Dasar-Dasar Komunikasi Terapeutik Jenis Komunikasi Yang Dimanifestasikan Secara Terapeutik

10 mendalam. Pada saat ini perawat lebih mudah mngetahui segala kebutuhan pasien.Kehangatan juga dapat di komunikasikan secara nonverbal.Dengan penampilan yang tenang, suara yang meyakinkan, dan pegangan tangan yang halus menunjukan rasa kasih sayang terhadap pasien.

2.1.4 Dasar-Dasar Komunikasi Terapeutik

Menurut Machfoedz, 2009 komunikasi terapeutik dapat dikenali melalui beberapa hal sebagai berikut: 2.1.3.1 Perawat mengenal dengan baik pribadi pasien serta memahami dirinya dengan baik sesuai nilai-nilai yang dianut. 2.1.3.2 Komunikasi ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan saling menghargai. 2.1.3.3 Perawat mampu memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien. 2.1.3.4 Perawat menyadari pentingnya kebutuhan pasien mulai dari fisik maupun mental. 2.1.3.5 Perawat mampu menciptakan suasana yang dapat membuat pasien termotivasi untuk mengubah sikap dan perilaku sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. 11 2.1.3.6 Perawat mampu menguasai perasaannya secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan sedih, marahk dan frustasi. 2.1.3.7 Kejujuran dan keterbukaan komunikasi merupakan dasar hubungan terapeutik. 2.1.3.8 Memperhatikan etika dengan cara berusaha mengambil keputusan didasarkan atas prinsip kesejahteraan manusia.

2.1.5 Jenis Komunikasi Yang Dimanifestasikan Secara Terapeutik

Menurut Purba 2003 ada dua jenis komunikasi yaitu verbal, dan non verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik. 2.1.5.1 Komunikasi Verbal Jenis komunikasi verbal yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pada saat berbicara tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata yang digunakan adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional. Keuntungan dalam komunikasi verbal tatap 12 muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung. Komunikasi verbal yang efektif : 2.1.5.1.1 Jelas dan ringkas Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.Ulangi bagian penting dari pesan yang disampaikan. 2.1.5.1.2 Perbendaharaan Kata Mudah dipahami Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran tidak dapat dimengerti pasien, hal ini membuat perawat perlu menggunakan istilah yang dimengerti pasien. 2.1.5.1.3 Denotatif dan konotatif Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti dari konotatif adalah pirikan, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan pasien harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, 13 terutama penting ketika menjelaskan tujuan terapi dan kondisi pasien. 2.1.5.1.4 Selaan dan kesempatan dalam berbicara Kecepatan serta tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada suatu pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap pasien. Perawat sebaliknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata yang diucapkan menjadi jelas. 2.1.5.1.5 Waktu dan Relevansi Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan. Pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi jika waktu yang tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara yang akurat. Oleh sebab itu perawat harus peka terhadap waktu untuk berkomunikasi. 2.1.5.2 Komunikasi non verbal Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi non verbal merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan 14 kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang disampaikan pasien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan karena isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendeteksi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Menurut Liliweri 2004, komunikasi non verbal dibagi menjadi enam bagian yakni; 2.1.5.2.1 Kinesik Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan bahwa dalam pengalihan informasi mengenai kesehatan, para penyuluh tidak saja menggunakan kata-kata secara verbal tetapi juga memperkuat pesan - pesan itu dengan bahasa isyarat seperti, cara mengaduk obat, dll. 2.1.5.2.2 Haptik Haptik artinya tidak ada lagi jarak diantara dua orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada ahli komunikasi non verbal yang menagtakan haptik itu sama dengan menepuk-nepuk, meraba-raba, memegang, mengelus dan mencubit. Haptik mengkomunikasikan relasi anda dengan seseorang. 15 2.1.5.2.3 Paralinguistik Paralinguistik meliputi setiap penggunaan sura sehingga dia bermanfaat jika hendak menginterprestasikan simbol verbal.Sebagai contoh orang-orang jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras, berbeda dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan segala sesuatu dengan menggunakan suara keras. 2.1.5.2.4 Tampilan Fisik Tubuh Seringkali pasien mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan fisik tubuh dari lawan bicara. Salam satu keutamaan pesan atau informasi kesehatan adalah persuasive, artinya bagaimana perawat merancang pesan sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi orang lain pasien agar dapat mengetahui informasi tersebut. 2.2 Kepuasan Pasien 2.2.1 Pengertian Kepuasan Pasien

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang T1 462012102 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang T1 462012102 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang T1 462012102 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang

0 0 31

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Kartu BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB V

0 0 2

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Kartu BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB IV

0 2 13

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Kartu BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB III

0 0 8

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Kartu BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB II

0 1 17

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Kartu BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB I

0 0 6