunaan dana internal adalah sumber
pendanaan yang paling murah. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin kecil penggunaan hutang dalam operasional perusahaan.
Dengan demikian kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan yang besar tentu dapat lebih mudah mengakses pasar
modal, karena kemudahan tersebut maka berarti bahwa perusahaan memiliki
fleksibilitas dan
kemampuan untuk
mendapatkan dana
Wahidahwati, 2002. Semakin besar ukuran perusahaan semakin besar peluang mendapatkan dana dari pihak eksternal. Kemudahan ini yang
akan dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk mendapatkan dana untuk operasional perusahaan ataupun investasi baru.
Besar atau kecil ukuran perusahaan terkait dengan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman, sehingga para kreditur
menilai perusahaan
yang besar
akan lebih
mudah melakukan
pengembalian atas hutang tersebut. Perusahaan besar lebih banyak memiliki usaha yang terdiversifikasi, sehingga mudah dilirik investor
ataupun kreditur. Semakin besar perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
aset yang besar, sehingga pihak eksternal tidak merasa khawatir dengan jaminan perusahaan tersebut. Dengan demikian ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.