7
Suatu perjanjian tidak dapat dipengaruhi oleh perang yang sedang berkecamuk, atau adanya ancaman peperangan yang mempercepat
atau mendorong perjanjian tersebut.
18
Suatu perjanjian yang bersifat eksekutorial tidak seluruhnya otomatis menjadi hapus discharged
oleh pecahnya suatu peperangan.
19
Peperangan tidak mempengaruhi suatu perjanjian, terutama sejumlah perikatan yang dalam dokumen
mana sudah dicantumkan perikatan dengan sifat hubungan hukumnya adalah berkelanjutan. Sebagai contoh, Sejumlah
perjanjian pinjam pakai tanah pertanian
20
atau sewa tanah pertanian, dan bagi hasil
21
produksi tanah pertanian. Berdasarkan uraian di atas, maka dipilih judul: Kontrak
Bisnis dengan Orang Asing.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah: bagaimana kedudukan pihak asing dalam kontrak bisnis?
18
Blomart v Earl of Roxburgh 1664 Mor 16091. Mor adalah Law Reporting bernama lengkap Morison’s Dictionary of Decisions, Court of Session atau
semacam Law Reporting yang terhitung otoritatif, disusun secara alfabetis terhadap putusan-putusan Mahkamah Agung Skotlandia; Janson v Driefontein
Consolidated Mines 1902 AC 484.
19
Ertel Bieber Co. v Rio Tinto Co. 1918 AC 260.
20
Halsey v Lowenfeld 1916 2 KB 707.
21
Di Skotlandia, perjanjian seperti ini disebut dengan feu-contracts atau sewa tanah pertanian dari para landlord atau pemilik tanah-tanah pertanian di bawah
penguasaan orang-orang yang ditunjuk oleh kerajaan sebagai bangsawan kerajaan yang menguasai atau pemilik sejumlah areal tanah pertanian tertentu.
8
3. Keaslian Penelitian
Perlu dikemukakan bahwa penelitian hukum ini merupakan suatu penelitian yang original. Sebab Penulis belum menemukan
penelitian dan penulisan yang sama dan serupa dengan topik ini oleh mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menjelaskan asas-asas dan kaedah-kaedah hukum positif Indonesia
yang mengatur kedudukan orang asing. Hukum positif Skotlandia dalam hal-hal tertentu dibandingkan dengan sistem hukum positif
Indonesia.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan, baik secara praktis maupun teoritis yang diambil dari
hasil penelitian. Praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana Penulis untuk belajar memahami bagaimana perpektif Ilmu
Hukum Kontrak mengenai kedudukan orang asing dalam sistem hukum Indonesia dan Skotlandia.
9
6. Kerangka Teori
Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah kontrak. Istilah kontrak berasal dari kata “contract” dalam bahasa Inggris.
Dalam bahasa Perancis “contrat”, dan dalam bahasa Belanda “overeenkomst”, sekalipun kadang-kadang juga digunakan istilah
“contract”.
22
Dalam bahasa Indonesia, kontrak sama pengertiannya dengan perjanjian. Kedua istilah ini merupakan terjemahan dari
“contract”,”overeenkomst” atau “contrat”. Istilah kontrak lebih menunjukkan pada nuansa bisnis atau komersial dalam hubungan
hukum yang dibentuk,
23
sedangkan istilah perjanjian cakupannya lebih luas. Dengan demikian pembedaan dua istilah ini bukan pada
bentuknya. Tidak tepat jika kontrak diartikan sebagai perjanjian yang dibuat secara tertulis, sebab kontrak pun dapat dibuat secara
lisan.
24
Pasal 1313 BW mengandung pengaturan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Batasan ini
22
Misalnya dalam istilah “contractsoverneming” yang terdapat dalam Bagian 3 Bab 2 Buku 6 NBW.
23
Peter Mahmud Marzuki, Batas-Batas Kebebasan Berkontrak, Yuridika, Vol. 18 No. 3, Mei 2003, hlm. 196.
