54
mengajukan permohonan gugatan cerai, permohonan ini tidak dapat diajukan lagi setelah masuk ke acara Pembuktian didalam sidang perceraian. Gugatan
perwalian atau pemeliharaan anak ini, selain dapat diajukan pada saat mengajukan gugatan cerai, dapat juga diajukan setelah Putusan cerai.
3.2. Dasar-dasar dan Pertimbangan Hakim dalam Menetapkan Putusan
Perceraian.
a. Gugatan Penggugat
Pertama kali yang harus diperhatikan adalah melihat isi dari gugatan Penggugat mengenai posisi kasusnya seperti apa dan bagaimana
kemudian melihat alasan-alasan penggugat untuk bercerai kenapa dan memperhatikan isi petitum dari Penggugat disamping itu Majelis Hakim
dalam sidang pertama harus berupaya untuk mendamaikan ke 2 belah pihak untuk tidak bercerai sesuai dengan azas perkawinan yang
mempersulit terjadinya perceraian. b.
Jawaban Tergugat Setelah sidang pembacaan gugatan Penggugat, kemudian Hakim
harus memperhatikan juga pembelaan dari Tergugat yang tercantum dalam jawaban Tergugat sesuai asas-asas hukum acara perdata yaitu kedua belah
pihak wajib diperlukan sama, tidak memihak dan didengar bersama. b.
Replik Penggugat dan Duplik Tergugat Setelah sidang pembacaan jawaban Tergugat, kemudian Hakim
harus memperhatikan Replik Penggugat atas jawaban Tergugat dan sebaliknya Duplik Penggugat atas Replik Penggugat, sehingga disini
55
posisinya seimbang dan Hakim tidak memihak antara pihak Penggugat atau Tergugat, Hakim hanya melihat fakta-fakta dalam persidangan dan
memutuskan perkara sesuai dengan hati nurani apa yang menurut Hakim itu benar dan tidak memutuskan perkara apa yang menurut hakim itu tidak
benar. c.
Pembuktian Dalam proses ini para Penggugat dan Tergugat diharuskan
membuktikan dalil-dalil gugatan dan eksepsi yang telah diajukan di persidangan dan disini Hakim harus mempertimbangkan mana yang benar
dan mana yang tidak benar sehingga terlihat jelas posisi kasusnya seperti apa dan Pembuktian ini digunakan sebagi acuan untuk membuat Putusan.
Dalam pasal 164 ”Herzien Inlandsch Reglement” Reglement Indonesia yang diperbaharui H.I.R Stbl 1941 No 44 menyatakan :
Maka yang disebut alat-alat bukti yaitu : 1.
bukti dengan surat 2.
bukti dengan saksi 3.
persangkaan-persangkaan 4.
pengakuan 5.
sumpah Di dalam segala hal dengan memperhatikan aturan-aturan yang
ditetapkan dalam pasal berikut. Pasal 169 ”Herzien Inlandsch Reglement” Reglement Indonesia
yang diperbaharui H.I.R Stbl 1941 No 44 menyatakan :
56
”keterangan dari seorang saksi saja, dengan tidak ada suatu alat bukti yang lain,didalam hukum tidak dapat dipercaya.”
Dalam kasus posisi kasus diatas, Penggugat hanya mengajukan bukti dengan surat dan bukti dengan saksi 2 orang sedangkan Tergugat
hanya mengajukan bukti dengan surat dan tidak mengajukan bukti dengan saksi.
d. Kesimpulan
Kesimpulan menjadi proses akhir sebelum dikeluarkannya putusan oleh Majelis Hakim, biasanya Hakim menawarkan kepada pihak
Penggugat dan Tergugat untuk mengajukan Kesimpulan, disini sifatnya tidak wajib, sehingga jika kedua belah pihak atau salah satu pihak tidak
mengajukan kesimpulan tidak apa-apa, kesimpulan tersebut nantinya juga digunakan oleh Hakim untuk memutuskan perkara perceraian tersebut.
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di Persidangan sebagaimana tersebut diatas Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Penggugat dan
Tergugat sudah tidak dapat bersatu dan rukun kembali untuk membina rumah tangga yang bahagia, sebagaimana tujuan perkawinan.
e. Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim
Sebelum memutus suatu perkara Ketua Majelis Hakim bersama Hakim Anggota I dan II yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili
perkara tersebut meminta waktu kira-kira 1-2 minggu kepada pihak Penggugat dan Tergugat untuk mengadakan Rapat Permusyawaratan untuk
mempertimbangkan putusan yang nanti akan dikeluarkan seperti apa
57
dengan mempertimbangkan semua proses dan fakta dipersidangan seperti apa dan bagaimana sehingga dicapainya suatu putusan yang seadil-adilnya
oleh Ketua Majelis Hakim bersama 2 Hakim anggota. Putusan tersebut nantinya Harus Disertai juga Alasan-alasan karena Semua putusan
pengadilan harus memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan atau
sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili. Alasan- alasan yang dimaksud itu adalah sebagai pertanggung-jawaban hukum
kepada rakyat, karena itu memiliki nilai obyektif. Dalam kasus antara Penggugat dan Tergugat, hakim dalam menetapkan putusan perceraian
mempunyai pertimbangan bahwa sesuai dengan fakta yang terjadi dipersidangan telah terbukti alasan yang dikemukakan oleh Penggugat
sesuai dengan yang ditentukan dalam pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 yaitu “Perceraian dapat terjadi dengan alasan
antar suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga” maka
gugatan Penggugat yang memohon kepada Pengadilan Negeri Sidoarjo untuk menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat sesuai
Kutipan Akta Perkawinan Nomor 283985 yang dilangsungkan dihadapan Pegawai Pencatat Perkawinan Kantor Catatan Sipil Kotamadya Surabaya
putus karena perceraian beralasan hukum untuk dikabulkan. Sedangkan mengenai hak perwalian ketiga anaknya sepenuhnya diberikan kepada
Penggugat karena pertimbangan dan alasan bahwa 3 tiga anak yang telah
58
dilahirkan dari perkawinan Penggugat dan Tergugat masih dibawah umur oleh karena itu hakim berpendapat bahwa patut dan adil apabila Penggugat
ditetapkan sebagai wali ibu dari ketiga anaknya dan Tergugat sebagai ayah ketiga anaknya dihukum untuk memberikan nafkah dan biaya pendidikan
ketiga anaknya setiap bulan sebesar Rp.1.500.000,-Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah sesuai dengan kebutuhan hidup dan pendidikan anak sampai
mereka menjadi dewasamenikah. Sedangkan untuk gugatan Penggugat yang berkaitan dengan masalah harta gono-gini, Hakim berpendapat
bahwa tuntutan yang berkaitan dengan masalah harta gono-gini harus dinyatakan tidak dapat diterima dengan alasan gugatan terhadap harta
gono-giniharta bersama harus diajukan setelah adanya putusan perceraian yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan diajukan secara
terpisah dengan gugatan perceraian ini.
59
BAB IV P E N U T U P
4.1. Kesimpulan