31
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok. Sedangkan menurut Isjoni 2009 pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar lebih baik, sikap tolong-menolong
dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temanya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengemukakan gagasanya
dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Berdasarkan uraian di atas, cooperative learning pembelajaran kooperatif dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran yang memerlukan kerja sama antar siswa, interaksi antar siswa dalam mengerjakan tugas dari guru untuk mencapai tujuan
yang sama.
b. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif Model cooperative learning pembelajaran kooperatif menurut Endang
Mulyatiningsih 2011 bentuk-bentuk cooperative learning yaitu, STAD Students Teams Achievement Devisions, TGT Team Game Tournament, TAI
Team Accelerated Instruction, CICR Cooperative Integrated Reading And Composition, LT learning together, NHT Numbered Heads Together, Make
A Match dan TPS Think Pair And Share.
32
Sedangkan menurut Slavin Miftahul Huda, 2011:114-153 membagi metode-metode cooperative learning dalam tiga kategori yaitu,
1 Metode-metode Student Teams Learning ini merupakan metode-metode
pembelajaran kooperatif yang diteliti dan dikembangkan di John Hopkins University. Metode-metode ini meliputi STAD Students Teams Achievement
Devisions, TGT Team Game Tournament dan Jigsaw II.
2
Metode-metode Supported Cooperative Learning meliputi CL Learning Together, Jigsaw, Jigsaw III, CLS Cooperative Learning Structures, GI
Group Investigation, CI Complex Instruction, TAI Team Accelerated Instruction, CICR Cooperative Integrated Reading And Composition dan
SDM Structured Dyadic Methods.
3
Metode-metode informal meliputi SGD Spontaneous Group Discussion, NHT Numbered Heads Together, TP Team Product, CR Cooperative
Review, TPS Think Pair And Share dan DG Discussion Group
– GP
Group Project. Menurut Agus Suprijono 2009 metode-metode pembelajaran kooperatif
antara lain Jigsaw, Think Pair Share, Numbered Heads Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make A Match, Listening Team, Inside
Outside Circle, Bamboo Dancing, Point Counter Point, The Power Of Two, Listening Team, Talking Stick, Guided Not Talking, Question Student Have,
Snowball Throwing, Example Non Example, Cooperative Script, Student Facilitator and Explaining, Student Teams Achievement Divisions.
33
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
a.
Pengertian Make A Match Model pembelajaran Make A Match merupakan model pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif dimaksudkan adalah pembelajaran yang disusun melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Konsep belajar berkelompok, tingkat keberhasilannya tergantung pada kemampuan dan
aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Model pembelajaran Make a Match merupakan model pembelajaran kelompok yang memiliki dua orang anggota. Masing-masing anggota
kelompok tidak diketahui sebelumnya tetapi dicari berdasarkan kesamaan pasangan, misalnya soal dan jawaban. Guru membuat dua kotak undian, kotak
pertama berisi soal dan kotak kedua berisi jawaban. Peserta didik yang mendapat soal mencari peserta didik yang mendapat jawaban yang cocok,
demikian pula sebaliknya. Metode ini dapat digunakan untuk membangkitkan aktivitas peserta didik belajar dan cocok digunakan dalam bentuk permainan.
Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah adanya permainan “mencari pasangan”. Permainan “mencari pasangan”
menggunakan kartu yang berisi soal dan jawaban soal dari kartu lain. Siswa mencoba menemukan jawaban dari soal dalam kartunya yang terdapat pada
kartu yang dipegang siswa lain. Model pembelajaran kooperatif tipe make a
34
match cocok digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa karena pada model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi
dengan siswa lain, suasana belajar di kelas dapat diciptakan sebagai suasana permainan, ada kompetisi antar siswa untuk memecahkan masalah yang terkait
dengan topik pelajaran serta adanya penghargaan, sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Model ini cukup menyenangkan yang digunakan untuk
mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan model ini.
Miftahul Huda 2011: 253-254 mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan model Cooperative Learning tipe Make a Match adalah :
1
Kelebihan model pembelajaran tipe Make a Match antara lain. a
Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik
b Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.
c Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa d
Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi e
Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
35 2
Kelemahan model pembelajaran tipe Make a Match antara lain: a
Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.
b Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya. c
Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
d Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa
yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu. e
Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.
b.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran make a match
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut :
a Guru menyiapkan dua kotak kartu, satu kotak kartu soal dan satu kotak
kartu jawaban. b
Setiap peserta didik mendapatkan satu buah kartu. c
Tiap peserta didik memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. d
Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya soal maupun jawaban.