24
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1987, hlm. 1.
10
telah berubah dalam NBW. Pasal 213 Bab 5 Buku 6 NBW memberikan batasan sebagai berikut:
“A contract in the sense of this title is a multilateral juridical act whereby one or more parties assume an
obligation towards one or more other parties.“
25
Artinya, suatu kontrak di bawah Bab ini, adalah suatu perbuatan yuridis yang bersifat multilateral yaitu satu
atau lebih dari satu pihak membuat perikatan terhadap satu atau lebih pihak.
Perbedaan dari kedua batasan tersebut adalah bahwa NBW memberikan penekanan kontrak merupakan perbuatan banyak pihak.
Namun dalam pluralism itu satu pihak saja dapat berjanji atau mengikatkan diri dengan satu pihak saja; atau lebih. Ini juga berbeda
kalau diperhadapkan pada batasan dalam Pasal 1101 Civil Code Perancis yang dalamnya terdapat kaedah bahwa kontrak sebagai:
“An agreement by which one or more persons bind themselves to one or more other to convey property, to
do, or not to do, something.”
26
Artinya Sebuah perjanjian dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri
terhadap satu atau lebih lainnya untuk menyampaikan properti, untuk melakukan, atau tidak melakukan,
sesuatu.
25
Nieuw Nederlands Burgerlijk Wetboek Her Vermogensrecht, P.P.C. Haanappel, et.al., English trans., Kluwer Law and Taxation Publishers,
Deventer, 1990, p. 325. Dapat disimak dalam Sogar Simamora, Op. Cit, hlm. 24.
26
Camille Jauffret Spinosi, “The Domain of Contract French Report”, dalam Contract Law Today Anglo-French Comparisons, Donald Harris, et.al. ed.,
Clarendon Press, Oxford, 1989, p. 113. Dapat disimak dalam Sogar Simamora, Ibid.
11
Definisi di atas memuat esensi kontrak, sebagai kewajiban. Jelas dalam kata-kata: “Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
seorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.”
27
Sistem common law, menganggap janji yang dipertukarkan. Terlihat dari definisi: “Contract is a promise or a set of promises for
the breach of which the law gives a remedy-or the performance of which the law is some recognizes as a duty.”
28
Artinya …. Sementara, dikatakan: “Contract is an agreement made
between two or more parties, whereby legal rights and obligations are created which the law will enforced.”
29
Artinya, … Ada pula yang mengemukakan, “Contract is an agreement giving rise to
obligations which are enforced or recognized by law.”
30
Artinya, … Di Amerika, Restatement Second of the Law of Contracts versi
Amerika Law Institute,: “A contract is a promise or set of promises for the breach of which the law gives a remedy, or the performance
27
R. Subekti, Loc. Cit.
28
P.S. Atiyah, An Introduction to the Law of Contract, Oxford University Press, New York, 1996, p. 2.
29
Clive Turner, Australian Commercial Law, The Law Book Company Limited, Sydney, 1995, p. 2.
30
G.H. Treitel, Law of Contract, Sweet Maxwell, London, 1995, p. 1. Dapat disimak dalam Sogar Simamora, Op. Cit., hlm. 25.
12
of which the law is some way recognizes as a duty.”
31
Artinya, …. Dari beberapa batasan itu nampak bahwa tidak ada perbedaan yang
mendasar antara kontrak dalam sistem civil law dan common law. Kontrak mengatur transaksi bisnis sebagai suatu kontrak baik
dalam skala besar maupun kecil, baik domestik maupun
internasional. Fungsi pengaturan oleh kontrak sangat penting dalam menjamin bahwa seluruh harapan yang dibentuk dari janji-janji para
pihak dapat terlaksana dan dipenuhi manakala pihak-pihak itu mau mematuhi perjanjian mereka. Dalam hal terjadi pelanggaran maka
terdapat hukuman sebagai suatu kontrak berbentuk kompensasi yang harus dibayar. Kontrak dengan demikian merupakan sarana untuk
memastikan bahwa apa yang hendak dicapai oleh para pihak dapat diwujudkan. Manakala tidak diwujudkan maka kontrak dapat
memaksakan perwujudannya. Ada pandangan bahwa isi kontrak pada umumnya berkaitan dengan transaksi bernilai ekonomis
economic exchange.
