Materi Pembelajaran 1. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi
umat manusia di dunia. Pembagunan di segala bidang selalumendasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Di bidang politik, Pancasila menjadi landasanbagi
pembagunan politik, dan dalam prakteknya menghindarkan praktek-praktek politiktak bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang memiliki cita-
cita moral dan budipekerti yang luhur. Segala tindakan sewenang-wenang penguasa terhada rakyat,penyalahgunaan kekuasaan dan pengambilan
kebijaksanaan yang diskriminatif daripenguasan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya merupakan praktek-praktekpolitik yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila. Demikian juga sikap-sikap salingmenghujat, menghalalkan
segala cara
dengan mengadu
domba rakyat,
memfitnah,menghasut dan meprovokasi rakyat untuk melakukan tindakan anarkhis demi kepuasandiri merupakan tindakan dari bangsa yang rendah
aratabat kemanusiaannya yang tidak mencerminkan jati diri bangsa Indonesia yang berPancasila.
Di bidang hukum, Pancasila sebagai paradigma pembagunan hukum ditunjukandalam setiap perumusan peraturan perundang-undangan nasional
yang harus selalumemperhatikan dan menampung aspirasi rakyat. Hukum atau peraturan perundang-undanganyang dibentuk haruslah merupakan
cerminan nilai-nilai kemanusiaan,kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan dalam pembentukanhukum yang aspiratif.
Pancasila sebagai sumber nilai dan sumber norma bagipembagunan hukum. Dalam pembaharuan hukum, Pancasila sebagai cita-cita hukumyang
berkedudukan sebagai
peraturan yang
paling mendasar
Staatsfundamentalnorm diNKRI. Pancasila menjadi sumber dari tertib hukum di Indonesia.
Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesiayang tersusun secara hierarkhis. Pancasila sebagai sumber hukum
dasar nasional. Sebagaisumber hukum dasar, Pancasila juga mewarnai penegakan hukum di Indonesia, dalamarti Pancasila menjadi acuan dalam
etika penegakan hukum yang berkeadilan yang bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran
bahwa tertib
sosial, ketenangan
dan keteraturanhidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap
hukum dan seluruhperaturan yang berpihak kepada keadilan. Dengan demikian perlu diwujudkan suatupenegakan hukum secara adil, perlakuan
yang sama dan tidak diskrimatif terhadap setiapwarga negara di hadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan hukum dengan carayang salah
sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.
Di bidang sosial budaya, Pancasila merupakan sumber normative dalampengembangan aspek sosial budaya yang mendasarkan pada nilai-nilai
kemanusiaann,nilai Ketuhanan dan nilai keberadaban. Pembagunan di bidang sosial budaya senantiasamendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat
dan martabat manusia sebagaimakhluk yang beradab. Pembagunan di bidang sosial budaya menghindarkan segalatindakan yang tidak beradab, dan tidak
manusiawi, sehingga dalam proses pembagunanharuslah selalu mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagainilai dasar yaitu
niali-nilai Pancasila.
Untuk itulah
perlu diperhatikan
etika kehidupanberbangsa yang bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalm
dengan menampilkankembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, salingmencintai, dan saling menolong di antara sesame
manusia. Dalam pembagunan sosial budaya perlu ditumbuhkembangkan
kembali budayamalu, yaitu malu berbuat kesalahan dan semua yang bertetangan dengan moral agamadan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Di
samping itu
perlu ditumbuhkembangkan
budayaketeladanan yang
diwujudkan dalam perilaku para pemimpin baik formal maupuninformal pada setiap
lapisan masyarakat.
Di bidang
ekonomi, Pancasila
juga menjadilandasan
nilai dalam
pelaksanaan pembagunan
ekonomi. Pembangunan ekonomi yangberdasarkan atas nlai-nilai Pancasila selalu
mendasarkan pada nilai kemanusiaan, artinyapembagunan ekonomi untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh karenanya pembangunanekonomi tidak
hanya mengejar pertumbuhan eknomi semata melainkan demikemanusiaan dan
kesejahteraan seluruh
bangsa, dengan
menghindarkan diri
daripengembangan ekonomu yang hanya berdasarkan pada persaingan bebas, monopoli yangdapat menimbulkan penderitaan rakyat serta menimbulkan
penindasan atas manusia satudengan lainnya Sundawa, dkk, 2008: 24-28.
Sumber:
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
PerguruanTinggi. Yogyakarta. Paradigma. Sundawa, Dadang dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan SMPMTS Kelas VIII
Edisi4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.