92 se-DIY. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bengkel dan guru praktik
serta observasi lapangan yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran praktik pengelasan yang dilaksanakan di bengkel pengelasan.
a. Jadwal.
Jadwal kegiatan pembelajaran standar pelatihan praktik las SMAW di bengkel pengelasan diluar jam pembelajaran sekolah, sehingga diperlukan
pengaturan agar juga didukung dengan peralatan dan bahan yang merujuk kepada materi pembelajaran di dalam kurikulum. Dikarenakan dilakukan seleksi secara
teori, dan pengamatan praktik, dipastikan dalam kegiatan standar pelatihan pembelajaran praktik pengelasan, jumlah siswa yang akan melaksanakan
terpenuhi dengan peralatan yang ada, maka agar siswa dapat mengerjakan job yang sesuai dengan lomba LKS pengelasan SMAW maka dilakukan jadwal untuk
pelatihan standar pengelasan SMAW untuk persiapan lomba LKS. Tabel 31. Jadwal Standar Pelatihan Pengelasan SMAW untuk persiapan LKS
b. Kualitas hasil pengelasan
Aspek penilaian kualitas hasil pengelasan SMAW berdasar kriteria deskripsi tabel merupakan Standar penilaian yang dilakukan oleh juri ASEAN
Welding Competition . Parameter kriteria kualitas hasil tersebut dideskripsikan
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
Seleksi Nilai teori Wawancara
Seleksi Praktek pengumuman
Pelatihan Teori SMAW Pelatihan Praktik SMAW Lanjut
Agustus agenda pelaksanaan pelatihan standar pengelasan SMAW
waktu Aspek
Maret April
mei Juni
Juli
93 dengan kriteria dan memiliki bobot nilai setiap kriterianya, dengan bobot nilai
maksimal 4.0 , seperti tabel 31 sebagai berikut : Tabel 32. Lembar penilaian Asean Skills Competition
Aspek No
Nilai Kriteria – Deskripsi
1 0.2
Adakah terak dipermukaan, asap dan titik titik spatter 99 telah dibersihkan dari wilayah sambungan las dan sekitarnya?
2 0.2
Apakah Arc stray tidak pada jalur pengelasan?
3 0.3
Apakah lengkungan las seragam dan konstant? selisih 2mm
4 0.2
Apakah semua berhentidimulai las halus pada jalur lapisan? Memungkinkan 1.5 mm variasi antara berhenti dan restart
5 0.3
Apakah semua berhentidimulai las halus pada penetrasi tembusan? Memungkinkan 1.5 mm variasi antara berhenti dan restart
6 0.3
Apakah logam las benar-benar bebas dari inklusi visual? Slag, Tungsten, dll
Satu cacat = 0.2 nilai, kerusakan 2 = 0.1 nilai, Cacat 3 atau lebih = 0 nilai inklusi visual 1 = 1 Cacat
7 0.3
Apakah benar-benar bebas dari porositas permukaan logam Las? Satu cacat = 0.2 nilai, kerusakan 2 = 0.1 nilai, Cacat 3 atau lebih = 0
nilai inklusi visual 1 = 1 Cacat
8 0.3
Apakah sambungan las terhindar dari undercut? diabaikan bila kedalaman 0.5mm atau kurang
Satu cacat = 0.2 nilai, kerusakan 2 = 0.1 nilai, Cacat 3 atau lebih = 0 nilai kurang dari atau sama dengan 10 mm L = 1 Cacat
akumulatif
9 0.3
Apakah sambungan las terhindar dari penetrasi tembusan atau akar tembusan kurang?
Satu cacat = 0.2 nilai, kerusakan 2 = 0.1 nilai, Cacat 3 atau lebih = 0 nilai kurang dari atau sama dengan 10 mm L = 1 Cacat
akumulatif
10 0.3
Apakah sambungan las terhindar dari penetrasi tembusan berlebih? lebih baik jika 2mm
Satu cacat = 0.2 nilai, kerusakan 2 = 0.1 nilai, Cacat 3 atau lebih = 0 nilai kurang dari atau sama dengan 10 mm L = 1 Cacat
akumulatif
11 0.3
Apakah sambungan las bebas dari akar cekung ? mengabaikan kedalaman 0.5 mm atau kurang
Satu cacat = 0.2 nilai, kerusakan 2 = 0.1 nilai, Cacat 3 atau lebih = 0 nilai kurang dari atau sama dengan 10 mm L = 1 Cacat
akumulatif
12 0.3
Apakah sambungan las Alur benar-benar dipenuhi? terisi penuh tidak cacat undercut
94 13
0.3
Apakah las sudut terhindari dari penguatan berlebihan pada permukaan? Lebih dari 2.5 mm
Satu cacat = 0.2 nilai, kerusakan 2 = 0.1 nilai, Cacat 3 atau lebih = 0 nilai kurang dari atau sama dengan 10 mm L = 1 Cacat
akumulatif
14 0.2
Apakah sambungan terhindar dari distorsi sudut? Lebih dari 3 derajat
15 0.2
Apakah sambungan las tidak segaris misaligment dalam mengelas? lebih dari 1mm
Penggunaan penilaian pengelasan berdasarkan standar internasional seperti ASEAN Welding Competition
belum digunakan selama praktik pengelasan SMAW di SMK Negeri 1 Sedayu. Dikarenakan sumber daya manusia seperti
Guru dan intruktur yang melakukan penilaian kurang maksimal dalam melakukan penilaian hasil pengelasan siswa, hanya berdasarkan visual baik atau tidaknya
hasil pengelasan siswa.
c. Kebutuhan Bahan