Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kontrak Bisnis dengan Orang Asing T2 322011012 BAB I

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Hukum positif Indonesia mengenal pengaturan mengenai kontrak bisnis dengan orang asing. Pasal 1173 KUHPerdata berisi ketentuan bahwa tidak boleh atau tidak dibenarkan berdasarkan suatu persetujuan yang dibuat di suatu negeri asing, dilakukan pembukuan hipotik atas benda-benda yang terletak di wilayah Indonesia, kecuali apabila di dalam sesuatu traktat telah ditentukan sebaliknya. Yurisprudensi No. 1695 KPdt1984 tanggal 23 Mei 1986 dan yurisprudensi No. 641 KPdt1993 tanggal 27 Juni 1996, di dalamnya juga dinyatakan bahwa: “Perjanjian antara warga negara Indonesia dengan orang asing tidak dapat begitu saja diperlakukan bagi hubungan hukum yang obyeknya berada di wilayah Indonesia.” Berbeda dengan negara Skotlandia system hokum positifnya yang mengatur secara tersendiri mengenai kontrak bisnis dengan orang asing. Skotlandia mempunyai the Trading with the Enemy Act and Royal Proclamation. Pernah Hakim 1 pada Court of Session 1 Rujukan semua kasus skotlandia diambil dari penelitian Jeferson Kameo dalam bukunya, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. 2 Skotlandia menerapkan prinsip hukum berdagang dengan orang asing. Para Penggugat memiliki sebuah perusahaan yang menjalankan usaha dengan nama Gebruder van Uden, yang berkedudukan di Duisberg, Jerman. Mereka berkontrak dengan seorang pemilik kapal di Glasgow. Jika Penggugat merupakan pengusaha yang menjalankan usahanya di Duisberg, Jerman, kemudian mereka melakukan usaha di negara musuh, dalam arti mereka harus tunduk pada the Trading with the Enemy Act and Royal Proclamation Skotlandia. Menurut legilasi tersebut, mereka orang asing tidak punya hak untuk meminta bantuan Pengadilan di Skotlandia untuk menegakkan hak-hak sipil mereka. Mereka adalah musuh asing, proses tersebut harus selesai sampai akhir perang. 2 Prinsip hukum mempunyai fungsi sangat penting dalam sistem hukum. Prinsip hukum mempengaruhi sistem hukum positif dan menjelma dalam sistem yang dibentuk. Tidak ada sitem tanpa prinsip di dalamnya. Prinsip hukum membentuk sistem check and balance. 3 Dalam kaitan dengan hukum kontrak, dikenal berbagai macam jenis prinsip hukum. Ada yang mengajukan tiga prinsip hukum dalam hukum kontrak, yakni: konsensualisme, kekuatan 2 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum… 3 J.H. Nieuwenhuis, Drie Beginselen van Contractenrecbt. Kluwer, Deventer, 1979, biz., 4. 3 mengikat perjanjian, dan kebebasan berkontrak. Ada pula yang mengajukan prinsip kepatutan billijkheids beginsel. Tidak hanya itu, masih ada lagi yang mengajukan tiga prinsip, yaitu: otonomi para pihak autunomie-beginsel, kepercayaan vertrouwens beginsel, dan prinsip kausa causa-beginsel. 4 Ada pula ahli yang mengedepankan prinsip itikad baik goede trouw beginsel. 5 Prinsip kausa telah ditinggalkan oleh NBW, sekalipun dalam perspektif hukum kontrak Indonesia masih berlaku, prinsip kepatutan billijkheid esensinya terkandung dalam itikad baik. 6 Prinsip otonomi dan pacta sunt servanda erat kaitannya dengan kebebasan berkontrak. Sedangkan prinsip kepercayaan relevansinya hanya menyangkut situasi dalam hal terjadi diskrepansi antara kehendak wilstheorie dan pernyataan verklaringstheorie. 7 Tulisan ini mengkomparasikan antara sistem hukum Indonesia dengan sistem hukum Skotlandia. Disinggung di muka bahwa Indonesia tidak mempunyai suatu undang-undang khusus mengenai transaksi bisnis dengan orang asing khususnya pada saat 4 Ibid., biz, 5, 9. Dapat disimak dalam Sogar Simamora, Op. Cit., hlm. 29. 5 P.L. Wery, Perkembangan Hukum tentang Itikad Baik di Nederland, Percetakan Negara RI, Jakarta, 1990, hlm. 8. 6 Ibid., h. 9. 7 J.H. Nieuwenhuis, Hoofskukken Verbintenissenrecht, D. Saragih, terj., Surabaya, 1985, hlm. 8-9. 4 perang atau dalam keadaan damai. Sedangkan Skotlandia, sudah mempunyai undang-undang tersebut. Hal ini dapat dimaklumi Indonesia baru merdeka pada tahun 1945, dan itupun diperoleh bukan dari kemenangan atas perang, tetapi karena penjajahan. Maksud dari frase orang asing tersebut adalah bahwa jika suatu warga negara tertentu berkontrak bisnis dengan warga negara asing, maka mereka berkontrak dengan “orang asing”, karena bukan warga negara mereka sendiri. Definisi “asing” menurut The New Roget’s Thesaurus adalah: foreigner; alien; outlander; dan outsider. 