Tujuan Hukum Pidana Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Tindak Pidana dalam Investasi Fiktif PT.Global Transmedia Indonesia T1 312012020 BAB II

dilindungi oleh hukum pidana adalah kepentingan umum, sehingga kedudukan Negara dengan alat penegak hukumnya menjadi dominan.

b.Tujuan Hukum Pidana

Setiap hukum diciptakan memiliki tujuan begitu juga dengan hukum pidana. Para ahli hukum pidana memiliki pandangan yang berbeda mengenai tujuan hukum pidana, tetapi perbedaan itu mengarah kepada kecenderungan yang sama yaitu menyamakan antara tujuan hukum pidana dan tujuan penjatuhan pidana atau pemidanaan. 21 sasaran yang hendak dituju oleh hukum pidana adalah melindungi kepentingan masyarakat dan perseorangan dari tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan akibat adanya suatu pelanggaran oleh seseorang. Dalam teori hukum pidana sendiri tujuan hukum pidana dibedakan menjadi tiga aliran yaitu aliran klasik,aliran modern dan aliran neo klasik. Menurut aliran klasik tujuan hukum pidana adalah untuk melindungiindividu dari penguasa atau negara 22 .Aliran klasik menitikberatkan pada perbuatan pelaku kejahatan. Sepanjang dalam realitas terdapat orang yang melakukan tindak pidana, maka orang tersebut harus di jatuhi sanksi pidana tanpa melihat latar belakang dan motivasi yang mendorongnya melakukan tindak pidana. Singkatnya, yang diperhatikan bukan pada orang yang melakukan tindak pidana, tetapi pada perbuatannya. 23 21 Mohamad Taufik Makaro, pembaruan hukum pidana studi tentang bentuk bentuk pidana khususnya pidana cambuk sebagai suatu bentuk pemidanaan, Yogyakarta: kreasi wacana, 2005, hlm. 50 22 Bambang Poernomo, ASAS-ASAS HUKUM PIDANA, Yogyakarta:Ghalia Indonesia, hlm 18 23 Mahrus ali.,op.,cit., hlm 16 Menurut aliran modern tujuan hukum pidana adalah melindungi masyarakat terhadap kejahatan. 24 Titik sentral pemikiran aliran modern adalah pada diri pelaku kejahatan.ketika terjadi suatu tindak pidana, maka tidaklah otomatis pelakunya dijatuhi sanksi pidana tertentu sesuai dengan ketentuan hukum pidana. Yang pertama kali harus dilakukan adalah pembuktian terlebih dahulu apa yang sesungguhnya menjadi latar belakang dan moyivasi dari pelaku saat melakukan tindak pidana, sehingga akhirnya dari pembuktian tersebut bisa dipastikan bahwa pelaku memang patut dicela atas tindak pidana yang telah dilakukannya itu. 25 Aliran neo klasik berkembang selama abad XIX dan mulai mempertimbangkan kebutuhan adanya pembinaan individual terhadap pelaku tindak pidana.Aliran neoklasik berpangkal dari aliran klasik yang dalam perkembangannya kemudian dipengaruhi aliran modern.Karena aliran neoklasik merupakan modifikasi dari aliran klasik dan di pengaruhi juga oleh aliran modern, maka tema sentral pemikirannya adalah pada aspek perbuatan pidana dan pelaku dari perbuatan pidana secara seimbang. Suatu pidana haruslah di dasarkan atas pertimbangan-pertimbangan secara matang dan seimbang antara fakta berupa telah terjadinya tindak pidana yang dilakukan seseorang maupun kondisi subjektif dari pelaku tindak pidana khususnya saat ia berbuat. Gabungan anatara keduanya harus bisa melahirkan keyakinan bahwa orang tersebut memang pelaku sebenarnya dan tindak pidana yang terjadi dan untuk itu ia memang patut dicela, yaitu dalam bentuk pengenaan pidana kepadanya. 26

c.Tindak Pidana Dan Unsur-Unsurnya

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Tindak Pidana dalam Investasi Fiktif PT.Global Transmedia Indonesia T1 312012020 BAB I

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Tindak Pidana dalam Investasi Fiktif PT.Global Transmedia Indonesia

0 0 15

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kekuatan Pembuktian Tindak Pidana ECommerce Berbasis Nilai Keadilan T1 BAB II

0 0 42

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat dalam Penyelesaian Tindak Pidana: Studi Kasus di Desa Banyubiruabupaten Semarang T1 BAB II

1 1 59

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB IV

0 0 3

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB III

0 0 11

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB II

0 1 29

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB I

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Kesusilaan dalam PerundangUndangan Indonesia T1 BAB II

0 0 22

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sanksi Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme Berbasis Keadilan Bermartabat T1 BAB II

0 0 48