9 berfikir mandiri serta mampu mengambil keputusan, menjadi orang yang berbudi
dan berperasaan, memiliki harga diri dan mencintai profesi. Pendidikan kejuruan memberikan pengajaran yang memungkinkan siswa
untuk menangani tugas-tugas yang khas di jurusannya. Tugas yang terdapat dalam pengajaran memiliki sifat beragam. Menurut Helmut Nölker 1983:27, jika
dilihat dari sudut pandang siswa terdapat tiga kegiatan dasar dalam pendidikan kejuruan yaitu :
a. Kegiatan praktik
Kegiatan praktik disajikan dalam bentuk kursus-kursus yang sistematik guna melatih serta memperoleh keterampilan, baik dalam bentuk proyek
maupun praktek industri. b.
Pengetahuan teori Pengetahuan teori disajikan melalui pengajaran secara sistematik,
pengamatan, diskusi, dan lain-lain. c.
Pengalaman dan perjumpaan Pengalaman dan perjumpaan diperoleh melalui darmawasita, konfrontasi
dengan tokoh-tokoh teladan, pengalaman kesetiakawanan kelompok.
4. Kurikulum Curriculum
Tilaar 1999: 48 memberikan pengertian kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturn mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman peyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sementara pengertian kurikulum menurut
10 Pennsylvania Depatemen of Education
dalam Glatthorn et.al 2009:4 ialah serangkaian instruksi yang direncanakan dan terkoordinasi serta diaplikasikan
dalam kegiatan yang dirancang untuk menghasilkan prestasi berupa pengetahuan dan ketrampilan oleh siswa serta bagaimana penerapan pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh. Berdasar pengertian diatas maka sekolah berkewajiban untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan
lingkungan masing-masing. Pendidikan
Kejuruan bertujuan
untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan peserta didik untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lajut, sesuai dengan program kejuruannya Peraturan Menteri No.22 tahun 2006. Struktur kurikulum
pendidikan kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan SMK diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib , mata
pelajaran kejuruan, muatan local dan pengembangan diri pada tabel 1 dibawah : Tabel 1. Kurikulum SMK
KOMPONEN Durasi
Waktu Jam
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
192 2.
Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia
192
11
4. Bahasa Inggris
440 5.
Matematika 5.1
Matematika Kelompok Seni, Pariwisata dan Teknologi Kerumahtanggaan
5.2 Matematika Kelompok Sosial Administrasi Perkantoran dan
Akutansi 5.3
Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian 330
403 516
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6.1 IPA
6.2 Fisika
6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian
6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi
6.3 Kimia
6.3.1 Kimia Kelompok Pertanian
6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan
6.4 Biologi
6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian
6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan
192 192
276 192
192 192
192
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
192 8.
Seni Budaya 192
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
192 10.
Kejuruan 10.1
ketrampilan Komputer dan Pengetahuan Informasi 10.2
Kewirausahaan 202
192 140
12
10.3 Dasar kompetensi Kejuruan
10.4 Kompetensi Kejuruan
104
11. Muatan Lokal
192 12.
Pengembangan Diri 192
Untuk menyiapkan siswa supaya mampu memenuhi tuntutan diperlukan integrasi dan kesesuaian antara teori dan praktik yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. Selain itu diperlukan pula proses pembelajaran yang bervariasi durasi waktunya. Durasi atau jumlah jam pelajaran untuk SMK adalah 38 sampai
dengan 39 jam pelajaran tiap minggu. Jumlah jam pelajaran tersebut dapat ditambahkan khususnya untuk mutu pelajaran kejuruan. Hal ini diperlukan karena
perbandingan antara jumlah mata pelajaran kejuruan produktif secara umum sebesar 67:33 . Penambahan jam dimaksud untuk meningkatkan kompetensi yang
dimiliki oleh siswa sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas. Penambahan jam dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan siswa di
bengkel produksi dengan mata pelajaran yang relevan. Selain mengintegrasikan proses pembelajaran dengan kegiatan produksi dan
mengatur jam pelajaran penanggung jawaban kurikulum juga harus meperhatikan model pengaturan jadwal untuk proses pembelajaran . Pengaturan yang ada
selama ini model blok, semiblok dan model campur antara praktik dan teori. Sekolah yang menggunakan model blok membagi waktu pelaksanaan anatara
mutu pelajaran praktik dan teori. Sekolah dapat membagi perubahan antara jadwal teori dan praktik seminggu sekali dan sebulan sekali. Sementara sekolah yang
menggunakan semiblok akan membagi antara praktik dan teori berdasarkan hari
13 sekolah yang menggunakan model campur anatara teori praktik mengatur jadwal
pembelajran tanpa membagi waktu secara khusus anatar teori dan praktik. Dalam satu hari , siswa dapat belajar teori dan prkatik secara bergantian sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat.
5. Sumber Daya Manusia Human Resources