32
Hukum kontrak
dengan demikian
merupakan instrumen hukum yang mengatur terjadinya pertukaran itu dan sekaligus memberikan bentuk perlindungan bagi pihak yang
dirugikan.
31
J. Beatson, Anson’s Law of Contract, Oxford University Press, Oxford, 2002, p. 2.
32
P.S. Atiyah, Op. Cit., p. 3.
13
Terdapat dua fungsi penting dalam kontrak. Fungsi pertama, yaitu untuk menjamin terciptanya harapan atas janji yang telah
dipertukarkan. Kedua, kontrak mempunyai fungsi konstitutif untuk memfasilitasi transaksi yang direncanakan dan memberikan aturan
bagi kelanjutannya ke depan.
33
Semakin kompleks suatu transaksi akan semakin tinggi kebutuhan mengenai perencanaan dan semakin
rinci pula ketentuan-ketentuan dalam kontrak yang dibuat. Dalam kaitan dengan fungsi kontrak bagi perencanaan transaksi, kontrak
mensyaratkan empat hal, yaitu: umumnya menetapkan nilai transaksi the value of exchange terdapat kewajiban timbal balik
dan standar pelaksanaan kewajiban membutuhkan alokasi
pengaturan tentang resiko ekonomi economic risk bagi para pihak; dan dapat mengatur kemungkinan kegagalan dan konsekusensi
hukumnya.
34
Kepastian juga merupakan faktor penting mendikte waktu. Hukum Kontrak dalam hal ini memberikan sarana yang
memungkinkan para pihak mengakomodasi seluruh kepentingannya. Kontrak merupakan janji yang mengikat dan janji tersebut
menimbulkan harapan-harapan yang layak. Hukum Kontrak dalam
33
J. Beatson, Op. Cit., p. 3.
34
Ibid.
14
hal ini merupakan instrumen hukum yang berfungsi untuk menjamin pelaksanaan janji dan harapan itu.
Secara fundamental terdapat tiga tujuan Hukum Kontrak, seperti berikut ini:
“First, it is inspired by the desire to enforce promises and to protect the reasonable expectation which are generated both
by promises and by other forms of conduct. Secondly, contract law is a strongly influenced by the underlying
institutions of property law, so that, while is recognizes and enforces transaction for the transfer of property, it does not
generally support of recognize transfer of property and money which one person has obtained without any exchange;
transfer without exchange are widely thought to involve an unjust enrichment of one party at the expense of the other.
Thirdly, contract law is also designed to prevent certain binds of harm, particulary harm an economic nature, or at
least to compensate those who suffer such barm.”
35
artinya, Pertama, terinspirasi oleh keinginan untuk menegakkan janji-
janji dan untuk melindungi harapan yang masuk akal yang dihasilkan baik oleh janji-janji dan dengan bentuk-bentuk
perilaku. Kedua, hukum kontrak adalah sangat dipengaruhi oleh lembaga-lembaga yang mendasari hukum properti,
sehingga, sementara yang mengakui dan memberlakukan transaksi
pengalihan harta, tidak umum
mendukung mengakui pengalihan harta dan uang yang satu orang telah
memperoleh tanpa pertukaran; Transfer tanpa pertukaran secara luas diduga melibatkan pengayaan tidak adil dari salah
satu pihak dengan mengorbankan yang lain. Ketiga, hukum kontrak juga dirancang untuk mencegah mengikat tertentu
bahaya,
terutama merugikan
bersifat ekonomi,
atau setidaknya untuk mengimbangi mereka yang menderita barm
tersebut.
35
P.S. Atiyah, Op. Cit., p. 35.
15
7. Metode Penelitian