Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
35 2
Kelemahan model pembelajaran tipe Make a Match antara lain: a
Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.
b Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya. c
Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
d Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa
yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu. e
Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.
b.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran make a match
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut :
a Guru menyiapkan dua kotak kartu, satu kotak kartu soal dan satu kotak
kartu jawaban. b
Setiap peserta didik mendapatkan satu buah kartu. c
Tiap peserta didik memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. d
Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya soal maupun jawaban.
36
e Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
yang ditetapkan akan diberi poin. f
Setelah satu babak, kotak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
g Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap
materi pelajaran. Endang Mulyatiningsih, 2011:233.
Metode make a match atau yang dikenal dengan “mencari pasangan”
dikembangkan oleh Lorna Curran. Metode ini merupakan metode yang menarik untuk digunakan dalam mengulang materi yang telah diberikan
sebelumnya. Metode baru juga dapat dilakukan dengan metode ini dengan catatan bahwa siswa diberikan tugas mempelajari materi atau topik yang akan
diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan siswa sudah memiliki bekal pengetahuan akan materi yang akan
dipelajari. Adapun langkah-langkah penerapan metode make a match menurut
Miftahul Huda 2011: 252 sebagai berikut: 1
Guru menyampaikan materi atau memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi di rumah.
2 Siswa dibagi dalam dua kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok
B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.
37
3 Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu
jawaban kepada kelompok B. 4
Guru menyampaikan
kepada siswa
bahwa mereka
harus mencarimencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok
lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang diberikan kepada siswa.
5 Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangan di
kelompok B. Jika siswa sudah menemukan pasangannya masingmasing, guru meminta siswa untuk melaporkan kepada guru. Guru akan
mencatat nama-nama siswa pada kertas yang sudah dipesiapkan. 6
Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk
berkumpul tersendiri. 7
Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan
tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. 8
Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan
presentasi. 9
Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.
38
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran make a match dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran, misalnya dalam mata pelajaran PDTO. Model make a match dapat digunakan untuk menumbuhkan keaktifan siswa serta kelancaran dan
kekompakan dalam semangat kerja kelompok. Dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut: 1 Guru membagi kelas menjadi dua kelompok,
kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-
kartu berisi jawaban-jawaban ; 2 Guru memberikan aba-aba sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak bertemu
untuk mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok; 3 Berikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi; 4 Guru mengarahkan siswa yang
sudah menemukan pasangan kartu untuk duduk berpasangan; 5 Siswa mempresentasikan hasil mencocokkan kartu yang kemudian dikonfirmasi oleh
guru.