8 Skotlandia menggunakan alien untuk konsep orang asing. Orang asing adalah seseorang yang bukan warga negara suatu negara. 9 Kaedah tentang kapasitas dan kekuasaan untuk perikatan bagi orang asing terbagi ke dalam dua bagian, yaitu dalam keadaan damai dan dalam keadaan perang. Dalam keadaan damai, orang asing mempunyai 10 kapasitas penuh dan juga kekuasaan, atau kapasitas yang terbatas apabila orang asing itu adalah anak di bawah umur, atau orang yang tidak mempunyai kapasitas mental dan yang sama dengan itu. Hanya saja, orang asing tidak bisa menjadi atau 8 Norman Lewis, The New Roget’s Thesaurus, G. P. Putnam’s Sons, New York, 1936, hlm. 465. 9 Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, tanpa tahun, hlm. 262. 10 Sejauh hal itu diakui oleh hukum positif suatu negara. 5 tidak bisa tercatat sebagai pemilik kapal dari suatu negara 11 tempat si orang asing itu berdiam. Orang asing juga tidak mempunyai kekuasaan untuk memiliki pesawat terbang yang tercatat sebagai kapal berkebangsaan negara tempat dia berdiam. 12 Dalam keadaan perang, maka setiap orang asing yang berdiam di Skotlandia, apabila orang asing tersebut tidak dikurung, ditahan rumah maupun kota, atau berada dalam penjara, maka orang asing itu tetap mempertahankan kapasitas untuk berkontrak yang ia miliki. Demikian pula dengan kekuasaan untuk perikatan yang juga ia miliki, sehingga orang asing tersebut secara hukum sah untuk berkontrak. Orang asing yang memiliki kapasitas dan kekuasaan berkontrak juga dapat menuntut seseorang ke pengadilan. Demikian pula sebaliknya orang asing dituntut di hadapan pengadilan sehubungan dengan seluruh klaim yang timbul dari perjanjian yang dibuat oleh dan melibatkan orang asing tersebut. 13 Tambahan lagi, dalam waktu perang, orang-orang yang termasuk ke dalam kategori orang asing musuh adalah termasuk di dalam mereka itu semua 11 Dalam hal ini kapal Britania Raya British Ship, masih berlaku di Inggris dan diatur di dalam Pasal 1 Undang-Undang Kapal Para Pedagang dan Pengusaha Angkutan Laut Merchant Shipping Act 1894. 12 Diatur di dalam Peraturan tentang Navigasi Pengangkutan Udara Air Navigation Order 1972. 13 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum… 6 orang yang tinggal dan menjalankan usaha di daerah lawan. Dalam hal ini mereka dipisahkan dengan orang-orang yang melakukan penyerangan, tidak peduli apakah masuk dalam kategori itu adalah sekutunya, kebangsaan, atau tempat tinggal. Mereka itu tidak saja warga negara musuh yang berdiam di Inggris, tetapi juga warga negara Inggris, jika dia berdiam di wilayah musuh. 14 Demikian pula dengan firma atau badan hukum yang berada dalam wilayah yang netral, namun sekutu firma tersebut tercatat sebagai partner dalam firma atau badan hukum yang beroperasi di wilayah musuh, 15 atau dalam kasus yang sama dengan itu. Pada saat pertempuran, maka adalah merupakan suatu tindakan yang dinyatakan ilegal berdasarkan kebijakan publik, terkecuali apabila ada ijin yang diberikan oleh kepala negara 16 untuk memasuki atau membuat suatu perjanjian dengan orang asing musuh. Dengan demikian apabila ada perjanjian yang telah terjadi, maka perjanjian-perjanjian itu adalah batal, sebab hal itu sama dengan apa yang disebut sebagai “berdagang dengan musuh”. 17 14 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum…. 15 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum… 16 Royal License. 17 “Something like sleeping with enemy” atau “musuh dalam selimut” trading with the enemy. Lihat Daimler Co. v Continental Tyre and Rubber Co. 1916 2 AC 307. 7 Suatu perjanjian tidak dapat dipengaruhi oleh perang yang sedang berkecamuk, atau adanya ancaman peperangan yang mempercepat atau mendorong perjanjian tersebut. 18 Suatu perjanjian yang bersifat eksekutorial tidak seluruhnya otomatis menjadi hapus discharged oleh pecahnya suatu peperangan. 19 Peperangan tidak mempengaruhi suatu perjanjian, terutama sejumlah perikatan yang dalam dokumen mana sudah dicantumkan perikatan dengan sifat hubungan hukumnya adalah berkelanjutan. Sebagai contoh, Sejumlah perjanjian pinjam pakai tanah pertanian 20 atau sewa tanah pertanian, dan bagi hasil 21 produksi tanah pertanian. Berdasarkan uraian di atas, maka dipilih judul: Kontrak Bisnis dengan Orang Asing.

2. Rumusan Masalah